• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Metalinguistik (sebagai referen bahasa itu sendiri) Ungkapan Eufemisme dan Disfemisme dalam Talk Show Mata Najwa (MN)

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 101-112)

Fungsi metalinguistik penggunaan ungkapan eufemisme dan disfemisme sebagai alat komunikasi pada Talk Show Mata Najwa (MN)berfungsi sebagai acuan dari bahasa itu sendiri. Data yang menunjukkan fungsi fatis penggunaan ungkapan eufemisme dan disfemisme pada keempat tayangan episode Talk Show Mata Najwa (MN) menemukan

a) Fungsi Metalinguistik (sebagai referen bahasa itu sendiri) Ungkapan Eufemisme

Penggunaan ungkapan eufemisme fungsi metalinguistik (sebagai referen bahasa itu sendiri) pada keempat tayangan episode Talk Show Mata Najwa (MN) ditemukan34 data.Beberapa analisis data dapat dilihat pada paparan berikut.

(64) Konteks Tuturan:

Tuturan terjadi ketika pembawa acara membacara prolog atau pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan dengan narasumber pada Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Kisah Orang Kecil Menjadi Tumbal” (KOKMT).

Bentuk Tuturan:

Najwa : Sri Mulyati karyawan karaoke ini tiba-tiba diglandang ke kantor polisi atas tuduhan mempekerjakan anak di bawah umur, setelah dipenjara 13 bulan tuduhan itu tak terbukti.

(008/MN-KOKMT/Euf-F.Metalinguistik/4-2-2015)

Pada tuturan di atas terdapat penggunaan eufemisme dengan adanya penanda klausa anak di bawah umur.Penggunaan klausa tersebut digunakan untuk memperhalus makna dengan memperpanjang ungkapan dan bersifat tidak langsung yang disebut dengan ungkapan eufemisme tipe sirkumlokusi.Klausa anak di bawah umur untuk menggantikan istilah bocahyang dirasa kasar atau tidak sopan dan anak di bawah umur merupakan fungsi metalinguistik ungkapan eufemisme (referen dari kata bocah). Penggunaan istilah anak di bawah umur untuk menghindari kata-kata yang menyinggung lawan bicara atau orang lain yang mendengar.

Di bawah ini tabel rekapitulasi penggunaan ungkapan eufemisme fungsi metalinguistik (referen bahasa itu sendiri) pada empat episode tayang Talk Show Mata Najwa (MN).

Tabel 4.77 Rekapitulasi Fungsi Meltalinguistik Ungkapan Eufemisme pada empat episode Talk Show Mata Najwa (MN)

No Episode Talk

Show No Data Eufemisme

Jumlah Data 1 KOKMT 1,4,8,9,10,17,18,19,26 9 2 AMS 35,36,37,49,53 5 3 KPJ 56,65,70,71,73,74,75,76,81,82, 84 11 4 DKJP 91,92,101,102,103,107,111,112,115 9 Jumlah 34

Tabel di atas tampak bahwa data fungsi metalinguistik (referen bahasa itu sendiri) penggunaan ungkapan eufemisme berjumlah 34 ungkapan.Data tersebut merupakan hasil rekap dari keempat episode Talk Show Mata Najwa (MN). Rincian fungsi metalinguistik penggunaan ungkapaneufemisme dari empat episode Talk Show antara lain; pada episode berjudul “KOKMT” sejumlah 9 ungkapan, pada episode berjudul “AMS”ditemukan 5 ungkapan, dan pada episode tayang berjudul “KPJ” sejumlah 11 ungkapan, dan pada episode tayang “DKJP” sejumlah 9 ungkapan.

b) Fungsi Metalinguistik (sebagai referen bahasa itu sendiri) Ungkapan Disfemisme

Penggunaan ungkapan disfemisme fungsi metalinguistik (sebagai referen bahasa itu sendiri) pada keempat tayangan episode Talk Show Mata Najwa (MN) ditemukan17 data.Beberapa analisis data dapat dilihat pada paparan berikut.

(65) Konteks Tuturan:

Tuturan ini terjadi pada percakapan antara pembawa acara dan nara sumber dalam Talk Show Mata Najwa yang berjudul “Kisah Orang Kecil Menjadi Tumbal” (KOKMT).

Bentuk Tuturan:

Najwa : Itu mas Hendra mendengarnya seperti apa terkaget – kaget, tidak tahu sama sekali, atau memang sudah menduga ini sesungguhnya memang ada rencana jahat ditujukan ke mas Hendra ?

Tuturan yang dituturkan oleh Najwa Shihab pada data (65) terdapat penggunaan ungkapan disfemisme tampak pada kata jahat.Kata jahat digunakan untuk menggantikan istilah tidak baik karena dirasa lebih kasar dan merupakan penanda adanya ungkapan disfemisme yang maknanya untuk memberikan gambaran negatif tentang sesuatu.Kata jahat termasuk ungkapan disfemisme fungsi metalinguistik, kata tidak baik tersebut merupakan referen atau sebagai acuan dari kata jahat itu sendiri.

Berikut ini tabel rekapitulasi penggunaan ungkapan disfemisme fungsi metalinguistik (referen bahasa itu sendiri) pada empat episode tayang Talk Show Mata Najwa (MN).

Tabel 4.77 Rekapitulasi Fungsi Metalinguistik Ungkapan Disfemisme pada empat episode Talk Show Mata Najwa (MN)

No Episode Talk Show No Data Disfemisme Jumlah

Data 1 KOKMT 2,3,6,29 4 2 AMS 33,44,52 3 3 KPJ 60,61,64,78,79 5 4 DKJP 95,96,104,105,113 5 Jumlah 17

Tabel 4.77 di atas tampak penggunaan ungkapan eufemisme fungsi metalinguistik (referen bahasa itu sendiri) menemukan 17 ungkapan.Data tersebut merupakan hasil rekap dari keempat episode Talk Show Mata Najwa (MN). Rincian fungsi metalinguistik penggunaan ungkapan disfemisme dari empat episode Talk Show antara lain; pada episode berjudul “KOKMT” sejumlah 4 ungkapan, pada episode berjudul “AMS”ditemukan 3 ungkapan, dan pada episode tayang berjudul “KPJ” sejumlah 5 ungkapan, dan pada episode tayang “DKJP” sejumlah 5 ungkapan.

Berikut rekapitulasi seluruh data fungsi ungkapan eufemisme dari empat episode Talk Show Mata Najwa (MN) di MetroTV adalah sebagai berikut:

commit to user

Tabel 4.78 Rekapitulasi Fungsi Ungkapan Eufemisme pada keempat Talk Show Mata Najwa (MN) No Fungsi Eufemisme No Data Jumlah Data Presentase 1 Ekspresif 20,42,48,69,93,97 6 12% 2 Direktif 12 1 2% 3 Fatis 14,24,39,45,47,54,89,98,99,114 10 20% 4 Metalinguistik 1,4,8,9,10,17,18,19,26,35,36,37,49,53 ,56,65,70,71,73,74,75,76, 81,82,84,91,92,101,102,103,107,111, 112,115 34 67% Jumlah 51 100%

Tabel 4.78 menunjukkan bahwa rekapitulasi data penggunaan fungsi ungkapan eufemisme menemukan 51 ungkapan.Data tersebut merupakan hasil rekap dari keempat episode Talk Show Mata Najwa (MN). Rincian data penggunaan fungsi ungkapan eufemisme dalam Talk Show Mata Najwa (MN) sebagai berikut:(a) fungsi ekspresif6 data dengan persentase 12%; (b) fungsi direktifhanya 1 data dengan persentase 2%; (c) fungsi fatis sejumlah 10 data dengan persentase 20%; dan (d)fungsi metalinguistik sejumlah 34 data dengan persentase 67%.

Di bawah ini rekapitulasi seluruh data fungsi ungkapan disfemisme dari empat episode Talk Show Mata Najwa (MN) di MetroTV adalah sebagai berikut:

Tabel 4.79 Rekapitulasi Fungsi Ungkapan Disfemisme pada keempat Talk Show Mata Najwa (MN) No Fungsi Disfemisme No Data Jumlah Data Presentase 1 Ekspresif 5,7,11,13,15,16,21,22,23,25,27, 28,30,31,32,34,38,40,41,43,46, 50,51,55,57,58,59,62,66,67,68, 72,77,80,83,85,86,87,88,90,94, 100,106,108,109,110 46 72% 2 Direktif - 0 0% 3 Fatis 63 1 2% 4 Metalinguistik 2,3,6,29,33,44,52,60,61,64,78,79,95,96,104,105,113 17 27% Jumlah 64 100%

Tabel 4.79 menunjukkanrekapitulasi data penggunaan fungsi ungkapan disfemisme menemukan 51 ungkapan.Data tersebut merupakan hasil rekap dari keempat

ungkapandisfemisme dalam Talk Show Mata Najwa (MN) sebagai berikut:(a) fungsi ekspresif 46 data dengan persentase 72%; (b) fungsi fatis hanya 1 data dengan persentase 2%; dan (c) fungsi metalinguistik sejumlah 17 data dengan persentase 27%.

b. Makna Ungkapan Eufemisme dan Disfemisme dalam Talk Show Mata Najwa (MN)

Berdasarkan uraian bentuk, tipe dan fungsi penggunaan ungkapan eufemisme dan disfemisme di atas terdapat beberapa makna yang dihasilkan dari penggunaan ungkapan tersebut.Makna yang muncul dari setiap ungkapan yang digunakan juga berbeda–beda. Sementara itu dengan mengetahui makna penggunaan ungkapan eufemisme dan disfemisme akan mempermudah seseorang dalam berkomunikasi dengan baik, kapan, dimana, dengan siapa kita berbicara, dan dalam konteks atau situasi yang bagaimana.

Adapun makna ungkapan eufemisme yang ditemukan pada keempat episode tayang Talk Show MN, antara lain; (1) menghindari kata–kata yang menyinggung perasaan orang lain, (2) menghindari perasaan tidak nyaman lawan bicara/yang mendengar, (3) menunjukkan rasa hormat lawan bicara/yang bersangkutan.Analisis data yang menunjukkan makna ungkapan eufemisme,(1) menghindari kata–kata yang menyinggung perasaan orang lain pada keempat episode tayang Talk Show MN sebagai berikut.

(66) Konteks Tuturan:

Tuturan terjadi pada saat pembawa acara membacakan prolog di awal acara untuk menyampaikan tema pembahasa pada Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Kapolri Pilihan Jokowi” (KPJ).

Bentuk Tuturan:

Najwa : Anda bicara seolah – olah partai oposisi, anda PDI Perjuangan kan partainya Presiden Jokowi lho !

karena dirasa lebih halus dan lebih sopan jika digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kata oposisi termasuk dalam ungkapan eufemisme tipe penggunaan jargon/istilah teknis dalam dunia politik sering digunakan kata tersebut untuk menggantikan kata penentang/berseberangan. Penutur lebih memilih kataoposisi dalam tuturan di atas untuk menghindari kata – kata yang dapat menyinggung perasaan orang lain.

Tuturan lain yang menunjukkan makna ungkapan eufemisme (2) menghindari perasaan tidak nyaman lawan bicara pada keempat episode tayang Talk Show MN.

(67) Konteks Tuturan:

Tuturan terjadi pada saat pembawa acara membacakan epilog di akhir acara sebagai kesimpulan dari pembahasan pada Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Aksi Menteri Susi” (AMS).

Bentuk Tuturan:

Najwa : Menteri Susi datang mencuri perhatian, membuat soal kelautan menjadi isu yang banyak diperbincangkan.

(049/MN-AMS/Euf-Makna/11-2-2015)

Pada tuturan (67) terlihat adanya penggunaan ungkapan eufemisme yang ditandai dengan kata isu.Kata isu digunakan untuk menggantikan kata masalahkarena dirasa lebih halus dan menyamarkan arti yang sebenarnya.Dalam ungkapan eufemisme istilah tersebut termasuk tipe penggunaan jargon/istilah teknis dalam bahasa politik dan media pemberitaan. Penutur memilih menggunakan istilah isu untuk menghindari perasaan tidak nyaman lawan bicara atau pun yang mendengar karena diucapkan langsung di depan orang tersebut.

Tuturan lain yang menunjukkan makna ungkapan eufemisme (3) menunjukkan rasa hormat lawan bicara/yang bersangkutan pada keempat episode tayang Talk Show MN.

(68) Konteks Tuturan:

Percakapan terjadi antara pembawa acara dan narasumber pada Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Dari Kata Jadi Penjara” (DKJP).

Bentuk Tuturan:

Najwa : Percakapan Fadli dalam grup Line berisi tujuh orang alumni Sekolah Menengah Atas 149 Sungguminasa membuatnya harus bernasib malang.

(098/MN-DKJP/Euf-Makna/25-2-2015)

Pada tuturan di atas terdapat frasa bernasib malangyang merupakan penanda adanya penggunaan ungkapan eufemisme. Frasa bernasib malangtermasuk ungkapan eufemisme tipe sirkumlokusi karena istilah yang menggantikan (bernasib malang) menggunakan istilah yang lebih panjang dari kata yang digantikan. Frasa tersebut digunakan untuk menggantikan kata sial, penutur memilih menggunakan frasabernasib malang untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara/yang bersangkutan.

Di bawah ini rekapitulasi seluruh data makna ungkapan eufemisme dari empat episode Talk Show Mata Najwa (MN) di MetroTV adalah sebagai berikut:

Tabel 4.80 Rekapitulasi Makna Ungkapan Eufemisme pada keempat Talk Show Mata Najwa (MN)

No Makna Eufemisme No Data Jumlah

Data Presentase

1

Menghindari kata -kata yang

menyinggung perasaan orang lain

1,8,9,10,12,14,18,19,24,26,35,36, 42,48,53,56,65,69,70,71,73,74,75, 76,81,82,89,99,101,102,103, 107,111,112,114,115 36 69% 2 Menghindari perasaan tidak nyaman lawan bicara / yang mendengar

17,49,92,93

4 8%

3

Menunjukkan rasa hormat lawan bicara / yang bersangkutan

4,20,37,39,45,47,54,64,91,96,

97,98 12 23%

Jumlah 52 100%

Tabel di atas menunjukkan rekapitulasi data makna ungkapan eufemisme menemukan 52 ungkapan.Data tersebut merupakan hasil rekap dari keempat episode Talk Show Mata Najwa (MN). Rincian data makna ungkapan eufemisme dalam Talk Show Mata Najwa (MN) sebagai berikut:(1) makna menghindari kata–kata yang menyinggung perasaan orang lain sejumlah36 data dengan persentase 69%; (2) makna

persentase8%; dan (3) makna menunjukkan rasa hormat lawan bicara/yang bersangkutan sejumlah 12 data dengan persentase 23%.

Adapun makna ungkapan disfemisme yang ditemukan pada keempat episode tayang Talk Show MN, antara lain; (1) memberikan gambaran negatif tentang sesuatu, (2) menunjukkan kekecewaan/kemarahan, (3) menunjukkan rasa tidak suka, dan (4) mempertajam penghinaan.

Berikut analisi data yang menunjukkan makna ungkapan disfemisme (1) memberikan gambaran negatif tentang sesuatu pada keempat episode tayang Talk Show MN sebagai berikut.

(69) Konteks Tuturan:

Percakapan terjadi antara pembawa acara dan narasumber dalam Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Aksi Mentari Susi” (AMS).

Bentuk tuturan:

K. Samson : Pernah, kita pernah melakukan penembakan ya kita sudah tidak katakan meninggal lagi tapi mati karena itu adalah bisa dikatakan itu musuh kita…

(041/MN-AMS/Dis-Makna/11-2-2015)

Pada tuturan yang dituturkan oleh Febi terdapat penggunaan ungkapan disfemisme yang ditandai dengan kata musuh.Kata musuh digunakan untuk mengantikan kata lawan, dalam tuturan di atas penutur memilih kata musuh karena dirasa lebih kasar/lebih dapat memberikan gambaran negatif terhadap sesuatu.Dalam konteks percakapan di atas katamusuhtermasuk ungkapan disfemisme tipe satu kata menggantikan satu kata yang lain (one for one substution).

Tuturan lain yang menunjukkan makna ungkapan disfemisme (2) menujukkan kekecewaan/kemarahan pada keempat episode tayang Talk Show MN.

(70) Konteks Tuturan:

Percakapan terjadi antara pembawa acara dengan narasumber dalam Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Kapolri Pilihan Jokowi” (KPJ).

Bentuk tuturan:

Desmon : Iya betul–betul tapi ini yang jadi soal hari ini bisa dibilang melecehkan DPR.

(050/MN-KPJ/Dis-Makna/18-2-2015)

Tuturan (70) di tampak adanya penggunaan ungkapan disfemisme yang ditandai dengan penanda berupa kata melecehkan. Kata melecehkan termasuk ungkapan disfemisme tipe satu kata menggantikan satu kata yang lain (one for one substution) yang digunakan untuk menggantikan kata merendahkan.Kata melecehkandipilih oleh penutur karena dirasakan lebih tepat untuk menunjukkan kemarahan/kekecewaan kepada seseorang.

Berikut data lain yang menunjukkan makna ungkapan disfemisme (3) menunjukkan rasa tidak suka terhadap sesuatu pada keempat episode tayang Talk Show MN.

(71) Konteks Tuturan:

Percakapan terjadi antara pembawa acara dan narasumber dalam Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Dari Kata Jadi Penjara” (DKJP).

Bentuk tuturan:

Najwa : Ini status yang anda posting “iya sih pak Har baik yang gak baik itu yang namanya pak Ayas, spv yang lainnya kami rasa dia tak pantas dijadikan pemimpin ***”.

(095/MN-DKJP/Dis-Makna/25-2-2015)

Pada tuturan di atas terdapat penggunaan ungkapan disfemisme yang ditandai dengan frasa tak pantas.Frasa tak pantastermasuk ungkapan disfemisme tipe satu frasa menggantikan satu frasa yang lain (one for one substution) yang digunakan untuk mengantikan frasa tidak patut.Dalam tuturan di atas penutur lebih memilih menggunakan frasatak pantas karena dirasa lebih kasar untuk menunjukkan rasa tidak suka terhadap sesuatu.

(72) Konteks Tuturan:

Tuturan terjadi pada percakapan antara pembawa dan narasumber dalam Talk Show Mata Najwa (MN) yang berjudul “Kapolri Pilihan Jokowi” (KPJ).

Bentuk tuturan:

Fadjroel : Bahkan ini yang sangat menyesalkan di titik ini, bahkan menurut saya sikap pak Jokowi sudah benar, artinya beliau tidak ingin melantik pejabat politiknya yang cacat hukum.

(066/MN-KJP/Dis-Makna/18-2-2015)

Pada tuturan di atas terlihat jelas penggunaan ungkapan disfemisme berupa frasa cacat hukum.Frasa cacat hukum termasuk dalam ungkapan disfemisme tipe ekspresi figuratif (figurative exspressions), menghina, merendahkan seseorang dengan melambangkan atau mengibaratkan.Kata cacat pada frasa tersebut berarti kekurangan yang menyebabkan nilai atau mutunya kurang baik dalam hal ketaatannya terhadap hukum yang berlaku, atau bisa pula diartikan dengan kata bermasalah.Frasa cacat hukum dalam tuturan di atas digunakan untuk lebih mempertajam penghinaan kepada seseorang.

Di bawah ini tabel rekapitulasi makna ungkapan disfemisme dari keempat episode tayang Talk Show Mata Najwa (MN).

Tabel 4.81 Rekapitulasi Makna Ungkapan Disfemisme pada keempat Talk Show Mata Najwa (MN)

No Makna Disfemisme No Data Jumlah

Data Presentase

1

Memberikan gambaran negatif tentang sesuatu

2,3,6,22,41,46,52,55,60, 61,68,84,86,104,105,106, 16 25% 2 Menunjukkan kekecewaan/kemarahan 5,7,15,16,21,23,25,27,28,29,30, 31,32,33,34,38,40,43,50,59,62, 63,67,77,80, 83,85,87, 100,108,109 31 49%

3 Menunjukkan rasatidak suka 11,13,44,51,57,58,72,78,79,88,90,94,95,110,113 15 24% 4 Mempertajam

penghinaan

66

1 2%

Tabel 4.81 di atas menunjukkan rekapitulasi data makna ungkapan disfemisme ditemukan 63 ungkapan. Data tersebut merupakan hasil rekap dari keempat episode Talk Show Mata Najwa (MN). Rincian data makna ungkapan disfemisme dalam Talk

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 101-112)

Dokumen terkait