• Tidak ada hasil yang ditemukan

Freeze Dryer

Dalam dokumen Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi (Halaman 100-102)

xii DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

4. Freeze Dryer

Pada prinsipnya pengeringan beku terdiri atas dua urutan proses, yaitu pembekuan yang dilanjutkan dengan pengeringan. Dalam hal ini, proses pengeringan berlangsung pada saat bahan dalam keadaan beku, sehingga proses perubahan fase yang terjadi adalah sublimasi. Sublimasi dapat terjadi jika suhu dan tekanan ruang sangat rendah, yaitu dibawah titik tripel air. Titik tripel terletak pada suhu 0,01 C dan tekanan 0,61 KPa, dengan demikian proses pengeringan beku harus dilakukan pada kondisi dibawah suhu dan tekanan tersebut. Tekanan kerja yang umum digunakan di dalam ruang pengeringan beku adalah 60 – 600 Pa. Pada saat pembekuan terbentuk kristal- kristal es di dalam bahan, yang mana pada saat pengeringan kristal es tersebut akan tersublimasi dan meninggalkan rongga (pori) didalam bahan. Keadaan bahan yang bersifat porous setelah pengeringan, meyebabkan bentuk bahan tidak mengalami perubahan yang besar dibandingkan sebelumnya, serta proses rehidrasi air (pembasahan kembali) lebih baik dari pada proses pengeringan lainnya. (Armansyah, 2007)

2.1.3 Manisan Buah Stroberi

Menurut Soetanto (1996), manisan stroberi merupakan salah satu produk olahan dari buah stroberi yang berupa hasil produk awetan dengan menggunakan gula. Manisan berdasarkan pengolahannya dapat dikelompokkan menjadi manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Manisan kering adalah produk olahan yang berasal dari buah-buahan dimana pemasakannya menggunakan gula, kemudian dikeringkan. Produk ini memiliki keuntungan diantaranya bentuknya lebih menarik, lebih awet, serta volume dan bobotnya menjadi lebih kecil sehingga mempermudah pengangkutan. Pada prinsipnya pembuatan manisan ialah perendaman dalam gula (peresapan) dan pengeringan untuk meningkatkan umur simpan manisan buah. Sedangkan perendaman dalam natrium metabisulfit dimaksudkan untuk mempertahankan warna dan teksturnya.

Meskipun manisan buah yang yang umum dipasarkan ada bermacam-macam bentuk dan rasanya, namun sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Manisan basah dengan larutan gula encer, contohnya buah jambu, mangga salak dan kedondong di dalam larutan gula. 

2. Manisan dengan larutan gula basah menempel pada buah, contohnya adalah pala, lobi-lobi dan ceremai. 

3. Manisan kering dengan gula utuh (gula tidak larut dan menempel pada buah), contohnya adalah mangga, kedondong, sirsak, dan pala.

4. Manisan kering asin dengan karena unsur dominan dalam bahan adalah garam, contohnya adalah jambu biji, mangga, belimbing, dan pala. (Soetanto, 1996)

12

2.2 Rencana Bisnis (Business Plan)

Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial (Kasmir dan Jakfar, 2007). Brown dan Pertrello (1976) mendefinisikan bisnis sebagai suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Satu tahap penting dalam pendirian setiap bisnis baru adalah penyusunan sebuah rencana bisnis. Menurut Rangkuti (2005), perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun sedang berjalan tetap berada di jalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga digunakan sebagai pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan bisnis, posisi perusahaan, arah tujuan perusahaan dan cara mencapai sasaran yang ingin dicapai dapat diketahui. Djamin (1992) juga menambahkan alasan yang dapat dikemukakan akan betapa pentingnya suatu proyek sebelum dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan seksama antara lain sebagai berikut :

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan pada pencapaian tujuan.

2. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi dan prospek perkembangan, juga mengenai hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan agar ketidakpastian dapat dibatasi sekecil mungkin.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.

4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.

5. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat ukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/evaluasi.

6. Dengan adanya perencanaan penggunaan dan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif, diusahakan dihindarinya pemborosan. Suatu usaha untuk mencapai hasil secara maksimal dengan penggunaan sumber yang tersedia.

2.2.1 Definisi Rencana Bisnis

Rencana bisnis merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan rencana perusahaan atau pengusaha untuk memanfaatkan peluang-peluang usaha (business opportunities) yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan (Solihin, 2007), menjelaskan keunggulan bersaing (competitive advantage) usaha, serta menjelaskan berbagai langkah yang harus dilakukan untuk menjadikan peluang usaha tersebut menjadi suatu bentuk usaha yang nyata (Solihin, 2007).

Perencanaan bisnis mencakup uraian tentang gambaran umum rencana, kondisi perusahaan, produk/jasa yang akan diberikan oleh perusahaan, kondisi pasar, kondisi manajemen, kondisi keuangan, kondisi operasional, strategi untuk pengembangan di masa yang akan datang, informasi keuangan yang dibutuhkan dan lampiran-lampiran. Perencanaan bisnis dapat digunakan

13

sebagai alat untuk mencari pinjaman dari pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya (Rangkuti, 2005). Sementara menurut Baga (1993), tahapan-tahapan dan elemen-elemen yang dapat dikembangkan dalam suatu perencanaan bisnis antara lain deskripsi umum perusahaan, tinjauan umum perusahaan, deskripsi produk, deskripsi pelanggan, deskripsi pasar, deskripsi pesaing, bahan baku dan sumber perolehannya, metode produksi dan peralatan, perencanaan staf karyawan, kemasan, jasa profesional pendukung, perencanaan jangka panjang, resiko, dan asumsi. Menurut Horan (1998), setiap pemilik usaha memiliki rencana bisnisnya masing-masing. Rencana bisnis tidak harus panjang untuk menjadi rencana bisnis yang baik. Satu halaman dapat memuat semua komponen yang dibutuhkan untuk diinformasikan kepada lembaga keuangan atau calon investor mengenai usaha yang akan dijalankan dan bagaimana usaha tersebut berjalan.

Untuk mengurangi kegagalan pada pendirian suatu proyek bisnis, diperlukan suatu perencanaan secara sistematis dan terpadu melalui serangkaian kegiatan yang pada akhirnya akan mencerminkan suatu studi kelayakan. Pembahasan elemen-elemen pada rencana bisnis akan dicakup dalam pembahasan aspek-aspek dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek bisnis yang direncanakan.

2.2.2 Tujuan Rencana Bisnis

Menurut Pinson (2003), ada tiga tujuan utama menulis rencana bisnis, antara lain :

Dalam dokumen Rencana Bisnis Industri Manisan Stroberi (Halaman 100-102)

Dokumen terkait