Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan
8. FUNGSI KONTINU PADA INTERVAL
8.1 Kekontinuan pada Interval
Secara geometris, f kontinu di suatu titik berarti bahwa grafiknya tidak terputus di titik tersebut. Serupa dengan itu, f kontinu pada suatu interval apabila grafiknya tidak terputus pada interval tersebut. Secara intuitif, f kontinu pada suatu interval apabila kita dapat menggambar grafik fungsi f pada interval tersebut tanpa harus mengangkat pena dari kertas.
Secara formal, sebuah fungsi f dikatakan kontinu pada suatu interval buka I jika dan hanya jika f kontinu di setiap titik pada I. Fungsi f dikatakan kontinu pada interval tutup I = [a, b] jika dan hanya jika f kontinu di setiap titik c ∈ (a, b), kontinu kanan di a, dan kontinu kiri di b.
Gambar 8.1 Grafik fungsi kontinu pada interval buka
Contoh 1. Misalkan f : R → R didefinisikan sebagai f (x) =
x, x ≤ 1;
3
Perhatikan bahwa f kontinu di setiap titik kecuali di c = 1. Namun f kontinu kiri di c = 1, dan karenanya f kontinu pada interval [0, 1]. Karena f tidak kontinu kanan di c = 1, maka f tidak kontinu pada interval [1, 2].
Gambar 8.2 Grafik fungsi kontinu pada interval tutup
Proposisi 2. Misalkan f terdefinisi pada suatu interval I. Maka, f kontinu pada I jika dan hanya jika, untuk setiap x ∈ I dan setiap > 0 terdapat δ > 0 sedemikian sehingga
|f (x) − f (y)| < untuk y ∈ I dengan |x − y| < δ.
Contoh 3. (i) Fungsi f (x) = px + q kontinu pada sebarang interval I. (ii) Fungsi g(x) = |x| kontinu pada sebarang interval I.
(iii) Fungsi h(x) =√
x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0, ∞).
Soal Latihan
1. Misalkan f : [0, 5] → R didefinisikan sebagai f (x) =
2x, 0 ≤ x < 1; 1, 1 ≤ x ≤ 5.
Selidiki apakah f kontinu di setiap titik pada interval [0, 5]. Selidiki kekontinuan f pada interval [0, 1] dan pada interval [1, 5]. Sketsalah grafiknya.
2. Buktikan bahwa fungsi f pada Soal 1 terbatas. Tentukan apakah ia mempunyai nilai maksimum dan nilai minimum.
3. Misalkan K > 0 dan f : I → R adalah fungsi yang memenuhi |f (x) − f (y)| ≤ K |x − y|
untuk setiap x, y ∈ I. Buktikan bahwa f kontinu pada I.
8.2 Sifat-sifat Fungsi Kontinu pada Interval
Sebagai akibat dari Proposisi 8 dan Teorema 11 yang telah dibahas pada Bab 7, kita mempunyai Proposisi 4 dan Proposisi 6 di bawah ini.
Proposisi 4. Misalkan f dan g kontinu pada suatu interval I dan λ, µ ∈ R. Maka λf + µg dan f g kontinu pada I. Juga, jika g(x) 6= 0 untuk tiap x ∈ I, maka fg kontinu pada I.
Contoh 5. (i) Setiap fungsi polinom kontinu pada sebarang interval.
(ii) Setiap fungsi rasional kontinu pada sebarang interval dalam daerah asalnya. Se-bagai contoh, f (x) = 1x kontinu pada (0, ∞).
(iii) Fungsi f (x) = x+√
x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0, ∞), karena f1(x) = x dan f2(x) =√
x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0, ∞).
Proposisi 6. Misalkan g : I → J kontinu pada interval I dan f : J → R kontinu pada interval J . Maka f ◦ g kontinu pada I.
Contoh 7. (i) Fungsi h(x) = |1+x| kontinu pada sebarang interval, karena f (x) = |x| dan g(x) = 1 + x kontinu pada sebarang interval.
(ii) Fungsi h(x) = 1−
√ x 1+√
x kontinu pada sebarang interval I ⊆ [0, ∞).
Soal Latihan
1. Jelaskan mengapa fungsi berikut kontinu pada sebarang interval. • f (x) = 1
• g(x) =√1 + x2.
2. Misalkan f kontinu pada suatu interval I dan untuk setiap bilangan rasional r ∈ I berlaku f (r) = r2. Buktikan bahwa f (x) = x2untuk setiap x ∈ I. 3. Misalkan f : [0, 1] → [0, 1] adalah fungsi kontraktif, yakni memenuhi
ketak-samaan
|f (x) − f (y)| ≤ C |x − y|, x, y ∈ [0, 1],
untuk suatu konstanta C dengan 0 < C < 1. Konstruksi barisan hxni dengan x1 ∈ I dan xn+1 = f (xn), n ∈ N. Buktikan bahwa hxni konvergen ke suatu L ∈ [0, 1], dan L = f (L).
8.3 Lebih jauh tentang Fungsi Kontinu pada Interval
Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2, interval [a, b] yang tertutup dan terbatas merupakan himpunan kompak di R. Sekarang kita akan mempelajari keis-timewaan yang dimiliki oleh fungsi kontinu pada interval kompak [a, b].
Teorema 8. Misalkan f kontinu pada interval [a, b]. Maka f ([a, b]) juga merupakan suatu interval kompak.
Teorema ini merupakan konsekuensi dari beberapa teorema berikut.
Teorema 9. Misalkan f kontinu pada suatu interval I. Maka daerah nilainya, yaitu f (I), juga merupakan suatu interval.
Teorema 10 (Teorema Nilai Antara). Misalkan f kontinu pada suatu interval I yang memuat a dan b. Jika u terletak di antara f (a) dan f (b), maka terdapat c di antara a dan b sedemikian sehingga f (c) = u.
Catatan. Teorema 10 setara dengan Teorema 9. Oleh karena itu kita cukup mem-buktikan salah satu di antara mereka.
Bukti Teorema 10. Tanpa mengurangi keumuman, asumsikan a < b dan f (a) < u < f (b). Tinjau himpunan H := {x ∈ [a, b] : f (x) < u}. Jelas bahwa H 6= ∅ karena a ∈ H. Karena H juga terbatas, maka H mempunyai supremum, sebutlah
c = sup H. Di sini a < c < b. Selanjutnya tinggal membuktikan bahwa f (c) = u, dengan menunjukkan bahwa tidak mungkin f (c) < u ataupun f (c) > u.
Andaikan f (c) < u. Karena f kontinu di c, maka terdapat δ > 0 sedemikian sehingga f c + δ2 < u (?). Jadi c +δ
2 ∈ H. Ini bertentangan dengan fakta bahwa c = sup H. Sekarang andaikan f (c) > u. Sekali lagi, karena f kontinu di c, maka terdapat δ > 0 sedemikian sehingga f (x) > u untuk c − δ < x ≤ c (?). Jadi tidak ada satu pun anggota H pada interval (c − δ, c]. Ini juga bertentangan dengan fakta bahwa c = sup H.
Teorema 11. Misalkan f kontinu pada interval [a, b]. Maka f terbatas pada [a, b]. Bukti. Misalkan f tak terbatas pada [a, b]. Maka terdapat suatu barisan hxni di [a, b] sedemikian sehingga
|f (xn)| → +∞ untuk n → ∞. (1)
Karena hxni terbatas, maka menurut Teorema Bolzano - Weierstrass terdapat suatu sub-barisan hxnki yang konvergen ke suatu titik c ∈ [a, b]. Tetapi f kontinu di c, sehingga f (xnk) → f (c) untuk k → ∞. Ini bertentangan dengan (1). Jadi mestilah f terbatas pada [a, b].
Teorema 12. Misalkan f kontinu pada interval [a, b]. Maka f mencapai nilai mak-simum dan nilai minimum pada [a, b].
Bukti. Dari Teorema 11 kita tahu bahwa f terbatas pada [a, b]. Misalkan v := sup f ([a, b]). Konstruksi barisan hxni di [a, b] dengan f (xn) → v untuk n → ∞. Karena hxni terbatas, terdapat sub-barisan hxnki yang konvergen ke suatu titik c ∈ [a, b]. Namun kekontinuan di c mengakibatkan f (xnk) → f (c) untuk k → ∞. Jadi mestilah v = f (c), dan ini berarti bahwa v merupakan nilai maksimum. Serupa dengan itu, f juga mencapai nilai minimumnya.
Contoh 13. Persamaan 10x7− 13x5− 1 = 0 mempunyai sebuah akar c ∈ (−1, 0). Untuk menunjukkannya, misalkan f (x) = 10x7− 13x5− 1. Maka, f (−1) = 2 dan f (0) = −1. Karena f kontinu pada [−1, 0] dan 0 terletak di antara f (−1) dan f (0), maka menurut Teorema Nilai Antara terdapat c ∈ (−1, 0) sedemikian sehingga f (c) = 0. Bilangan c dalam hal ini merupakan akar persamaan di atas.
Contoh 14. Misalkan f : [a, b] → [a, b] kontinu pada [a, b]. Maka, terdapat c ∈ [a, b] sedemikian sehingga f (c) = c. [Bilangan c demikian disebut sebagai titik tetap f .]
Perhatikan bahwa peta dari [a, b] merupakan himpunan bagian dari [a, b], sehingga f (a) ≥ a dan f (b) ≤ b. Sekarang tinjau g(x) = f (x) − x, x ∈ [a, b]. Karena f kontinu pada [a, b], maka g juga kontinu pada [a, b]. Namun g(a) = f (a) − a ≥ 0 dan g(b) = f (b) − b ≤ 0. Menurut Teorema Nilai Antara, mestilah terdapat c ∈ [a, b] sedemikian sehingga g(c) = 0. Akibatnya f (c) = c.
Soal Latihan
1. Lengkapi Bukti Teorema Nilai Antara, khususnya bagian yang diberi tanda tanya (?).
2. Buktikan bahwa setiap polinom berderajat ganjil mempunyai sedikitnya satu akar real.
3. Misalkan f kontinu pada suatu interval kompak I. Misalkan untuk setiap x ∈ I terdapat y ∈ I sedemikian sehingga
|f (y)| ≤ 1 2|f (x)|.
Buktikan bahwa terdapat suatu c ∈ I sedemikian sehingga f (c) = 0.
8.4 Kekontinuan Seragam
Proposisi 2 menyatakan bahwa suatu fungsi f kontinu pada sebuah interval I jika dan hanya jika untuk setiap x ∈ I dan setiap > 0 terdapat δ > 0 sedemikian sehingga
|f (x) − f (y)| <
untuk y ∈ I dengan |x − y| < δ. Contoh berikut memperlihatkan bahwa secara umum nilai δ bergantung pada dan x.
Contoh 16. Kita telah mengetahui bahwa f (x) = 1x kontinu pada (0, 1]. Diberikan x ∈ (0, 1] dan > 0 sebarang, kita dapat memilih δ = minx
2,x22
sedemikian sehingga untuk y ∈ (0, 1] dengan |x − y| < δ berlaku
1 x−1 y = x − y xy = 1 x· 1 y · |x − y| < 1 x·2 x· x 2 2 = .
Perhatikan bahwa jika x menuju 0, maka δ akan menuju 0.
Dalam kasus tertentu, nilai δ hanya bergantung pada , tidak pada x. Hal ini terjadi pada, misalnya, f (x) = px + q, x ∈ R, dengan p 6= 0. Diberikan > 0, kita dapat memilih δ = |p| sedemikian sehingga
|f (x) − f (y)| = |p| · |x − y| <
untuk x, y ∈ R dengan |x − y| < δ. Kekontinuan f (x) = px + q dalam hal ini merupakan kekontinuan ‘seragam’ pada R.
Fungsi f : I → R dikatakan kontinu seragam pada I apabila untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sedemikian sehingga
|f (x) − f (y)| <
untuk x, y ∈ I dengan |x − y| < δ. Perhatikan bahwa dalam definisi di atas x dan y muncul setelah δ, yang mengindikasikan bahwa δ tidak bergantung pada x (dan y). Teorema 17. Fungsi f : I → R tidak kontinu seragam pada I jika dan hanya jika terdapat 0> 0 dan dua barisan hxni dan hyni di I sedemikian sehingga |xn−yn| < 1
n
dan |f (xn) − f (yn)| ≥ 0 untuk setiap n ∈ N.
Teorema berikut menyatakan bahwa kekontinuan pada interval kompak meru-pakan kekontinuan seragam.
Teorema 18. Jika f kontinu pada [a, b], maka f kontinu seragam pada [a, b]. Bukti. Andaikan f tidak kontinu seragam pada [a, b]. Maka, menurut Teorema 17, terdapat 0> 0 dan dua barisan hxni dan hyni di [a, b] sedemikian sehingga |xn−yn| <
1
n dan |f (xn) − f (yn)| ≥ 0 untuk setiap n ∈ N. Karena hxni terbatas di [a, b], maka menurut Teorema Bolzano-Weierstrass terdapat sub-barisan hxnki yang konvergen, sebutlah ke c ∈ [a, b]. Karena |xn− yn| < 1
n untuk setiap n ∈ N, maka sub-barisan hynki akan konvergen ke c juga. Selanjutnya, karena f kontinu di c, maka hf (xnk)i dan hf (ynk)i konvergen ke f (c). Akibatnya, |f (xnk) − f (ynk)| → 0 untuk k → ∞. Ini mustahil karena |f (xn) − f (yn)| ≥ 0 untuk setiap n ∈ N.
Soal Latihan
1. Contoh 16 memperlihatkan bahwa fungsi f (x) = 1x tampaknya tidak kontinu seragam pada (0, 1]. Buktikan bahwa ia memang tidak kontinu seragam pada (0, 1].
2. Selidiki apakah f (x) = x2 kontinu seragam pada [0, ∞). 3. Buktikan jika fungsi f : I → R memenuhi ketaksamaan
|f (x) − f (y)| ≤ K |x − y|, x, y ∈ I, untuk suatu K > 0, maka f kontinu seragam pada I. 4. Buktikan bahwa f (x) =√
9. TURUNAN
9.1 Turunan di Suatu Titik
Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka I yang memuat titik c. Maka, f dikatakan mempunyai turunan di titik c apabila limit
lim
x→c
f (x) − f (c) x − c
ada, dan dalam hal ini nilai limit tersebut disebut turunan dari f di titik c, yang biasanya dilambangkan dengan f0(c) atau Df (c).
Jadi, untuk fungsi f yang mempunyai turunan di c, kita mempunyai f0(c) = lim
x→c
f (x) − f (c) x − c . Dengan mengganti x dengan c + h, kita peroleh
f0(c) = lim
h→0
f (c + h) − f (c)
h .
Catat bahwa f mempunyai turunan di c jika dan hanya jika terdapat suatu bilangan L = f0(c) sedemikian sehingga
f (c + h) − f (c) − Lh = (h) dengan (h)h → 0 untuk h → 0.
Secara intuitif, sebuah fungsi f mempunyai turunan di titik c berarti bahwa grafik fungsi y = f (x) mempunyai garis singgung di titik (c, f (c)) dan gradien garis singgung tersebut adalah f0(c). Untuk ilustrasi, lihat Gambar 9.1. Persamaan garis singgung pada grafik fungsi y = f (x) di titik (c, f (c)) dalam hal ini adalah
Sebagai catatan, masalah menentukan persamaan garis singgung pada kurva di titik tertentu pertama kali dipelajari oleh Rene Descartes pada 1620-an. Namun, kalkulus diferensial dan integral yang kita kenal sekarang ini ‘ditemukan’ oleh Isaac Newton pada 1665 (namun dipublikasikan pada 1704) dan Gottfried Wilhelm von Leibniz pada 1684.
Gambar 9.1 Grafik fungsi f yang mempunyai turunan di titik c
Contoh 1. Misalkan f (x) = x2 dan c = 1. Untuk memeriksa apakah f mempunyai turunan di 1, kita hitung
lim x→1 f (x) − f (1) x − 1 = limx→1 x2− 1 x − 1 = limx→1(x + 1) = 2. Jadi f mempunyai turunan di 1, dengan f0(1) = 2.
Secara umum dapat ditunjukkan bahwa f (x) = x2mempunyai turunan di setiap titik c ∈ R, dengan f0(c) = 2c. Fungsi f0 : c 7→ 2c disebut sebagai turunan dari f . Contoh 2. Misalkan f (x) = |x| dan c = 0. Perhatikan bahwa
lim h→0 f (h) − f (0) h = limh→0 |h| h tidak ada (?). Karena itu, f tidak mempunyai turunan di 0.
Proposisi 3. Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka I yang memuat titik c. Jika f mempunyai turunan di c, maka f kontinu di c.
Bukti. Perhatikan bahwa
f (x) − f (c) = f (x) − f (c)
x − c · (x − c) → f0(c) · 0 = 0 untuk x → c. Jadi f (x) → f (c) untuk x → c.
Dalam prakteknya, kita sering pula menggunakan kontraposisi dari Proposisi 3 yang menyatakan: jika f tidak kontinu di c, maka f tidak akan mempunyai turunan di c. Sebagai contoh, fungsi f : [0, 2] → R yang didefinisikan sebagai
f (x) =
2x, 0 ≤ x < 1; 1, 1 ≤ x ≤ 2,
tidak mungkin mempunyai turunan di 1 karena f tidak kontinu di titik tersebut. Catatan. Proposisi 3 menyatakan bahwa kekontinuan f di c merupakan syarat perlu bagi f untuk mempunyai turunan di c. Namun, Contoh 2 memperlihatkan bahwa kekontinuan f di c bukan merupakan syarat cukup untuk mempunyai turunan di c.
Soal Latihan
1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x2 di titik (1, 1).
2. Tunjukkan bahwa f (x) = x2 mempunyai turunan di setiap titik c ∈ R, dengan f0(c) = 2c.
3. Diketahui f (x) = x|x|, x ∈ R. Selidiki apakah f mempunyai turunan di 0. 4. Berikan sebuah contoh fungsi f yang kontinu di 0 tetapi tidak mempunyai
tu-runan di sana, selain f (x) = |x|.
5. Konstruksi sebuah fungsi f : R → R yang mempunyai turunan hanya di sebuah titik.
6. Buktikan jika f mempunyai turunan di c, maka f0(c) = lim
h→0
f (c + h) − f (c − h)
2h .
Berikan sebuah contoh fungsi yang tidak mempunyai turunan di suatu titik namun limit di atas ada.
9.2 Sifat-sifat Dasar Turunan
Teorema 4. Misalkan f dan g terdefinisi pada suatu interval terbuka I yang memuat titik c. Misalkan λ dan µ bilangan real sembarang. Jika f dan g mempunyai turunan di c, maka λf + µg, f g, dan f /g mempunyai turunan di c, dan
(i) (λf + µg)0(c) = λf0(c) + µf0(c); (ii) (f g)0(c) = f0(c)g(c) + f (c)g0(c); (iii)fg
0
(c) = f0(c)g(c)−f (c)gg2(c) 0(c) asalkan g(c) 6= 0. Bukti. (i) Perhatikan bahwa
1
hλf (c + h) + µg(c + h) − λf (c) − µg(c) = λhf (c+h)−f (c)h i+ µhg(c+h)−g(c)h i
→ λf0(c) + µg0(c) untuk h → 0.
(ii) Di sini kita mempunyai
1 hf (c + h)g(c + h) − f (c)g(c) = g(c + h)hf (c+h)−f (c)h i+ f (c)hg(c+h)−g(c)h i → g(c)f0(c) + f (c)g0(c), untuk h → 0. (iii) Latihan.
Contoh 5. Misalkan n ∈ N dan f (x) = xn. Maka turunan dari f adalah f0(x) = nxn−1.
Fakta ini dapat dibuktikan secara induktif. Untuk n = 1 atau f (x) = x, jelas bahwa f0(x) = 1. Sekarang misalkan pernyataan di atas benar untuk n = k, yakni jika f (x) = xk, maka f0(x) = kxk−1. Maka, untuk n = k + 1 atau f (x) = xk+1, kita peroleh
f0(x) = D(xk.x) = D(xk).x + xk.D(x) = kxk−1.x + xk= (k + 1)xk. Jadi, menurut Prinsip Induksi Matematika, pernyataan benar untuk setiap n ∈ N.
Teorema 6 (Aturan Rantai). Misalkan g mempunyai turunan di c dan f mem-punyai turunan di y = g(c). Maka, f ◦ g memmem-punyai turunan di c dan
(f ◦ g)0(c) = f0(g(c))g0(c).
Bukti. Berdasarkan definisi turunan, (f ◦ g)0(c) = lim x→c (f ◦ g)(x) − (f ◦ g)(c) x − c = limx→c f (g(x)) − f (g(c)) x − c .
Bila g(x) − g(c) 6= 0 pada suatu interval terbuka (c − δ, c + δ), maka
(f ◦ g)0(c) = lim x→c f (g(x)) − f (g(c)) g(x) − g(c) ·g(x) − g(c) x − c = f 0(g(c)) · g0(c).
Namun, bila g konstan (misalnya), maka argumentasi di atas gugur. Untuk meng-atasinya, definisikan
h(y) :=
( f (y)−f (g(c))
y−g(c) , y 6= g(c), f0(g(c)), y = g(c).
Perhatikan bahwa h kontinu di g(c). Mengingat g kontinu di c, maka menurut Teo-rema 10 pada Bab 7, h ◦ g kontinu di c. Akibatnya
(f ◦ g)0(c) = lim x→c f (g(x)) − f (g(c)) x − c = limx→ch(g(x)) ·g(x) − g(c) x − c = f 0(g(c)) · g0(c),
sebagaimana yang kita harapkan.
Soal Latihan
1. Buktikan Teorema 4 bagian (iii).
2. Misalkan n ∈ N dan f (x) = xn. Buktikan dengan menggunakan definisi bahwa f0(x) = nxn−1.
3. Misalkan n ∈ N. Buktikan
• jika f (x) = x−n (x 6= 0), maka f0(x) = −nx−n−1. • jika f (x) = x1/n (x > 0), maka f0(x) = 1nx1/n−1.
4. Buktikan bahwa untuk bilangan rasional r sembarang berlaku D(xr) = rxr−1
asalkan x > 0.
5. Misalkan f : R → R mempunyai turunan di x. Buktikan jika f mempunyai invers f−1 : R → R dan f−1 mempunyai turunan di y = f (x), maka
Df−1(y) = 1 Df (x).
9.3 Turunan Tingkat Tinggi
Jika f mempunyai turunan di setiap titik dalam suatu interval terbuka I, maka kita katakan f mempunyai turunan pada I. Dalam hal ini turunan dari f , yaitu f0, merupakan fungsi yang juga terdefinisi pada I.
Selanjutnya kita dapat mendefinisikan turunan kedua dari f sebagai turunan dari f0, yang nilainya di c adalah
f00(c) = lim
x→c
f0(x) − f0(c) x − c , asalkan limit ini ada.
Turunan kedua dari f berkaitan dengan kecekungan grafik fungsi f . Jika f00 bernilai positif pada suatu interval, maka grafik fungsi f cekung ke atas pada interval tersebut. Sementara itu, jika f00 bernilai negatif pada suatu interval, maka grafik fungsi f cekung ke bawah pada interval tersebut.
Setelah menghitung turunan pertama dan kedua dari f , turunan ketiga dan seterusnya dapat didefinisikan secara serupa. Secara umum, f(n)(x) menyatakan tu-runan ke-n, n ∈ N, dari f .
Contoh 7. Jika f (x) = x1, maka
f0(x) = −1 x2; f00(x) = 2
f000(x) = − 6 x4;
dan seterusnya. (Dapatkah anda menentukan rumus umum f(n)
(x) untuk n ∈ N?) Bila f mempunyai turunan ke-n pada suatu interval yang memuat titik c, maka f dapat dihampiri oleh suatu polinom berderajat n − 1 dan kesalahannya dapat ditaksir dengan turunan ke-n. Lihat Teorema Taylor pada bab berikutnya.
Soal Latihan
1. Tentukan pada interval mana grafik fungsi f (x) = x3 cekung ke atas dan pada interval mana ia cekung ke bawah.
2. Tentukan rumus umum turunan ke-n dari f (x) = 1x. 3. Diketahui f (x) = √
x. Tentukan f0(x), f00(x), dan f000(x). Tentukan rumus umum f(n)
(x) untuk n ∈ N.
4. Misalkan p(x) adalah polinom berderajat n. Buktikan bahwa p(m)(x) = 0 untuk m > n.
5. Berikan sebuah contoh fungsi yang mempunyai turunan pertama tetapi tidak mempunyai turunan kedua di 0.