• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

4. Fungsi Internal Auditor

Secara umum fungsi internal auditor dalam perusahaan adalah untuk mengawasi atau menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Agar internal auditor dapat melaksanakan fungsinya dengan baik ada beberapa syarat yang harus dimiliki .

Menurut Tjitrosudojo (2000:189) mengemukakan tujuh ciri yang harus dimiliki oleh seorang internal auditor yaitu :

a. Ia harus mempunyai pandangan yang luas untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan. Ia harus berpikir sebagai seorang pimpinan organisasi yang tidak terkekang oleh program pemeriksaan atau tradisi.

b. Pandangan yang luas tersebut harus didasarkan pada pertimbangan yang sehat. Dalam mengambil suatu keputusan yang mantap ia harus memperoleh semua fakta yang diperlukan.

c. Pemeriksaan yang modern haruslah percaya pada diri sendiri dan kepada pekerjaannya. Kepercayaan dibuktikan dengan adanya keberanian untuk memasuki bidang pekerjaan baru. d. Imajinasi merupakan jiwa penggerak kemajuan.

e. Inisiatif adalah kekuatan yang melengkapi gagasan. f. Sikap

Harus memelihara hubungan baik dengan pihak yang diperiksanya.

g. Kepemimpinan

Pemeriksaan harus mempunyai sifat kepemimpinan yang diperlukan untuk melancarkan kepercayaan dan untuk meransang tindakan.

Berdasarkan uraian diatas, maka syarat minimal yang harus dimiliki seorang internal auditor setidak – tidaknya meliputi :

a. Pengetahuan yang baik dibidang akuntansi dan auditing. b. Sikap yang objektif dan independent.

c. Sifat jujur, bijaksana dan mampu bekerja sama.

d. Disamping itu perlu juga pemahamannya tentang rencana organisasi. Bidang internal audit yang banyak dikenal pada mulanya tertuju pada pemeriksaan data akuntansi, bidang ini lebih dikenal dengan financial audit. Namun sejalan dengan semakin mendesaknya kebutuhan akan informasi bagi manajemen sebagai input dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, maka kegiatan operasional manajemen juga dimasukkan sebagai salah satu bidang yang diawasi dan diperiksa internal auditor. Bidang ini dikenal dengan nama manajemen audit.

Setelah memahami uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa internal auditor memiliki andil yang cukup tinggi bagi suatu perusahaan. Sebagai seorang staf dari pimpinan perusahaan, seorang internal auditor harus dapat bertugas dengan baik, sehingga peranannya dalam menunjang sistem pengawasan intern dapat berlangsung dengan optimal. Seorang internal auditor juga bertugas melakukan pemeriksaan dan penilaian yang bebas atas kegiatan operasional, data akuntansi dan catatan keuangan lainnya.

Sejalan dengan perkembangan jaman yaitu perkembangan sistem informasi akuntansi. Aktivitas internal auditor yang dijalankan melalui fungsi – fungsi internal auditor telah diartikan sebagai suatu pemeriksaan

dan penyajian data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas manajemen yang diperiksanya. Menurut Kosasih (2000:277-278) menggolongkan secara terperinci fungsi Internal auditor yaitu :

a. Menentukan baik tidaknya internal kontrol dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar – benar telah dilaksanakan.

b. Bertanggung jawab dalam menentukan apakah pelaksanaanya mentaati peraturan, rencana policy, dan prosedur yang telah ditetapkan sampai menilai apakah hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak.

c. Memverifikasi adanya dan keutuhan kekayaan ( asset ) termasuk mencegah dan menemukan penyelewengan.

d. Menilai kehematan , efisiensi, efektivitas kegiatan.

e. Melaporkan secara objektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya.

Fungsi – fungsi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Dengan mengkaji ulang secara cermat atas bagian organisasi dan uraian fungsi yang menjelaskan pembangian tugas – tugas. Tinjauan ulang ini harus memperlihatkan apakah pengawasan atas setiap orang didalam perusahaan memadai atau tidak dan tidak boleh seorangpun yang menempati posisi yang bertentangan dengan kebijaksanaan pengawasan internal yang sehat.

b. Mengetahui apakah pelaksanaan telah dilakukan sesuai dengan kontrak yang telah disetujui dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Dengan mencocokkan daftar kekayaan perusahaan dengan kenyataan

d. Memastikan bahwa sistem akuntansi yang ada telah dilaksanakan sesuai dengan yang digariskan perusahaan dan apakah laporan telah disusun dengan benar.

e. Dengan melaporkan secara objektif apa yang telah ditemukan selama pemeriksaan dan memberikan rekomendasi perbaikannya kepada manajemen.

Menurut Holmes dan Burns (2000:154) ”berpendapat bahwa, agar fungsi internal auditor itu bisa bekerja secara efektif maka adanya sasaran-sasaran atau pemeriksaan tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang. Sasaran-sasaran yang dimaksud adalah: (a) Sasaran pengawasan akuntansi, (b) Sasaran pengawasan administrative”.

Dari keterangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Sasaran pengawasan akuntansi ( accounting control objectives )

Dalam mencapai sasaran pengawasan akuntansi, para auditor harus menentukan keandalan pengawasan akuntansi yang berlangsung memusatkan perhatian kepada pencegahan atau penemuan kekeliruan dan penyelewengan atau kecurangan yang material. Ada beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh auditor dalam mencapai sasaran ini yaitu :

1) Mengidentifikasi jenis kekeliruan dalam penyelewengan akuntansi yang mungkin terjadi.

2) Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan kekeliruan dan penyelewengan semacam itu.

3) Menuju transaksi serta prosedur – prosedur untuk menentukan apakah prosedur – prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan dipatuhi secara memuaskan.

4) Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang tidak terdapat dalam prosedur pengendalian internal yang ada. Ini akan membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, watak atau luasnya prosedur auditing.

b. Sasaran pengawasan administratif (administration control objektif) Untuk mencapai sasaran pengawasan administratif, auditor

bertanggung jawab menentukan ketaatan tehadap kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan penyimpangannya. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan internal auditor untuk mencapai sasaran ini yaitu :

1) Evaluasi atas upaya organisasional seperti yang dicerminkan oleh hubungan pelaporan dalam perusahaan.

2) Tinjauan ulang yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang menjelaskan pembagian upaya – upaya itu. Tinjauan ulang ini harus memperlihatkan apakah memadai atau tidak dan tidak boleh ada seorangpun yang menempati posisi yang bertentangan dengan kebijakan pengendalian internal yang sehat.

3) Evaluasi atas saluran komunikasi didalam perusahaan khususnya komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit.

Saluran ini harus diterapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan tetap aktual dan objektif.

4) Pengujian dan evaluasi atas kebijakan perusahaan.

Walaupun ada pemisahaan fungsi – fungsi atas dasar tujuan audit intern. Namun pada dasarnya kedua fungsi tersebut mempunyai hubungan yang erat satu sama lainnya dalam meningkatkan hasil guna sistem pengawasan internal.

Dokumen terkait