• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Sejarah Perusahaan

3. Fungsi Diskriminan

Sebelum membahas mengenai fungsi diskriminan yang terbentuk, terlebih dahulu dilihat seberapa besar korelasi antara variabel tergantung dengan variabel bebas untuk membentuk fungsi diskriminan tersebut. Besarnya korelasi antar variabel dapat dilihat melalui tabel Eigenvalues.

a. Eigenvalues

Besarnya korelasi antara kedua variabel dapat dilihat dari nilai korelasi kanonikal eigenvalues. Setelah dilakukan pengujian di dapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tabel Eigenvalues Bank Swasta dan Bank Asing

Eigenvalues

Function

Eigenvalue % of Variance Cumulative %

Canonical Correlation

dimension0 1 ,003a 100,0 100,0 ,056

Sumber: output SPSS

Nilai korelasi kanonikal menunjukkan hubungan antara nilai diskriminan dengan kelompok. Nilai sebesar 0,056 berarti korelasi antar variabel tergantung dan kedua variabel bebas (modal dan ATMR) rendah karena angka mendekai nol.(besarnya korelasi antara 0-1).

b. Canonical Discriminant Function Coefficients

Dari hasil pengujian, di dapat hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9

Tabel Canonical Discriminant Function Coefficients Bank Swasta dan Bank Asing

Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 MODAL 2,135 ATMR -1,342 (Constant) -8,474 Sumber: output SPSS

Tabel 4.9 menunjukkan fungsi diskriminan dengan persamaan sebagai berikut:

Fungsi diskriminan diatas bermanfaat untuk menganalisis suatu kasus yang diteliti akan masuk ke dalam kelompok pertama atau kedua.

c. Fungsi Diskriminan Linear Fisher

Pengklasifikasian variabel modal dan ATMR dapat dilakukan pengolahan data menggunakan Analisis Diskriminan, sehingga diketahui juga fungsi diskriminan dari setiap kelompok bank. Analisis Diskriminan dipilih agar dapat membedakan klasifikasi kelompok bank secara tepat, mengusahakan tingkat kesalahan penempatan kelompok kecil, juga mampu mengidentifikasi kesalahan pengelompokan pengamatan.

Pengklasifikasian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok bank swasta nasional dan kelompok bank asing. Dari hasil pengujian diperoleh dua fungsi diskriminan untuk masing-masing kelompok bank yang tampak pada Tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10

Tabel Fisher’s Linear Discriminant Functions Bank Swasta dan Bank Asing

Classification Function Coefficients

KELOMPOK BANK

BANK SWASTA BANK ASING

MODAL ,862 ,626

ATMR 8,153 8,302

(Constant) -69,369 -68,433

Sumber: output SPSS

Dari Tabel 4.10 diperoleh fungsi diskriminan dari dua kelompok bank yaitu :

i. Persamaan untuk CAR Bank Swasta

ii. Persamaan untuk CAR Bank Asing

Nilai = -68,433 (konstanta) + 0,626 (Modal) – 8,302 (ATMR)

Setelah diperoleh dua fungsi diskriminan dari masing-masing kelompok bank, nilai dari masing-masing variabel diselisihkan. Hasil yang diperoleh sebagai berikut :

Selisih nilai antara kedua kelompok :

Nilai = (-69,369 (konstanta) + 0,862 (Modal) – 8,153 (ATMR))-( -68,433 (konstanta) + 0,626 (Modal) – 8,302 (ATMR)

Dari perhitungan yang dilakukan, maka didapat persamaan fungsi diskriminan yang akan melakukan pengklasifikasian :

Nilai Z = -0,936 (konstanta) + 1,488 (Modal) – 16,455 (ATMR)

Masing-masing data modal dan ATMR bank dimasukkan ke dalam fungsi diskriminan untuk melihat data modal dan ATMR termasuk dalam kategori kelompok bank mana. Teknik menghitungnya dengan memasukkan nilai masing-masing data yang dikalikan dengan bobot masing-masing-masing-masing variabel. Jika hasil dari fungsi diskriminan minimum (atau kecil dari 0), maka data yang sebelumnya berada pada kelompok 0, setelah diprediksi ternyata karakteristik yang dimiliki data lebih cocok berada pada kelompok 1. Begitu juga sebaliknya, jika hasil dari fungsi diskriminan maksimum (atau besar dari 0), maka data yang sebelumnya berada pada kelompok 0, setelah diprediksi ternyata karakteristik yang dimiliki data lebih cocok berada pada kelompok 0 (tetap pada kelompok semula).

d. Persentase Keakuratan Pengelompokan

Selain melakukan klasifikasi dengan fungsi diskriminan yang terbentuk, pengklasifikasian juga dilakukan dengan menggunakan Tabel Casewise Statistic,

tujuannya sama yaitu untuk mengetahui apakah masing-masing data atau kasus yang digunakan sudah dikategorikan secara tepat atau belum. Setelah dilakukan pengujian diperoleh Tabel Casewise Statistic yang terdapat di Lampiran 1.

Pada kolom Predicted, terdapat 32 data modal dan ATMR yang

misclassified atau kurang tepat pengklasifikasiannya yang ditandai dengan (**). Seperti kasus no.1 yang merupakan data modal dan ATMR salah satu bank swasta. Setelah diprediksi, ternyata ciri-ciri atau karakteristik dari data ini lebih mendekati karakteristik yang dimiliki bank asing. Hal itu ditandai dengan angka (1**) pada kolom Predicted.

Sedangkan untuk 40 data modal dan ATMR lainnya diprediksi tepat pada masing-masing kelompok. Seperti kasus no. 4 dimana dalam kolom Predicted

terdapat angka (0) yang artinya, data modal dan ATMR tersebut sudah tepat berada pada kelompok bank swasta.

Hasil Klasifikasi

Setelah melakukan klasifikasi dengan Tabel Casewise Statistic dan

diperoleh 32 data modal dan ATMR yang misclassified atau kurang tepat

pengklasifikasiaannya, dilakukan pengujian terhadap ketepatan fungsi diskriminan yang telah dibuat. Hasil ketepatan didapat dari Tabel 4.11 berikut :

Tabel 4.11

Tabel Classification Result Bank Asing dan Bank Swasta

Classification Resultsb,c

KELOMPOK BANK

Predicted Group Membership

Total

BANK SWASTA BANK ASING

Original Count BANK SWASTA 23 17 40

BANK ASING 15 17 32

% BANK SWASTA 57,5 42,5 100,0

BANK ASING 46,9 53,1 100,0

Cross-validateda Count BANK SWASTA 16 24 40

BANK ASING 19 13 32

% BANK SWASTA 40,0 60,0 100,0

BANK ASING 59,4 40,6 100,0

Sumber : output SPSS

Keterangan dari Tabel 4.12 adalah pada kolom Original Baris sebanyak 23 kasus atau 57,5 % berada pada kelompok bank swasta tetap berada pada kelompok bank tersebut, sedangkan 17 kasus atau 42,5% diprediksi lebih tepat berada pada kelompok bank asing. Sementara itu, 17 kasus atau 53,1% yang semula berada pada kelompok bank asing tetap berada pada kelompok bank asing tersebut, sedangkan 15 kasus atau 46,9% diprediksi lebih tepat berada pada kelompok bank swasta.

Ketepatan fungsi diskriminan dapat dihitung dengan cara : 23 + 17 = 0,555 atau 55,6%.

72

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap rasio CAR yang dilakukan terhadap 18 perusahaan perbankan dalam penelitian ini yaitu 10 bank swasta dan

8 bank asing periode tahun 2007 hingga tahun 2010, menunjukkan bahwa rata-rata nilai CAR untuk kelompok bank swasta nasional diperoleh hasil rata-rata-rata-rata sebesar 18,65% sedangkan untuk kelompok bank asing diperoleh hasil rata-rata sebesar 19,37%. Dari kedua hasil ini ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok bank tersebut, berarti perbedaan mean CAR bank asing dengan bank swasta nasional tidaklah

menggambarkan selisih yang besar atau nyata terhadap kinerja keuangan kedua bank ini. Hasil penelitian yang berhubungan dengan CAR ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Handayani (2005) sebelumnya yang juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai CAR bank asing dan bank umum swasta nasional.

Sedangkan jika menggunakan metode analisis diskriminan, untuk membandingkan nilai CAR antara bank swasta dan bank asing, digunakan 2 variabel, yaitu modal dan ATMR. Setelah dilakukan pengujian, ternyata hasil yang didapat sama dengan hasil analisis deskriptif dan hasil penelitian yang dilakukan Handayani (2005) sebelumnya, dimana juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR kelompok bank swasta nasional dan bank asing. Hal ini ditunjukkan dengan angka F dan signikansi dari variabel Modal dan ATMR yaitu sebesar 0,684 dan 0,742 lebih besar dari 0,05.

Untuk masing-masing variabel, nilai rata-rata modal dari bank swasta sebesar 13,67. Sedangkan untuk modal bank asing memiliki rata-rata sebesar 13,55. Hal ini berarti permodalan bank swasta lebih bagus dibanding bank asing. Untuk variabel ATMR, nilai rata-rata dari ATMR bank swasta sebesar 15,40.

Sedangkan untuk bank asing memiliki nilai rata-rata ATMR sebesar 15,29, dengan kata lain ATMR bank swasta lebih besar dari bank asing.

Dari kedua variabel yang diuji pada Structure Matrix, baik variabel modal

maupun ATMR sama – sama memiliki nilai mendekati angka 1. Namun, jika diambil nilai tertinggi, maka variabel modal adalah variabel yang paling membedakan antara nilai CAR kelompok bank swasta nasional dan kelompok bank asing. Hal ini ditunjukkan dengan nilai variabel modal sebesar 0,876 lebih tinggi dari nilai variabel ATMR sebesar 0,710.

Untuk proses klasifikasi dengan menggunakan fungsi diskriminan terjadi misklasifikasi sejumlah 32 data dari hasil pengalian bobot variabel dengan nilai tiap data. Misklasifikasi terjadi pada 17 data bank swasta dan 15 bank asing. Sedangkan untuk 40 data lainnya diprediksi tepat pada masing-masing kelompok bank. Untuk fungsi diskriminan yang terbentuk mempunyai ketepatan perkiraan sebesar 55,6 %.

BAB V

Dokumen terkait