• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Aktivis Dakwah Sekolah

3. Fungsi dan Manfaat Dakwah Sekolah

Ada tiga hal utamayang menjelaskan fungsi dan manfaat dakwah sekolah yakni: efektif, masif dan stategis. Tidak diragukan bahwa menanamkan aqidah dan moralitas (akhlak) kepada remaja dan pemuda adalah jauh lebih efektif daripada dakwah kepada golongan tua. Usia muda adalah periode emas untuk belajar, menanamkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Objek dakwah yang masif tentu saja sangat vital. Bila pengaruh dakwah sedemikian besar kepada segmen pelajar, maka perbaikan moralitas (akhlak) dan fikrohmasyarakat akan tumbuh secara masif pula. Pun, Fungsi dan manfaat dakwah sekolah adalah mampu berjalan dalam jangka panjang dan akan mensuplai atau dalam artian pemasok Sumber Daya manusia (SDM) yang shalih diberbagai lapisan.9

4. Kegiatan Dakwah Sekolah

Di dalam Dakwah sekolah umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota laki-laki (Ikhwan) dan perempuan (Akhwat). Hal ini dikarenakan perbedaan

7

Chairul Anwar, Hakikat Manusia dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofis,(Yogyakarta: 2014), h. 68

8

Nugroho Widiyantoro, Thariq Yahya, Op.Cit,h. 33

9

mahrom diantara ikhwan dan akhwat tersebut. Tetapi kebersamaan tetap terjalin antar anggota dengan berbagai rapat. Dalam pelaksanaanya, tutor, TKS dan anggota aktivis dakwah memiiki kelebihan dalam menyampaikan dakwah dan cara mengenal Allah lebih dekat melalui alam dengan cara pembelajaran Islam di alam terbuka (Rihlah), hal ini mencerminkan Akhlak yang baik kepada Allah.10

Beberapa aktivitas dakwah sekolah yang dapat dilakukan oleh aktivis dakwah dengan dibantu tutor (Murobbi) dan TKS menurut Kusmarwanti, dkk dibagi menjadi dua macam, yakni bersifat ammah(Umum) dan bersifat Khasah(Khusus).

1. Dakwah Ammah(Umum)

Menurut Kusmarwant dan Nugroho Widiyantoro, dakwah ammah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara yang umum. Dakwah ammahdalam sekolah adalah proses penyebaran fitrah Islamiyah dalam rangka menarik simpati, dan meraih dukungan dari lingkungan sekolah. Karena sifatnya demikian, dakwah ini harus dibuat dalam bentuk yang menarik, sehingga memunculkan objek untuk mengikutinya.

Dakwah ammah(umum) meliputi: a. Penyambutan Siswa Baru

Program ini khusus diadakan untuk penyambutan adik-adik baru yang menjadi siswa baru dengan berbagai kegiatan dakwah sekolah, para Tutor, TKS, Siswa yang sudah bergabumg dan alumninya.

10

Skripsi Heru Aji Nugraha berjudul “Peran Pengurus Kerohanian Islam (ROHIS) dalam Bentuk Perilaku Keagamaan Siswa di SMAN 4 Bandar Lampung 2016-2017, h. 21-22

b. Penyuluhan Problem Remaja

Program penyuluhan problematika remaja seperti narkoba, bahya merokok, valentine days, tawuran, bahaya pacaran serta seks bebas. Program seperti ini juga menarik minat siswa karena permasalahan seperti ini sangat dekat dengan kehidupan mereka dan dapat memenuhi rasa ingin tahu mereka positif.

c. Studi Dasar Islam

Studi dasar Islam adalah program kajian dasar Islam yang materinyaantara lain tentang akidah, ibadah, akhlak dan sebagainya.

d. Perlombaan

Program perlombaan yang biasanya diikutkan dalam program PHBI dan Syiar Islam.

e. Majalah Dinding

Majalah dinding memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai wahana informasi dan pusat informasi kegiatan Islam, baik internal maupun eksternal.11

2. DakwahKhashah(khusus)

Menurut Kusmarwanti dan Nugroho Widiyantoro, dakwah khahsah adalah proses pembinaan dalam rangka pembentukan kader-kader atau aktivis dakwah selanjutnya di lingkungan sekolah. Dakwah khahsah bersifat selektif dan terbatas serta lebih berorientasi pada proses pengkaderan dan pembentukan kepribadian,

11

objek dakwah ini memilki karakter yang khahsah(khusus), harus diperoleh melalui proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khahsahmeliputi:

a. Halaqoh

Halaqoh adalah sebuah grup pengajian atau mentoring (pembinaan) agamaIslam yang berjumlah maksimal 12 orang (limited group) dengankeanggotaan yang relatif tetap dalam jangka waktutertentu. Jumlah yang terbatas ini akan memudahkanpenyampaian materi secara intensif, pengawasan perilakudan perkembangan peserta. Satu halaqoh dipimpin oleh seorang pembimbing (murobbi

atau mentor) yang bearsal dari Alumni atau non-alumni dakwah sekolah tersebut.

Murobbiinilah yang akan melakukan proses tarbiyah Islamiyah (pembinaan) secara intensif kepada peserta remaja (siswa).

b. Mabit

Malam bina iman dan taqwa (Mabit) yaitu bermalam bersama, diawali dari maghrib atau isya dan diakhiri dengan sholat subuh.

c. Diskusi atau Bedah Buku (mujaadalah)

Diskusi atau bedah buku ini merupakan kegiatan yang bernuansa pemikiran (Fikriyah) dan wawasan (Tsaqofiyah) yang bertujuan untuk mempertajam pemahaman, memperluas wawasan serta meluruskan pemahaman peserta binaan (tarbiyah).

d. Pelatihan (Dauroh)

Dauroh adalah forum intensif untuk mendalami suatutema atau ketrampilan tertentu dengan nara sumber yang ahli di bidangnya. Waktu dauroh biasanya 1 hari

penuhhingga 1 pekan (tergantung tema). Contohnya dauroh kelulusan, ini diperuntukkan bagi remaja (siswa) kelas 12 SMA yang akan menempuh Ujian Nasional dan menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi.

e. Penugasan

Penugasan adalah bentuk tugas mandiri yang diberikanoleh seorang murobbi

(tutor) kepada peserta halaqoh (remaja atau siswa) yang mengikuti pembinaan. Penugasandapat berupa hafalan Al Qur’an, hadits, bahkanpenugasan dakwah.12

5. Peran Aktivis Dakwah Sekolah

a. Sebagai Murobbi dan Murobbiyah(Pembina)

Peran Murobbi dan Murobbiyah di sini sangat vital karena sebagai penanggung jawab proses pembinaan. Baik buruknya perkembangan para binaannya (Mutarobbi) bergantung pada usaha dari para pembina. Maka seorang Murobbi dan

Murobbiyahhendaknya memiliki kepribadian Islam dan Da’i; memiliki Fikroh (pola pikir) yang benar tentang Islam, akidah yang mendalam dan amal yang berkelanjutan; memiliki tsaqafah Islamiyah yang cukup dan menguasai madah (materi-materi pendidikan atau pembinaan); berkepribadian membimbing, membantu dan mempunyai pola hubungan sosial yang baik serta mempunyai kecenderungan kepada Da’wah.13

12

Nugroho Widiyantoro“Panduan Dakwah Sekolah: Kerja Besar untuk Perubahan Besar”, (Solo: Era Intermedia, 2002), h. 81-85

13

Ummu Yasmin, Materi Tarbiyah Panduan Kurikulum Bagi Para Da’i dan Murabbi, (Solo: Media Insani Press, 2005), h. 15-16

Murobbi dan Murobbiyah adalah istilah untuk menyebut seseorang yang menjadi penyelenggara atau penanggung jawab proses pembinaan dari suatu kelompok. Seorang Murobbi dan Murobbiyah memiliki tanggung jawab untuk mengawal, membersamai, dan mengevaluasi proses pembinaan personal-personal dalam kelompok yang menjadi binaannya.14

b. Menjadi Penyelamat Generasi Muda

Aktivis Dakwah Sekolah berupaya mengarahkan remaja untuk mendapatkan lingkungan yang positif dan suasana yang kondusif bagi pembentukan remaja.

c. Membantu Fase Pembentukan

Masa remaja bagi pelajar merupakan masa memuncaknya potensi. Hal ini didukung oleh iklim pendidikan yang harus mereka hadapi di sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal pendidikan pun memiliki andil bagi pembentukan mereka. Ironis, jika sekolah yang berlabel sebagai wahana pendidikan justru membuat para remaja ini menjadi tidak terdidik sehingga sia-sia masa yang penuh potensi ini. Masa sekolah ini merupakan fase pembentukan pemikiran, keyakinan, bakat, dan ketrampilan yang paling efektif. Dengan memuncaknya berbagai potensi, para pelajar mampu membentuk dirinya secara optimal. Mereka memiliki minat yang tinggi terhadap pendidikan. Minat ini mendorong mereka untuk belajar berbagai hal yang dapat membuat mereka maju. Dengan berbagai sarana mereka mengolah pemikirannya, keyakinannya, bakatnya, dan ketrampilannya yang akan dijadikan

14

Muhammad Rosyidi, Menjadi Murabbi Itu Mudah,(Solo: PT Era Adicitra Intermedia, 2010), h. 1

sebagai modal di masa mendatang. Minat ini juga mendorong mereka untuk berprestasi dalam hidup, baik prestasi yang mereka raih dalam bidang akademik di sekolah maupun prestasi lain dalam bidang yang lain. Aktivis Dakwah Sekolah memiliki peran mengarahkan mereka menggali potensi itu dengan berbagai aktivitas, program, dan sarananya.

d. Memberi Wahana Beramal Produktif

Melakukan pembinaan pelajar dalam dakwah sekolah berarti memulai langkah lebih awal pemberdayaan mereka dalam amal islami. Dengan berbekal semangat dan kekuatan fisik, remaja pelajar selalu mengasah kreativitas melakukan berbagai aktivitas. Aktivitas yang terarah dalam bingkai tarbiyah tentu saja terbentuk dalam aktivitas ibadah yang bermanfaat. Mereka senantiasa melakukan amal ibadah untuk dirinya dan senantiasa berpikir kreatif untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Hal ini tentu saja akan bertolak belakang dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak remaja tidak memiliki tujuan yang jelas. Mereka melakukan banyak hal yang semata-mata mereka lakukan untuk memenuhi kesenangan dan hura-hura. Parahnya, aktivitas yang tidak jelas ini banyak menimbulkan masalah bahkan kerusakan bagi lingkungannya. Di sinilah Aktivis Dakwah Sekolah memiliki peran. Ia memberikan kesempatan dan arahan atas wahana beramal produktif sejak dini. Aktivis dakwah juga memberikan arahan kepada remaja untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik seperti yang termaktub dalam QS. Al-Ashr: 1-3. Hanya ada empat kriteria manusia yang tidak

merugi yaitu, orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran dan sabar.15

e. Sebagai Pemasok SDM Yang Shalih

SDM yang berkualitas merupakan potensi yang selalu ditunggu-tunggu dalam upaya pembangunan zaman. SDM itu salah satunya lahir dari produk dakwahsekolah, bahkan produk inilah yang paling memenuhi kriteria kualitas SDM. Mereka bisa sekolah sampai tingkat menengah lalu terjun ke dunia kerja, tetapi mereka juga bisa meneruskan belajar ke jenjang yang lebih tinggi untuk mendapatkan bekal yang lebih menunjang kualitasnya.

Aktivis Dakwah sekolah memiliki peran yang strategis dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas ini. Aktivis Dakwah sekolah dengan berbagai tujuan, sasaran, dan programnya membentuk objek dakwah siswa menjadi shalih. Modal keshalihan menjadi modal yang sangat besar dalam pembangunan zaman. Zaman yang dibentuk oleh orang-orang yang shalih akan terbentuk dengan kualitas yang shalih.

Jika SDM yang shalih dari produk dakwah sekolah ini terjun ke masyarakat, mereka pun memiliki misi untuk membangun keshalihan sosial di berbagai tempat seperti, di lingkungan kerja, di keluarga, atau di masyarakat tempat mereka hidup. Kehadiran mereka selalu membawa manfaat untuk ketentraman hidup.16

15

Ibnu Syarqi, Amal Yaumi untuk Muslima, Panduan Amal Harian Wanita Shalihah,(Klaten: Wafa Press, 2014), h.14-16

16

Selain itu, metode dakwah pada pembinaan dakwah sekolah adalah suatu cara yang dipakai dalam menyampaikan ajaran materi dakwah Islam dalam pendidikan terlebih tentang akhlak.

Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlakul karimah). Proses tersebut tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama peserta didik secara total. Selain itu, metode dakwah pada pembinaan dakwah adalah suatu cara yang dipakai dalam menyampaikan ajaran materi dakwah.

Diantara metode yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah :

1. Al-Hikmah

Perkataan yang dapat membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Dalam artian memperhatikan situasi dan kondisi sasaran yang menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi terpaksa atau keberatan.

2. Mau’izah al-Hasanah

Berdakwah dengan memberikan nasehat-nasehat dengan rasa kasih sayang, sehinga nasehat itu dapat menyentuh hati mereka.Mujadalah (Wajadilhum Billati hiyya ahsan), yaitu berdakwah dengan cara bertukar fikiran dan membantah dengan cara yang lebih baik.17Rosulullah SAW mencontohkan untuk memahamkan manusia

17

Kader M.Yususf, Tafsir Tarbawi Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan,(Jakarta: Amzah, 2013), h. 115-118

dalam hubungan sesama manusia, berkomunikasi horisontal dan vertikal berdasarkan ajaran Islam.18

Penjelasan di atas adalah kegiatan dakwah sekolah yang dilakukan oleh Tutor dan TKS dengan menggunakan metode ynag dicontohkan oleh Rosulullah SAW.

B. Membina Akhlak Remaja

Dokumen terkait