• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing

a. Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran dilarang menerima simpanan dalam bentuk simpanan tabungan

b. Kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang tertentu, seperti : i. Perdagangan Internasional

ii. Bidang Industri dan Produksi

iii. Penanaman Modal asing atau Campuran

iv. Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta nasional c. Untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum

campuran dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini :

i. Jasa Transfer ii. Jasa Kliring iii. Jasa Inkaso

iv. Jasa Jual Beli Valuta Asing v. Jasa Bank Card

vi. Jasa Bank Draft vii. Jasa Safe Deposit Box

viii. Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C ix. Jasa Bank Garansi

x. Jasa Referensi Bank

xi. Jasa Jual Beli Travellers Cheque xii. Dan jasa bank umum lainnya

2.3 Rasio Keuangan Bank

Rasio keuangan adalah satu angka yang dinyatakan dalam hubungannya dengan yang lain. Ini didapat dengan membagi satu angka yang menjadi dasar dengan angka yang lain (Tunggal, 2012 : 26). Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi : 2006).

Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca publikasi biasanya meliputi rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio

(CAR), Aktiva Produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah, Non Performing

Loan (NPL), PPAP terhadap Aktiva Produktif dan Pemenuhan PPAP; rasio

rentabilitas yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest

Margin (NIM), Beban Operasional Termasuk Beban Bunga dan Beban PPAP

serta Beban Penyisihan Aktiva Lain-lain Dibagi Pendapatan Operasional termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO) ; rasio Likuiditas yaitu Cash Ratio dan Loan To

2.4 Laporan Keuangan Bank

Menurut Siamat (2005 : 368) dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari :

1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Tahunan sekurang-kurangnya mencakup :

a. Informasi umum yang meliputi antara lain : kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha bank dan kelompok usaha bank, strategi dan kebijakan manajemen dan laporan manajemen, minimal mencakup : struktur organisasi, aktivitas utama, teknologi informasi, produksi dan jasa yang ditawarkan, dan lain sebagainya

b. Laporan Keuangan Tahunan Bank adalah laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh akuntan publik, terdiri dari : i. Neraca

ii. Laporan Laba-Rugi

iii. Laporan Perubahan Ekuitas iv. Laporan Arus kas

v. Catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi tentang komitmen dan kontinjensi

2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan. Laporan keuangan publikasi triwulanan disusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank, serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perkembangan usaha bank.

3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan keuangan publikasi bulanan adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan. Laporan keuangan publikasi bulanan bank umum sekurang-kurangnya, meliputi :

a. Laporan keuangan yang terdiri dari : i. Neraca

ii. Laporan Laba Rugi b. Komitmen dan Kontinjensi

c. Rincian Kualitas Aktiva Produktif

d. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang telah dibentuk, dibandingkan dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk.

e. Perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum 4. Laporan Keuangan Konsilidasi

2.5 Penelitian Terdahulu

1. Handayani (2005)

Handayani melakukan penelitian mengenai “Analisis Perbandingan dan Kinerja Bank Nasional, Bank Campuran dan Bank Asing Dengan Menggunakan Rasio Keuangan”. Handayani menggunakan sampel sebanyak 140 bank yang terdaftar di Bank Indonesia yang terdiri dari 107 bank nasional, 23 bank campuran dan 10 bank asing. Penelitian Handayani bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan bank nasional, bank asing dan bank campuran periode 2000 – 2002 dengan menggunakan proksi rasio keuangan.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan variabel Bank Nasional, Bank Campuran dan Bank Asing untuk periode tahun 2000 sampai tahun 2002 dengan menggunakan Uji Anova. Dari penelitiannya tersebut ditemukan bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan berdasarkan Capital Adecuacy Ratio yang

diproksikan dengan CAR antara bank nasional, bank asing dan bank campuran. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung = 0.405 < F 0.05 = 3.017, sehingga H0 diterima.

2. Putra (2011)

Penelitian yang dilakukan Putra pada kelompok bank swasta nasional dan bank milik pemerintah menggunakan sampel sebanyak 21 bank dengan tahun penelitian 2007 sampai dengan tahun 2009. Tujuan dari penelitian Putra adalah untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara CAR bank umum swasta nasional dengan bank milik pemerintah. Pengolahan data dalam penelitian

ini menggunakan software statistic SPSS dengan metode statistik yang digunakan

berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).

Dari penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada CAR antara bank swasta dengan bank pemerintah. Namun mean CAR bank swasta lebih tinggi dari bank pemerintah, artinya bank swasta lebih baik CAR nya dibandingkan bank pemerintah selama periode penelitian karena semakin tinggi nilai CAR semakin bagus kualitasnya.

2.6 Kerangka Konseptual

Menurut Dendawijaya (2005:152) Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, manajemen bank, bank pemerintah (melalui Bank Indonesia) dan pengguna jasa bank. Dengan diketahuinya kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko.

Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS. Enam aspek dalam metode CAMELS diantaranya aspek permodalan yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan pada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Menurut Dendawijaya (2005 : 121) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana – dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain – lain.

Bila CAR (Capital Adequacy Ratio)suatu bank rendah, kemampuan bank

untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah. Modal sendiri cepat

habis untuk menutup kerugian yang dialami, maka kemampuan bank diragukan oleh masyarakat dan akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu. Ada dua penyebab Capital Adequacy Ratio (CAR) rendah yaitu terkikisnya modal

perbankan akibat negative spread dan peningkatan aset yang tidak didukung

dengan peningkatan modal. Berdasarkan hal tersebut di atas, menunjukkan risiko yang dipikul bank semakin bertambah besar karena rendahnya modal sebagai penyangga risiko yang dapat melindungi nasabah. Capital Adequacy Ratio (CAR)

yang rendah dapat menyebabkan turunnya kepercayaan nasabah yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas bank.

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan (Kasmir, 2002 : 34) Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya dari aspek kepemilikan.

Di Indonesia, bank milik swasta nasional dan bank milik asing memiliki jumlah paling banyak, untuk itu penulis tertarik untuk meneliti kedua bank ini. Bank Swasta Nasional dan Bank Asing sama-sama kita ketahui akan menghasilkan laporan keuangan, dimana laporan keuangan masing-masing bank tersebut akan dianalisis oleh peneliti mengenai permodalannya. Dalam penelitian

ini, penulis ingin mencoba membandingkan sejauh mana perbedaan rasio kecukupan modal (CAR) antara Bank Umum Swasta Nasional dan Bank Asing seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.1 :

Sumber : Bhakti (2009), Febriyani (2003), Putra (2011) (diolah) Gambar 2.1

Kerangka Konseptual 2.7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ho : CARS = CARA

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai CAR pada Bank Umum

BANK SWASTA

Dokumen terkait