Suatu fungsi ๐(๐ง) dikatakan fungsi variabel kompleks ๐ง jika setiap nilai ๐ง pada suatu daerah tertentu di ๐ (pada diagram Argand) memiliki satu atau lebih nilai ๐(๐ง). Fungsi ๐(๐ง) dapat berupa fungsi yang terdiri dari bagian ril dan bagian imajiner, dimana secara umum merupakan fungsi ๐ฅ dan ๐ฆ.
๐(๐ง) = ๐ข(๐ฅ, ๐ฆ) + ๐๐ฃ(๐ฅ, ๐ฆ) (๐. ๐)
Fungsi ๐(๐ง) dengan nilai tunggal pada domain ๐ dapat didiferensialkan pada titik ๐ง saat turunannya
๐โฒ(๐ง) = limฮzโ0[๐(๐ง + ฮz) โ ๐(๐ง)
ฮ๐ง ] (๐. ๐)
ada dan unik. Hal ini berarti nilainya tidak bergantung pada arah di diagram Argand dimana ฮ๐ง menuju nol.
Perhatikan fungsi ๐(๐ง) = ๐ฅ2โ ๐ฆ2+ ๐2๐ฅ๐ฆ = (๐ฅ + ๐๐ฆ)2 = ๐ง2. Dengan mencoba persamaan (๐. ๐), ๐โฒ(๐ง) = limฮ๐งโ0[(๐ง + ฮ๐ง)2โ ๐ง2
ฮ๐ง ]
= limฮ๐งโ0[ฮ๐ง(2๐ง + ฮ๐ง)ฮ๐ง ] ๐โฒ(๐ง) = 2๐ง
terlihat bahwa ๐(๐ง) = ๐ง2 terdiferensiasi untuk semua ๐ง berhingga.
Sebuah fungsi dengan nilai tunggal dan dapat didiferensialkan pada semua titik di domain ๐ dikatakan analitik di ๐ . Suatu fungsi juga dapat memiliki satu atau lebih titik yang tidak analitik meski titik lain pada domain ๐ analitik. Titik yang tidak analitik ini disebut juga singularitas dari ๐(๐ง).
4.2 Hubungan Cauchy-Rieman
Jika suatu limit
๐ฟ = limฮ๐งโ0[๐(๐ง + ฮ๐ง) โ ๐(๐ง)
ฮz ] (๐. ๐)
terdefinisi dan unik, dapat didiferensialkan, maka setiap dua cara spesifik untuk ฮ๐ง โ 0 haruslah menghasilkan limit yang sama. Secara khusus, bergerak paralel terhadap sumbu ril dan bergerak paralel terhadap sumbu imajiner haruslah menghasilkan hal tersebut.
Saat memisalkan ๐(๐ง) = ๐ข(๐ฅ, ๐ฆ) + ๐๐ฃ(๐ฅ, ๐ฆ) dan ฮ๐ง = ฮ๐ฅ + ๐ฮ๐ฆ, maka ๐(๐ง + ฮ๐ง) = ๐ข(๐ฅ + ฮ๐ฅ, ๐ฆ + ฮ๐ฆ) + ๐๐ฃ(๐ฅ + ฮ๐ฅ, ๐ฆ + ฮ๐ฆ) dan dengan menerapkan limit pada persamaan (๐. ๐),
๐ฟ = limฮ๐ฅ,ฮ๐ฆโ0[๐ข(๐ฅ + ฮ๐ฅ, ๐ฆ + ฮ๐ฆ) + ๐๐ฃ(๐ฅ + ฮ๐ฅ, ๐ฆ + ฮ๐ฆ) โ ๐ข(๐ฅ, ๐ฆ) โ ๐๐ฃ(๐ฅ, ๐ฆ)
ฮ๐ฅ + ๐ฮ๐ฆ ]
Jika ฮ๐ง hanya terdiri dari bagian ril, maka ฮ๐ฆ = 0, didapatkan ๐ฟ =๐๐ข๐๐ฅ + ๐๐๐ฃ๐๐ฅ (๐. ๐)
dan jika ฮ๐ง hanya terdiri dari bagian imajiner, maka ฮ๐ฅ = 0, didapatkan ๐ฟ =๐๐ฃ๐๐ฆ โ ๐๐๐ข๐๐ฆ (๐. ๐)
Agar ๐ dapat didiferensialkan pada titik ๐ง, persamaan (๐. ๐)dan (๐. ๐) harus identik, maka ๐๐ข ๐๐ฅ = ๐๐ฃ ๐๐ฆ dan ๐๐ข ๐๐ฆ = โ ๐๐ฃ ๐๐ฅ (๐. ๐) Kedua kesamaan ini dikenal dengan hubungan Cauchy-Riemann.
Hubungan ini dapat digunakan dala menentukan keanalitikan suatu fungsi. Dari persamaan di atas untuk ๐(๐ง) = ๐ฅ2โ ๐ฆ2+ ๐2๐ฅ๐ฆ, ๐๐ข ๐๐ฅ = 2๐ฅ = ๐๐ฃ ๐๐ฆ dan ๐๐ข ๐๐ฆ = โ2๐ฆ = โ ๐๐ฃ ๐๐ฅ
Terlihat bahwa jika suatu fungsi ๐(๐ง) analitik, maka fungsi tersebut haruslah memenuhi hubungan Cauchy-Riemann.
Hasil penting lain dari hubungan Cauchy-Riemann adalah saat mendiferensialkan hubungan ini dengan suatu variabel bebas.
๐ ๐๐ฅ ( ๐๐ข ๐๐ฅ) = ๐ ๐๐ฅ ( ๐๐ฃ ๐๐ฆ) = ๐ ๐๐ฆ ( ๐๐ฃ ๐๐ฅ) = โ ๐ ๐๐ฆ ( ๐๐ข ๐๐ฆ) ๐ ๐๐ฅ ( ๐๐ฃ ๐๐ฅ) = โ ๐ ๐๐ฅ ( ๐๐ข ๐๐ฆ) = โ ๐ ๐๐ฆ ( ๐๐ข ๐๐ฅ) = โ ๐ ๐๐ฆ ( ๐๐ฃ ๐๐ฆ)
dimana ๐ข dan ๐ฃ secara terpusah adalah solusi dai persamaan Laplace pada dua dimensi ๐2๐ข
Sebelum lebih jauh, untuk suatu titik dimana ๐(๐ง) tidak analitik pada diagram Argand, titik tersebut disebut sebagai titik singular fungsi kompleks ๐(๐ง). Saat ๐(๐ง) analitik disemua rentang domain namun terdapat titik singular hanya di ๐ง = ๐ง0, maka ๐ง0 disebut titik singular terisolasi.
4.3 Integral Kompleks
Proses integrasi untuk bilangan ril sudah biasa dilakukan. Berkenaan dengan diperkenalkannya bilangan kompleks, tentu tinjauan integral bilangan kompleks menjadi perlu untuk diperbincangkan. Karena bidang-๐ง terdiri dari dua dimensi, terdapat kebebasan lebih tinggi serta ambiguitas dengan integral bilangan kompleks. Jika fungsi ๐(๐ง) bernilai tunggal dan kontinu pada suatu daerah ๐ di bidang kompleks, maka dapat didefinisikan integral kompleks dari ๐(๐ง) antara dua titik ๐ด dan ๐ต sepanjang suatu kurva di ๐ ; nilainya akan bergantung pada lintasan yang diambil antara ๐ด dan ๐ต. Namun untuk suatu lintasan, terdapat perbedaan tetapi memikul hubungan nilai integral satu dengan yang lain tidak bergantung pada lintasan mana yang dipilih.
Misalkan lintasan ๐ถ dideskripsikan oleh parameter ril kontinu ๐ก(๐ผ โค ๐ก < ๐ฝ) yang memberi posisi ๐ถ sebelumnya dengan persamaan
๐ฅ = ๐ฅ(๐ก), ๐ฆ = ๐ฆ(๐ก)
dengan ๐ก = ๐ผ dan ๐ก = ๐ฝ bergantung pada titik ๐ด dan ๐ต. Maka integral sepanjang lintasan ๐ถ dari fungsi kontinu ๐(๐ง) dituliskan
โซ ๐(๐ง)
๐ถ ๐๐ง (๐. ๐) dan secara eksplisit sebagai penjumlahan dari integral ril
โซ ๐(๐ง) ๐ถ ๐๐ง = โซ (๐ข + ๐๐ฃ)(๐๐ฅ + ๐๐๐ฆ) ๐ถ = โซ ๐ข ๐๐ฅ ๐ถ + ๐ โซ ๐ข ๐๐ฆ ๐ถ + ๐ โซ ๐ฃ ๐๐ฅ ๐ถ โ โซ ๐ฃ ๐๐ฆ ๐ถ = โซ ๐ข๐ฝ ๐๐ฅ๐๐ก ๐๐ก ๐ผ โ โซ ๐ฃ๐ฝ ๐๐ฆ๐๐ก ๐๐ก ๐ผ + ๐ โซ ๐ข๐ฝ ๐๐ฆ๐๐ก ๐๐ก ๐ผ + ๐ โซ ๐ฃ๐ฝ ๐๐ฅ๐๐ก ๐๐ก ๐ผ (๐. ๐)
Sebagai penerapan, integral dari ๐(๐ง) = ๐งโ1 sepanjang lingkaran |๐ง| = ๐ , berawal dan berakhir di ๐ , dengan lintasan ๐ถ1 memiliki parameter
๐ง(๐ก) = ๐ cos ๐ก + ๐๐ sin ๐ก , 0 โค ๐ก โค 2๐ sehingga ๐(๐ง) memiliki persamaan
๐(๐ง) =๐ฅ + ๐๐ฆ =1 ๐ฅ๐ฅ โ ๐๐ฆ2+ ๐ฆ2 yang dapat diperoleh bagian ril dan imajinernya sebagai
๐ข =๐ฅ2+ ๐ฆ๐ฅ 2 = ๐ cos ๐ก๐ 2 dan ๐ฃ = โ๐ฅ2+ ๐ฆ๐ฆ 2= โ๐ sin ๐ก๐ 2 Menggunakan persamaan (๐. ๐)maka
โซ 1 ๐ง ๐ถ! ๐๐ง = โซ2๐cos ๐ก๐ (โ๐ sin ๐ก)๐๐ก 0 โ โซ (โ2๐ sin ๐ก๐ )(๐ cos ๐ก)๐๐ก 0 + ๐ โซ (2๐ cos ๐ก๐ )(๐ cos ๐ก)๐๐ก 0 + ๐ โซ (โ๐ฝ sin ๐ก๐ )(๐ sin ๐ก)๐๐ก ๐ผ = 0 โ 0 + ๐๐ + ๐๐ = 2๐๐
Hal yang penting dari hasil ini adalah nilainya tidak bergantung terhadap ๐ .
4.4 Teorema Cauchy
Untuk ๐(๐ง) sebuah fungsi analitik dan ๐โฒ(๐ง) kontinu pada setiap titik dalam suatu kontur tertutup ๐ถ, maka teorema Cauchy menyatakan
โฎ ๐(๐ง)
๐ถ ๐๐ง = 0 (๐. ๐)
Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan teorema Green yang tidak lain adalah bentuk dua dimensi dari teorema divergen. Teoremanya mengatakan, jika ๐ dan ๐ adalah dua fungsi dengan diferensial pertama kontinu dalam suatu kontur tertutup ๐ถ pada bidang-๐ฅ๐ฆ, maka
โฌ (๐๐๐๐ฅ +๐๐๐๐ฆ) ๐๐ฅ๐๐ฆ
๐ = โฎ (๐ ๐๐ฆ โ ๐ ๐๐ฅ)
๐ถ
Sehingga, untuk ๐(๐ง) = ๐ข + ๐๐ฃ dan ๐๐ง = ๐๐ฅ + ๐๐๐ฆ, ๐ผ = โฎ ๐(๐ง) ๐ถ ๐๐ง = โฎ (๐ข ๐๐ฅ โ ๐ฃ ๐๐ฆ) ๐ถ + ๐ โฎ (๐ฃ ๐๐ฅ + ๐ข ๐๐ฆ) ๐ถ memberikan ๐ผ = โฌ (๐(โ๐ฃ)๐๐ฅ +๐(โ๐ข)๐๐ฆ ) ๐๐ฅ๐๐ฆ ๐ + โฌ (๐(๐ข)๐๐ฅ +๐(โ๐ฃ)๐๐ฆ ) ๐๐ฅ๐๐ฆ ๐
Karena ๐(๐ง) analitik, maka hubungan Cauchy-Riemann terpenuhi, berlaku persamaan (๐. ๐) sehingga ๐ผ = 0. Teorema Cauchy terbukti.
Aplikasi penting teorema Cauchy adalah membuktikan bahwa pada kasus tertentu, kontur tertutup ๐ถ dapat dideformasi menjadi kontur tertutup lain ๐พ sedemikian rupa, sehingga integral dari fungsi ๐(๐ง) di sekitar setiap kontur memiliki nilai yang sama.
โฎ ๐(๐ง)
๐ถ ๐๐ง = โฎ ๐(๐ง)
๐พ ๐๐ง (๐. ๐๐)
Perhatikan dua kontur tertutup ๐ถ dan ๐พ pada gambar 3.9 dengan kontur ๐พ berada seluruhnya pada kontur ๐ถ. Dua garis paralel ๐ถ1 dan ๐ถ2 menghubungkan ๐พ dan ๐ถ. Terbentuk kontur baru, katakanlah ฮ, terdiri dari ๐ถ, ๐ถ1, ๐พ dan ๐ถ2.
Gambar 4.2 Dua kontur, ๐ถ dan ๐พ berada pada bidang Argand
Dalam luasan yang dilingkupi ฮ, fungsi ๐(๐ง) analitik, sehingga berlaku teorema Cauchy, โซ ๐(๐ง)ฮ ๐๐ง = 0 . Sekarang, bagian ๐ถ1 dan ๐ถ2 melingkar pada arah berlawanan, dan batas dimana keduanya saling berdekatan, kontribusi dari luasan ฮ akan habis, sehingga menyisakan
โฎ ๐(๐ง) ๐๐ง
๐ถ + โฎ ๐(๐ง) ๐๐ง
๐พ = 0
Didapatkan esensi integral sekitar ๐พ berlawanan dengan integral sekitar ๐ถ, sehingga dengan memutar balik arah melingkar ๐พ, diperoleh persamaan (๐. ๐๐).
4.5 Integral Cauchy
Ketika fungsi ๐(๐ง) analitik dalam sebuah kontur tertutup ๐ถ dan ๐ง0 suatu titik di dalam kontur tertutup tersebut, maka
๐(๐ง0) =2๐๐1 โฎ๐ง โ ๐ง๐(๐ง)
0๐๐ง
Persamaan (๐. ๐๐) menyatakan bahwa nilai dari fungsi analitik dimanapun di dalam kontur tertutup secara unik ditentukan oleh nilainya pada kontur dan penyajian spesifik persamaan ini dapat diberikan untuk titik interior.
Pembuktian persamaan ini dilakukan dengan menggunakan persamaan (๐. ๐๐) dan mengambil ๐พ sebagai lingkaran dengan titik pusat di ๐ง = ๐ง0, dengan jari-jari cukup kecil ๐ sehingga semuanya berada dalam ๐ถ. Karena ๐(๐ง) analitik di dalam ๐ถ, nilai integrasi ๐(๐ง)/(๐ง โ ๐ง0) analitik pada ruang antara ๐ถ dan ๐พ. Maka dari persamaan (๐. ๐๐), integral sekitar ๐พ memiliki nilai sama dengan integral sekitar ๐ถ.
Kemudian digunakan fakta bahwa titik ๐ง pada ๐พ diberikan oleh ๐ง = ๐ง0+ ๐ exp(๐๐) sementara ๐๐ง = ๐๐ exp ๐๐ ๐๐. Maka nilai integral sekitar ๐พ
๐ผ = โฎ ๐ง โ ๐ง๐(๐ง)
0๐๐ง
๐พ = โซ2๐๐(๐ง0๐ exp ๐๐+ ๐ exp ๐๐)๐๐ exp ๐๐ ๐๐
0
= ๐ โซ ๐(๐ง2๐ 0+ ๐ exp ๐๐)๐๐
0
Jika jari-jari dari lingkaran ๐พ menyusut menuju nol, ๐ โ 0, maka ๐ผ = 2๐๐๐(๐ง0), yang membuktikan persamaan (๐. ๐๐).
Hal menarik didapatkan ketika menelusuri perolehan ๐โฒ(๐ง0), dengan menggunakan persamaan dasar turunan ๐โฒ(๐ง0) = limโโ0๐(๐ง0+ โ) โ ๐(๐งโ 0) = limโโ0[ 1 2๐๐โฎ ๐(๐ง) โ ( 1 ๐ง โ ๐ง0โ โ โ 1 ๐ง โ ๐ง0) ๐๐ง ๐ถ ] = limโโ0[2๐๐1 โฎ๐ถ(๐ง โ ๐ง0โ โ)(๐ง โ ๐ง๐(๐ง) 0) ๐๐ง] dengan โ โ 0, maka diperoleh
๐โฒ(๐ง0) =2๐๐1 โฎ (๐ง โ ๐ง๐(๐ง)0)2๐๐ง
๐ถ (๐. ๐๐)
atau secara umum,
๐๐(๐ง0) =2๐๐๐! โฎ (๐ง โ ๐ง๐(๐ง)0)๐+1๐๐ง
๐ถ (๐. ๐๐)
4.6 Deret Taylor dan Laurent
Jika ๐(๐ง) analitik di dalam lingkaran ๐ถ dengan jari-jari ๐ dengan titik pusat ๐ง = ๐ง0, dan ๐ง berada di dalam ๐ถ, maka
๐(๐ง) = โ ๐๐
โ ๐=0
(๐ง โ ๐ง0)๐ (๐. ๐๐)
dimana ๐๐ diberikan oleh ๐๐(๐ง0)/๐!. Ekspansi Taylor berlaku di dalam daerah analitik dan untuk setiap ๐ง0 memiliki nilai unik.
Pembuktian persamaan tersebut dapat dimulai dengan persamaan Cauchy ๐(๐ง) =2๐๐1 โฎ๐ถ(ฮพ โ z) ๐๐๐(๐)
dengan ๐ berada di ๐ถ. Faktor (๐ โ ๐ง)โ1 dapat diekspansi sebagai deret geometri dengan
(๐ง โ ๐ง0)/(๐ โ ๐ง0), 1 ๐ โ ๐ง = 1 ๐ โ ๐ง0โ ( ๐ง โ ๐ง0 ๐ โ ๐ง0) โ ๐=0 ๐ sehingga ๐(๐ง) =2๐๐1 โฎ๐ โ ๐ง๐(๐) 0โ (๐ง โ ๐ง๐ โ ๐ง0 0) โ ๐=0 ๐ ๐๐ ๐ถ =2๐๐ โ1 (๐ง โ ๐ง0)๐ โ ๐=0 โฎ(๐ โ ๐ง๐(๐)0)๐+1๐๐ ๐ถ =2๐๐ โ1 (๐ง โ ๐ง0)๐ โ ๐=0 2๐๐ ๐๐(๐ง0) ๐! (๐. ๐๐)
menyederhanakan persamaan dengan menghilangkan faktor 2๐๐ diperolehlah (๐. ๐๐) dengan ๐๐ = ๐๐(๐ง0)/๐!.
Jika ๐(๐ง) memiliki singularitas di dalam ๐ถ pada titik ๐ง = ๐ง0, maka fungsi tersebut tidak dapat diekspansi dengaan teorema Taylor. Namun dengan memisalkan ๐(๐ง) memiliki kutub dengan orde ๐ pada ๐ง = ๐ง0 namun analitik di titik lain dan di dalam ๐ถ. Maka fungsi ๐(๐ง) = (๐ง โ ๐ง0)๐๐(๐ง) analitik pada ๐ง = ๐ง0 dan dapat di ekspansi sebagai deret Taylor disekitar ๐ง = ๐ง0
๐(๐ง) = โ ๐๐(๐ง โ ๐ง0)๐ โ
๐=0
, (๐. ๐๐)
sehingga untuk semua ๐ง di dalam ๐ถ, ๐(๐ง) akan memiliki deret pangkat dengan bentuk ๐(๐ง) =(๐ง โ ๐ง๐โ๐0)๐+ โฏ +๐ง โ ๐ง๐โ1
0+ ๐0+ ๐1(๐ง โ ๐ง0) + ๐2(๐ง โ ๐ง0)2+ โฏ (๐. ๐๐) dengan ๐โ๐ โ 0. Deret tersebut adalah perluasan dari deret Taylor yang lebih dikenal dengan deret Laurent. Dengan membandingkan koefisien persamaan (๐. ๐๐)dan(๐. ๐๐), dapat dilihat bahwa
๐๐ = ๐๐+๐. Koefisien ๐๐ pada ekspansi Taylor ๐(๐ง), dengan memanfaatkan persamaan (๐. ๐๐), diberikan oleh ๐๐ = ๐๐(๐ง0) ๐! = 1 2๐๐โฎ ๐(๐ง) (๐ง โ ๐ง0)๐+1๐๐ง dan koefisien ๐๐ ๐๐ = 2๐๐1 โฎ(๐ง โ ๐ง๐(๐ง)0)๐+1+๐๐๐ง =2๐๐1 โฎ(๐ง โ ๐ง๐(๐ง)0)๐+1๐๐ง dimana berlaku baik untuk ๐ positif atau negatif.
Bagian pada deret Laurent untuk ๐ โฅ 0 disebut bagian analitik, sementara bagian lain, terdiri dari pangkat invers dari ๐ง โ ๐ง0, disebut bagian prinsipil. Tergantung sifat alami dari titik ๐ง = ๐ง0, bagian
prinsipil dapat mengandung takberhingga bagian, sehingga ๐(๐ง) = โ ๐๐(๐ง โ ๐ง0)๐
+โ ๐=โโ
(๐. ๐๐)
Pada kasus ini, bagian prinsipil konvergen hanya saat |(๐ง โ ๐ง0)โ1| kurang dari suatu konstan, misalnya diluar suatu lingkaran dengan pusat ๐ง0. Namun, bagian analitik akan konvergen di dalam suatu lingkaran juga berpusat ๐ง0. Jika lingkaran pada bagian analitik ini jari-jarinya lebih besar maka deret Laurent akan konvergen di daerah ๐ antara dua lingkaran, selain itu deretnya tidak konvergen.
Jika ๐(๐ง) tidak analitik di ๐ง = ๐ง0, maka dua kasus muncul
(i) Dapat dicari bilangan bulat ๐ dimana ๐โ๐ โ 0 tapi ๐โ๐โ๐ = 0 untuk semua ๐ > 0. (ii) Tidak mungkin menemukan nilai lebih rendah dari โ๐.
Gambar 4.3 Bagian konvergen ๐ untuk deret Laurent dari ๐(๐ง) pada sekitar ๐ง = ๐ง0 dengan ๐(๐ง) memiliki singularitas
Pada kasus (i), ๐(๐ง) diperoleh dari (๐. ๐๐) dan medeskripsikan terdapat kutub berderajat ๐ pada ๐ง = ๐ง0; nilai ๐โ1 disebut sebagai residu dari ๐(๐ง) pada kutub ๐ง = ๐ง0.
Sementara kasus (ii), saat pangkat menurun negatif dari (๐ง โ ๐ง0) tidak habis, ๐(๐ง) dikatakan memiliki singularitas esensial.
Misalnya, mencari deret Laurent pada pada titik singlaritas ๐ง = 0 dan ๐ง = 2 pada fungsi berikut ๐(๐ง) =๐ง(๐ง โ 2)1 3 .
Untuk deret Laurent di ๐ง = 0, faktor dalam kurung pada pembagi diubah kebentuk (1 โ ๐ผ๐ง), dengan ๐ผ konstan, sehingga
๐(๐ง) = โ 1
8๐ง (1 โ ๐ง2)3
= โ8๐ง [1 +1 (โ3) (โ๐ง2) +(โ3)(โ4) (โ๐ง2)2+ (โ3)(โ4)(โ5) (โ๐ง2)3โฆ ] = โ8๐ง โ1 16 โ3 3๐ง16 โ5๐ง32 โ โฏ .2
Karena pangkat paling kecil dari ๐ง adalah โ1, titik ๐ง = 0 merupakan kutub dengan orde 1. Residu dari ๐(๐ง) pada ๐ง = 0 adalah koefisien dari ๐งโ1 pada ekspansi Laurent di titik tersebut dan memiliki
nilai, seperti dapat dilihat, โ1/8.
Untuk ๐ง = 2, dengan memisalkan ๐ง = 2 + ๐, maka ๐(๐ง) =(2 + ๐)๐1 3 = 1
2๐3(1 + ๐2)
=2๐13[1 โ (๐2) + (๐2)2โ (2)๐ 3+ โฏ ] =2๐13โ4๐12+8๐ โ1 16 + โฏ1
=2(๐ง โ 2)1 3โ4(๐ง โ 2)1 2+8(๐ง โ 2) โ1 16 + โฏ .1
Terlihat bahwa di titik ๐ง = 2 kutubnya berorde 3 dan residu dari ๐(๐ง), koefisien dari (๐ง โ 2)โ1,
adalah 1/8.
Untuk ๐(๐ง) dengan kutub berorde ๐ pada ๐ง = ๐ง0, dengan deret Laurent
๐(๐ง) =(๐ง โ ๐ง๐โ๐0)๐+ โฏ +(๐ง โ ๐ง๐โ10) + ๐0+ ๐1(๐ง โ ๐ง0) + ๐2(๐ง โ ๐ง0) + โฏ mengalikan kedua ruas dengan (๐ง โ ๐ง0)๐,
Melakukan diferensial ๐ โ 1 kali, ๐๐โ1 ๐๐ง๐โ1[(๐ง โ ๐ง0)๐๐(๐ง)] = (๐ โ 1)! ๐โ1 + โ ๐๐(๐ง โ ๐ง0)๐ โ ๐=1 ,
untuk suatu koefisien ๐๐. Pada limit ๐ง โ ๐ง0, bagian dalam sigma akan habis, dan setelah melakukan beberapa penyusunan ulang didapatkan bentuk
๐ (๐ง0) = ๐โ1= lim๐งโ๐ง0{(๐ โ 1)!1 ๐๐โ1
๐๐ง๐โ1[(๐ง โ ๐ง0)๐๐(๐ง)] } , (๐. ๐๐) dimana bentuk tersebut adalah nilai residu dari ๐(๐ง) di titik ๐ง = ๐ง0.
Untuk ๐(๐ง) dengan kutub sederhana di ๐ง = ๐ง0, kutub berorde 1, maka residunya dengan mudah dapat diperoleh dengan
๐ (๐ง0) = lim๐งโ๐ง
0[(๐ง โ ๐ง0)๐(๐ง)] . (๐. ๐๐)
Jika disamping memiliki kutub sederhana di ๐ง = ๐ง0 dan ๐(๐ง) juga berbentuk ๐(๐ง)/โ(๐ง) dengan ๐(๐ง) analitik dan tidak nol di ๐ง0 dan โ(๐ง0) = 0, maka (๐. ๐๐) menjadi
๐ (๐ง0) = lim๐งโ๐ง 0 (๐ง โ ๐ง0)๐(๐ง) โ(๐ง) = ๐(๐ง0) lim๐งโ๐ง 0 (๐ง โ ๐ง0) โ(๐ง) = ๐(๐ง0) lim๐งโ๐ง0โโฒ(๐ง1 0) ๐ (๐ง0) =โ๐(๐งโฒ(๐ง0) 0) (๐. ๐๐)
dimana digunakan dalil lโHopital pada pendekatan limitnya.
4.7 Teorema Residu
Dari teorema Cauchy telah diketahui bahwa nilai integral sekitar kontur tertutup ๐ถ nol jika fungsi yang diintegralkan analitik di dalam kontur. Saat fungsi tidak analitik di dalam ๐ถ, maka perlu dilakukan kajian lebih jauh.
Misalkan ๐(๐ง) berkutub ๐ di ๐ง = ๐ง0, sehingga dapat diekspansi dengan deret Laurent disekitar ๐ง0 ๐(๐ง) = โ ๐๐(๐ง โ ๐ง0)๐
โ ๐=โ๐
. (๐. ๐๐)
Untuk integral ๐ผ dari ๐(๐ง) disekitar kontur tertutup ๐ถ yang mencakup ๐ง = ๐ง0, namun tidak titik singular lain. Menggunakan teorema Cauchy, integral ini memiliki nilai sama untuk integral disekitar lingkaran ๐พ dengan radius ๐ berpusat di ๐ง = ๐ง0, karena ๐(๐ง) analitik di daerah antara ๐ถ dan ๐พ. Pada lingkaran diperoleh ๐ง = ๐ง0+ ๐๐๐๐, ๐๐ง = ๐๐๐๐๐๐๐, sehingga
๐ผ = โฎ ๐(๐ง)๐๐ง ๐พ = โ ๐๐โฎ (๐ง โ ๐ง0)๐๐๐ง โ ๐=โ๐ = โ ๐๐โซ ๐๐2๐ ๐+1๐[๐(๐+1)๐]๐๐ 0 โ ๐=โ๐ . Untuk setiap bagian dengan ๐ โ โ1, didapatkan
โซ ๐๐2๐ ๐+1๐[๐(๐+1)๐]๐๐
0 = [๐๐๐+1๐(๐ + 1)๐[๐(๐+1)๐]]
0 2๐
= 0 , namun untuk bagian ๐ = โ1 didapatkan
โซ ๐๐๐2๐
0 = 2๐๐ .
Sehingga dapat dilihat hanya bagian (๐ง โ ๐ง0)โ1 berkontribusi pada nilai integral sekitar ๐พ, begitupun ๐ถ, dan ๐ผ kemudian dapat dituliskan
๐ผ = โฎ ๐(๐ง)๐๐ง
๐ถ = 2๐๐๐โ1 . (๐. ๐๐)
Dari hasil ini didapatkan bahwa integral disekitar kontur tertutup dengan mengandung satu kutub berorde ๐, singularitas esensial, nilainya adalah 2๐๐ dikalikan residu dari ๐(๐ง) pada ๐ง = ๐ง0. Untuk kasus dimana ๐(๐ง) di dalam dan pada sebuah kontur tertutup ๐ถ dan analitik, kecuali untuk kutub dengan nilai berhingga, di dalam ๐ถ, teorema residu memberikan
โฎ ๐(๐ง)๐๐ง
๐ถ = 2๐๐ โ ๐ ๐
๐
, (๐. ๐๐)
dengan โ ๐ ๐ ๐ adalah penjumlahan residu dari ๐(๐ง) pada masing-masing kutub di dalam ๐ถ.
Metode pembuktiannya dapat memperhatikan gambar 4.4. Pada (a) menunjukkan kontur ๐ถ dari persamaan (๐. ๐๐) dan (b) menunjukkan kontur ๐ถโฒ dengan nilai yang sama untuk integralnya,
karena ๐ analitik di ๐ถ dan ๐ถโฒ. Kontribusi dari integral untuk ๐ถโฒ dari segitiga yang menghubungkan
ketiga titik adalah nol, karena ๐ juga analitik di dalam ๐ถโฒ. Sehingga nilai keseluruhan integral
diberikan oleh lingkarannya, sesuai (๐. ๐๐), setiap kontribusi ini adalah 2๐๐ dikalikan dengan residu pada kutub yang dicakup. Kesemua lingkaran berputar pada arah positif jika ๐ถ berputar dan teorema residu berlaku. Secara formal, teorema residu Cauchy pada (๐. ๐) adalah kasus spesial dari (๐. ๐๐) untuk kontur ๐ถ tidak mengandung kutub.
4.8 Integrasi Kontur untuk Integral Tentu
Ada beberapa bentuk fungsi untuk penerapan integrasi kontur. Salah satunya adalah integrasi fungsi sinusoidal dengan bentuk
โซ ๐น(cos ๐ , sin ๐)๐๐2๐
0 .
Integral tersebut dapat diubah menjadi integral kontur dengan melakkan substitusi ๐ง = ๐๐๐, dimana
kemudian
cos ๐ =12(๐ง + ๐งโ1), sin ๐ = โ12 ๐(๐ง โ ๐งโ1), ๐๐ = โ๐๐งโ1๐๐ (๐. ๐๐) Sebagi latihan, untuk
๐ผ = โซ2๐5 + 4 cos ๐๐๐
0 ,
dengan substitusi ๐ง๐๐๐, ๐ akan memiliki batas 0 sampai 2๐, membentuk kurva tertutup berbentuk lingkaran berjari-jari 1. Melakukan substitusi nilai cos ๐ dan ๐๐ dari (๐. ๐๐),
๐ผ = โฎ5 + 2(๐ง + ๐งโ๐๐งโ1๐๐งโ1) =1๐โฎ ๐๐ง 5๐ง + 2๐ง2+ 2= 1 ๐ โฎ ๐๐ง (2๐ง + 1)(๐ง + 2) .
Terlihat fungsinya memiliki kutub di ๐ง = โ1/2 dan ๐ง = โ2. Namun, hanya titik ๐ง = โ1/2 yang berada pada cakupan kurva tertutup. Residu dari fungsi di ๐ง = โ1/2, dengan menggunakan persamaan (๐. ๐๐), didapatkan ๐ (โ1/2) = lim ๐งโโ12[(๐ง + 1/2) (2๐ง + 1)(๐ง + 2)]1 = lim๐งโโ1/2 (๐ง + 1/2) 2(๐ง + 1/2)(๐ง + 2) = 1 2 (โ 12 + 2) = 1 3 . Dari teorema residu, (๐. ๐๐), didapatkan
๐ผ =1๐ 2๐๐๐ (โ1/2) =2๐3 nilai integral awal yang diinginkan.