• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTURAL CERPEN “ADA ZAT MEMATIKAN PADA MAWAR YANG INDAH” KARYA HIGASHIGAWA TOKUGA

3) Fujikura Masahiko

Cuplikan 1 (halaman 108)

Mungkin dulu ketika Takahara Kyoko masih bekerja sebagai wanita kelab malam, ia punya hubungan gelap dengan Masahiko. Jika wanita itu masuk sebagai anggota keluarga Fujikura, bagi Masahiko hal itu seperti sebuah ancaman. Ini berhubungan dengan perkelahian di vila kemarin malam. Sayangnya, perkelahian ini berkembang menjadi pembunuhan yang tidak terduga. Menurut saya ini adalah kasus semacam itu.

Analisis:

Pada cuplikan di atas kita dapat melihat tokoh Masahiko yang memiliki karakter kurang bertanggungjawab. Masahiko yang sudah memiliki seorang istri dan juga memiliki seorang anak, telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita dari kelab malam. Keburukan karakter Masahiko juga ditampilkan ketika ia membunuh Kyoko agar aib Masahiko, yang dulunya ia menjalin hubungan dengan Kyoko, tidak terbongkar.

2. Berdasarkan segi fungsi penampilan tokoh:

a. Tokoh Protagonis: Hosho Reiko, Komandan Kazamatsuri, Kozaburo, Kageyama

b. Tokoh Antagonis: Masahiko, ia yang melakukan pembunuhan terhadap Takahara Kyoko.

3.2.3 Alur

Cuplikan 1 (simpulan dari halaman 89-90)

Pagi ini adalah pagi yang cerah di akhir Mei. Lokasinya ada di taman mansion keluarga Fujikura yang terlerak di kota Kunitachi bagian selatan.

Fumiyo seperti biasa sedang jalan pagi ditemani suaminya Kozaburo.

Namun, Fumiyo yang tahun ini menginjak usia 70 tahun, kakinya lumpuh, tidak bisa berjalan. Jadi, walaupun dikatakan jalan pagi, sebenarnya perjalanannya

menggunakan kursi roda. Yang mendorong kursi roda adalah Kozaburo. Sang suami mendorong kursi rodanya tanpa sama sekali pun menunjukkan wajah keberatan. Jalan pagi setiap hari, bagi Fumiyo merupakan waktu yang paling membahagiakan.

Untuk diketahui, keluarga Fujikura adalah keluarga pendiri Hotel Fujikura yang merupakan usaha yang sudah ada sejak dulu yang namanya cukup terkenal di prefektur Tama. Sang suami, Kozaburo, adalah mantan direktur di situ, dan saat ini dia adalah presiden honorer yang sedang menjalankan kehidupan pensiunnya.

Fumiyo dan Kozaburo mempunyai dua orang anak yang telah beranjak dewasa. Anak perempuan mereka, Minako, 35 tahun; sudah menikah, dan mempunyai satu orang anak perempuan yang saat ini duduk di bangku TK. Suami Minako, Masahiko, dalam usianya yang muda, 45 tahun, saat ini menduduki kursi direktur Hotel Fujikura. Masahiko sudah bisa diandalkan sehingga Kozaburo bisa pensiun dari manajemen perusahaan dan bisa menikmati kehidupan pensiunnya.

Di sisi lain, anak laki-laki mereka, Toshio, 34 tahun, juga merupakan karyawan Hotel Fujikura, saat ini masih single.

Analisis:

Berdasarkan cuplikan cerita diatas, disimpulkan bahwa cuplikan yang di atas menunjukkan tahap Exposition yakni merupakan tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita. Tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat peristiwa yaitu di sebuah mansion mewah keluarga Fujikura, yang terlerak di kota

Kozaburo, Minako, Masahiko, dan Toshio. Untuk tahap Exposition, sudah tepat dengan apa yang di ekspresikan pengarang. Ini dapat di lihat dalam cuplikan Pagi ini adalah pagi yang cerah di akhir Mei. Lokasinya ada di taman mansion keluarga Fujikura yang terlerak di kota Kunitachi bagian selatan. Fumiyo seperti biasa sedang jalan pagi ditemani suaminya Kozaburo.

Cuplikan 2 (simpulan halaman 91-94)

Lalu, seolah suara Kozaburo menjadi penyebabnya, di suatu sudut taman terdengar teriakan seorang pria. Teriakan ketakutan seperti telah melihat hantu di taman saat pagi-pagi buta.

Kozaburo menuju ke taman mawar sambil mendorong kursi roda Fumiyo dengan sepenuh hati. Taman mawar adalah tempat yang dikelilingi pagar hidup, di bagian pintu masuk terdapat gerbang dengan mawar yang terjalin. Tepat di tempat sebelum gerbang, mereka berdua bertemu dengan anak menantu mereka, Masahiko.

Teraoka Yuji menunjuk ke arah bagian tengah mawar. Di sana, ada ranjang mawar. Walau dikatakan begitu, ranjang itu bukan ranjang yang sebenarnya. Di tempat itu bunga-bunga mawar saling terkait, terjalin di atas kotak yang berukuran selembar tatami.

Di atas ranjang mawar itu, seorang wanita terbaring dengan tenang.

Takahara Kyoko. Sosok itu tampak seperti bernapas dengan tenang dalam tidur yang lelap, dikelilingi bunga-bunga mawar.Takahara Kyoko meninggal bagaikan tidur di atas ranjang mawar.

Lalu dua orang anggota kepolisi setempat datang menuju kediaman keluarga Fujikura untuk menyelidiki kejadian pembunuhan tersebut.

Analisis:

Dari cuplikan di atas, telah muncul Inciting force yaitu tahapan ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku atau suatu kejadian yang menimbulkan konflik awal yang nantinya akan diselesaikan pada suatu cerita. Tahap Inciting Force terlihat pada cuplikan penemuan mayat Takahara Kyoko, yang menimbulkan tanda tanya besar kenapa ia dibunuh dan siapa pelakunya. Ini sesuai dengan tema utama dalam cerpen ini yaitu kasus pembunuhan, yang mana kasus inilah yang nantinya akan dipecahkan dalam cerita tersebut.

Cuplikan 3 (Simpulan halaman 94-102)

Kasus pembunuhan terjadi di kediaman seorang konglomerat yang terletak di kuil Yaho Tenmangu. Reiko bersama Komandan Kazamatsuri langsung terjun ke TKP setelah menerima laporan darurat, langsung menghela napas ketika melihat jasad aneh yang tertidur di atas ranjang mawar.

Mereka berdua segera melakukan olah TKP, dan ditemukan fakta bahwa di samping jasad korban tidak ditemukan alas kaki seperti sandal atau sepatu, kemudian sang korban juga memakai piama. Maka didapat kesimpulan awal bahwa korban dibunuh di suatu tempat lalu jasadnya dipindahkan ke sini.

Setelah selesai melakukan olah TKP, Reiko dan Komandan Kazamatsuri mengumpulkan seluruh penghuni rumah untuk meminta keterangan dan menginterogasi mereka.

Lalu didapatkan informasi bahwa tiga anggota keluarga yaitu, Kozaburo, Masahiko dan Teraoka telah memindahkan lokasi mayat sebelum polisi tiba, dan pada tangan ketiga orang itu terdapat luka-luka akibat tertusuk duri mawar. Hal ini menimpulkan spekulasi di dalam pemikiran Komandan Kazamatsuri bahwa pelakunya diantara ketiga orang tersebut. Namun, ketiga orang tersebut membantah dan mengatakan mereka mengangkat dan memindahkan jasad wanita itu karena semata-mata kasihan karena tubuh wanita itu tertusuk banyak duri.

Analisis:

Pada tahap ini disebut dengan Ricing Action.yaitu situasi mulai memanas disebabkan mulai timbulnya konflik diantara tokoh cerita. Situasi memanas saat Komandan Kazamatsuri mengetahui bahwa ternyata jasad korban telah digeser dari tempat awalnya ditemukan, yang ternyata orang yang menggeser jasad korban adalah Kozaburo, Masahiko dan Teraoka. Hal ini membuat Komandan Kazamatsuri berspekulasi dan menuduh pembunuhnya ada diantara mereka bertiga.

Cuplikan 4 (Simpulan halaman 106-110)

Jasad Kyoko saat ditemukan sedang mengenakan piama. Hal itu agak sedikit ganjil karena piama biasanya digunakan untuk tidur di dalam rumah, dari

hal ini dapat disimpulkan bahwa kemungkinan Kyoko dibunuh tadi malam. Maka berangkat dari hal ini, Reiko dan Komandan Kazamatsuri bermaksud untuk melakukan penyelidikan lebih dalam dengan mengunjungi vila tempat Kyoko biasa tinggal.

Di dalam vila itu ditemukan situasi bahwa kamar Kyoko ternyata dalam kondisi yang berantakan; selimut jatuh dan bantal ada di atas karpet. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa apakah tersangka pembunuhan dan korban malam sebelumnya telah bertengkar di dalam kamar ini atau hal ini hanyalah sebuah kamuflase oleh si tersangka agar kasus pembunuhan ini tidak dapat ditebak.

Setelah itu untuk penyelidikan lebih lanjut Reiko dan Komandan Kazamatsuri kembali mengumpulkan seluruh penghuni rumah untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut dari mereka. Pada malam terbunuhnya Kyoko, beberapa dari mereka, yaitu; Kozaburo, Teraoka, Masahiko dan Toshio main mahyong sampai larut malam dan setelahnya berpisah dan tidur di kamar yang terpisah. Hal ini memberikan petunjuk bahwa setiap dari mereka memungkinkan untuk dijadikan tersangka pembunuhan Kyoko.

Analisis:

Pada tahapan ini di sebut dengan Crisis, yaitu pada saat situasi semakin memanas dan seolah-olah para tokoh diberi gambaran nasib oleh pengarang.

Situasi semakin memanas saat diketahui bahwa kamar korban berantakan, yang memiliki kemungkinan malam sebelumnya korban bertemu dengan tersangka dan terjadi pertengkaran yang berujung pembunuhan. Hal lain yang menunjukkan krisis adalah keterangan dari para lelaki anggota keluarga tersebut bahwa malam

terbunuhnya Kyoko, mereka berempat bermain mahyong dan selesai bermain mereka berpisah, dimana hal itu membuat mereka tidak mengetahui aktivitas satu sama lain, dan memiliki kemungkinan bahwa salah seorang diantaranya yang membunuh Kyoko.

Cuplikan 5 (simpulan halaman 111-117)

Kemudian diketahui bahwa Minako, melihat dari dalam rumah sesosok orang berjalan ditengah kegelapan malam sambil mendorong kursi roda yang diatasnya diduduki oleh seseorang. Pada saat itu Minako mengira bahwa sosok itu adalah ayahnya yang sedang mendorong ibunya di atas kursi roda. Namun ternyata saat itu ayah dan ibunya sudah tidur, maka tidak lain sosok yang berjalan di kegelapan malam itu adalah tersangka pembunuhan yang mendorong jasad Kyoko di atas kursi roda.

Reiko dan Komandan Kazamatsuri juga menemukan sebuah gudang yang berada di belakang rumah keluarga Fujikura, yang ternyata di dalamnya ada seekor kucing hitam peliharaan almarhum Kyoko, namun tidak disangka ada luka di salah satu kaki kucing tersebut. Kucing hitam itu hilang di malam kejadian terbunuhnya Kyoko, dan ternyata berada di dalam gudang tersebut. Kucing hitam itu mungkin saja memiliki pentunjuk akan teka-teki kasus pembunuhan tersebut.

Analisis:

Tahapan ini adalah tahapan Climax yaitu situasi puncak ketika konflik berada dalam kadar yang paling tinggi. Klimaks ditandai dengan Minako yang

melihat sesosok orang yang berjalan mendorong kursi roda yang di atasnya duduk seseorang, berjalan ke arah taman mawar. Sosok itu tidak lain adalah sang tersangka, dan orang yang duduk di atas kursi roda adalah jasad Kyoko. Hal lain pendukung klimaks adalah kalimat yang menunjukkan ditemukannnya kucing hitam milik almarhum Kyoko yang sebelumnya hilang di malam Kyoko terbunuh.

Kucing itu ditemukan di dalam gudang, di belakang rumah keluarga Fujikura.

Saat ditemukan kucing itu terluka, dan kemungkinan luka itu berkaitan dengan kasus pembunuhan Kyoko tersebut.

Cuplikan 6 (simpulan halaman 118-133)

Malam hari Reiko pulang ke rumahnya setelah melakukan penyelidikan seharian penuh namun tidak dapat menyelesaikan teka-teki pembunuhan itu.

Akhirnya ia memutuskan berdiskusi dan meminta nasihat kepada Kageyama, pelayan sekaligus supir keluarga Hosho.

Setelah berdialog dengan Kageyama, Reiko menemukan titik terang kasus itu, dan ditemukan kesimpulan bahwa jasad Kyoko sengaja diletakkan di atas taman mawar untuk menutupi suatu hal. Tersangka pembunuh Kyoko datang ke kamarnya, namun terjadi pertengkaran dan berujung pada terbunuhnya Kyoko.

Pada saat pertengkaran sang tersangka dengan korban, kucing hitam peliharaan Kyoko menyerang tersangka dan membuat tangannya terluka. Maka tersangka harus melakukan kamuflase dengan meletakkan mayat korban di atas ranjang mawar dan keesokan harinya ketika mayat ditemukan sang korban dapat bergabung dengan anggota keluarga lain untuk mengangkat mayat Kyoko dari

atas taman mawar. Ketika memindahkan jasad Kyoko pastilah tangan mereka akan terkena duri mawar, dan luka yang dimiliki tersangka akibat serangan oleh kucing peliharaan Kyoko dapat tersamarkan.

Pembunuh itu tidak lain adalah Masahiko. Masahiko dulunya memiliki hubungan gelap dengan Kyoko ketika masih bekerja sebagai gadis kelab malam.

Lalu ketika Kyoko datang ke mansion keluarga Fujikura sebagai calon istri Toshio, Masahiko merasa terancam dan aibnya akan terbongkar.

Analisis:

Tahapan di atas adalah tahap Falling Action, yaitu tahap di mana kadar konflik sudah mereda sampai menuju ke penyelesaian cerita. Kadar konflik menurun saat Reiko pulang kerumahnya setelah seharian melakukan penyelidikan di mansion keluarga Fujikura. TahapFalling Action ini dapat dilihat pada cuplikanDi malam harinya, Reiko telah pulang ke mansion Hosho, melepaskan ikatan rambutnya, melepaskan kacamata berbingkai hitamnya, lalu mencampakkan setelan hitam dan menggantinya dengan terusan berwarna polos.

Tahapan penyelesaian dalam cerpen ini, yakni penyelesaian cerita saat Reiko berdiskusi dengan Kageyama atas kasus hari itu. Detail penyelesaian kasus dan penyelesaian cerita dapat terlihat dalam cuplikan cerita “pelaku mempunyai luka cakaran kucing hitam di punggung tangannya, untuk menjadikan itu kamuflase, dia memindahkan jasad ke taman mawar. Pasti ini adalah kejadian di luar perhitungan pelaku. Dalam hal ini, dia langsung bergerak secara refleks, dia membawa kereta dorong bayi yang tersimpan di dalam gudang, dan menggunakannya untuk memindahkan jasad” dimana cuplikan ini

menggambarkan akhir cerita dari cerpen tersebut sekaligus menjelaskan kesimpulan dan misteri dari kasus pembunuhan yang terjadi di mansion keluarga Fujikura

3.2.4 Latar

Dokumen terkait