• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI KEPATUHAN

Dalam dokumen LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA (Halaman 25-30)

FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

A. FUNGSI KEPATUHAN

a.1 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA FUNGSI KEPATUHAN

1. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan. Perjanjian yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan antara lain Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) atau Rencana Bisnis. Sedangkan komitmen yang dibuat oleh Bank adalah kesanggupan Bank untuk memenuhi perintah dan larangan dari Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu serta komitmen menindak lanjuti hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan.

20 | P a g e 2. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya

Budaya Kepatuhan Bank;

3. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;

4. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank; memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Melakukan pengkajian atas Kebijakan dan Prosedur Bank atau Kebijakan Strategis yang memerlukan persetujuan Direksi. Mekanisme pengkajian dari Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan yang diatur dalam prosedur tersendiri.

6. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank.

7. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

8. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

9. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan mempunyai Kewajiban sebagai berikut:

a. Mencegah Direksi Bank agar tidak menempuh kebijakan dan/atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

b. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan Dewan Komisaris.

21 | P a g e c. Menyampaikan laporan ke Otoritas Jasa

Keuangan mengenai pokok-pokok pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan sebagaimana diatas dan laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan direksi yang menurut pendapat Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan dibantu oleh Pejabat Eksekutif dan staff yang membawahkan fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko.

a.2 PROGRAM KERJA TAHUN 2018 DAN REALISASINYA 1. Bank senantiasa meningkatkan pengawasan

manajemen atas penerapan APU & PPT dengan mengoptimalkan sistem informasi dalam proses pemantauan dan identifikasi transaksi yang mencurigakan, Kebijakan APU & PPT adalah sebagai berikut :

a. Memantau pelaksanaan Program APU & PPT dengan memberdayakan fungsi Unit Kerja Khusus (UKK).

b. Mensosialisasikan Pedoman Kerja APU & PPT dalam rangka peningkatan pemahaman Sumber Daya Manusia (SDM) Bank.

c. Melengkapi dan mengkinikan data nasabah secara berkelanjutan.

2. Pemberdayaan Fungsi Unit Kerja Khusus dalam rangka Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris. Sosialisasi peraturan

22 | P a g e Otoritas Jasa Keuangan kepada unit-unit kerja terkait.

5. Pemantauan tindak lanjut terhadap hasil temuan pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan & SPI.

6. Pemantauan pemenuhan ketentuan Tata Kelola BPR.

7. Selama tahun 2018, Bank dapat menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku meskipun masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan.

8. Beberapa indikator yang dapat mencerminkan pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank, antara lain:

- Tidak terdapat pelanggaran atau pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) - Rasio Kecukupan Modal (CAR) dengan

memperhitungkan Resiko Kredit dan risiko pasar adalah di atas ketentuan minimum Otoritas Jasa Keuangan (12%).

- Rasio NPL tidak melampaui 5%

- Rasio Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap PPAP yang wajib dibentuk adalah sebesar 100%.

- B. AUDIT INTERN

b.1 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PADA FUNGSI AUDIT INTERN

Dalam menjalankan fungsinya, Pejabat Eksekutif Audit Intern telah melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan audit secara independen

b. Melakukan penilaian terhadap kecukupan dan efektifitas Sistem Pengendalian Intern Bank

c. Melakukan pemantauan perkembangan tidak lanjut yang dilakukan oleh audit.

23 | P a g e b.2 PROGRAM KERJA SELAMA TAHUN 2018 DAN

REALISASINYA

Berdasarkan hasil audit Pejabat Eksekutif Audit Intern pada periode tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pada BPR Sahabat Tata telah sesuai, tetapi masih terdapat penyimpangan / kelemahan, yaitu :

- Bagian Kredit :

1.Terdapat kelemahan pada bagian Administrasi

kredit karena masih terdapat beberapa pemberian kredit yang belum dilengkapi dengan informasi pendukung dalam analisa kredit .

2.Terdapat beberapa Perjanjian Kredit dan Agunan Sertipikat yang masih ada di notaris karena proses pengikatan SKMHT dan APHT.

3.Terdapat kelemahan pada petugas dikarenakan kurang teliti dalam pencatatan,kesalahan penulisan pada hasil keputusan komite kredit.

4.Terdapat beberapa pemberian kredit yang terekpose resiko kredit dikarenakan pemberian kredit kepada debitur dengan Informasi Slik di Bank lain Dalam Perhatian Khusus (Kol. 2) dan Diragukan (Kol.3) -Bagian Dana

1.Terdapat kelemahan pada Administrasi Dana terkait dengan prosedur Deposito yang sudah dicairkan dikarenakan kelemahan petugas dalam menjalankan Standar Operasional Prosedur Deposito.

2.Terdapat kelemahan pada pengisian aplikasi pembukaan rekening tabungan dan deposito yang belum lengkap seperti : Specimen tanda tangan, pengisian kolom pekerjaan, jumlah penghasilan serta kelengkapan tanda tangan pada kolom yang harus diisi oleh Bank.

24 | P a g e 3.Terdapat kelemahan dalam kegiatan pengkinian data nasabah dikarenakan tarjet kegiatan tersebut tidak terealisasi secara maksimal.

- Manajemen

a. Komposisi / jumlah Dewan Komisaris hanya ada 1 ( satu ) orang, belum sesuai dengan ketentuan pada POJK No. 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat yang menyebutkan bahwa BPR dengan modal inti kurang dari 50.000.000.000,- ( Lima puluh milyar rupiah ) wajib memiliki paling sedikit 2 ( dua ) orang Dewan Komisaris dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi.

b. Rapat Komisaris sudah dilakukan sebanyak 4 ( Empat ) kali, sudah sesuai dengan ketentuan pada POJK No.4.POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat yang menyebutkan bahwa Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan paling sedikit 1 ( satu ) kali dalam 3 ( bulan ) atau minimal diselenggarakan 4 ( empat ) kali dalam 1 tahun.

c. Pengalokasian biaya pendidikan tahun 2018 yang belum sesuai dengan POJK No.47/POJK.03/2017 tentang Kewajiban Dana Pendidikan dan Pelatihan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia BPR/S.

Dalam dokumen LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA (Halaman 25-30)

Dokumen terkait