• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi dan Makna Verba Suru dalam Novel Ashinaga Ojisan

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA VERBA SURU DAN YARU DALAM NOVEL ASHINAGA OJISAN

3.1 Fungsi dan Makna Verba Suru dalam Novel Ashinaga Ojisan

Contoh 1:

匿名にすることをはっきり条件にしておいでだから。(hal - 8)

Tokumei ni suru koto o hakkiri jouken ni shite

‘Ia

oide dakara.

memutuskan secara tegas menjadi anonim.’

Analisis:

Pada kalimat 1, verba suru dikarenakan ada konjugasi berubah menjadi shite, berfungsi untuk menunjukkan suatu keputusan. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna memutuskan, dikarenakan ia mengambil sebuah keputusan dengan menjadi anonim agar jati dirinya tidak diketahui orang lain.

Contoh 2:

「そうでしょうね、先生。」ジェルーシャはここで何か答えなければいけ

“sou deshou ne, sensei.” Jerusha wa koko de nanika kotae nakereba naranai youna ki ga shita

‘“Saya kira begitu, Bu.” gumam Jerusha, karena ia

node, kou tsubuyaita.

merasa sepertinya harus menjawab sesuatu saat ini.’

Analisis:

Pada kalimat 2, verba suru berfungsi untuk menunjukkan adanya sesuatu yang dirasakan oleh pembicara. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna merasa. Ini dikarenakan ia merasakan sesuatu di dalam hatinya bahwa ia harus segera memberikan sebuah jawaban kepada lawan bicaranya (Bu Lipett).

Contoh 3:

「あのう、お話がそれだけでしたら、わたし、これからフレデー.パー

キンズのずばんのつぎ当てをしなければなりませんのです。」(hal - 14)

Anou, ohanashi ga sore dake deshitara, watashi, kore kara Furedi Paakinzu no zuban no tsugi ate o shina

‘anu.., kalau pembicaraan hanya itu saja, saya harus

kereba narimasen no desu.

menambal celana Freddie Perkins.’

Analisis:

Pada kalimat 3, verba suru berfungsi menunjukkan mengerjakan sesuatu. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna melakukan. Ini dikarenakan, saya melakukan sebuah pekerjaan yaitu penambalan terhadap celana Freddie

Perkins. Pekerjaan penambalan celana merupakan suatu pekerjaan yang mengandung makna perbuatan yang dilakukan di dalamnya.

Contoh 4:

きのうの朝、出発前に、リペット先生とわたしは、たいへん重要なお話を

しました。(hal - 18)

Kinou no asa, shuppatsu mae ni, Ripetto sensei to watashi wa, taihen juuyou na ohanashi o

‘Sebelum berangkat kemarin pagi, Bu Lippett dan saya telah

shimashita.

berbicara dengan sangat serius.’

Analisis:

Pada kalimat 4, bentuk “o ... suru” yang digunakan di dalam kalimat di atas berfungsi untuk menunjukkan perasaan menghormati tingkah laku lawan bicara. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna melakukan. Bu Lipett adalah seseorang yang lebih tua dari saya dan beliau juga merupakan ibu asrama di tempat tinggal saya. Oleh karena itu, ada perasaan hormat dalam diri saya kepada beliau dan saya menghormati setiap tingkah lakunya. Perasaan hormat subjek (saya) terhadap Bu Lipett dikarenakan beliau merupakan ibu asrama tempat saya tinggal. Karena itu, kalimat tersebut bermakna saya melakukan pembicaraan yang sangat serius dengan seseorang yang saya hormati yaitu Bu Lipett.

Contoh 5:

でも、このごろでは、わたしの知らないことを友だちが話していたら、そ

の場はだまっていて、あとで百科辞典で調べることにしています。(hal -

23)

Demo, kono goro dewa, watashi no shiranai koto o tomodachi ga hanashite itara, sono ba wa damatte ite, ato de hyakka jiten de shiraberu koto ni shite imasu

‘Tetapi, baru-baru ini, kalau teman-teman berbicara tentang hal-hal yang tidak saya ketahui, saya hanya diam, kemudian saya

.

memutuskan untuk mencari di ensiklopedia.’

Analisis:

Pada kalimat 5, verba suru berfungsi menunjukkan suatu keputusan. Keputusan yang saya ambil adalah mencari hal- hal yang tidak saya ketahui di ensiklopedia. Karena itu, pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna memutuskan. Kalimat di atas bermakna saya memutuskan untuk mencari hal- hal yang tidak saya ketahui agar mengerti pembicaraan teman- teman.

Contoh 6:

それにしても、買い物をして、本物の五ドル札で支払ったり、おつりをも

らったりすることがこんなも楽しいとは―これまで数セントしか手にした

ことのない人間には、ぜったい想像できるものではありません。(hal - 24)

Sore ni shitemo, kaimono o shite, honmono no go doru satsu de shiharattari, otsuri o morattari suru koto ga konna mo tanoshii to wa- kore made kazu sento

shika te ni shita

‘Meskipun demikian, Anda tidak dapat membayang kanapa yang menyenangkan itu adalah berbelanja, kemudian membayar dengan uang lima dolar asli dan menerima kembaliannya, ketika anda tidak pernah

koto no nai ningyou ni wa, zettai souzou dekiru mono dewa arimasen.

mempunyai lebih dari beberapa sen dalam hidup anda.’

Analisis:

Pada kalimat 6, verba suru verba suru berfungsi menunjukkan adanya suatu kondisi. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna mempunyai. Kondisi yang saya miliki adalah mempunyai uang yang cukup banyak, dimana sebelumnya saya tidak pernah memiliki lebih dari beberapa sen. Karena itu, kalimat di atas bermakna saya sangat senang saat mempunyai uang lima dolar dan masih menerima kembaliannya ketika saya gunakan untuk berbelanja.

Contoh 7:

こんど、だれかが塩づけライムのことを口にしたときには、わたしにもそ

の意味がわかるんです!(hal - 39)

Kondo, dareka ga shiogeke raimu no koto o kuchi ni shita

‘Kali ini, ketika seseorang

toki niwa, watashi nimo sono imi ga wakarun desu.

membicarakan tentang limau acar, saya akan tahu maksudnya.’

Analisis:

Pada kalimat 7, verba suru berfungsi menunjukkan pekerjaan suatu bagian tubuh (mulut). Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna membicarakan. Hal ini dikarenakan mulut biasanya digunakan untuk berbicara atau makan. Namun pada konteks kalimat di atas, verba suru bermakna berbicara dikarenakan diikuti kata koto (hal). Pemakaian verba suru pada kalimat di atas, tidak memiliki fungsi dan makna yang sesuai dengan teori (Shirou, dkk: 1993) dan (Makino dan tsutsui: 2003).

Contoh 8:

わたし、スケートの練習をしているんです。(hal – 51)

Watashi, sukeeto no renshuu o shiteiru

‘Apakah tidak ada lagi topik yang menyenangkan lainnya? Oh, ada! Saya

n desu.

berlatih sepatu luncur.’

Analisis:

Pada kalimat 8, verba suru dikarenakan ada konjugasi berubah menjadi shite, berfungsi menunjukkan berbuat sesuatu. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna melakukan. Perbuatan yang saya lakukan adalah latihan sepatu luncur. Karena itu, kalimat di atas bermakna saya melakukan latihan sepatu luncur.

Contoh 9:

そして、三人とも、サテンの舞踏ぐつと、絹のストッキングをはき、それ

ぞれに合った色のシフォンのスカーフをしました。(hal – 174)

Soshite, sannin tomo, saten no butougutsu to, kinu no sutokkingu o haki, sorezore ni atta iro no shifon no sukaafu o shimashita

‘Kemudian,kami bertiga

.

memakai sepatu tari satin dan stoking sutra, kemudian syal sifon yang warnanya cocok satu sama lain.’

Analisis:

Pada kalimat 9, verba suru dikarenakan ada konjugasi berubah menjadi shita, berfungsi menunjukkan mengenakan sesuatu pada tubuh.Pemakaian verba suru

pada kalimat di atas bermakna memakai. Sesuatu yang kami kenakan pada tubuh kami adalah syal berbahan syifon, sepatu tari dari bahan satin, dan stoking sutra. Karena itu, kalimat di atas bermakna kami memakai syal dari bahan sifon, stoking sutra, dan sepatu tari berbahan satin yang warnanya cocok satu sama lain.

Contoh 10:

―行程四マイル―そして女子大生がよく食事をするレストランに寄りまし

た。(hal – 44)

--Koutei yon mairu – soshite joshi daisei ga yoku shokuji o suru

‘Setelah berjalan empat mil, saya singgah di sebuah restoran dimana mahasiswi biasanya

resutoran ni yorimashita.

Analisis:

Pada kalimat 10, verba suru berfungsi menunjukkan berbuat sesuatu. Pemakaian verba suru pada kalimat di atas bermakna melakukan. Hal ini dikarenakan kata

shokuji merupakan kata benda yang mengandung makna perbuatan makan. Karena itu, kalimat di atas bermakna saya (melakukan) makan di sebuah restoran.

Dokumen terkait