• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTURAL CERPEN “ADA ZAT MEMATIKAN PADA MAWAR YANG INDAH” KARYA HIGASHIGAWA TOKUGA

3. Latar Sosial

Cuplikan 1 (halaman 80-90)

Fumiyo seperti biasa sedang jalan pagi ditemani suaminya Kozaburo.

Namun, Fumiyo yang tahun ini menginjak usia 70 tahun, kakinya lumpuh, tidak bisa berjalan. Jadi, walaupun dikatakan jalan pagi, sebenarnya perjalanannya menggunakan kursi roda. Yang mendorong kursi roda adalah Kozaburo. Sang suami mendorong kursi rodanya tanpa sama sekali pun menunjukkan wajah keberatan. Jalan pagi setiap hari, bagi Fumiyo merupakan waktu yang paling membahagiakan.

Untuk diketahui, keluarga Fujikura adalah keluarga pendiri Hotel Fujikura yang merupakan usaha yang sudah ada sejak dulu yang namanya cukup terkenal di prefektur Tama. Sang suami, Kozaburo, adalah mantan direktur di situ, dan saat ini dia adalah presiden honorer yang sedang menjalankan kehidupan pensiunnya.

Fumiyo dan Kozaburo memiliki dua orang anak yang telah beranjak

memiliki satu orang anak perempuan yang saat ini duduk di bangku TK. Suami Minako, Masahiko, dalam usianya yang muda, 45 tahun, saat ini menduduki kursi direktur Hotel Fujikura. Masahiko sudah bisa diandalkan sehingga Kozaburo bisa pensiun dari manajemen perusahaan dan bisa menikmati kehidupan pensiunnya.

Analisis:

Berdasarkan dari cuplikan diatas, latar sosial di gambarkan oleh pengarang adanya struktur sosial berupa sewajarnya seorang lelaki memegang kendali atau memimpin perusahaan. Hal ini dapat dilihat ketika usaha keluarga Fujikura, yaitu Hotel Fujikura dipimpin oleh Kozaburo, istri dari Fumiyo, walaupun sebenarnya keturunan asli marga Fujikura ada pada Fumiyo. Hal yang sama juga terulang pada anak mereka Minako, dan menantunya, Masahiko. Keturunan asli marga Fujikura berada pada Minako, namun yang memimpin perusahaan Hotel Fujikura selepas Kozaburo, ayah Minako pensiun adalah Masahiko, bukannya keturunan asli keluarga Fujikura sendiri yaitu Minako.

Cuplikan 2 (halaman 167-168)

Wujud asli pria ini adalah pemilik perusahaan pembuat mobil yang terkenal, Kazamatsuri Motors. Tersebar gosip yang sepertinya benar, bahwa dia sengaja menjadi polisi untuk mewujudkan impian sederhananya. Komandan ingin berkemudi keliling kota dengan lampu patroli terpasang di mobil Jaguar Silver metalik kesayangannya. Komandan paling aneh di kantor kepolisian Kunitaci.

Analisis:

Berdasarkan cuplikan di atas, latar sosial yang di gambarkan oleh pengarang yaitu keseriusan seorang pemuda demi mencapai keinginannya.

Seorang komandan yang memiliki keinginan mobilnya dipasangi lampu patroli ketika berkeliling kota, adalah sesuatu hal yang tidak biasanya dalam kehidupan sehari-hari. Dan demi ambisi tersebut sang komandan rela melakukan pekerjaan menjadi anggota kepolisian.

3.3 Analisis Keterkaitan Antar Tema, Penokohan, Alur, dan Latar yang Mendasari Struktur Cerita Yang Utuh Dalam Cerpen Ada Zat Mematikan

pada Mawar yang Indah

3.3.1 Keterkaitan unsur tema dengan Penokohan

Tema dalam ceren Ada Zat Mematikan pada Mawar yang Indahadalah pembunuhan yang didasari tujuan untuk menghapus suatu aib hubungan masa lalu. Hubungan terlarang yang dijalin oleh seorang tokoh bernama Masahiko, yang sudah menikah dan juga mempunyai seorang anak, dengan seorang wanita kelab malam bernama Kyoko. Di mana untuk menutupi hubungan gelap yang sekaligus sebenarnya adalah aib tersebut, Masahiko membunuh Kyoko yang juga adalah calon istri dari adik iparnya sendiri. Tokoh Masahiko yang tidak ingin reputasinya hancur melakukan hal itu untuk menutupi aibnya.

3.3.2 Keterkaitan unsur tema dengan Alur

Hubungan tema dengan alur cerita ini di mulai dari tahap Exposition, dimana pada tahap ini diceritakan awal mula peristiwa yang mendasari terciptanya tema. Tahapan Exposition inilah yang nantinya akan membangun tema menjadi sebuah cerita. ini terjadi ketika narasi pada cerpen yang mengenalkan tokoh-tokoh seperti Fumiyo dan Kozaburo yang sedang berjalan di halaman mansion mereka.

Konflik pada tema terjadi pada tahapan Inciting Force, ketika terjadinya penemuan jasad Takahara Kyoko yang sudah tak bernyawa tepat di atas taman mawar. Konflik pada tema yang mulai memanas dan berkonflik yaitu tahapan Ricing Action. Ketika Komandan Kazamatsuri mendapat fakta bahwa mayat Takahara Kyoko ternyata sudah dipindahkan dari tempat asalnya, dan orang yang memindahkan jasad itu adalah Teraoka, Kozaburo, dan Masahiko. Sehingga Komandan Kazamatsuri memiliki kesimpulan awal bahwa sang pelaku mungkin saja ada diantara mereka. Lalu pada tahapan Crisisterletak pada kejadian dimana terungkapnya fakta lain berupa kamar almarhum Kyoko berantakan, yang mana mungkin di saat Kyoko dibunuh sang pelaku datang ke kamarnya. Tahapan Climaxterjadi ketika tema yang mendasari cerita ini menunjukkan kadar konflik yang paling tinggi. Peristiwa ini terjadi ketika Minako melihat sesosok orang yang sedang berjalan mendorong kursi roda di tengah halaman mansion, dan mungkin saja orang yang duduk di kursi roda itu adalah sang korban, Kyoko, dan yang mendorong adalah sang pelaku. Sampai kepada tahapan Falling Action, dimana tema pada cerita ini ketegangan sudah menurun saat Reiko pulang kerumah untuk beristirahat atas aktivitas yang melelahkan pada hari itu. Ketika Reiko masuk keruang makan untuk makan malam, ia mengajak sang pelayan sekaligus supir

keluarga Hosho, Kageyama untuk berdiskusi tentang kasus pembunuhan tersebut.

Dalam diskusi tersebut, setelah beberapa kali mengemukakan pendapat dan melakukan beberapa kali analisis akhirnya mereka berdua dapat memecahkan kasus pembunuhan Takahara Kyoko, yang sebenarnya dilakukan oleh Masahiko, menantu keluarga Fujikura. Jadi tema dengan alur dalam novel ini saling berkaitan.

3.3.3 Keterkaitan unsur Tema dengan Latar

Hubungan tema dengan Latar dalam cerita novel ini adalah, dalam tema cerita cerpen Ada Zat Mematikan pada Mawar yang Indah, bahwa kisah cinta dan hubungan gelap mungkin akan memiliki akhir yang buruk dan kasus pembunuhan ataupun kasus kejahatan lain pasti akan terkuak suatu saat, dalam cerpen ini yaitu di kota Kunitachi dan sesuai latar tempat yaitu di Jepang. Dan kemudian latar sosial yang di gambarkan mendukung tema yaitu hubungan percintaan yang tidak lazim antara orang umum dan gadis kelab malam. Oleh karena itu tema dengan latar saling berkaitan.

3.3.4 Keterkaitan Unsur Penokohan dengan Alur

Hubungan penokohan dan alur dalam novel ini ditunjukkan melalui tahapan-tahapan peristiwa awal yang dibangun oleh tokoh Fumiyo dan Kozaburo dalam tahap Exposition yaitu awal cerita sampai kepada tahamInciting Force yaitu konflik atau masalah mulai timbul. Tokoh utama yaitu Reiko belum muncul

dalam tahap ini. Hal ini, menggambarkan bahwa pengarang ingin membuat alur cerita yang sedikit berbeda karena biasanya dalam karya sastra tokoh utama atau protagonis diperkenalkan dahulu pada tahap Exposition. Lalu pada tahapan Ricing Force kepada tahap Falling Action, tokoh protagonis yaitu Reiko muncul dan menyelesaikan konflik dalam cerita. Penokohan karakter dalam cerpen tersebut terbilang bagus namun dalam tahapan Falling Action terasa kurang memadai dikarenakan tokoh utama menyelesaikan masalah atau konflik yaitu kasus pembunuhan di rumah tokoh utama bersama sang pelayan, dan penyelesaian kasus tersebut hanya berupa hasil diskusi dengan sang pelayan sehinggasetelah penulis membaca cerpen tersebut, penulis merasa kurang baik dalam tahap penyelesaian cerita.Penokohan yang baik dan alur dari tahap Exposition sampai Climax sudah baik namun untuk penyelesain cerita atau tahap Falling Action masih dirasa kurang.

3.3.5 Keterkaitan unsur Penokohan dengan Latar

Hubungan penokohan dengan latar dalam cerpen ini ditunjukkan melalui karakter tokoh Fumiyo, Kozaburo, Teraoka, Masahiko, Minako, Toshio, Reiko, dan Kazamatsuri saling berinteraksi di mansion keluarga Fujikura di kota Kunitachi Selatan dekat kuil Yaho Tenmangu daerah Kanto.Dalam latar sosialnya yang digambarkan pengarang yaitu percintaan atau hubungan gelap yang tidak wajar dan melanggar norma sosial, yang diakhiri dengan pembunuhan.

3.3.6 Keterkaitan unsur Alur Dengan Latar

Hubungan alur dengan latar dalam novel ini ditunjukkan mulai dari tahap Exposition yang menunjukkan awal kejadianFumiyo dan Kozaburo sedang beraktivitas di sekitaran taman mansion keluarga Fujikura yang berlatar di sebuah kota, yaitu kota Kunitachi bagian Selatan, Jepang pada suatu pagi di bulan Mei.

Kemudian pada tahap Inciting Force masih tetap berlatar di sekitar mansion keluar Fujikura sampai dengan tahapan Climax, yang juga tetap berlatar di mansion keluarga Fujikura. Lalu pada tahap akhir, yaitu tahap Falling Action, Reiko bertemu dengan pelayannya, Kageyama, berlatar di ruang makan keluarga Hosho di kota yang sama, kota Kunitachi. Dalam unsur latar cerita, cerpen ini kurang menarik karena hanya menampilkan dua latar yaitu mansion keluarga Fujikura dan mansion keluarga Hosho di kota Kunitachi, walaupun begitu alur dan latar saling mendukung satu sama lainnya.

BAB IV

Dokumen terkait