• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Kesejahteraan Sosial

Dalam dokumen peraturan bupati 2011 28 (Halaman 39-47)

3) Kawasan Strategis Kabupaten

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

Fokus kesejahteraan sosial meliputi angka melek huruf, angka partisipasi kasar, angka partisipasi murni, angka kematian bayi, angka kematian ibu, usia harapan hidup, angka gizi buruk, angka kriminalitas, dan rasio penduduk yang bekerja.

a) Angka Melek Huruf

Angka melek huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun keatas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka melek huruf di Kabupaten Bantul tahun 2006 – 2010 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.23 : Angka Melek Huruf di Kabupaten Bantul Tahun 2006 - 2009

Uraian 2006 2007 2008 2009

Jumlah Melek Huruf (orang) 789,575 815,913 902,166 709,499

Persentase Melek Huruf (%) 98,34 98,71 99,15 99,60

Jumlah Penduduk seluruhnya (orang) 802,894 826,546 909,812 712,351

Sumber : Dinas Dikmenof, 2010

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Bantul pada tahun 2006–2010 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan peningkatan mutu sumber daya manusia di Kabupaten Bantul.

b) Angka Partisipasi Murni (APM)

APM merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat partisipasi murni penduduk usia sekolah. Keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun dapat dilihat dari indikator angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni. APM menunjukkan perbandingan antara jumlah siswa yang berasal dari Kabupaten Bantul dengan jumlah penduduk Kabupaten Bantul pada usia sekolah.

Tabel 2.24: Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2006 s.d 2010Kabupaten Bantul

NO Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010)**)

1 APM SD/MI 89,71 90,71 91,27 92,12 89,03

2 APM SMP/MTs 73,51 73,03 74,55 73,94 74,63

3 APM SMA/MA/SMK 56,74 57,11 58,30 59,98 43,80

Sumber : Dikdas dan Dikmenof 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat dilihat bahwa nilai APM SD dan SMA mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan karena adanya siswa yang bersekolah di luar Kabupaten Bantul dan terjadinya perbedaan antara jumlah penduduk proyeksi dan hasil sensus pada tahun 2010.

c) Angka Partisipasi Kasar (APK)

APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK pada setiap jenjang pendidikan di Kabupaten Bantul pada tahun 2006 – 2010 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.25 : Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Tahun 2006 s.d 2010 Kabupaten Bantul

NO Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 2010**)

1,3, APK SD/MI 104,75 104,44 104,64 104,99 91,48

2,3, APK SMP/MTs 93,21 95,25 96,22 96,41 91,66

3,3, APK SMA/MA/SMK 72,74 76,3 78,13 80,53 65

Sumber : Dikdas dan Dikmenof

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai APK baik SD, SMP maupun SMA dari Tahun 2006 – 2009 sebagian besar mengalami kenaikan namun pada Tahun 2010 nilai APK tersebut mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa yang bersekolah di jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/MA/SMK pada Tahun 2010 semakin banyak yang sesuai dengan usia sekolah (banyak sekolah yang memberlakukan minimal usia sekolah), sedangkan pada tahun tahun sebelumnya masih banyaknya siswa yang bersekolah tidak pada usia sekolah.

d) Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu

Peningkatan kesehatan bayi mengalami tren meningkat yang ditandai dengan Angka Kematian Bayi (AKB) sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2010 secara umum cenderung mengalami penurunan yang disebabkan karena kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan cukup baik. Upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bantul dengan lebih meningkatkan peran serta masyarakat melalui Program Desa bebas 4 masalah Kesehatan (DB4MK) sehingga diharapkan pada tahun-tahun berikutnya bisa menurunkan angka kematian bayi.

Dalam mempercepat penurunan kematian bayi, memerlukan keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program Pencegahan Penyakit melalui imunisasi pada bayi, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif bagi bayi sampai umur enam bulan, dan pemberian makanan pendamping ASI bagi keluarga miskin (Gakin), serta kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang memotivasi ibu hamil untuk

melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada saat melahirkan sehingga mendorong peningkatan pemberian ASI Eksklusif.

Capaian indikator angka kematian bayi (AKB) pada Tahun 2010 sebesar 9,85 per 1000 Kelahiran Hidup. Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan pada Tahun 2009 yaitu sebesar 11,75.

Program peningkatan dan Keselamatan Ibu bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). AKI mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, namun tetap menduduki peringkat yang sangat baik dibandingkan dengan angka nasional.

Tingkat partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan kader kesehatan untuk pendampingan ibu hamil resiko tinggi dan peningkatan kualitas sarana prasarana kesehatan serta sumber daya manusia, sehingga pada Tahun 2010 AKI dapat ditekan. Partisipasi ibu dalam Kelompok Pendukung Ibu (KP Ibu) yang sudah di integrasikan dengan Kelas Ibu semakin mendukung peningkatan status kesehatan ibu sehingga memberikan kontribusi dalam penurunan AKI.

Upaya mempercepat penurunan AKI memerlukan keterpaduan lintas program antara lain yaitu Program Perbaikan Gizi Masyarakat, khususnya pada ibu hamil melalui pemberian PMT Pemulihan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui penyiapan masyarakat dalam Desa Siaga, Ambulance Desa dan Donor Darah.

Capaian indikator angka kematian ibu pada Tahun 2010 sebesar 82,07 per 100.000 kelahiran hidup yang berarti jauh lebih baik dibandingkan kondisi pada tahun 2009 yaitu sebesar 158 per 100.000 Kelahiran Hidup. Pencapaian tersebut telah sesuai target yang ditetapkan.

Tabel 2.26: Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, Umur Harapan Hidup dan Angka Gizi Buruk Tahun 2006-2010

No

INDIKATOR TAHUN

Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 1. Angka Kematian Bayi per 1000 KH

1.Bantul 13,76 (147) (101) 9,19 13,23 (170) 11,75 (142) 9,85

2.DIY 18 17 17 17

3.Nasional 28 27 27 26

2. Angka Kematian Ibu(AKI) per 100 ribu kelahiran hidup

1.Bantul 64,26 (9 org) 56,17 (6 org) 140,03 (18 org) 82,72 (10org) 82,07 2.DIY 107 105 104 104 3.Nasional 247 228 214 201

3. Umur Harapan Hidup (UHH) Tahun

1.Bantul 70,9 70,95 71,11 71,21

3.Nasional 66,80 68,50 70,50 71,00 4. Gizi buruk % 0,85 (441) 0,87 (398) 0,39 (229) 0,33 (203) 0,32 (196) Sumber : Dinkes, 2010

e) Angka usia harapan hidup

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Pada Tahun 2009 usia harapan hidup Kabupaten Bantul mencapai 71,21 tahun. Angka tersebut lebih tinggi dari pencapaian tahun-tahun sebelumnya dan lebih tinggi dari pencapaian nasional namun masih lebih rendah dari pencapaian provinsi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas kesehatan penduduk Kabupaten Bantul sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

f) Persentase balita gizi buruk

Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Dari Tabel 2.26 dapat dilihat bahwa prosentase balita gizi buruk Kabupaten Bantul mengalami penurunan yang cukup besar (0,85% pada Tahun 2006 menjadi 0,32% pada Tahun 2010). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecukupan gizi balita yang semakin baik dari tahun ketahun.

g) Angka kemiskinan

Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang masuk kategori miskin terhadap jumlah penduduk. Penduduk miskin dihitung berdasarkan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan-kebutuhan konsumsi pangan dan non pangan yang dibutuhkan oleh individu untuk hidup layak.

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam rangka penanggulangan kemiskinan adalah melalui program pemberdayaan masyarakat. Kebijakan tersebut diarahkan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat, membangunan perilaku, serta pengorganisasian masyarakat. Program kegiatan penanganan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dari tahun ke tahun telah menunjukan hasil yang cukup baik, hal ini tercermin dari semakin kecilnya jumlah Kepala

Keluarga (KK) miskin dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2006 sebesar 81,398 (35,05%), hal ini dikarenakan kejadian gempa 27 Mei 2006. Namun untuk tahun-tahun berikutnya jumlah KK miskin mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada Tahun 2010 jumlah KK miskin turun menjadi 41.480 KK dari total KK Tahun 2010 sebesar 256.463 KK (16,17%).

Tabel 2.27 :Jumlah keluarga miskin Kab, Bantul tahun 2006-2010

No, Kecamatan Σ KKM 2006 2007 2008 2009 2010 1 Kretek 2653 1940 1.842 1.600 1,482 2 Sanden 1775 1474 1.454 1.337 1,238 3 Srandakan 2555 2326 2.025 1.790 1,305 4 Pandak 6418 4810 3.376 3.224 2,791 5 Bambanglipuro 3453 3269 2.685 2.158 1,611 6 Pundong 4976 3778 2.834 1.725 2,199 7 Imogiri 7070 6521 4.734 3.408 3,302 8 Dlingo 3914 3418 3.411 2.595 2,560 9 Jetis 4762 4599 3.654 2.982 2,929 10 Bantul 5606 3920 3.747 3.132 2,019 11 Pajangan 2915 2312 2.183 1.886 1,672 12 Sedayu 3757 3780 2.984 2.604 2,596 13 Kasihan 6039 5333 4.845 4.427 3,948 14 Sewon 8517 6531 6.061 4.548 3,980 15 Piyungan 4651 3634 3.593 2.366 2,217 16 Pleret 4739 4449 2.838 2.270 1,817 17 Banguntapan 7598 5495 5.273 4.963 3,814 Jumlah 81398 67589 57,539 47.015 41.480

Sumber: BKK PP dan KB Bantul h) Kesempatan kerja

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Ketenagakerjaan berhubungan dengan tingkat angkatan kerja pada suatu wilayah tertentu, jumlah angkatan kerja terdiri dari jumlah penduduk yang bekerja dengan perbandingan penduduk yang belum mendapatkan kesempatan bekerja.

Jumlah angkatan kerja Tahun 2008 tercatat bekerja sebanyak 435.980 jiwa dan yang belum mendapat kesempatan bekerja sebanyak 35.366 jiwa. Sedangkan pada Tahun 2009 tercatat bekerja sebanyak 468.208 jiwa dan yang belum mendapat kesempatan bekerja sebanyak 30.853 jiwa. Hal ini menunjukkan angkatan kerja mengalami peningkatan, sedangkan untuk angkatan kerja yang belum mendapatkan kesempatan bekerja mengalami penurunan.

Tabel 2.28 :Jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Bantul Tahun 2008 - 2009

No, Kecamatan Angkatan Kerja 2008 Angkatan Kerja 2009

Bekerja Menganggur Bekerja Menganggur

1 Srandakan 16,404 1,147 17,106 879 2 Sanden 16,748 1,864 18,959 1,667 3 Kretek 17,727 2,018 19,270 1,839 4 Pundong 14,244 1,422 15,396 1,270 5 Bambanglipuro 24,646 1,826 25,820 2,692 6 Pandak 27,280 2,295 28,952 1,823 7 Bantul 30,896 2,816 33,846 1,797 8 Jetis 27,429 1,957 29,404 2,199 9 Imogiri 33,476 2,080 36,825 3,855 10 Dlingo 21,374 1,590 23,046 2,137 11 Pleret 17,026 2,398 19,267 2,094 12 Piyungan 17,135 1,522 18,743 942 13 Banguntapan 44,802 3,707 45,126 2,796 14 Sewon 51,179 1,262 49,288 934 15 Kasihan 37,163 2,639 43,586 1,843 16 Pajangan 20,349 1,394 22,253 864 17 Sedayu 18,102 3,429 21,321 1,222 Jumlah 435,980 35,366 468,208 30,853

Tabel 2.29 : Jumlah Angkatan Kerja Dirinci Menurut Kelompok Umur

Tahun 2009 Kabupaten / Kota : Bantul

No Kecamatan

USIA Jumlah

10-19 Tahun 20-24 Tahun 25-34 Tahun 35 Tahun +

L P Jumlah

L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah

1 Kasihan 3302 3063 6365 3562 3363 6925 4130 4499 8629 7961 6331 14292 18955 17256 36211 2 Sewon 3095 3030 6125 4352 4504 8856 8700 8687 17387 10997 11407 22404 27144 27628 54772 3 Banguntapan 4422 3715 8137 6665 4792 11457 7184 6265 13449 5126 5085 10211 23397 19857 43254 4 Bantul 2223 2228 4451 2867 2644 5521 4555 4815 9370 7003 6854 13872 16648 16541 33189 5 Pajangan 1182 1281 2463 2283 2898 5181 3010 3515 6525 2327 2586 4713 8802 10280 33189 6 Sedayu 1203 1338 2541 2132 2326 4458 5312 4446 9758 5312 4046 9358 13959 12156 26115 7 Pandak 952 1187 2139 1733 1717 2949 5367 4528 13564 6816 6060 12876 14868 13492 28360 8 Srandakan 1213 1312 2525 713 661 1374 2060 1816 3876 3848 4533 8381 7834 8322 16156 9 Sanden 525 586 1111 1045 779 1824 2395 1605 4000 3712 2576 6288 7677 5546 13223 10 Bambanglipuro 1880 1750 3630 1538 1448 2986 3261 3279 5540 10835 11036 21871 17514 17513 35027 11 Pundong 917 915 1832 1149 1263 2412 2514 2538 5052 3136 3459 6595 7716 8175 15891 12 Kretek 1712 1866 3578 2244 2270 4514 2625 3039 5664 3493 3383 6876 10074 10558 20632 13 Jetis 1309 1491 2800 1298 1321 2619 2614 2752 5366 4987 5863 10850 10208 11427 21635 14 Imogiri 2529 2146 4675 2751 2361 5108 4028 4355 8383 8383 8591 16535 17691 17453 35144 15 Dlingo 2756 2903 5659 2122 1812 3934 3034 2876 5910 4206 6572 7978 9084 14163 23247 16 Pleret 1898 2401 4299 1184 1856 3040 1802 1950 3752 3497 3237 6734 8381 9444 17825 17 Piyungan 1322 1297 2619 2213 2391 4604 3058 2533 5591 6398 5687 12085 12991 11908 24899 Jumlah 32504 32573 65013 39915 38470 77826 65713 63562 131880 98101 97370 191983 236233 231975 468208 Sumber : BPS 2011

Tabel 2.30: Jumlah Angkatan Kerja Dirinci Menurut Pendidikan Tahun 2009 Kabupaten / Kota : Bantul

No Kecamatan

PENDIDIKAN

JUMLAH

Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Akademi PT

L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 Kasihan 1555 926 2481 2224 2189 4705 4233 3712 7945 4531 3593 8124 1718 1002 2720 1790 1191 2981 16051 12613 28664 2 Sewon 2260 3184 5444 2086 5476 7562 4941 5481 10422 5090 1838 6928 1868 1520 3388 1630 1185 2815 17875 18684 36559 3 Banguntapan 3915 569 4484 1067 1309 2376 1811 1172 2983 2298 3832 6130 1800 3804 5604 2924 2533 5457 13815 13219 27034 4 Bantul 3120 563 3683 2418 2423 4841 6034 5352 11391 6668 6892 14190 1093 855 1432 1963 339 2302 21296 16424 34841 5 Pajangan 2072 1547 3619 2018 2362 4380 2109 2966 5075 2445 3164 5609 1102 340 1442 1044 182 411 9004 9978 18982 6 Sedayu 2207 1763 3970 3361 2418 5779 3976 3567 7543 4875 4544 9419 1262 545 1807 700 215 915 16381 13052 29433 7 Pandak 1385 1071 2456 3614 3263 6877 3186 2256 5942 4847 4851 9698 1333 801 2117 839 740 1579 15204 12982 28186 8 Srandakan 399 691 1090 1519 1889 3408 3112 3126 6238 3884 3945 7829 1031 908 1939 759 767 1526 10704 11326 22030 9 Sanden 647 579 1226 1463 1183 2646 1226 938 2164 3492 12120 15612 840 221 1061 636 196 832 8304 15237 23541 10 Bb,Lipuro 1884 2188 4072 3507 3013 6520 3126 3298 6424 4905 5132 10037 1181 1045 2226 1088 1005 2093 17154 15681 32835 11 Pundong 742 866 1608 1626 1563 3189 2158 2008 4166 2731 3105 5836 586 288 874 1345 213 1558 9188 8043 17231 12 Kretek 723 1164 1887 1902 2223 4125 3184 3526 6710 3272 3116 6388 684 423 1107 358 435 663 10123 10887 21010 13 Jetis 643 551 1194 1764 2159 3923 2783 3179 5962 2603 3231 5834 1232 113 1345 1934 96 2485 10959 9329 20288 14 Imogiri 2763 335 3098 1804 1899 3703 1555 1014 2569 1486 1449 2935 2420 86 2506 680 154 338 10708 4937 15645 15 Dlingo 2021 2194 4215 3460 3328 6788 3519 3168 6506 1813 8819 3532 1312 3135 4447 1602 134 1736 13727 20778 34505 16 Pleret 1338 2029 3367 2478 3347 5825 4755 2638 7393 3859 2361 3935 2314 1715 4029 1892 933 607 16636 13023 29659 17 Piyungan 2011 2475 4486 2736 2736 5472 2633 2035 4668 2171 1951 4122 544 810 1354 705 538 526 10800 10545 21345 Jumlah 30332 23274 53606 40510 43963 84765 55567 50374 106265 64462 86063 141770 23160 17832 40459 22525 11052 29656 236233 231975 468208 Sumber : BPS 2011

Secara kewilayahan pengangguran banyak dijumpai di wilayah sub-urban dan wilayah tengah Kabupaten Bantul. Dilihat dari komposisi penguasaan keterampilan penganggur terlihat bahwa sebagian terbesar penganggur belum memiliki ketrampilan spesifik yang siap untuk membuka usaha atau mencari kerja.

Dalam dokumen peraturan bupati 2011 28 (Halaman 39-47)