• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.2.3 Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif adalah suatu kegiatan mental yang dimiliki manusia yang diantaranya adalah perhatian, persepsi, proses berpikir, pengetahuan dan memori. Fungsi kognitif yang merupakan salah satu fungsi otak, memiliki area sebesar 75% di otak, terutama di bagian korteks otak (Saladin, 2007). Berdasarkan alat ukur MoCA-Ina, data demografi yang harus ada adalah usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Ketiga data ini sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu (Nasreddine et al,

2005). Hal yang sama ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Mongisidi (2013), dimana individu yang masuk dalam kategori old age (75-90 tahun) memiliki rata-rata persentasi kognitif tidak normal, sehingga disimpulkan semakun tua usia seseorang, maka fungsi kognitif individu cenderung menurun. Hasil berikutnya pada data jenis kelamin, ditemukan bahwa laki-laki lebih banyak memiliki presentasi yang tidak normal, tetapi menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa hasil skor penilaian fungsi kognitif perempuan rata-rata lebih rendah dibandingkan laki-laki. Dilihat dari latar belakang pendidikan, ditemukan bahwa individu yang mengenyam pendidikan lebih dari sembilan tahun memiliki fungsi kognitif yang tergolong normal atau lebih baik

18

dibandingkan individu yang pendidikannya kurang dari sembilan tahun. Sehingga data demografi usia, jenis kelamin, dan pendidikan lebih utama dapat mempengaruhi fungsi kognitif individu.

Issealbacher, et al, (2006), menyebutkan ada lima komponen kognitif yang mudah untuk dilihat, antara lain :

1. Kesadaran adalah keadaan sadar akan diri sendiri dan lingkungan yang mempunyai beberapa sisi, dimana arti kesadaran merupakan gabungan kognitif dan fungsi mental afektif dan hanya dapat dinilai dengan penarikan kesimpulan melalui hasi suatu pemeriksaan khusus. Bangun berhubungan erat dengan gambaran kewaspadaan, yaitu kesiapan individu memberikan respons terhadap suatu stimulus yang diterimanya. Perhatian meliputi kapasitas untuk memperhatikan secara selektif terhadap stimulus yang relevan dan untuk memanipulasi ide yang abstrak. Kesadaran juga meliputi konsep insight dan pengenalan diri.

2. Persepsi mengenai kesadaran, seleksi, dan identifikasi stimulus dari lingkungan. Dalam keadaan normal, persepsi dipengarui oleh beberapa faktor, baik fisiologik dan psikologik, misalnya penglihatan yang buruk atau tuli dapat mengganggu persepsi orang tua terhadap suatu hal.

3. Ingatan dibedakan berdasarkan lamanya mengingat. Sistem ingatan segera memegang informasi yang dengan kesadaran selama beberapa detik dan dapat diperiksa dengan reproduksi barisan angka yang pada umumnya mempunyai kapasistas terbatas untuk informasi sekitar tujuh

19

angka, yang hanya tertahan beberapa detik atau menit. Ingatan terakhir,

mengingat informasi yang ada dalam beberapa menit, jam, atau hari. Sedangkan ingatan jauh adalah kemampuan mengingat kejadian atau informasi beberapa bulan atau tahun sebelumnya. Mengingat informasi setelah terlambat beberapa menit memerlukan proses konsolidasi atau belajar yang diperantarai oleh sistem ingatan sekunder atau jangka panjang dengan kapasitas dan ketahanan yang hampir tanpa batas.

4. Suasana hati dan kepribadian. Suasana hati menunjukkan keadaan emosi yang paling sering, sedangkan afek adalah pengalaman emosional yang dicetuskan oleh stimulus khusus. Suasana hati dapat memberikan pengaruh secara nyata pada seluruh aspek kognitif, terutama pada rangkaian suasana hati yang ekstrim. Hipomania mungkin disertai dengan ilusi, pikiran yang melompat-lompat, dan keluaran motorik dan verbal yang ekstrim. Kondisi sebaliknya ditunjukkan ketika depresi, dimana terjadi perlambatan pikiran, bicara, dan aktivitas. Kecemasan yang ektrim juga dapat mempengaruhi koherensi pikiran dan pembicaraan.

5. Pemecahan masalah. Pikiran sulit untuk dapat dimengerti dan ditangkap, tetapi dapat dinilai melalui proses penalaran, logik dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan bahasa atau matematika.

20

Pemeriksaan yang teliti dari fungsi kognitif adalah komponen penting dari pemeriksaan neurologik, yang mencakup antara lain (Issealbacher, et al,

2006) : 1. Orientasi

Orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu (termasuk tanggal, jam, hari, bulan, dan tahun). Pada gangguan ingatan berat, biasanya kesalahan dalam penyebutan tanggal.

2. Kesadaran

Individu sadar yang normal masuk dalam pembicaraan atau beberapa aktivitas lain yang berbeda, sedangkan individu dengan gangguan kesadaran tetap tenang atau masuk dalam aktivitas yang berulang-ulang dan kurang bertujuan.

3. Abnormalitas persepsi

Sebaiknya dicari dengan pertanyaan spesifik mengenai persepsi lingkungan, kejadian yang sedang terjadi atau yang dirasakan.

4. Bahasa

Afasia mengakibatkan pembicaraan menjadi tidak lancar. Pemeriksan yang dilakukan berguna untuk mengetahui adanya afasia nominal dengan meminta individu untuk menyebutkan objek yang umum dan tidak umum dan pemberian perintah yang kompleks untuk menilai derajat ringan disfasia reseptif. Agraphia dicari dengan meminta individu untuk menulis namanya dan kalimat spontan. Membaca

21

sebaiknya dinilai dengan menggunakan teks standar atau artikel surat kabar dan meminta penjelasan dari artinya.

5. Fungsi visuospasial

Tes yang paling berguna untuk memeriksa fungsi visuospasial adalah dengan menirukan gambar. Adanya apraksia konstuksional atau agnosia visuospasial dapat menyebabkan kesulitan dalam menggambar garis yang diperlukan untuk orientasi ruang atau posisi yang tepat.

6. Ingatan

Ingatan segera dan perhatian diperiksa dengan meminta individu mengulang deret angka yang ditunjukkan dalam interval setengah detik. Ingatan terakhir dapat dinilai dengan meminta individu mempelajari tiga nama objek umum, mengingat kembali dites setelah dua sampai lima menit. ingatan jauh-jangka panjang dapat dites dengan menanyakan hal yang berkaitan dengan pengetahuan umum seperti tanggal yang penting tentang kejadian masa lalu, nama-nama orang politikus yang penting, dan sebagainya.

7. Suasana hati dan kepribadian

Penilaian terhadap kepribadian, suasana hati, afek, dan insight sebaiknya dilakukan selama anamnesis dan pemeriksaan. Penampilan individu, isi pembicaraan, dan kecepatan gerakan memberikan petunjuk tentang suasana hari. Afek diisyaratkan oleh bahasa, ekspresi wajah, gerakan isyarat, dan sikap tubuh.

22

8. Pikiran dan pemecahan masalah

Inkoherensi penalaran dan pikiran logis dapat dideteksi selama anamnesis melalui tes keterampian bahasa dna matematika. Gangguan pikiran yang lebih rumit kadang dapat nampak dengan meminta individu untuk menjelaskan arti peribahasa.

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif

Dokumen terkait