• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN DALAM

C. Fungsi Jaminan Kredit Dalam Pemberian Kredit

Kredit pada awal perkembangan mengarahkan fungsinya untuk merangsang bagi kedua belah pihak untuk saling menolong untuk tujuan

28

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan, 2008.

USU Repository © 2009

pencapaian kebutuhan, baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari – hari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi berupa kemajuan – kemajuan pada usahanya atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberi kredit secara materril dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit dan secara spiritual mendapatkan kepuasan dengan dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan.

Sebelum memberikan kredit pihak debitur, senatiasa meminta jaminan kepada pihak debitur dengan tujuan agar kredit yang diberikan tersebut dapat dikembalikan dikemudian hari dan biasanya jaminan tersebut adalah dalam bentuk kebendaan agar mudah dieksekusi dan tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari.

Suatu kredit mencapai fungsinya apabila secara sosial ekonomis, baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat membawa pengaruh pada tahapan yang lebih baik. Maksudnya, baik bagi pihak debitur maupun kreditur mendapatkan kemajuan.

Kemajuan tersebut dapat tergambarkan apabila mereka memperoleh keuntungan juga mengalami peningkatan kesejahteraan, dan masyarakat pun atau negara mengalami suatu penambahan dari penerima pajak, juga kemajuan ekonomi, baik yang bersifat mikro maupun makro. Dari manfaat nyata dan manfaat yang diharapkan maka sekarang ini kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan mempunyai fungsi.29

29

Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, PT CITRA ADITYA BAKTI, Bandung, Hal. 481

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Pemberian Kredit Usaha Kecil ini merupakan wujud pembiayaan bagi usaha kecil yang disediakan oleh Pemerintah / dunia usaha, khususnya melalui kredit Perbankan sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Pemerintah melalui kebijaksaan tanggal 29 Januari 1990 (Pak. Jan, 29 Tahun 1990) tentang pemyempurnaan sistem Perkreditan ini mewajibkan setiap Bank untuk menyalurkan 20% kreditnya kepada kegiatan usaha kecil dan kegiatan koperasi yang produktif yang dibiayai dari dana Bank tersebut.

Pada prinsipnya tidak semua benda jaminan dapat dijaminkan pada lembaga perbankan atau lembaga keuangan nonbank, namun benda yang dapat dijaminkan adalah benda – benda yang memenuhi syarat – syarat tertentu.

Syarat – syarat benda jaminan yang baik adalah :

1. Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang memerlukannya.

2. Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si pencari kredit untuk melakukan atau meneruskan usahanya

3. Memberikan kepastian kepada si kreditur, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, bila perlu dapat mudah diluangkan untuk melunasi hutangnya si penerima (pengambil) kredit (Subekti, 1996 : 73).

Jaminan mempunyai kedudukan dan manfaat yang sangat penting dalam menunjang pembangunan ekonomi. Karena keberadaan lembaga ini dapat memberikan manfaat bagi kreditur dan debitur.

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Manfaat bagi kreditur adalah :

a. Terwujudnya keamanan terhadap transaksi dagang yang ditutup. b. Memberikan kepastian hukum bagi kreditur.

Bagi debitur dengan adanya benda jaminan itu dapat memperoleh fasilitas kredit dari bank dan tidak khawatir dalam mengembangkan usahanya. Keamanan modal adalah dimaksudkan bahwa kredit atau modal yang diserahkan oleh kreditur kepada debitur tidak merasa takut atau khawatir tidak dikembalikannya modal tersebut.

Memberikan kepastian hukum adalah memberikan kepastian untuk menerima pengembalian pokok kredit dan bunga dari debitur. Sedangkan bagi debitur adalah kepastian hukum untuk mengenbalikan pokok kredit dan bunga yang ditentukan.

Disamping itu, bagi debitur adalah adanya kepastian dalam berusaha. Karena dengan modal yang dimilikinya dapat mengembangkan bisnisnya lebih lanjut. Apabila debitur tidak mampu dalam mengembalikan pokok kredit dan bunga, bank atau pemilik modal dapat melakukan eksekusi terhadap benda jaminan.

Nilai benda jaminan itu biasanya pada saat melakukan taksiran nilainya lebih tinggi jika dibandingkan pokok dan bunga yang tertunggak. Namun, dalam kenyataannya seringkali nilai jaminan lebih rendah dari hutang pokok dan bunga. Sehingga untuk melakukan eksekusi oleh pejabat lelang mengalami kesulitan, karena nilai jual benda jaminan di bawah nilai hutang pokok dan bunga.

Penjamin kredit berfungsi untuk melengkapi kesiapan anda mendapatkan persetujuan kredit dari bank atau kreditur lainnya, dan bukan menggantikan

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan, 2008.

USU Repository © 2009

seluruh agunan yang seharusnya anda serahkan untuk jumlah tertentu atas kredit anda.

Penjamin kredit pada dasarnya dapat dimanfaatkan oleh pengusaha atas persetujuan pihak lembaga kredit atau orang penjamin. Meskipun demikian bila antara kreditur atau penerima dan penjamin belum terdapat kerja sama.

Pada dasarnya permohonan penjamin dari seorang calon debitur dapat saja diproses oleh penjamin (LPK), walaupun pada awalnya ketentuan penjamin akan disampaikan terlebih dahulu kepada pihak Kreditur30

Berdasarkan pada pengertian jaminan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa fungsi utama dari Jaminan adalah Untuk meyakinkan bank atau kreditor bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama.

.

31

1) Pengamanan kredit

Barang jaminan yang diberikan debitur kepada kreditur mempunyai fungsi sebagai berikut :

Dengan adanya jaminan, maka akan memberikan rasa aman kepada pihak kreditur apabila debitur wanprestasi dalam perjanjian tersebut.

2) Memberikan motivasi kerja

Adanya jaminan dapat memberikan motivasi kerja bagi debitur, dalam arti pinjaman yang diberikan tersebut dapat meningkatkan modal usaha bagi debitur. Dalam hal ini juga diharapkan adanya kewajiban moral bagi debitur untuk melunasi hutanya, karena modal yang diberikan tersebut

30

Nasroen Yasabari & Nina kurnia Dewi,Ibid, Hal. 170

31

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi Revisi, PT Kencana

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan, 2008.

USU Repository © 2009

adalah merupakan hutang baginya dan akan dibayarkan pada waktu yang telah ditentukan

3) Motivasi pemenuhan kerja

Dengan adanya jaminan yang diberikan debitur kepada kreditur, maka debitur akan merasa termotivasi untuk memenuhi isi perjanjian. Ini disebabkan karena jaminan yang diberikan kepada kreditur lebih besar nilainya dari jumlah uang yang dipinjam debitur.

Risky Adelia Budianty : Hubungan Hukum Antara Penjamin Dengan Pihak Pemberi Kredit Kepada Usaha Kecil Menengah Di Kota Medan Studi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Medan, 2008.

USU Repository © 2009

Dokumen terkait