• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.5 Sekolah Menengah Pertama (SMP)

2.2.7.1 Fungsi Bimbingan Konseling

Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, maka pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai fungsi yang integral dalam proses pendidikan. Fungsi- fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak- pihak tertentu dengan kepentingan pengembangan peseta didik.

b. Penyesuaian

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam rangka membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.

c. Penyaluran

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam hal membantu peserta didik untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah sambungan, lapangan pekerjaan sesuai dengan cita- cita, bakat,

minatnya. d. Pengadaptasian

Yaitu fungsi bimbingan dalam hal membantu petugas- petugas di sekolah, khususnya guru untuk mengadaptasikan program kepada minat, kemampuan dan kebutuhan peserta didik (Depdiknas, 2004: 8-9).

3. 1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis tidak membicarakan hubungan antara variabel sehingga tidak ada pengukuran variabel X dan Y. Penelitian ini difokuskan pada tingkat keterbukaan siswa SMP kepada guru BK serta teknik menggali keterbukaan siswa SMP, sehingga penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif.

Tipe deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atas uraian suatu keadaan sejernih mungkin, tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang diteliti (Kountur, 2003: 53). Metode ini merupakan suatu metode yang berupaya memberikan gambaran tentang suatu fenomena tertentu secara terperinci, yang pada akhirnya diperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang fenomena yang sedang diteliti. Deskriptif dapat juga diartikan sebagai metode yang melukiskan variabel demi variabel, satu persatu.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang tidak menggunakan statistik atau angka- angka tertentu. Hasil dari penelitian tidak dapat digeneralisasikan (membuat kesimpulan yang berlaku umum) atau bersifat universal, jadi hanya dapat berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana peneliti yang serupa

dilakukan (Kountur, 2003: 29).

Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik pokok yaitu mementingkan makna dan konteks, dimana proses penelitiannya lebih bersifat siklus daripada linier. Dengan demikian pengumpulan data dan analisis data berlangsung secara stimultant, lebih mementingkan ke dalam dibandingkan keluasan penelitian, sementara penelitian sendiri merupakan instrumen kunci. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan pengamatan berperan serta (participant observation) yang didefinisikan; mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin sampai pada yang sekecil- kecilnya sekalipun dengan wawancara mendalam (indepth interview) menurut Bondan dalam (Moleong, 2002: 117).

Menurut Rakhmat (2004: 24), penelitian deskriptif kualitatif ditunjukkan untuk beberapa hal, diantaranya adalah:

a. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek- praktek yang berlaku.

b. Membuat perbandingan maupun evaluasi

c. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada

d. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Dalam penelitian ini, peneliti berusahan mendalami aspek "subjek" dari perilaku manusia dengan cara masuk ke dunia konspetual orang- orang yang diteliti sehingga dapat dimengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan pada peristiwa dalam kehidupan sehari- harinya. Pendekatan ini bukan berarti peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang- orang yang diteliti (Moleong, 1996: 4- 13).

Pendekatan kualitatif sifatnya fenomenologis untuk memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang- orang biasa dalam situasi- situasi tertentu, realitas sosial, memberikan tekanan terbuka tentang kehidupan sosial.

3. 2 Definisi Konseptual

Definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Self Disclosure

Self disclosure adalah komunikasi yang menyatakan

pengakuan tentang diri sendiri. Karena self disclosure adalah jenis komunikasi yang tidak hanya menyertakan pernyataan tetapi juga terdapat maksud dari bahasa non verbal. Seperti halnya kita membuka rahasia kepada teman dekat kita dan melakukan pengakuan kepada publik pada acara talk show di televisi (De Vito, 2006: 103). Dengan adanya keterbukaan, komunikasi akan menjadi efektif dalam menciptakan hubungan yang lebih bermakna. Dalam komunikasi, self disclosure sangat penting untuk membina hubungan interpersonal.

b. Komunikasi Terapeutik

Terapeutik merupakan segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan, sehingga komunikasi terapeutik itu sendiri adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi para perawat (Damaiyanti, 2010: 11).

3. 3 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kota Surabaya, tepatnya di SMPK St. Stanislaus II. Pemilihan kota Surabaya dilakukan karena merupakan kota metropolitan dan salah satu kota besar yang menjadi target pelajar dari luar kota.

Sedangkan alasan peneliti memilih SMPK St. Stanislaus sebagai tempat penelitian, karena sekolah ini memiliki tingkat keterbukaan diri (self disclosure) siswa yang tinggi jika dibandingkan beberapa sekolah lainnya. Menurut M.G Lanny, selaku guru BK, keterbukaan siswa hampir mencapai 90% dari 204 siswa.

3. 4 Kriteria Informan

Jenis penelitian ini adalah riset kualitatif. Riset kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat kontekstual dan kasuistik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu riset dilakukan. Karena itu pada riset kualitatif tidak dikenal istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif disebut informan atau subyek

penelitian.

Informan adalah objek penting dalam sebuah penelitian. Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Tanpa seorang Informan kita tidak mungkin mendapatkan hasil atau inti dari sebuah penelitian.Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah:

1. Murid SMPK St. Stanislaus II yang dipanggil ke ruang BK karena pelanggaran. Dengan kriteria :

a. Tingkat pelanggaran tertinggi di sekolah

b. Jumlah informan sebanyak dua orang (murid putra dan putri) 2. Murid SMPK St. Stanislaus II yang mendatangi ruang BK atas

inisiatif sendiri. Dengan kriteria :

a. Tingkat kunjungan ke ruang BK tertinggi di sekolah

b. Jumlah informan sebanyak dua orang (murid putra dan putri) 3. Guru Bimbingan Konseling (BK) SMPK St. Stanislaus II

Dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan dengan jumlah sampel yang dipergunakan karena bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi maka tidak perlu lagi mencari informan baru dan proses pencarian informasi dianggap selesai. (Bungin, 2003: 53).

3. 5 Metode Pengumpulan Data

Secara umum dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui teknik- tenik dibawah ini:

1. Wawancara Mendalam (in-depth interviewing)

Teknik In Depth Interview dipandang sesuai dengan tujuan penelitian yang dicapai. Sebagai peneliti dengan metode kualitatif maka peneliti harus dapat menampilkan kekayaan dan kerincian data. Sifatnya yang one on one juga akan mendukung keberhasilan wawancara.

Namun demikian juga teknik- teknik penelitian lain, in

depth interview juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan

utamanya adalah kekayaan data yang diperoleh. In depth interview mampu menghasilkan respon yang lebih akurat dalam penelitian yang membahas topik- topik sensitif. Hubungan yang dekat antara informan dan peneliti mempermudah untuk menggali topik- topik tertentu yang mungkin masih tabu dalam pendekatan lain (Wimmer & Dominic, 2002: 122).

Sedangkan kelemahan in depth interview adalah adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan. in depth interview biasanya dilakukan dengan sample yang kecil dan tidak acak. Karena interview biasanya dilakukan tanpa menggunakan standar- standar tertentu, masing- masing informan dapat memberikan berbagai variasi jawaban dari sebuah pertanyaan, bahkan sangat mungkin bila seorang informan memberikan jawaban atas pertanyaan yang tidak ditanyakan pada informan lain. Kelemahan lainnya adalah adanya bias dari peneliti tanpa sengaja

terkomunikasikan, misalnya melalui perilaku non verbal atau tekanan suara. Hal ini dapat mempengaruhi validitas dari jawaban informasi.

2. Mencatat dan Mengumpulkan Dokumen

Teknik ini akan dilakukan dengan mengumpulkan data hasil di lapangan untuk selanjutnya dilakukan analisis guna memperoleh gambaran nyata tentang bagaimana kondisi objektifnya. Disamping dicatat dokumen dan arsip yang akan sangat bermanfaat dalam melengkapi, membandingkan serta memperkuat hasil wawancara mendalam.

3. 6 Metode Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Hal yang lebih kurang sama juga dinyatakan oleh Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Moleong, 2001: 103). Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Data yang terkumpul dikategorikan dan dipilah- pilah menurut jenis datanya

yang berkaitan langsung dengan permasalahan dan mana yang hanya merupakan data pendukung

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Melalui pendekatan metodologi ini akan dapat menjangkau secara komperhensif dengan tujuan tanpa mengurangi akurasi metodologi yang diinginkan. Pada tahap awal analisis data penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan dan dokumen yang telah terkumpul. Data kemudian direduksi, karena pada saat proses pengambilan data tersebut tidak langsung terdapat proses analisis. Sedangkan interpretasi data bertujuan untuk memberikan makna terhadap hasil analisis data yang sudah dilakukan serta mencari implikasinya, terhadap teori yang sudah dilakukan untuk menafsirkan hasil analisis.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dokumen terkait