• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frontieres - MSF) menggambarkan situasi di kota itu sangat

Dalam dokumen Majalah Kiblat edisi Rajab 1437/ April 2016 (Halaman 37-41)

menger-ikan. Lebih dari 250 orang di sana

mengalami kekurangan gizi akut.

tahan hidup. Brice de la Vigne dari badan amal Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres - MSF) menggambarkan situasi di kota itu sangat mengerikan. Lebih dari 250 orang di sana mengalami kekurangan gizi akut.

Untuk membantu rakyat Suri-ah yang harus meninggalkan rumSuri-ah tapi tetap berada di dalam wilayah Suriah, PBB pada tahun 2015 menganggarkan US$2,9 miliar. PBB mengumpulkan dana dari neg-ara-negara dunia dalam konferensi-konfe-rensinya.

Sementara itu, lembaga-lemba-ga kemanusiaan nonpemerintah harus menghadapi permasalahan tambahan se-bagai dampak permasalahan keamanan di negaranya dan ketakutan internasional terhadap ancaman terorisme.

Resolusi Dewan Keamanan PBB 2178 tentang Counter Terrorisme disin-yalir akan berdampak buruk terhadap aktivitas kemanusiaan. Negara-negara yang menginduk kepada kebjakan terse-but akan mengawasi penggalangan dana oleh warga

neg-ara mereka atau di wilayah mere-ka dengan mak-sud atau peng-etahuan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk membiayai perjalanan kom-batan ke Suriah. Resolusi yang bertujuan untuk mencegah tinda-kan terorisme bisa menyasar kepa-da penggalangan dana yang be-nar-benar untuk tujuan kemanu-siaan. R e s o l u s i tersebut justru merupakan ke-munduran besar dalam usaha kon-traterorisme yang dilakukan PBB

dalam hal perlindungan hak asasi manu-sia dan aturan hukum. Dewan Keamanan mengambil peran sebagai kekuatan “leg-islatif” dan “yudikatif”. Resolusi tersebut memberi kewenangan legal yang sangat luas kepada negara anggota PBB tan-pa ada usaha untuk mendeinisikan atau membatasi kategori orang yang dikatakan sebagai teroris oleh masing-masing nega-ra. Pendekatan ini berpotensi menghasil-kan pelanggaran yang sangat berat.

Tiap negara bisa menerapkannya secara luas, samar dan semena-mena ter-hadap deinisi terorisme, dan seringkali disertai dengan motif politik atau penin-dasan. Resolusi ini bisa memberikan alat yang sangat kuat bagi rezim represif un-tuk memberikan stigma teroris kepada siapapun yang tidak mereka sukai, baik dari kalangan kelompok oposisi, persat-uan dagang, gerakan keagamaan, mau-pun kelompok pribumi. Karena tidak ada batasan yang jelas tentang bentuk an-caman perdamaian internasional yang di-maksud dalam draft resolusi ini.

Dampak dari aplikasi yang dilaku-kan negara untuk menindaklanjuti Resolu-si 2178 terhadap akResolu-si kemanuResolu-siaan:

• Kebjakan secara umum justru telah menggeser prioritas dengan lebih memprioritaskan agenda CT di banding aksi kemanusiaan

• Meningkatkan beban kepada or-ganisasi kemanusiaan terkait dengan tang-gung jawab ketaatan hukum, karena Neg-ara saat ini justru mengembangkan daftar anti-teroris yang baru

• Menurunkan mobilitas personil kemanusiaan, yang barangkali akan meng-hadapi rintangan-rintangan baru yang dit-ingkatkan dalam hal perjalanan, pengelu-aran visa, dan perlintasan perbatasan

• Meningkatkan penelitian dan pen-gawasan dari pejabat nasional dan region-al, yang barangkali merupakan dampak dari peningkatan aktivitas pengumpulan inteljen di satu region. Hal ini akan ber-potensi merusak hubungan antara aktivis kemanusiaan dengan komunitas local dan partner organisasi lokal

• Menurunkan akses kepada layanan keuangan dan saluran pendanaan, karena bank dan lembaga keuangan lain mungkin akan jadi lebih enggan untuk memberikan layanan keuangan dan fasilitasi transaksi keuangan setelah mem-perhatikan situasi dari konlik bersenjata yang melibatkan kelompok teroris

• Meningkatnya perusakan reputa-si, yang mungkin dihasilkan dari ancaman tuduhan (yang tidak terbukti) tentang ker-ja sama dengan kelompok teroris

Seiring itu, The Financial Action Task Force (FATF) sebuah badan antar-pe-merintah untuk menetapkan standar dan mempromosikan pelaksanaan yang efek-tif dari langkah-langkah hukum, peraturan dan operasional untuk memerangi pencu-cian uang dan pendanaan teroris, dalam Rekomendasi yang dikeluarkan Juni 2015 diprediksi akan berdampak besar terhadap kegiatan kemanusiaan. Negara anggota mendapatkan legalitas untuk mengkrimi-nalisasi tidak hanya pendanaan aksi teroris, namun juga pendanaan organisasi teroris dan individu teroris meski tidak ditemukan kaitan dengan aksi teror tertentu.

Karena deinisi Organisasi Non-Proit menurut FATH adalah Indi-vidu atau organisasi yang terlibat dalam pengumpulan dan penyebaran dana un-tuk tujuan kebajikan, agama, budaya, pen-didikan, sosial, atau persaudaraan, atau dalam menjalankan kerja-kerja kebaikan yang lain.

Hal ini berpotensi membuat para pekerja kemanusiaan menghadapi risiko tuntutan hukum, yang akan memberikan konsekuensi yang sangat serius pada pem-berian pertolongan di situasi yang secara kritis sangat membutuhkan pertolongan…

PERAN NEGARA DENGAN MAYORITAS MUSLIM

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, Indone-sia belum memperlihatkan kepedulian yang signiikan. Tahun 2014, Indonesia dikabarkan memberikan bantuan untuk rakyat Suriah melalui PBB sebesar 500.000 dolar Amerika Serikat. Namun pada tahun 2015 tidak bisa memberikan bantuan kemanusiaan. Ketua delegasi yang mewakili Indonesia untuk kon-ferensi ketiga bantuan kemanusiaan yang diselenggarakan di Istana Bayan, Kuwait City, Selasa (31/3/2015), Tatang B. Razak beralasan, ketidakikutsertaan Indonesia untuk tahun ini memberikan janji bantuan sangat terkait den-gan skala prioritas yang dianggarkan oleh pe-merintah di Tanah Air.

Sebaliknya, perhatian pemerintah justru lebih berat terhadap kekhawatiran an-caman terorisme. Dengan mengangkat isu bahaya ISIS, pemerintah lebih tertarik untuk mengadakan seminar-seminar tentang an-caman ISIS bagi Indonesia. Masalah kemanu-siaan tertutupi oleh ketakutan yang dibuat oleh pemerintah sendiri, yang diikuti dengan penangkapan-penangkapan terhadap rakyat-nya sendiri. Bahkan pedagang keliling pun di-tangkap karena memakai kaos bertuliskan laa illaha illah yang divisualisaikan mirip dengan bendera ISIS.

Hal itu berdampak buruk terhadap kegiatan kemanusiaan. NGO-NGO kemanu-siaan diawasi dan dicurigai mengumpulkan dana untuk membantu kegiatan terorisme. Pada akhirnya, tingkat kepedulian masyarakat Muslim Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan menurun.

Negara harus melindungi dan mem-perhatikan kebutuhan rakyatnya. Membantu sesama muslim adalah salah satu kebutuhan mereka sebagai muslim. Negara tidak harus melihat rakyat sebagai musuhnya. Negara ha-rus mendengarkan suara rakyat. Karena untuk membantu sesama, negara tidak harus menge-luarkan biaya. Mereka mengemenge-luarkan uangnya sendiri. Sedangkan untuk menjamin peny-alahgunaan penggalangan dana, NGO-NGO harus siap untuk berdialog dengan pemerin-tah dan memberikan laporan yang transparan kepada publik. Hal ini penting agar kebjakan diterapkan sesuai porsinya, ada pembedaan antara upaya pencegahan terhadap tindakan terorisme dan keinginan rakyat untuk secara tulus memberikan bantuan kemanusiaan, tan-pa melihat mereka tinggal di negara mana dan korban konlik apa. Ada ungkapan yang cuk-up populer: “You Don’t need to be Muslim to stand up for Gaza. You Just need to be human.” Semoga tidak ada tebang pilih dalam masalah kemanusiaan. Wassalam [Salem]

Peran Indonesia

Dalam dokumen Majalah Kiblat edisi Rajab 1437/ April 2016 (Halaman 37-41)

Dokumen terkait