• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF TANAMAN

KAMANDRAH (Croton tiglium) DAN BIJI JARAK PAGAR

(Jatropha curcas) SEBAGAI LARVASIDA NABATI

VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE

ADI RIYADHI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF TANAMAN KAMANDRAH (Croton tiglium) DAN BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas) SEBAGAI LARVASIDA NABATI VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE” adalah benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan. Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Januari 2008

Adi Riyadhi G452050051

ABSTRACT

ADI RIYADHI. Chemical Composition of Plant Croton tiglium and Seed Jatropha curcas and it is Natural Larvicidal Anti Dengue Vector.

Crude aqueous extracts and ethanol extracts of leaf Croton tiglium (Kamandrah), wood Croton tiglium, seed Croton tiglium and seed Jatropha curcas (Jarak pagar) and oil of Croton tiglium and Jatropha curcas were evaluated for larvicidal potential against the Aedes aegypti mosquito. The best extracts for larvicidal were evaluated for chemical composition. Croton tiglium oil possessed a significantly higher larvicidal activity against the 3th instar larvae of Aedes aegypti than Jatropha curcas oil because LC50 values Croton tiglium oil is lower than Jatropha curcas oil, with LC50 values Croton tiglium oil of 769 ppm for 24 h and 384 ppm for 48 h, and LC50 values Jatropha curcas oil of 1507 ppm for 24 h and 866 ppm for 48 h. Crude aqueous extracts and ethanol extracts of leaf Croton tiglium, wood Croton tiglium, seed Croton tiglium and seed Jatropha curcas have not potential for larvicidal. Chemical identification achieved by GC- MS. Qualitative analysis of Croton tiglium oil and Jatropha curcas oil revealed the presence of piperine with library similarity at 83%-88%. Piperine is the

Piperidine alkaloids, it has also been used as an insecticide and larvicidal mosquito. It is suggested that the Croton tiglium oil and Jatropha curcas oil possess larvicidal properties that could be developed and used as natural larvicidal for mosquito control.

Keyword Index: Croton tiglium, Jatropha curcas, Aedes aegypti, Piperine, Larvicidal.

RINGKASAN

ADI RIYADHI. Identifikasi Senyawa Aktif Tanaman Kamandrah (Croton tiglium) dan Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas) sebagai Larvasida Nabati Vektor Demam Berdarah Dengue

Telah dilakukan uji potensi larvasida nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak air dan etanol dari daun kamandrah (Croton tiglium), batang kamandrah, biji kamandrah dan biji jarak pagar (Jatropha curcas), serta minyak kamandrah dan minyak jarak pagar. Ekstrak yang paling berpotensi diidentifikasi kandungan kimianya. Minyak kamandrah lebih berpotensi sebagai larvasida Aedes aegypti instar ke tiga di bandingkan dengan minyak jarak pagar, karena nilai LC50 minyak kamandrah lebih kecil dibandingkan dengan minyak jarak pagar. Nilai LC50 minyak kamandrah sebesar 769 ppm untuk 24 jam pengujian dan 384 ppm untuk 48 jam pengujian, sedangkan nilai LC50 minyak jarak pagar sebesar 1507 ppm untuk 24 jam pengujian dan 866 ppm untuk 48 jam pengujian. Ekstrak air dan etanol dari biji jarak pagar, daun kamandrah, batang kamandrah dan biji kamandrah tidak berpotensi sebagai larvasida. Identifikasi kandungan kimia dilakukan pada minyak kamandrah dan minyak jarak pagar dengan menggunakan GC-MS. Hasil analisa GC-MS diduga minyak kamandrah dan jarak pagar mengandung senyawa piperine dengan kemiripan library sebesar 83%-88%. Senyawa piperine adalah golongan alkaloid jenis piperidin yang biasa digunakan sebagai larvasida untuk nyamuk. Minyak kamandrah dan minyak jarak pagar dapat dikembangkan menjadi larvasida alami untuk mengontrol populasi nyamuk.

Kata kunci : Croton tiglium, Jatropha curcas, Aedes aegypti, Piperine, Larvasida

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF TANAMAN KAMANDRAH

(Croton tiglium) DAN BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas)

SEBAGAI LARVASIDA NABATI VEKTOR DEMAM

BERDARAH DENGUE

ADI RIYADHI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Departemen Kimia

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Judul Tesis : Identifikasi Senyawa Aktif Tanaman Kamandrah (Croton tiglium) dan Biji Jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai Larvasida Nabati Vektor Demam Berdarah Dengue

Nama : Adi Riyadhi

NRP : G452050051

Program Studi : Kimia

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Dyah Iswantini Pradono, M.Agr. Ketua

Dr. Ir. Rosihan Rosman, MS. Dr. drh. Upik Kesumawati Hadi, MS.

Anggota Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Kimia

Prof. Dr. Latifah K. Darusman, MS. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga Tesis ini telah berhasil diselesaikan. Judul Tesis ini ialah “Identifikasi Senyawa aktif Tanaman Kamandrah (Croton tiglium) dan Biji Jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai Larvasida Nabati Vektor Demam Berdarah Dengue”. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Dyah Iswantini Pradono, M.Agr., Bapak Dr. Ir. Rosihan Rosman, MS., Ibu Dr. drh. Upik Kesumawati Hadi, MS. dan Ibu Prof. Dr. Latifah K. Darusman, MS. yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Endang Puji Astuti, S.KM., Ibu Trivadila, S.Si., dan Bapak Noor Roufiq Ahmadi, S.TP, MP., yang telah banyak membantu secara teknis selama penelitian. Terimakasih juga disampaikan kepada UIN Syarifhidayatullah Jakarta, Tanoto Foundation dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui program KKP3T yang telah memberikan bantuan dana. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh keluargaku atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga hasil dari karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2008

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang Banten pada tanggal 21 Juni 1978 dari pasangan H. M. Syar’ie BA dan H. Sutihat yahya A.Md. Penulis merupakan putra ke empat dari enam bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN 2 Serang pada tahun 1990, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Serang, lulus pada tahun 1993, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Serang, lulus pada tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan studi pada Jurusan Kimia FMIPA UGM Yogyakarta melalui jalur UMPTN dan lulus pada Agustus 2001.

Penulis pernah bekerja sebagai guru SMK Kimia PGRI Serang pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2003 hingga sekarang bekerja sebagai tenaga pengajar tidak tetap pada program studi pendidikan kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, program studi kimia Fakultas Sains dan Teknologi dan sebagai staf di Laboratorium Kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menikah pada tahun 2002 dengan Yusraini Dian Inayati dan telah dikaruniai seorang putra pada tahun 2003 yang bernama Ahmad Rayhaan Yusri.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi DAFTAR LAMPIRAN ... xiii 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.5 Hipotesis... 5 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tumbuhan Berhasiat Larvasida dan Insektisida Nabati ... 6 2.2 Larvasida Kimia untuk Nyamuk ... 10 2.3 Tanaman Kamandrah (Croton tiglium) ... 11 2.4 Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas)... 13 2.5 Nyamuk Aedes aegypti dan Proses Penularan DBD ... 15 3 BAHAN DAN METODE ... 19 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19 3.2 Bahan Uji yang digunakan ... 19 3.3 Alat dan Bahan ... 19 3.4 Metode Penelitian... 20 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1 Uji Karakteristik dan Uji Pendahuluan Budidaya

Tanaman Jarak pagar ... 27 4.2 Uji Karakteristik dan Uji Pendahuluan Budidaya

Tanaman Kamandrah ... 30 4.3 Uji Kadar Air dan Uji Fitokimia ... 33 4.4 Pengepresan dan Ekstraksi ... 35 4.5 Uji Potensi Biji Jarak Pagar sebagai Larvasida

4.6 Uji Potensi Tanaman Kamandrah sebagai Larvasida

Aedes aegypti ... 38 4.7 Penentuan Nilai LC50 Minyak Jarak Pagar

sebagai Larvasida Aedes aegypti... 39 4.8 Penentuan Nilai LC50 Minyak Kamandrah

sebagai Larvasida Aedes aegypti... 41 4.9 Identifikasi Senyawa Aktif yang Berpotensi sebagai

Larvasida Aedes aegyti ... 43 4.10 Identifikasi Minyak Jarak pagar ... 44 4.11 Identifikasi Minyak Kamandrah ...……….... 54 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 61 5.1 Kesimpulan ... 61 5.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA ... 62 DAFTAR LAMPIRAN ... 67

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Program pengaturan alat GC-MS ... 26 2 Kadar air sampel ... 33 3 Hasil uji fitokimia serbuk dan ekstrak kamandrah dan jarak pagar .... 34 4 Rendemen hasil ekstrak air dan etanol kamandrah dan jarak pagar.... 36 5 Hasil uji potensi larvasida ekstrak biji jarak pagar

selama 24 jam ... 38 6 Hasil uji potensi larvasida ekstrak tanaman kamandrah

selama 24 jam ... 39 7 Hasil uji larvasida minyak jarak pagar dan sawit ... 40 8 Nilai Letal Consentration (LC) minyak jarak pagar dan minyak sawit ..40 9 Hasil uji larvasida minyak kamandrah ... ... 42 10 Nilai Letal Consentration (LC) minyak kamandrah ... 42 11 Hasil identifikasi komponen minyak jarak pagar dengan

GC-MS metode I …... 46 12 Hasil identifikasi komponen minyak jarak pagar dengan GC-MS

metode II ... 49 13 Hasil identifikasi komponen minyak jarak pagar dengan GC-MS

metode III... 52 14 Hasil identifikasi komponen minyak kamandrah dengan GC-MS

metode IV………. 54 15 Hasil identifikasi komponen minyak kamandrah dengan GC-MS

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Senyawa 12-0-Tetradecanoylphorbol-13-acetate ....………... 3

2 Profil bunga Chrysanthemum cinerariaefolium danserbuknya... 9

3 Profil tanaman tembakau ……….… 9

4 Profil tanaman Derris elliptica ... 10 5 Profil tanaman kamandrah (Croton tiglium) ………... 13 6 Profil tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) ……….. 15 7 Profil nyamuk dan larva Aedes aegypti ... 16 8 Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti ... 17 9 Profil buah dan biji jarak pagar ... 27 10 Profil minyak jarak pagar ... 27 11 Profil kecambah jarak pagar hari ke-enam dan ke-tujuh... 28 12 Profil kecambah jarak pagar hari ke-delapan dan ke-sepuluh ... 28 13 Tanaman jarak pagar berumur 3 bulan ... 29 14 Profil kepik lembing ... 30 15 Profil buah dan biji kamandrah ... 31 16 Profil tanaman kamandrah ... 31 17 Profil kecambah kamandrah umur 17 hari ... 32 18 Hama tanaman kamandrah ... 32 19 Profil minyak kamandrah dan perbandingan minyak kamandrah,

jarak pagar dan sawit ... 35 20 Proses uji larvasida Aedes aegypti ... 37 21 Struktur Asam Oleat (Oleic acid) ... 45 22 Struktur cis-9-Hexadecenal dan 13-Octadecenal, (Z)- ….………….... 45 23 Kromatogram GC-MS minyak jarak pagar metode I ……...….. 47 24 Struktur Dodecanoic acid, 1,2,3-propanetriyl ester atau Trilaurin ….. 48 25 Kromatogram GC-MS minyak jarak pagar metode II ………... 50 26 Gambar struktur asam linoleat (linoleic acid) ……… 51

28 Struktur Octadecanoic acid, 3-[(1-oxohexadecyl)oxy]-2-[(1 oxotetradecyl)

oxy]propyl ester ……….. 55

29 Kromatogram GC-MS minyak kamandrah metode IV ……… 56

30 Kromatogram GC-MS minyak kamandrah metode V ……… 58

31 Struktur piperine ………. 59

32 Struktur 2-ethyl-piperidine ……… 59

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Diagram alir penelitian ………. 67

2 Rendemen ekstrak air dan etanol ……… 68

3 Rendemen pengepresan minyak kamandrah ………. 68

4 Hasil uji potensi larvasida ………. 69

5 Nilai toksisitas minyak jarak pagar dan kamandrah terhadap

larvasida Aedes aegypti ……… 70

6 Hasil analisis probit dengan menggunakan BioStat 2007 ………... 72

7 Spesifikasi alat GC-MS QP2010 Shimadzu ……… 78

8 Program temperatur oven pada GC-MS ... 82 9 Foto alat GC-MS ... 83 10 Foto alat hydroulic pressing ... 83 11 Foto alat Moisture analysis Ohaus MB45 ... 83 12 Foto hasil ekstrak air (A) dan etanol biji Kamandrah (B)... 84 13 Foto hasil ekstrak air (A) dan etanol endosperm biji Jarak pagar (B).. 84 14 Foto hasil ekstrak air (A) dan etanol kulit biji Jarak pagar B)... 84 15 Foto hasil ekstrak air (A) dan etanol daun Kamandrah (B)... 85 16 Foto hasil ekstrak air (A) dan etanol batang Kamandrah ... 85 17 Biosintesis piperine ... 86

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan wilayah Jakarta dalam status kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue (Kompas 10 April 2007). Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, sampai akhir Maret, jumlah penderita DBD mencapai 4.408 pasien atau melampaui batas toleransi kejadian luar biasa (KLB) 3.107 pasien. Obat dan vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah belum ditemukan dan masih dalam proses penelitian yang belum membuahkan hasil. Cara yang paling tepat untuk pengendaliannya adalah dengan memutus siklus kehidupan nyamuk dengan menggunakan larvasida dan insektisida.

Penggunaan insektisida sintetik dikenal sangat efektif, relatif murah, mudah dan praktis, tetapi dapat berdampak tidak baik terhadap lingkungan. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mencari bahan hayati yang lebih selektif dan aman. Insektisida nabati merupakan salah satu sarana pengendalian hama alternatif yang layak dikembangkan, karena senyawa insektisida dari tumbuhan mudah terurai di lingkungan, tidak meninggalkan residu di udara, air dan tanah serta mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan racun-racun anorganik.

Uji toksisitas beberapa tanaman telah dilakukan terhadap larva nyamuk, seperti minyak atsiri daun Jukut (Hyptis suaveolens) (Noegroho et al. 1997), ekstrak air dari tanaman Piper retrofractum (Chansang et al. 2005), ekstraksi daun Annona muricata (Hamidah 2002), ekstrak tanaman Origanum onites (Cetin dan Yanikoglu 2006) dan minyak tumbuhan yang berasal dari tanaman (Camphor, Thyme, Amyris, Lemon, Cedarwood, Frankincense, Dill, Myrtle, Juniper, Black Pepper, Verbena, Helichrysum and Sandalwood) yang dilaporkan memiliki bioaktivitas sebagai larvasida nyamuk (Amer dan Mehlhorn 2006).

Aminah et al. (2001) melaporkan hormon steroid dalam buah lerak diduga berpengaruh dalam pertumbuhan larva nyamuk, berdasarkan hasil uji menunjukkan larva yang mati lebih panjang sekitar 1-2 mm. Saponin dalam buah

lerak dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus menjadi korosif.

Sebagian besar ekstrak tanaman yang telah diteliti aktivitasnya membutuhkan konsentrasi yang tinggi, ekstrak tanaman yang aktif pada dosis tinggi secara ekonomis tidak menguntungkan. Salah satu cara untuk menurunkan dosis adalah menggabungkan dari beberapa ekstrak tanaman seperti yang dilakukan oleh George dan Vincent (2005) yaitu dengan menggabungkan antara ekstrak tanaman Annona squamosa dan Pongamia glabra dengan perbandingan 1 : 1 telah menurunkan nilai LC50 dari (4,361 ppm dan 1,380 ppm) menjadi 0,288 ppm. Cara lain adalah dengan mencari tanaman lain yang memiliki toksisitas tinggi sehingga aktif pada dosis yang rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tumbuhan kamandrah dan jarak pagar sebagai larvasida nabati yang efektif dan aman, sehingga hasil dari penelitian dapat meningkatkan kontribusi tumbuhan obat dalam menanggulangi penyakit demam berdarah dengue yang menjadi masalah nasional. Secara khusus akan dilakukan evaluasi dari ekstrak air dan etanol dari tumbuhan kamandrah (daun, batang dan biji) dan biji jarak pagar (kulit biji dan endosperm biji), serta minyak dari biji kamandrah dan biji jarak pagar hasil pengepresan dengan menggunakan hydraulic press yang mempunyai sifat toksik yang tinggi, serta ingin mengetahui senyawa kimia yang terkandung didalamnya.

Tumbuhan Kamandrah (Croton tiglium) adalah salah satu tumbuhan beracun yang berpotensi sebagai insektisida, seluruh bagian tanaman terutama biji adalah beracun. Senyawa 12-0-Tetradecanoylphorbol-13-acetate (Gambar 1), hasil isolasi dari biji kamandrah dapat membunuh 100% larva Culex pipiens instar ke dua pada konsentrasi 0,6 ppm (Marshall et al. 2005). Senyawa 12-0- Tetradecanoylphorbol-13-acetate (Gambar 1) juga dapat berfungsi sebagai Anti- HIV (Singh et al. 2005). Penelitian yang dilakukan di Untan terhadap ekstrak biji kamandrah melalui kerjasama Pusat Studi Agroindustri dan Agrobisnis (PSAA) Untan dengan Laboratorium Hama Penyakit Fakultas Pertanian Untan diperoleh nilai LC50 ekstrak biji kamandrah pada larva nyamuk adalah 0,06% - 0,07% atau 600 ppm - 700 ppm (Sinar Harapan 6 Februari 2002). Dzulkarnain (1989) melaporkan dalam penelitiannya, biji Croton tiglium dari famili Euphorbiaceae mengandung minyak yang sangat berbahaya, setetes (0,05 gram) dapat

menyebabkan diare, sedangkan dosis lebih besar sedikit lagi fatal bagi manusia. Yuningsih dan Laba (2007) melaporkan telah melakukan uji efek toksik dari beberapa tanaman beracun, dari berbagai ekstrak tanaman yang diuji, ekstrak yang paling toksik adalah ekstrak biji kamandrah (Croton tiglium ). Secara patologi anatomis ekstrak dari beberapa tanaman beracun menyebabkan pembendungan dan perdarahan umum pada paru-paru, jantung dan hati dan sebagian besar dari area mukosa lambung hanya berupa selaput tipis yang berwarna transparan karena mengalami atrofi (Yuningsih dan Laba 2007).

O O HO H HO O H OH O O H

Tridecanoic acid 9a-acetoxy-4a,7b-dihydroxy-3-hydroxymethyl-1,1,6,8-tetramethyl-5-oxo-1a,1b,4,4a,5,7 a,7b,8,9,9a-decahydro-1H-cyclopropa[3,4]benzo[1,2-e]azulen-9-yl ester

Gambar 1 Senyawa 12-0-Tetradecanoylphorbol-13-acetate

Hasil studi di masyarakat menunjukkan serbuk biji kamandrah sudah biasa digunakan oleh nelayan di pulau Komodo untuk meracuni ikan di perairan agar mudah ditangkap tetapi masih dapat dikonsumsi (Pet 1997), sedangkan di Kalimantan tumbuhan kamandrah biasa digunakan sebagai obat laksatif (Saputera 2007). Selain itu asap pembakaran batang dan daun kamandrah biasa digunakan masyarakat Kalimantan sebagai pengusir nyamuk. Tanaman kamandrah di sekitar Maluku dan Sulawesi Selatan pernah diberitakan digunakan sebagai obat KB, sebenarnya yang terjadi adalah abortus atau bila digunakan pada masa implantasi maka kerjanya sebagai anti implantasi, karena adanya kontraksi yang kuat pada usus dan juga uterus (Dzulkarnain 1989).

Tumbuhan jarak pagar (Jatropa curcas) seperti halnya tumbuhan kamandrah, merupakan tanaman beracun. Jarak pagar dan kamandrah merupakan tanaman yang masih satu famili yaitu Euphorbiaceae. Keseluruhan bagian tanaman jarak pagar adalah beracun, terutama bagian biji. Biji jarak pagar

mengandung protein curcin yang beracun (Stirpe et al. 1976). Hasil studi di masyarakat, jarak pagar biasa digunakan pada bagian daun sebagai obat penyakit koreng dan gatal-gatal, bagian biji digunakan untuk mengurangi kesulitan buang air besar, mengobati kangker mulut rahim, obat kulit, bisul dan infeksi jamur (Zulkifli 2005). Adebowale dan Adedire (2006) melaporkan bahwa minyak dari biji jarak pagar dapat membunuh telur Callosobruchus maculates.

Tanaman kamandrah dan jarak pagar merupakan tanaman asli Indonesia yang tersebar merata di seluruh Indonesia. Dilihat dari sifat toksiknya, tanaman kamandrah dan jarak pagar memiliki potensi sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti, namun demikian belum banyak penelitian yang menggunakannya, oleh sebab itu penelitian tanaman kamandrah dan jarak pagar sebagai larvasida perlu dilakukan. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah pencarian larvasida yang aman bagi lingkungan, tidak berbahaya bagi manusia atau organisme non-target dan praktis/mudah digunakan

1.2 Perumusan Masalah

Sebagian besar larvasida yang beredar dipasaran berupa bahan kimia sintesis, penelitian larvasida nabati sebagian besar menunjukkan efektivitas yang rendah ditunjukan oleh kecepatan membunuh larva nyamuk yang masih relatif lambat dan nilai LC50 yang masih cukup tinggi. Tanaman kamandrah dan jarak pagar adalah tanaman yang beracun yang berpotensi sebagai pestisida, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian pada tanaman kamandrah dan jarak pagar sebagai larvasida nyamuk vektor demam berdarah.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi tumbuhan obat kamandrah dan jarak pagar sebagai larvasida nabati nyamuk Aedes aegypti yang efektif dan aman, secara khusus akan dilakukan evaluasi ekstrak air dan etanol dari tanaman kamandrah (daun, batang dan biji) dan biji jarak pagar (kulit dan endosperm), serta minyak dari biji kamandrah dan biji jarak pagar hasil pengepresan sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti, dan mengetahui senyawa kimia yang terkandung didalamnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah inventarisasi jenis tumbuhan yang mengandung senyawa berkhasiat sebagai larvasida nyamuk yang dapat dimanfaatkan dalam menanggulangi penyakit demam berdarah dengue yang menjadi masalah nasional yang selanjutnya akan berdampak dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan memberikan informasi senyawa yang aktif sebagai larvasida dalam tanaman kamandrah dan jarak pagar.

1.5 Hipotesis

Tanaman Kamandrah (daun, batang dan biji) dan biji jarak pagar (kulit dan endosperm) bersifat toksik terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Berkhasiat Larvasida dan Insektisida Nabati Tumbuhan berkhasiat larvasida

Nyamuk Aedes aegypti pada umumnya bertelur ditempat air yang bersih, yang biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan memasak, oleh sebab itu larvasida yang digunakan untuk membunuh larva nyamuk Aedes aegypti harus memiliki sifat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan efektif pada konsentrasi rendah, dan tentunya tidak berbahaya bagi manusia.

Widiyanti dan Muyadihardja (2004) melaporkan hasil uji Jamur Metarhizium anisopliae terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Mortalitas larva Aedes aegypti terjadi karena konidia Metarhizium anisopliae mengandung destruxin A (C29H47O7N5), destruxin B (C25H42O6N4), destruxin C,D,E yang dipertimbangkan sebagai bahan aktif insektisida generasi baru, destruxin berakibat pada organela sel target menyebabkan paralisis sel dan berubahnya fungsi midgut, tubulus malphigi dan jaringan otot.

Aminah et al. (2001) melaporkan ekstrak buah lerak bersifat toksik terhadap larva nyamuk. Ekstrak buah lerak, diduga mengandung saponin dan hormon steroid yang berpengaruh dalam pertumbuhan larva nyamuk. Larva yang mati dalam perlakuan ekstrak buah lerak memperlihatkan kerusakan pada dinding traktus digestivus. Hal ini diakibatkan karena saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus menjadi korosif. Pupa tidak terpengaruh oleh saponin karena mempunyai struktur dinding tubuh yang terdiri dari kutikula yang keras sehingga senyawa saponin tidak dapat menembus dinding pupa. Ukuran larva yang mati lebih panjang sekitar 1-2 mm dibandingkan dengan kontrol, diperkirakan terjadi relaksasi urat daging pada larva yang mendapat makan tambahan hormon steroid.

Ekstrak daun kecubung bersifat toksik terhadap larva nyamuk. Pengamatan pada nyamuk yang mati abnormal menunjukkan sebagian tubuh nyamuk ada yang tersangkut selubung pupa sehingga terjadi kegagalan ekslosi. Hal ini diperkirakan karena, alkaloid yang terkandung dalam daun kecubung dapat merangsang

kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormon ekdison, peningkatan hormon tersebut dapat menyebabkan kegagalan metamorfosis (Aminah et al. 2001).

Fitriana (2006), melaporkan hasil uji aktivitas larvasida minyak atsiri kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromatikum) terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus instar III diperoleh nilai LC90 sebesar 67,69 ppm.

Noegroho et al. (1997), melaporkan aktivitas larvasida minyak atsiri daun jukut Hyptis suaveolens terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar IV memiliki nilai LC50 dan LC90 sebesar = 393,69 ppm dan 1145,92 ppm, hasil analisis GC-MS diperoleh 16 puncak kromatogram, dan 8 puncak yang teridentifikasi, bila dibandingkan dengan National Institute of Standard Technology (NIST) senyawa tersebut adalah 3-karen, bisiklo-3,1,1 heksan, beta-pinen, alfa-felandren, gama- terpinen, 3-sikloheksan-1-ol, beta-kariofilen dan alfa-kariofilen. Tumbuhan jukut (Hyptis suaveolens) termasuk suku Labiatae yang mengandung monoterpen dan seskuiterpen, digunakan oleh masyarakat untuk ramuan obat tradisional, seperti

Dokumen terkait