• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kedisiplinan Menghafal al-Quran

2. Fungsi disiplin

kembali harus tepat. Keliru dalam memasukkan atau menyimpannya, akan keliru pula dalam mengingatnya kembali, atau bahkan sulit ditemukan dalam memori (Sa’dulloh, 2008:48).

Berbicara tentang disiplin menghafal al-Quran yang diterapkan di lembaga-lembaga sekolah dan pesantren, dalam praktiknya penerapan disiplin menghafal santri di pesantren sama dengan penerapan disiplin belajar di sekolah. Sehingga secara teori hasil dari penerapan disiplin menghafal santri sama dengan hasil yang diperoleh dari penerapan disiplin belajar siswa di sekolah. Dengan memeberlakukan disiplin santri belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik, dan juga belajar dalam menghargai waktu. sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain dan pemanfaat waktu dalam menghafal al-Quran.

Untuk menciptakan suasana belajar santri di pesantren yang tertib, penerapan disipin belajar santri menjadi menu wajib yang harus diperhatikan oleh para pengasuh dan pengajar santri agar tercipta alumni-alumni yang memiliki kepribadian unggul.

2. Fungsi disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap santri agar keberhasilan menghafal santri selama belajar di pesantren lebih maksimal. Ada beberapa hal yang ikut memeberikan kontribusi terhadap perubahan hasil menghafal santri, antara lain kecerdasan, usaha diri, teman gaul, waktu yang disediakan untuk menghafal, rasa malas dan orang tua. Hal ini juga memebrikan kontribusi terhadap

27

perubahan perilaku santri, untuk itu disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantarkan santri berhasil sesuai tujuannya.

Beberapa faktor yang memepengaruhi hasil belajar di atas sangat dekat kaitannya dengan fungsi disiplin secara umum. Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin secara umum,

1) Menata kehidupan bersama

Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. Selain sebagai satu individu, juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain.

Dalam hubungan tersebut, diperlukan norma, nilai, peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya berjalan lancar. Disiplin berguna untuk menyadarkan sesorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.

fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar (Tu’u, 2004:109)

Faktor lingkungan dimana santri hidup dan bergaul sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan menghafal santri, sehingga santri harus terlebih dahulu disiplin dalam bergaul, sehingga santri

28

berada pada kelompok yang mendukung dan membimbing untuk disiplin dan terus belajar, yang pada akhirnya santri dapat meningkatkan hafalannya secara maksimal.

2) Membangun kepribadian

Kepribadian adalah ciri atau karakterisitik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, lingkungan keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Sjarkawi, 2008:11)

Fungsi disiplin secara umum adalah memebentuk kepribadian yang terarah dan mempunyai kontrol diri yang baik. Manusia pada dasarnya memiliki ciri khas yang memebedakannya dengan orang lain, perbedaan itu dapat berupa perbedaan jasmani, akal pikiran dan juga kepribadian.

Tetapi pada dasarnya sekalipun masing-masing orang memiliki perbedaan, hal itu tidak menutup peluang bagi setiap orang untuk maju, berhasil dalam hidup, termasuk berhasil dalm menuntut ilmu. Pada umumnya orang yang berhasil ini adalah orang yang memiliki usaha dan kemauan yang kuat, semangat dan daya juang tinggi serta memiliki disiplin diri dan tidak mudah putus asa (Tu’u, 2004:113)

Oleh karena itu keberhasilan menghafal santri bergantung juga pada usaha dan kemampuan yang kuat dari santri tersebut, dan

29

hal itu dapat terwujud ketika santri memiliki kepribadian yang diinginkan. Semua ini bisa tercapai ketika snatri dapat mendisiplinkan dirinya untuk tetap semangat dalam belajar dan meraih hasil belajar yang optimal.

3) Melatih kepribadian

Proses pembentukan kepribadian adalah bagaimana menciptakan pribadi-pribadi yang tertib, teratur, taat serta patuh. Karena faktor yang sanagat penting terhadap pencapaian nilai yang dicapai santri sebagai indikator hasil belajar adalah kecerdasan. Kedisiplinan belajar santri harus berjalan seimbang dengan kecerdasan (Tu’u, 2004:111)

Untuk itulah fungsi disiplin secara umum sangat penting untuk menciptakan pribadi yang tertib dan berprilaku baik, sehingga hasil menghafal santripun akan sesuai harapan.

4) Pemaksaan

Disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua peraturan, ketentuan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu dorongan dari dalam diri dan dorongan dari luar.

Soegeng Prijodarminto mengatakan:“disiplin yang terwujud karena adanya paksaan atau tekanan dari luar akan cepat pudar

30

kembali bilamana faktor-faktor luar tersebut lenyap (Tu’u, 2004: 41)

Jadi disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Dari mula-mula karena paksaan, kini dilakukan karena kesadaran diri, menyentuh kalbunya, merasakan sebagai kebutuhan dan kebiasaan.

Paksaan untuk disiplin ini tidak hanya pada kepatuhan terhadap aturan-aturan yang ada, akan tetapi pemaksaan ini juga dapat diterapkan dalam mendisiplinkan santri dalam belajar menghafal al-Quran, sehingga pelan-pelan santri akan terbiasa disiplin dalam belajar sendiri tanpa harus dipaksa dan akhirnya prestasi ataupu hasilnya akan meningkat.

5) Hukuman

Kunci untuk disiplin yang efektif adalah membuat hukuman-hukuman menjadi layak ada. Dalam menghukum seorang anak umpamanya dengan menahan atau mencabut hak yang disenanginya, tentukanlah bahwa hukuman yang ditimpakan itu berhubungan dengan tingkah lakunya yang salah. Namun yang perlu diperhatikan hukuman yang berlebihan akan menyebabkan anak lebih memusatkan pikirannya kepada ketidakadilan daripada terhadap peranan mereka dalam perbuatan itu. Jadi hindarilah usaha untuk menghilangkan suatu perbuatan salah dengan

31

sekaligus dan seluruhnya, dengan cara menjatuhkan hukuman-hukuman yang berlebihan.

Sanksi displin berupa hukuman tidak boleh dilihat hanya sebagai cara untuk menakut-nakuti atau untuk mengancam supaya orang tidak berani berbuat salah. Sanksi seharusnya sebagai alat pendidikan dan mengandung unsur pendidikan. Tanpa unsur itu hukuman kurang bermanfaat (Tu’u, 2004:42)

Kaitannya dengan disiplin belajar menghafal santri adalah dengan adanya hukuman yang diterapakan pengurus pesantren, maka hal ini secara tidak langsung akan mendisiplinkan santri dalam belajar menghafal. Karena dengan adanya aturan-aturan dari pesantren tentang pembagian waktu belajar dan waktu menghafal yang disertai hukuman-hukuman bagi para pelanggarnya, maka disiplin belajar santri akan didisiplinkan oleh aturan-aturan tersebut, sehingga hasil belajar yang diinginkan akan lebih terkontrol.

6) Mencipta lingkungan kondusif

Pesantren sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai dan hubungan pergaulan yang baik. Apabila kondisi ini terwujud pesantren akan menjadi lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan proses

Dokumen terkait