• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL PENELITIAN

6.2 Frekuensi Panjang Hasil Tangkapan

Gambar 24 menunjukkan bahwa ukuran ikan mata besar (Priacanthus tayenus) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 15-16,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan daerah penangkapan seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 4.

Gambar 25 menunjukkan bahwa ukuran ikan biji nangka (Upeneus molluccensis) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 19- 19,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan daerah penangkapan (Lampiran 4).

Gambar 26 menunjukkan bahwa ukuran ikan kuniran (Upeneus tragula) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 14-14,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan penangkapan (Lampiran 4).

Gambar 27 menunjukkan bahwa ukuran ikan tetengkek (Megalaspis cordyla) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 33-34,4 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan alat tangkap, daerah penangkapan dan lama melaut. Ikan ini ditangkap dengan alat tangkap pukat ikan yang melaut selama sekitar 30 hari dan pukat cincin yang melaut selama sekitar 12 hari. Daerah penangkapannya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 28 menunjukkan bahwa ukuran cumi-cumi (Loligo spp) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung homogen yang terpusat pada ukuran panjang 14,9-15,0 cm. Hal ini diduga terjadi karena cumi-cumi ini tertangkap oleh satu jenis alat tangkap yakni pukat udang yang jumlahnya lebih dari satu. Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara ditarik dari belakang kapal di daerah dasar perairan sehingga cumi-cumi yang tertangkap cenderung homogen, sekalipun daerah penangkapannya berbeda-beda (Lampiran 4).

Gambar 29 menunjukkan bahwa ukuran ikan kembung laki-laki (Rastrelliger kanagurta) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 16,0-16,4 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan daerah penangkapan (Lampiran 4).

Gambar 30 menunjukkan bahwa ukuran ikan gulamah (Pennahia argentata) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung homogen yang terpusat pada ukuran panjang 17,0-17,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena alat angkap yang menangkapnya hanya satu jenis yakni pukat udang. Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara ditarik dari belakang kapal di daerah dasar perairan sehingga ikan

63

gulamah yang tertangkap cenderung homogen, sekalipun daerah penangkapannya berbeda-beda (Lampiran 4).

Gambar 31 menunjukkan bahwa ukuran ikan beloso (Saurida undosquamis) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung homogen yang terpusat pada ukuran panjang 23,0-23,3 cm. Hal ini diduga terjadi karena alat tangkap yang menangkapnya hanya satu jenis yakni pukat udang. Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara ditarik dari belakang kapal di daerah dasar perairan sehingga ikan beloso yang tertangkap cenderung homogen, sekalipun daerah penangkapannya berbeda-beda (Lampiran 4).

Gambar 32 menunjukkan bahwa ikan peperek topang (Leiognathus equulus) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 18,0-19,5 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan daerah penangkapan ikan (Lampiran 4).

Gambar 33 menunjukkan bahwa ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan terpusat pada dua ukuran panjang yang berbeda yakni 20,0-20,9 cm, dan 22,0- 22,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan alat tangkap dan daerah penangkapannya. Ikan yang terpusat pada ukuran panjang 20,0-20,9 cm banyak tertangkap dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin. Ikan yang terpusat pada ukuran panjang 22,0-22,9 cm banyak tertangkap dengan menggunakan alat tangkap jaring insang. Daerah penangkapannya masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 34 menunjukkan bahwa ikan selar hijau (Atule mate) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan terpusat pada dua ukuran panjang yang berbeda yakni 16,4-17,5 cm dan 18,2-18,7 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan daerah penangkapannya. Ikan yang terpusat pada ukuran panjang 16,4-16,9 cm banyak tertangkap di daerah sekitar 3o49’17,04’’

LU– 4o12’51,48’’ LU; 99o29’13,92’’ BT –99o33’4,68’’ BT. Ikan yang terpusat pada ukuran panjang 18,2-18,7 cm banyak tertangkap di daerah sekitar 4o4’17,04’’ LU –5o8’34,44’’ LU; 98o25’46,2’’ BT –99o15’46,08’’ BT.

Gambar 35 menunjukkan bahwa ikan selar kuning (Selaroides leptolepis) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung homogen pada ukuran panjang

15,0-15,2 cm. Hal ini diduga terjadi karena hanya ditangkap dengan menggunakan satu jenis alat tangkap yaitu pukat cincin. Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara mengelilingi gerombolan ikan target di daerah kolom perairan yang cenderung homogen sehingga hasil tangkapannya juga cenderung homogen sekalipun daerah penangkapannya berbeda-beda (Lampiran 4).

Gambar 36 menunjukkan bahwa ikan layang (Decapterus russelli) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan didominasi oleh ikan yang berukuran 18,0-19,4 cm dan 19,5-19,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan alat tangkap dan daerah penangkapannya. Ikan dengan ukuran ini banyak tertangkap dengan alat tangkap pukat cincin di sekitar daerah 3o4’12’’

LU–5o53’34,08’’ LU; 98o8’27,6’’ BT –99o50’24’’ BT.

Gambar 37 menunjukkan bahwa ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung homogen. Hal ini diduga terjadi karena alat tangkap yang menangkapnya hanya satu jenis, yakni jaring insang. Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara membentangkannya di daerah kolom perairan selama 3 jam yang sifatnya pasif, kemudian setelah 3 jam diangkat dari perairan untuk mengumpulkan hasil tangkapannya.

Gambar 38 menunjukkan bahwa ikan madidihang (Thunnus albacares) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung bervariasi dan terpusat pada dua ukuran panjang yang berbeda, yakni 52,0-52,4 cm dan 54,5-54,9 cm. Hal ini diduga terjadi karena adanya perbedaan alat tangkap dan daerah penangkapannya. Ikan yang terpusat pada ukuran panjang 52,0-52,4 cm banyak tertangkap dengan alat tangkap pukat cincin di daerah sekitar 4o4’17,04’’ LU – 5o8’34,44’’ LU;

98o20’0,24’’ BT – 99o15’46,08’’ BT. Ikan yang terpusat pada ukuran panjang 54,5-54,9 cm banyak tertangkap dengan alat tangkap pukat ikan di sekitar daerah 3o4’12’’ LU –5o53’34,08’’ LU; 98o8’27,6’’ BT –99o50’24’’ BT.

Ikan japuh (Dussumieria acuta) dan selanget (Anodontostoma chacunda) yang tertangkap pada saat penelitian cenderung homogen. Hal ini diduga terjadi karena alat tangkap yang menangkapnya hanya satu jenis, yakni jaring insang. Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara membentangkannya di daerah kolom perairan selama 3 jam yang sifatnya pasif, kemudian setelah 3 jam diangkat dari perairan untuk mengumpulkan hasil tangkapannya.

65

Dokumen terkait