da, Banten dan Jawa Barat bagian barat laut (Bengkulu dan Lampung; Banten dan Jawa Barat), Cikunir dan Cisurupan dan (Tasikmalaya dan Garut, Jawa Barat), Sleman (Yogya- karta), Magelang, Boyolali dan Klaten (Jawa Tengah), Kediri (Jawa Timur), Karangasem (Bali), Bima, Pulau Sum- bawa dan Pulau Lombok (NTB), Ke- pulauan Sangihe (Sulawesi Utara), dan Halmahera, Pulau Ternate (Ma- luku Utara). Adapun jenis penyebab utama kematian korban beragam mulai dari letusan langsung, lahar
letusan, aliran lava, awan panas, dan lahar hujan; masing-masing bergan- tung jenis gunung api dan tipe letus- annya.
Gempa bumi
Gempa bumi besar di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Pulau Nias dan sebagian Sumatera Utara, Desember 2004, merupakan bagian dari bencana gempa yang sering melanda wilayah Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Cata- tan gempa bumi di Indonesia dapat ditelusuri mulai Tahun 1775, yaitu
ketika gempa bumi tektonik di laut sekitar Gunung api Gamalama terja- di dan mengakibatkan tanah amblas yang menelan korban sebanyak 141 orang (”Data Dasar Gunung api”, Di- rektorat Vulkanologi (DV), Ditjen Per- tambangan Umum (DPU), Dep. Per- tambangan dan Energi (DPE), 1979). Catatan gempa bumi yang relatif lengkap adalah gempa bumi yang ter- jadi di jaur-jalur gempa Pulau Suma- tera yang diselidiki oleh Dr. Danny H. Natawijaya bersama koleganya dari ”Earthquake Research Team”, LIPI- CALTECH, 2004. Gambar 13 mem-
No Tahun Gunung api Tipe Gunung api
Lokasi
Jumlah Korban (jiwa)
Keterangan
(Lokasi Bencana, Penyebab Utama Kematian)
1 1586 1919 1966
Kelut Strato + danau
kawah Kediri, Jawa Timur
10.000 (kl) 5.160 210 ? ? ? ?
Jatilengger & Kedawung Lahar letusan 2 1672 1930 - 1931 1954 1994
Merapi Strato + kubah
Perbatasan:
DIY, Magelang, Boyolali, Klaten, Yogyakarta – Jawa Tengah
300 1.369 64 66
?
Awan panas, lahar hujan ? Lahar hujan ? Awan panas ? Awan panas 3 1711 1856 1892
Awu Strato + danau
kawah
Kep. Sangihe Tahuna (Taruna), Peta, Sulawesi Utara
3.000 2.806 1.532
Kendhar (2030 org), Koloza (70 org), Taruna (408 org) Awan panas, lahar letusan Trijang, Pembalarian, dll
Awan panas, lahar letusan, lahar hujan Mala, Akembuala, dll
Lahar
4 1775 Gamalama Strato Halmahera,
Maluku Utara 30-40 Halmahera Aliran lava 5 1760 1861
Kie Besi Strato + danau P. Makian, Maluku Utara
2.000 300
P. Makian (?) ?
P. Makian (?)
Lahar (?), terkubur dalam laut
6 1815 Tambora Strato + kaldera
Sangar, Bima, P. Sumbawa NTB
92.000 Sanggar, P. Sumbawa, dan P. Lombok : Letusan (10.000 org), kelaparan dan penyakit (38.000 org & 44.000 org)
7 1822 Galunggung Strato + kubah
dan sumbat lava
Garut dan Tasikmalaya,
Jawa Barat 4.011
Cikunir, Tasikmalaya:
Awan panas, hujan abu, banjir lahar (lahar hujan)
8 1833 Kaba Strato Rejang Lebong, Bengkulu 36 Kp. Talang :Banjir danau kawah, genangan air 36 kaki
9 1871 Ruang Strato + doma lava Kep. Sangihe Sulawesi Utara 4 - 400 Buhias, Sangihe:
Tsunami karena gempa pra letusan di laut (?)
10 1879 Sorik Marapi Strato + danau
kawah Kota Nopan dan Natal, Tapanuli Selatan 180
Sibangor, Tapanuli Selatan Lahar hujan
11 1883 Krakatau Strato Selat Sunda, Lampung 36.417 Pantai Selat Sunda dan Barat Laut Jawa :
Tsunami akibat runtuhan
12 1963 Agung Strato Rendang, Karangasem,
Bali 1.148
Rendang dan sekitarnya:
Awan panas, (820), piroklastika 163 org), lahar (165 org)
Tabel 7. Bencana letusan gunung api di Indonesia antara 1500 – 2000 M.
FOKUS KITA
perlihatkan posisi dan tahun keja- dian gempa bumi di Pulau Sumatera yang mencatat sebanyak 25 kali keja- dian gempa bumi mulai 1822 hingga 1997.
Bencana gempa bumi muncul dari sumber-sumber atau “mesin pembunuh” yang dipicu gempa, an- tara lain: reruntuhan bangunan, ja- tuhan benda-benda, kecelakaan lalu lintas, serta kepanikan massa. Selain
itu, tanah amblas, likuifasi, retakan tanah, pergeseran tanah dan longso- ran akibat gempa bumi dapat menye- babkan korban jiwa disamping keru- gian harta benda.
DVMBG, DJGSM (PVMBG seka- rang) dalam buku “Gempa bumi dan Tsunami”, 2005 menyajikan data bencana gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia sejak 1924 hing- ga 2004, sebagaimana disajikan pada
Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8, di luar kejadian gempa Aceh yang disusul oleh tsunami dahsyat, bencana gem- pabumi di Indonesia telah mencapai korban meninggal lebih dari 7.755 orang. Wilayah persebaran bencana tersebut mulai dari Aceh (NAD), Nias (Sumatera Utara), Padang (Sumatera Barat), Kerinci (Jambi), Bengkulu, Liwa (Lampung), Bantul, Sleman (Yo- gyakarta), Wonosobo, Klaten (Jawa Tengah), Alor (NTB), Majene (Su- lawesi Tengah), Nabire dan Kurima (Papua). Adapun besaran gempanya bervariasi mulai dari 6 SR sampai dengan 9 SR.
Dalam website PVMBG, http:// www.vsi.esdm.go.id, disajikan infor- masi tentang “gempa bumi yang me- rusak” di Indonesia yang dibagi keda- lam 17 wilayah gempa bumi (WGB). Ketujuh belas WGB tersebut adalah: 1) Aceh, 2) Sumatera Utara, 3) Suma- tera Barat dan Jambi, 4) Bengkulu, 5) Lampung (dan Sumatera Selatan), 6) Jawa Barat (termasuk DKI Jakarta), 7) Jawa Tengah bagian Utara, 8) Jawa Tengah bagian Selatan dan Yogyakar- ta, 10) Bali, 11) NTT (termasuk NTT), 12) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, 13) Sulawesi Tengah, 14) Sulawesi Utara), 15) Maluku Selatan, 16) Maluku Utara, dan 17) Papua. Rentang tahun kejadian gempa yang tercatat tidak seragam untuk seluruh wilayah, ada yang mulai dari tahun 1756 (untuk WGB Bengkulu) sam- pai tahun 2005 (untuk WGB Maluku Selatan). Berdasarkan data tersebut, diolah suatu data yang menyajikan data rentang waktu kejadian gempa, jumlah total kejadian gempa dalam rentang waktu tersebut; rentang ko- ordinat gempa, rentang kedalaman pusat gempa, rentang besaran (Skala Richter) dan tingkat kerusakan akibat gempa (Skala MMI), jumlah kerugian Gambar 13. Peta catatan gempa bumi di Pulau Sumatera, 1822 – 1997. Elip
berwarna kuning menunjukkan gempa bumi – gempa bumi besar sepanjang patahan Sumatera. Warna-warna bayangan di sepanjang lepas pantai Sumatera menunjukkan gempa-bumi besar yang terjadi di sepanjang zona subduksi Sumatera. Sumber: Courtesy Katili, 2006.
No Tahun Lokasi Kekuatan (SR) Jumlah Korban Keterangan
1 1924 Wonosobo, Jawa Tengah - 727
2 1926 Padang Panjang, Sumatra Barat 7 354
3 1969 Majene, Sulawesi Tengah - 64
4 1989 Kurima, Papua 6 120
5 1994 Liwa, Lampung 6,8 207
6 1995 Kerinci, Jambi 7 84
7 1998 Mangole, Maluku Selatan 8,3 34
8 2000 Bengkulu 7,3 99
9 2004 Nabire, Papua 7 33
10 2004 Alor, NTB 7,5 33
11 2004 Nias, Aceh, Sumatera Utara 9,0 > 250.000 Gempa disusul tsunami besar
12 2006 Yogyakarta – Klaten 6,9 > 6.000