• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Tinjauan Pustaka

1. Fungsi bimbingan dan konseling

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung sangat cepat dewasa ini, menggiring peningkatan peranan guru dari peranannya sebagai pengajar menjadi pembimbing. Tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat, yang ke dalamnya termasuk

28

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.186.

38

fungsi-fungsi guru sebagai perancang, pengelola, evaluator, motivator dan pembimbing.

Banyak di antara peserta didik yang menghadapi masalah dan dapat memecahkanya. Adapun yang menghadapi masalah dan tidak mampu memecahkannya sendiri, dan beruntunglah ia mempunyai seorang guru yang melihat pergumulannya, dan menolongnya pada saat yang tepat.

Guru selain sebagai pendidik dan pengajar, ia juga sebagai pembimbing atau penyuluh dalam hal ini membimbing dan membantu serta penasehat agar peserta didik dapat memecahkan persoalan yang dihadapinya, khususnya persoalan atau problema belajar. Sebagaimana diketahui bahwa bimbingan kepada peserta didik agar mampu keluar dari permasalahan belajar yang dihadapinya. Hal ini sangat penting dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Tidak benar jika orang menganggap bahwa bimbingan dan konseling itu hanya berlaku bagi peserta didik yang abnormal melainkan juga berlaku bagi peserta

didik yang normal, terutama bagi peserta didik mengalami kesulitan belajar.29

Sebagaimana diketahui bahwa permasalahan hidup atau kesulitan-kesulitan dan kesukaran-kesukaran yang dialami seseorang dalam hidupnya itu tidak hanya timbul pada peserta didik yang abnormal, tetapi juga bagi peserta didik normal. Bahkan menurut M. Ngalim Purwanto bahwa kesulitan dan kesukaran yang dialami

29

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Cet. X; Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), h. 170.

39

seseorang dalam mengarungi kehidupannya, tidak hanya muncul pada masa kanak-kanak, melainkan juga setelah dewawa. Yang benar adalah bimbingan dan konseling itu berlaku bagi anak-anak yang abnormal, maupun orang-orang yang sudah dewasa. 30

Demikianlah, maka adanya bimbingan dan konseling itu tidak hanya perlu bagi peserta didik sekolah menengah pertama dan sekolah menengah umum saja, tetapi menurut M. Ngalim Purwanto, juga “berlaku bagi siswa SD, akademi dan

perguruan tinggi dan bahkan bagi orang-orang dewasa dalam masyarakat.31 Perlu

dipahami terlebih dahulu bahwa apakah ada perbedaan antara bimbingan konseling dengan pendidikan. Bukankah bimbingan itu merupakan pendidikan yang telah dilaksanakan di sekolah-sekolah sejak dahulu.

Membedakan kedua pengertian tersebut sebenarnya sulit, sebab dalam praktek sehari-hari tidak terlihat adanya perbedaan yang prinsipil. Penulis berpendapat bahwa yang membedakan antara bimbingan dan pendidikan hanyalah sebatas teori belaka, karena apa yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya pada hakekatnya merupakan kegiatan bimbingan sekaligus kegiatan pendidikan seperti :

1. Menolong peserta didik dari kesulitan belajar yang dialaminya,

30

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 171.

31

40

2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kecakapan peserta didik.

3. Memberi wejangan atau nasehat kepada peserta didik akan berhenti dari sekolahnya

4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan

sebagainya.32

Kesemuanya itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan oleh guru terhadap peserta didiknya. Akan tetapi, perbuatan-perbuatan guru yang demikian itu pun dapat juga disebut dengan bimbingan. Dengan demikian, tidak ada salahnya bila dikatakan bahwa bimbingan itu sebenarnya menyangkut semua usaha pendidikan yang dilakukan oleh guru baik di dalam maupun di luar sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa antara bimbingan dan pendidikan memiliki persamaan yang sangat sulit dipisahkan secara praktek. Namun demikian, walaupun bimbingan itu menyangkut tiap-tiap aspek dari kegiatan sekolah, hendaknya perlu diperhatikan bahwa bimbingan dan pendidikan berbeda dengan tujuan dan prosesnya. Bimbingan banyak menyangkut dengan faktor-faktor di luar individu, yang berguna bagi individu itu dalam usaha mengembangkan dirinya.

Sedangkan pendidikan menyangkut masalah perseorangan. Peserta didik itu yang mengubah dirinya sesuai dengan apa dikehendakinya. Dalam hal ini fungsi guru tidak lebih dari menyediakan kesempatan yang berguna dan cocok bagi peserta didik

32

Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Edisi Revisi; Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 15.

41

untuk mengembangkan dirinya yang kerap disebut dengan self education.33 Jadi

proses pendidikan menurut uraian ini terjadi di dalam individu, dan hasil dari

pendidikan secara self education itu tampak dalam tingkah laku. Berbeda dengan

bimbingan yang dapat dikatakan sebagai suatu bentuk pendidikan yang dalam arti

khusus, bimbingan mencakup semua teknik-tenik penasehatan atau counseling dan

semua macam informasi yang dapat menolong individu untuk menolong dirinya sendiri.

Bertolak dari keterangan singkat di atas, tergambar bahwa fungsi bimbingan dan konseling khususnya bagi peserta didik antara lain adalah memperhatikan peserta didik, mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat,

dan membimbing individu ke arah pekerjaan yang sesuai.34 Berikut uraiannya satu

persatu :

1. Memperhatikan Peserta didik

Seperti telah disadari bahwa sekolah-sekolah di negara kita pada umumnya masih kurang memperhatikan individu peserta didik. Makin banyaknya jumlah mata pelajaran dan luasnya bahan pelajaran, menyebabkan guru pada umumnya hanya menempatkan bahan pelajaran itu kepada otak peserta didik. Tiap-tiap pelajaran diberikan kepada kelompok peserta didik yang dianggapnya mempunyai kecerdasan, kecakapan, dan kemampuan yang sama untuk menerima pelajaran itu. Perbedaan

33

H.M. Umar & Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Cet. II; Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 22.

34

42

individul peserta didik kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu, untuk melaksanakan bimbingan sebaik-baiknya diperlukan adanya pengetahuan yang lengkap tentang individu yang bersangkutan, seperti bakatnya, kecerdasan, minatnya, latar belakang keluarganya, riwayat pendidikannya, dan sebagainya yang berhubungan dengan bantuan yang akan diberikan. Dengan demikian, bimbingan dan konseling khususnya di sekolah berfungsi sebagai membantu guru dalam usaha memperhatikan dan memenuhi kebutuhan peserta didik sebagai individu.

2. Mendekatkan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Adanya bimbingan dan konseling di sekolah adalah untuk mengadakan pelayanan terhadap peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan meliputi :

a. Personal guidance, yaitu menyesuaikan dengan perkembangan pribadi. b. Educational guidance, yaitu penyesuaian dan kemajuan pendidikan. c. Vocational guidance, yaitu penyesuaian dan perkembangan pekerjaan

d. Follow up, yaitu sesudah keluar dari sekolah.35

Bertolak dari kutipan di atas menunjukkan bahwa betapa banyaknya kesukaran-kesukaran yang mungkin dihadapi peserta didik dalam pertumbuhannya, khususnya peserta didik di sekolah dasar yang masih rentan dan kurang perhatian dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Jika diingat keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin hari semakin kompleks masalahnya.

35

43

Sering terdengar banyak yang tidak dapat bekerja, jumlah pengangguran lulusan sekolah semakin bertambah, makin merosotnya moral pelajar sebagainya, yang kesemuanya ini merupakan pertanda betapa banyaknya pelayanan atau bantuan yang harus diberikan oleh guru-guru dalam pendidikannya.

Karena itulah, dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling ini, diperlukan adanya hubungan saling mengerti dan bantu-membantu antara sekolah dengan orang tua, peserta didik, serta semua pihak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Ringkasnya bahwa harus terwujud hubungan kerjasama yang kuat dan erat antara sekolah atau guru dan masyarakat. Karena itu, eksistensi Komite Sekolah sangat penting dalam rangka pembinaan dan peningkatan pendidikan peserta didik.

3. Membimbing Individu ke Arah Pekerjaan yang Sesuai

Bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik tidak saja terbatas pada membantu mengatasi kesulitan-kesulitan mereka, melainkan pula masalah melanjutkan sekolah dan memilih jabatan sehingga diperlukan pula bimbingan karir.

Adanya bimbingan dan konseling diharapkan menimbulkan penyaluran peserta didik ke arah pilihan sekolah atau pilihan pekerjaan yang sesuai dengan pembawaan dan kemampuannya masing-masing. Jadi bimbingan dan konseling sangat menunjang perkembangan peserta didik secara optimal, terutama dalam

44

proses belajar mengajar. Bimbingan dan konseling tidak hanya sebagai pengiring dalam proses pendidikan dan pengajaran.

Dengan demikian, bimbingan dan konseling yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan, diselenggarakan dengan tiga fungsi utama, yaitu

“fungsi penyaluran, fungsi pengadaptasian, dan fungsi penyesuaian.”36

Fungsi penyaluran atau distributive yaitu bimbingan berfungsi sebagai

pemberi bantuan kepada peserta didik dalam memilih kemungkinan-kemungkinan kesempatan yang terdapat dalam lingkup sekolah, di antaranya adalah memilih mata pelajaran atau kelompok program, dan sebagainya. Fungsi pengadaptasian atau adaptive,yaitu berfungsi sebagai pemberi bantuan kepada peserta didik (khususnya bagi peserta didik baru) untuk mengadaptasikan perilakunya dengan peserta didik

lama. Sedangkan fungsi penyesuaian atau adjudtive, berfungsi sebagai pemberi

bantuan kepada peserta didik agar mereka memperoleh penyesuaian pribadi dan maju secara optimal dalam perkembangan pribadinya.

Berdasarkan keterangan singkat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingan dan konseling antara lain adalah memperhatikan peserta didik, mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat, membimbing individu ke arah pekerjaan yang sesuai, dan dapat berfungsi sebagai penyaluran (distributive) pengadaptasian (adaptive), dan penyesuaian (adjudtive).

Dokumen terkait