4.2 Penyajian Data 1 Identitas Informan
4.2.2 Self Disclosure Siswa SMP
4.2.2.2 Self Disclosure Siswa SMP Yang Mendatangi Ruang BK
Keterbukaan diri tidak hanya diperlukan oleh siswa yang melakukan pelanggaran saja. Siswa- siswi yang berkelakuan baik selama di sekolah juga membutuhkan bantuan guru Bimbingan Konseling dalam menyelesaikan masalah pribadinya atau mengurangi beban pikirannya.
Pada topik ini peneliti akan mengupas hasil wawancara peneliti dengan dua informan yang merupakan murid SMPK St. Stanislaus II Surabaya. Peneliti akan melihat bagaimana keterbukaan siswa yang mendatangi ruang BK atas inisiatif sendiri, kemudian mengaplikasikan teori Johari Window sebagai acuan.
Ketika peneliti mengajukan pertanyaan kepada kedua informan mengenai pandangan mereka tentang guru Bimbingan Konseling, kedua informan menjawab;
Informan 3
“Pandanganku yaa.. Bu Lanny itu ya baik, tapi kadang- kadang ngeselin kalo di kelas. Sering teriak- teriak kalo nggak, gebrak- gebrak meja. Hehe..”
“Ya, soalnya gara- gara anak- anak rame juga. Gak didengerno
omongane Bu Lanny.”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 09.30 WIB. Lokasi : Ruangan Bimbingan Konseling SMPK St. Stanislaus II Surabaya)
Informan 4 “Nyaman”
“Apa yaa.. Bisa diajak curhat”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 09.41 WIB. Lokasi : Ruangan Bimbingan Konseling SMPK St. Stanislaus II Surabaya)
Selain itu peneliti sempat menanyakan kepada kedua informan; mengapa mereka mau membuka diri kepada guru Bimbingan Konseling mereka. Kedua murid SMPK St. Stanislaus II Surabaya ini, memiliki alasan yang sama, yaitu: Lannie, bukanlah guru yang suka membocorkan rahasia mereka kepada teman, guru, maupun orang tua mereka sendiri.
Dari kutipan- kutipan penjelasan informan ketiga dan keempat, dapat kita ketahui bahwa mereka telah mempercayai Lannie selaku guru Bimbingan Konseling mereka. Kepercayaan dan rasa nyaman merupakan salah satu langkah dasar dari keterbukaan diri mereka.
a. Self Disclosure Informan Ketiga
Stefin adalah anak bungsu dari dua bersaudara yang mengaku hampir setiap hari mendatangi ruang BK untuk menemui Lannie. Sudah sejak kelas delapan semester satu, Stefin menjalankan rutinitas tersebut.
Stefin sering menceritakan kepada Lannie mengenai permasalahannya seputar pertemanan, keluarga, dan pacar. Meskipun Stefin juga melakukan keterbukaan diri terhadap teman sekolahnya, ia tetap menyukai terbuka dengan Lannie selaku guru BK. Karena Lannie
tidak hanya hadir sebagai pendengar tetapi juga sebagai sosok orang dewasa yang dapat memberi solusi atas masalahnya.
“Ya masalah sama temen- temen.. Trus masalah sama keluarga, sama pacar juga. Hihihi..“
“Ehh.. Bu Lanny juga, orangnya seru. Bisa.. ngasihin solusi juga, kalo aku ada masalah.”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 09.30 WIB. Lokasi : Ruangan Bimbingan Konseling SMPK St. Stanislaus II Surabaya).
Berdasarkan hasil percakapan dengan Lannie, Stefin memang salah satu murid yang suka mendatanginya dan menceritakan permasalahannya. Hal yang paling sering diceritakan oleh Stefin adalah hubungannya dengan sang pacar. Beberapa kali mereka putus- nyambung karena kekasihnya itu berselingkuh. Bahkan Stefin pernah mengaku bahwa ia melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum beberapa butir obat sekaligus. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Ruang Terbuka informan ketiga ini adalah permasalahannya dengan pacar.
Tanpa paksaan Stefin mau membuka diri kepada Lannie seputar permasalahannya ini. Bahkan Stefin sangat yakin bahwa Lannie tidak akan membocorkannya kepada siapapun termasuk kedua orang tuanya.
“Udah banyak juga yang cerita sama Bu Lanny, tapi ngga ada yang bocor..”
Ruangan Bimbingan Konseling SMPK St. Stanislaus II Surabaya)
Stefin tidak mengetahui bahwa beberapa permasalahan yang ia sampaikan, terpaksa harus dibocorkan oleh Lannie kepada kedua orang tuanya. Tentu saja itu demi kebaikannya sendiri.
Informan 5
“Oh, tidak- tidak. Selama anak ini berpacarannya sehat. Kayak seperti tempo hari dia (Stefin) mau bunuh diri. Ketika saya bertemu orang tuanya, saya buka. Karena itu menyangkut nyawanya gitu lho. Walaupun saya resikonya, misalnya: ‘Oh, Bu Lannie ini
lambene atau mulute ember dan sebagainya.’ Tidak. Tapi saya
punya dasar kuat gitu lho. Kalo itu saya rahasiakan, yo mati tenan
arek itu. Ya sing dosa yo aku. Ya kan? “
(Interview : Senin, 30 Juni 2014. Pukul 18.57 WIB. Lokasi : Rumah M. G. Lannie, Pacar Keling 2/ 1A Surabaya)
Ketidaktahuan Stefin inilah yang memposisikan dia pada Ruang Buta. Ruang Buta atau Kuadran II; meliputi semua hal mengenai diri seseorang yang dirasakan orang lain tetapi tidak dirasakan sendiri. Stefin tidak mengetahui jika Lannie membocorkan keterbukaan dirinya mengenai hal- hal yang dirasa sangat berbahaya. Seperti halnya ketika Stefin mencoba untuk bunuh diri karena hubungannya dengan sang pacar berakhir.
Meskipun Stefin sering kali terbuka kepada Lannie, Stefin memiliki beberapa rahasia yang tidak ia sampaikan. Peneliti mengajukan wawancara ini secara pribadi, di luar ruangan BK.
“Ada..”
“Masalah keluarga..”
“Ada beberapa sih cerita.. Tapi ya ndak semuanya”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 10.00 WIB. Lokasi : Depan Kantin SMPK St. Stanislaus II Surabaya)
Ruang Tersembunyi yang dimiliki oleh informan ketiga ini adalah seputar keluarga. Beberapa permasalahan seputar keluarganya memang ia sampaikan kepada Lannie. Namun ada kalanya Stefin menyembunyikan permasalahan tersebut.
Tabel 4.3
Hasil Wawancara Peneliti Mengenai Self Disclosure Informan Ketiga
Kita Ketahui Tidak Kita Ketahui Publik
Guru Bimbingan Konseling
Terbuka (I) Permasalahan dengan teman, pacar, dan keluarga :
-Putus atau
bertengkar dengan pacar
Buta (II)
Alasan maupun tujuan tindakan guru BK:
-Membocorkan keterbukaan diri informan ketiga
b. Self Disclosure Informan Keempat
Sedangkan Mike sedikit tertutup dan malu- malu saat peneliti melakukan proses wawancara. Dapat dilihat dari jawaban- jawaban yang ia berikan atas setiap pertanyaan serta bahasa non verbalnya duduk agak menjauh dari peneliti. Jawaban Mike singkat dan seperlunya saja. Namun pada beberapa hal ia mau bercerita. Seperti saat peneliti mengobrol santai dengannya seputar hobi atau kegemarannya, ia dengan bangga menceritakan klub motor yang ia ikuti.
Kepada peneliti Mike mengaku; ia mendatangi ruangan Bimbingan Konseling ketika ia memiliki permasalahan yang sulit ia pecahkan sendiri. Permasalahan yang sering ia ceritakan kepada Lannie adalah permasalahan dengan teman- temannya. Keterbukaan diri tersebut sudah Mike lakukan sejak kelas tujuh SMP.
“Kalo ada masalah, sing aku nggak bisa selesai’in sendiri” “Ya seputar sahabatlah”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 09.41 WIB. Lokasi : Ruangan Bimbingan Konseling SMPK St. Stanislaus II
-Teman- teman yang suka mengejek Privat Tersembunyi (III)
Permasalahan dengan keluarga
Surabaya)
Keterbukaan Mike lebih sering seputar pertemanan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Ruang Terbuka (I) yang dimiliki Mike adalah permasalahan dengan teman. Selain itu diluar proses wawancara, Mike lebih antusias ketika peneliti membicarakan tentang hobinya. Mike mengaku senang melakukan bakti sosial dengan klub motor Safety Riding nya. Bahkan kedua orang tuanya sangat mendukung kegiatannya itu, walaupun Mike sendiri belum memiliki SIM.
Setiap bentuk pengungkapan diri dan kejujuran yang dilakukan kepada seseorang yang terpercaya, tentu saja diharapkan tidak tersebar kepada pihak yang tidak diharapkan.
“Bu Lanny itu orangnya njaga rahasia. Nggak bocor.. Trus, nyaman kalo diajak curhat”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 09.41 WIB. Lokasi : Ruangan Bimbingan Konseling SMPK St. Stanislaus II Surabaya)
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki sisi yang tersembunyi dan tidak diketahui oleh orang terdekatnya sekalipun. Dalam hal ini pun Mike mengakui bahwa ia tidak menceritakan semua permasalahan yang terjadi padanya. Bahkan peneliti mengajukan pertanyaan mengenai rahasianya ketika rekaman telah dimatikan dan berada di luar ruang BK. Mike sendiri mengaku bahwa ada beberapa hal yang tidak ia ceritakan kepada Lannie. Salah satunya adalah soal pacar.
Ketika peneliti menanyai lebih lanjut alasannya, Mike pun menjawab dengan malu- malu:
“Enggak.. kak.. Cuma takut aja, ntar.. Ntar dikira kecil- kecil pacaran”
(Interview : Jumat, 06 Juni 2014. Pukul 10.05 WIB. Lokasi : Depan Ruang Konseling SMPK St. Stanislaus II Surabaya) Berdasarkan kutipan wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Ruang Tersembunyi Mike salah satunya adalah pacar. Ia enggan menyampaikan permasalahan dengan pacarnya karena malu.
Tabel 4.4
Hasil Wawancara Peneliti Mengenai Self Disclosure Informan Keempat
Kita Ketahui Tidak Kita Ketahui Publik Guru Bimbingan Konseling Terbuka (I) Permasalahan dengan sahabat : -Cara bergaul -Pendekatan lawan jenis Buta (II)
Privat Tersembunyi (III) Permasalahan dengan pacar