• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Data dan Analisis

5.3.1. Functional Diagram

Hubungan antar ruang yang terbentuk berdasarkan konsep ruang yang telah dibuat tersaji pada Gambar 34. Secara garis besar ruang terbagi menjadi 3 yaitu ruang produksi, ruang wisata (edukatif dan rekreatif), dan ruang penyangga. Peruntukkan ruang produksi dan wisata memperhatikan fungsi-fungsi ekologis sehingga menunjang terhadap keberadaan ruang konservasi.

Gambar 34 Diagram hubungan keterkaitan antar ruang

Ruang Sifat Jenis Aktivitas Fasilitas Produksi Ekonomis Budidaya anggrek dari

pembibitan sampai pembungaan

Rumah kaca Wisata Utama Edukatif Melihat dan

mempraktekkan langsung proses budidaya anggrek

Rumah kaca Menelusuri dan

mengobservasi koleksi anggrek di taman-taman tematik

Paranet, jalur interpretasi, papan interpretasi Rekreatif Photo hunting,

duduk-duduk, sightseeing

Bangku taman, dek kayu,

signage

Pendukung Wisata

Ticketing, belanja, makan,

workshop, interpretasi anggrek melalui media/ fasilitas khusus

Loket tiket, pusat informasi, kios suvenir, kantin, multimedia room, program slide, video, film, rangkaian gambar

RUANG WISATA

RUANG PENYANGGA

sirkulasi produksi sirkulasi wisata sirkulasi antar ruang

AKSES MASUK AKSES KELUAR RUANG PENERIMAAN RUANG PELAYANAN RUANG PRODUKSI

5.3.2. Blockplan

Tiga area yang telah dihasilkan pada tahap analisis spasial menjadi pedoman dalam membagi ruang pada blockplan (Gambar 35). Menurut Gunn (1994), dalam merencanakan kawasan wisata, hal pokok yang harus diperhatikan bahwa wisata yang dibuat dapat memberikan kepuasaan bagi pengunjung, aktivitas wisata di dalam kawasan tidak merusak sumber daya tapak, serta dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi tapak. Oleh karena itu, dalam membagi ruang dari ketiga area yang telah dihasilkan pada tahap analisis spasial, maka peruntukkan ruang dibagi lagi dengan memperhatikan hasil analisis deskriptif aspek biofisik dan wisata yang telah dianalisa berdasarkan 3 hal pokok yang dikemukakan Gunn tersebut. Rencana blok (blockplan) akan ditentukan sebagai dasar dalam perencanaan lanskap obyek wisata kebun anggrek. Berikut alokasi masing-masing peruntukkan ruang beserta deskripsinya:

1. Ruang produksi adalah ruang yang secara biofisik aman dan cukup sesuai

sampai sesuai untuk aktivitas wisata dengan intensitas sedang sampai tinggi. Ruang utama ini berada pada kemiringan lereng 1-5%. Ruang yang sesuai untuk aktivitas wisata (1-5%) dan memiliki intensitas aktivitas yang tinggi diperuntukkan untuk kegiatan budidaya anggrek. Ruang tersebut sudah ada pada tapak yang akan tetap dipertahankan untuk aktivitas budidaya dan produksi anggrek. Pada ruang ini terdapat rumah kaca dengan anggrek di dalamnya sebagai obyek wisata dan aktivitas budidaya yang menjadi atraksi wisata.

2. Ruang wisata adalah ruang yang digunakan untuk melakukan aktivitas

wisata tanpa ada kaitannya dengan produksi anggrek. Ruang ini berada pada kemiringan lereng 1-15% mencakup wisata edukatif dan rekreatif. Ruang wisata edukatif dan rekreatif sebenarnya saling berhubungan dan melengkapi. Obyek yang digunakan pada ruang tersebut adalah sama yakni anggrek tetapi tujuan kedua ruang tersebut berbeda. Anggrek pada ruang wisata edukatif digunakan sebagai obyek interpretasi, dimana untuk mengetahui morfologi dan fisiologis anggrek sebagai tujuan utamanya.

Sedangkan anggrek pada ruang wisata rekreatif dijadikan sebagai obyek keindahan yang dinikmati.

Dalam ruang wisata termasuk pula ruang pendukung wisata yang terdiri dari ruang penerimaan dan pelayanan wisata. Ruang pendukung wisata ini memanfatkan tapak yang berkemiringan 1-5%. Ruang penerimaan merupakan ruang yang pertama kali didatangi oleh pengunjung. Sebagai

welcome area, ruang ini berfungsi memberikan identitas atau ciri khusus

tapak sehingga menarik minat pengunjung. Ruang pelayanan wisata merupakan ruang yang akan menyediakan berbagai fasilitas penunjang wisata seperti tempat informasi, tempat makan, tempat istirahat, musholla. Area pelayanan informasi mencakup ruang multimedia mengenai anggrek. 3. Ruang penyangga adalah ruang dengan intensitas penggunaan dan tingkat

kesesuaian wisata yang rendah. Aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini sangat terbatas. Area ini didominasi oleh kemiringan lereng >15% sehingga lebih diarahkan kepada fungsi menjaga sumber daya biofisik tapak. Tujuan pengembangan ruang ini adalah ke arah fungsi konservasi yaitu menjaga agar kondisi ekologis kawasan tetap terjaga keseimbangannya, tidak terjadi erosi tanah, dan menjaga kondisi air tanah tetap baik sehingga mencukupi kebutuhan air pada tapak.

5.4. Perencanaan 5.4.1. Rencana Ruang

Rencana ruang merupakan penjabaran lebih lanjut dari konsep ruang yang terbagi menjadi 5 ruang. 5 ruang tersebut meliputi 1) Ruang penerimaan, 2) Ruang pelayanan, 3) ruang wisata utama, 4) ruang produksi, 5) ruang penyangga. Persentase luasan pengembangan ruang dapat dilihat pada Tabel 7. Daya dukung

Tabel 7 Rencana luas pengembangan ruang

Ruang penerimaan memiliki luas 250 m² (2,9% dari luas total keseluruhan).

Ruang penerimaan ini merupakan ruang yang pertama kali di datangi oleh pengunjung. Sebagai welcome area ruang ini berfungsi memberikan identitas Kebun Anggrek dan pintu utama bagi pengunjung sehingga pengunjung mengetahui bahwa terdapat Kebun Anggrek di dalamnya dan menarik minat pengunjung untuk memasukinya.

Ruang pelayanan memiliki luas 603 m² (7,2% dari luas total keseluruhan).

Ruang pelayanan wisata ini merupakan ruang yang akan menyediakan berbagai fasilitas penunjang wisata anggrek seperti ruang informasi. Ruang informasi adalah ruang yang direncanakan bagi pengunjung yang datang untuk mendapatkan informasi awal mengenai Kebun Anggrek. Ruang informasi ini memanfaatkan rumah pengelola yang selama ini tidak difungsikan. Ruang informasi ini pula dilengkapi pula kios suvenir, perpustakaan, musholla, dan toilet. Di ruang pelayanan ini juga terdapat ruang multimedia. Ruang multimedia ini memanfaatkan rumah kaca berukuran 36,7 m x 9,85 m dengan menggunakan luasan sebesar 11 m x 9,85 m untuk ruang ini. Ruang ini direncanakan untuk kegiatan workshop di dalamnya yang dapat menampung peserta sebanyak 10

No. Ruang Luas yang Direncanakan (m²) Persentase (%)

1 Penerimaan 250 2,9

2 Pelayanan 603 7,2

3 Wisata utama 3.770 44,6

4 Produksi 585,5 6,9

orang. Ruang pelayanan ini juga terdapat kantin dengan luasan 9,85 m x 15 m dan dapat menampung 20 orang.

Ruang wisata utama memiliki luas 3.770 m² (44,6% dari luas total

keseluruhan). Di dalamnya terdapat rumah kaca berukuran 36,7 m x 9,85 m dimana kegiatan budidaya di dalamnya terbuka untuk pengunjung. Di dalam ruang wisata anggrek ini pula menampilkan wisata anggrek dalam bentuk taman anggrek dan hutan anggrek.

Ruang produksi memiliki luas 585 m² (6,9% dari luas total keseluruhan).

Ruang ini berfungsi sebagai tempat budidaya anggrek dari proses pembibitan sampai pembungaan. Pada ruang ini terdapat dua buah rumah kaca. Rumah kaca berukuran 24,2 m x 9,85 m tetap dipertahankan untuk kegiatan produksi dimana aktivitas di dalamnya tertutup untuk pengunjung sedangkan rumah kaca yang berukuran 36,7 m x 9,85 m terbuka bagi pengunjung untuk wisata budidaya anggrek.

Ruang penyangga memiliki luas 3.251 m² (38,4% dari luas total

keseluruhan). Ruang penyangga ini berfungsi melindungi Kebun Anggrek dari gangguan yang datangnya dari luar Kebun Anggrek sekaligus menjaga sumberdaya lahan dari erosi tanah.

Daya dukung untuk masing-masing ruang yang dikunjungi oleh pengunjung tersaji pada Tabel 8. Perhitungan daya dukung ini menggunakan jam operasi Kebun Anggrek yakni dari pukul 09.00-16.00 WIB.

Tabel 8 Daya Dukung Wisata

No. Lokasi Kapasitas / Satuan Waktu Banyaknya Rotasi Kapasitas/ Hari (orang) 1 R. Informasi 11/1 jam 7 77 2 R. Multimedia 10/1 jam 7 70 3 Kantin 20/1 jam 7 140

4 Rumah Kaca 20/1 jam 7 140

5 Jalur Hutan Anggrek 12/30 menit 14 168 6 Jalur Taman Anggrek Gantung 11/30 menit 14 154 7 Jalur Taman Anggrek Paranet 11/30 menit 14 154 8 Jalur Taman Gaya Eropa 8/30 menit 14 112 9 Jalur Taman Gaya Jepang 8/30 menit 14 112

Dokumen terkait