BAB 1 PENDAHULUAN
D. Uraian Teoritis
2. Fungsi Pajak
4 fungsi Pajak bagi negara menurut sumber data dari Direktorat Jenderal Pajak adalah:
a) Fungsi Anggaran (Budgetair) ialah membiayai pengeluaran - pengeluaran negara dengan menjalankan tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutukan biaya dan pajaklah yang membiayai seluruh
pembiayaan.
b) Fungsi Mengatur (Regulerend) ialah untuk mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak
c) Fungsi Redistrubusi Pendapatan ialah membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan. Contoh : membiayai pembangunan rumah sakit umum.
d) Fungsi Stabilitas ialah dana menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.
3 Pengelompokkan Pajak
Menurut (Resmi,2014:7) pengelompokkan pajak dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
A. Pajak menurut golongannya terbagi menjadi:
1 Pajak Langsung merupakan pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa dialihkan ke pihak ketiga
Contohmya : PBB, PPh, dan Pajak Kendaraan.
2 Pajak Tidak Langsung merupakan Pajak yang bisa dipindahtangankan atau dialihkan kepada pihak ketiga.
Contoh : PPN dan pajak ekspor
B. Menurut sifatnya :
1 Pajak Subjektif merupakan pajak yang pengenaanya mempertimbangkan keadaan wajib pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh)
2 Pajak Objektif merupakan pajak yang dikumpulkan berdasarkan jenis objeknya. Contoh : Bea cukai, Pajak Penjualan dan PPN.
4. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21
Menurut PER-31/PJ/2012 Pasal 1 Peraturan Jenderal Pajak menjelaskan pengertian, pemotong PPh 21 dan penerima penghasilan dipotong PPh 21:
a) Pengertian
Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain dengan sehubungan dengan pekerjaaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak.
b) Pemotong PPh 21
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 adalah : A. Pemberi kerja
Terdiri dari :
a. Orang pribadi atau badan.
b. Cabang, perwakilan, atau unit yang melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang terkait terhadap pembayaran gaji, upah, honararium, B. Bendahara atau pemegang kas pemerintah
C. Dana pensiun atau jaminan hari tua.
D Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar :
a) Honorarium, komisi, fee, pembayaran lain sebagai imbalan dan orang yang melakukan pekerjaan bebas.
b) Honorarium.
c) imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatiahan.
E lembaga yang menyelenggarakan kegiatan misalnya hadiah perlombaan, penghargaan.
C) Penerima Penghasilan Dipotong PPh 21 a Pejabat Negara
1. Presiden dan Wakil Presiden 2. DPR/MPR
3. Badan Pemeriksa Keuangan 4. Mahkamah Agung
5. Dewan Pertimbangan Agung 6. Menteri Negara
7. Jaksa Agung
8. Gubernur dan Wakil Gubernur
9. Walikota dan Wakil Walikota Tingkat II b. Pegawai Negeri Sipil (PNS
c. Pegawai adalah setiap orang pribadi melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis.
d. Pegawai tetap.
e. Pegawai Lepas
f. Pegawai status Wajib Pajak Luar negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di wilayah Indonesia yang tidak lebih 183 hari dalam waktu 12 bulan yang menerima gaji, upah, Honorarium atau imbalan atas kegiatan yang dilakukan.
g. Penerima Pensiun
h. Penerima Honararium i. Penerima Upah
j. Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Orang pribadi.
k. Hadiah dan penghargaan perlombaan l. Magang
m. Beasiswa adalah pembayaran kepada pegawai tetap, tidak tetap, dan calon pegawai yang diberi program pendidikan yang ditetapkan yang mempunyai ikatan kontrak dan perjanjian kerja.
r. Kegiatan misalnya Rapat, seminar, workshop dan olahraga.
5. Surat Tagihan Pajak a) Pengertian
Undang-undang KUP pasal 1 angka 20 menerangkan bahwa Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.
b) Fungsi Surat Tagihan Pajak
Menurut (Resmi,2014:3) Fungsi Surat Tagihan Pajak adalah:
a. Sarana menetapkan seberapa besar sanksi berupa bunga atau denda
b. Sarana untuk mengoreksi terhadap jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak.
c. Sarana menagih hutang wajib pajak.
c) Penyebab Terbitnya Surat Tagihan Pajak (STP)
Direktorat Jenderal Pajak memiliki hak untuk menerbitkan Surat Tagihan Pajak yang diatur dalam pasal 14 UU KUP mengenai dasar penerbitan STP antara lain :
a. Kaduluwarsa penerbitan STP tidak ada, walaupun telat 5 tahun bahkan lebih dari 10 tahun dari masa pajak Direktorat Jenderal Pajak tetap berhak untuk menerbitkan STP.
b. Berberapa alasan dapat diterbitkannya STP antara lain:
1) Wajib Pajak (WP) tidak atau kurang membayar angsuran bulanan, hasil penelitian terhadap surat pemberitahuan terdapat kekurangan membayar pajak karna salah tulis atau salah hitung dengan membayar pokok pajak yang dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan untuk paling lama 24 bulan.
2) Wajib Pajak tidak atau terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan dan oleh karena itu kepada Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda yang diatur dalam Pasal 7 UU KUP atau sanksi administrasi berupa denda pada pasal 9 UU KUP;
3) Pengusaha kena pajak yang:
a) Tidak tepat atau terlambat dalam membuat faktur pajak.
b) Tidak mengisi faktur pajak secara lengkap.
c) Tidak sesuai Melaporkan faktur pajak dengan masa penerbitannya;.
4) Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan, harus membayar pajak yang telah dikembalikan dan juga sanksi administrasi berupa sanksi administrasi sebesar 2% dari pengenaan Pajak;
c. Ayat (2) dari pasal 14 UU KUP diatur bahwa “Surat Tagihan Pajak menurut ayat (1) disamakan kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan Pajak,dalam penjelasannya disebutkan bahwa ‘Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini kekutan hukumnya dengan Surat Ketetapan Pajak sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa’. Dengan itu, apabila Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak diterbitkan STP dan sampai dengan saat yang telah ditetapkan belum juga bayar, maka diberlakukan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP).
d) Jumlah Sanksi Denda
Surat Tagihan Pajak yang telah diterima Wajib Pajak dibayar lunas dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkannya STP Dipasal 7 ayat 1 UU KUP terdapat Sanksi Denda yang dikenakan :
a) Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan denda senilai Rp 500.000,-
b) Surat Pemberitahuan Pajak penghasilan (PPh) Orang Pribadi dengan denda senilai Rp 100.000,-
c) Surat Pemberitahuan Pajak penghasilan (PPh) Badan dengan denda Rp 1.000.000,-
d) Surat Pemberitahuan (SPT) masa lainnya dengan denda Rp 100.000, e) Jangka Waktu Pembayaran Surat Tagihan Pajak (STP) Jangka Waktu
Dalam Pasal 9 ayat 3 UU KUP disebutkan saat jatuh tempo pembayaran STP adalah satu bulan dari tanggal penerbitannya
f) Dasar Hukum Surat Tagihan Pajak :
Dalam Keadaan tertentu STP harus diterbitkan kembali akibat suatu hal yang diperbolehkan oleh Undang – Undang pajak, terkait dengan hal tersebut Menteri Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.03/2010 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2007
Surat Tagihan Pajak hasil penerbitan kembali tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan Surat Tagihan Pajak. (Siahaan,2010:115).
E. Metode Penelitian
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari objek yang diteliti, dalam hal ini objek yang diteliti oleh penulis adalah data mengenai Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPh 21) di lapangan, sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau data pendukung yang terdapat dengan berupa buku, catatan, bukti yang telah ada.
2. Sumber Data
Penulis melakukan pengumpulan data dalam hal ini data-data bersumber dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar.
3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu dengan metode studi metode Deskriptif kualitatif dokumentasi dan wawancara.
Dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data – data yang diperlukan sebagai dasar bahan penelitian, serta wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada informan penelitian berdasarkan pedoman wawancara yang
telah disusun sebelumnya baik melalui virtual ataupun langsung untuk memperoleh data yang diperlukan.
4. Alat Pengumpul data
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara pedoman wawancara dan data. Dimana saat melakukan wawancara penulis menggunakan alat perekam/kamera untuk merekam sesi tanya jawab yang dilakukan oleh penulis kepada informan guna mendapat hasil wawancara yang selanjutnya akan diolah oleh penulis.
2. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui informan kunci.
Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi terkait penelitian.
Informan dari penelitian ini dari adalah kepala unit pegawai bidang pengawasan dan konsultasi di KPP Pratama Pematangsiantar.
6. Metode Pembahasan
Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis dalam pembahasan yaitu metode deskriptif . Dimana peneliti mendeskripsikan hasil analisis data tanpa memanipulasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran singkat mengenai objek penelitian.
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar berdiri sejak tanggal 19 September 2008. Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : 1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak
berdasarkan Perundang undangan dan melakukan pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.
2. Jawatan lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang- barang sitaan guna pelunasan piutang pajak negara.
3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan wajib pajak badan.
4. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Dirjen Pajak Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah lagi menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah
17
lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan Keputusan Presiden RI No. 12 Tahun 1976 tanggal 25 Maret 1976, Direktorat IPEDA diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-Undang RI No. 12 Tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi IPEDA diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas IPEDA diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB.
Untuk mengkoordinasi pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (IDA) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur.
Inspektorat Daerah kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang. Setelah Kanwil Ditjen Pajak terbentuk, dibentuklah beberapa unit kerja berdasarkan pembagian wilayah di seluruh Sumatera Utara Bagian II yaitu KPP Tebing Tinggi, KPP Kisaran, KPP Pematang Siantar, KPP Rantau Parapat, KPP Sibolga, KPP Sidempuan, KPP Balige, KPP Kabanjahe dan unit kerja yang bergerak khusus dibidang pemeriksaan terhadap wajib pajak yaitu Kantor Pemeriksaan dan Pendidikan Pajak (Karikpa).
Seiring dengan perubahan kinerja di Lingkungan DJP untuk menuju yang lebih baik, maka dilakukan reorganisasi di lingkungan DJP melalui sistem modernisasi. Dengan adanya reorganisasi tersebut, maka unit kerja yang dulu dikenal KPP diganti dengan KPP Pratama, Unit kerja tersebut adalah :
1. KPP Pratama Tebing Tinggi 2. KPP Pratama Kisaran
3. KPP Pratama Pematang Siantar 4. KPP Pratama Rantau Parapat 5. KPP PratamaSibolga
6. KPP Pratama Sidempuan 7. KPP Pratama Balige 8. KPP Pratama Kabanjahe
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar wilayah kerjanya meliputi kota dan kabupaten yaitu Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun. Kota Pematang Siantar memiliki luas Wilayah : 79,971 Km2 serta terbagi dalam 8 kecamatan dan 53 kelurahan.
B. Visi Dan Misi KPP Pratama Pematang Siantar 1.Visi dari KPP Pratama Pematang Siantar a) Visi dari Direktorat Jendral Pajak
Menjadi instuisi Pemerintah Penghimpun pajak negara yang terbaik di asia tenggara
b) Visi KPP Pratama Pematang Siantar
Menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak dan masyarakat dengan dukungan sistem administrasi perpajakan modern serta SDM yang berintegrasi dan profesional
2.Misi dari KPP Pratama Pematang Siantar a) Misi Direktorat Jendral Pajak
Menjamin penyelengaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan : Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil, pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan, Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan professional, Konpensasi yang kempetitif berbasis sitem manajemen kerja
b) Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar
Menghimpun penerimaan pajak yang optimal dari objek subjek pajak dengan cara memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak menggali potensi wilayah dan melaksanakan proses pembelajaran secara terus menerus untuk peningkatan kapasitas
MOTTO = HORAS (HANDAL, OPTIMAL, RAMAH, AKURAT, SOPAN)
C. Lokasi Objek Penelitian KPP Pratama Pematang Siantar
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar berlokasi di Jl. Dahlia No.12,21130, Pematangsiantar.
D. Wilayah Kerja Kantor pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar A. Kota Pematangsiantar terdiri dari berberapa kecamatan diantara lain:
a. Siantar Marihat b. Siantar Barat c. Siantar Utara d. Siantar Timur e. Siantar Martoba f. Siantar Sitalasari g. Siantar Marimbun
B. Kabupaten Simalungun terdiri dari berberapa kecamatan diantara lain:
a. Dolok Pardamean b. Sidamanik c. Girsang Sipangan Bolon d. Tanah Jawa e. Dolok Pangaribuan f. Jorlang Hataran g. Panei h. Raya i. Dolok Silau j.
Silou Kahean k. Raya Kahean l. Bolok Batu Nanggar m. Siantar n. Bandar o.
Bosar Maligas p. Ujung Padang q. Pematang Bandar r. Tapian Dolok s. Huta Bayu Raja t. Gunung Malela u. Gunung Maligas v. Panombeian Panei w.
Hatonduhan x. Haranggaol Horison y. Jawa Maraja Bah Jambi z. Bandar Huluan aa. Bandar Masilam bb. Pematang Silima Huta cc. Silimakuta dd.
Purba
Tabel 2.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Pematang Siantar
No Nama Kecamatan Kelurahan
Jumlah Nama Kelurahan
1 Siantar Marihat 7 Kelurahan Suka maju, Sukamakur, Pardamean ,Parhorasan Nuauli, Sukaraja, Mekar Nauli, BP nauli
2 Siantar Marimbun 6 Kelurahan Simarimbun, Tong Marimbun, Nagahuta, Nagahuta Timur, Pematang Marihat, Marihat Jaya
3 Siantar Selatan 6 Kelurahan Aek nauli, Toba, Martimbang ,Karo, Kristen, Simalungun
4 Siantar Barat 8 Kelurahan Sipinggol-pinggol, Simarito, Timbang Teladan
Galung, Banjar, Banten, Dwikora, Proklamasi 5 Siantar Utara 7 Kelurahan Martoba , Bane, Melayu, Sigulang-
Gulang, Baru, Kahean, Sukadame
6 Siantar Timur 7 Kelurahan Kebun sayur,Tomuan,Pahlawan, Siopat suhu, Merdeka, Pardomuan, asuhan
7 Siantar Martoba 7 Kelurahan Sumber jaya, Nagapita, Pondok sayur, Tambun Nabolon, Nagapitu, Tanjung Pinggir, Tanjung Tongah
8 Siantar Sitalasari 5 Kelurahan Bahkapul,Gurilla,Setia negara, Bukit shofa, Bukit Sorma
Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar
2.Kabupaten Simalungun
Luas Wilayah 4.386,60 km,
Letak Geografis Kabupaten Simalungun : 2o36`-3o18` Lintang Utara 98o32`-99o35` Bujur Timur
Letak di atas Permukaan Laut : 0- 1 400 m Wilayah Administrasi
a. Jumlah Kecamatan :31 Kecamatan
b.Jumlah Desa :386 Desa/Nagori
c. Jumlah Kelurahan Batas Wilayah
: 27 Kelurahan
a. Sebelah Utara
:Kab. Serdang Bedagai & Kab.
Batubara b.Sebelah Selatan
:Kab. Toba Samosir & Danau Toba
c. Sebelah Barat : Kab Karo
d.Sebelah Timur : Kab Asahan
E. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas KPP Pratama Pematangsiantar
Struktur organisasi ialah suatu rangkaian dalam mewujudkan pola tetap dari hubungan diantara bidang kerja. Struktur organisasi berfungsi mendiskripsikan pekerjaan karyawan dan koordinasi diantara para unit, fungsi atau bagian serta pembagian tugas dan wewenang yang lebih jelas sehingga membantu pencapaian tujuan organisasi yang lebih cepat.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Pematang Siantar
Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar
CATATAN :
Kepala KPP PratamaPematangSiantar : Mukhammad Faisal Artjan
Kepala KP2KP Perdagangan : MaringanPantasMauliateHasugian
Pegawai Fungsional24 pegawai diganti menjadi Fungsional Pemeriksa Pajak 13 pegawai
Seksi Pelayanan sebanyak 21 pegawai
Sub bagian Umum dan Kepatuhan Internal sebanyak 12 pegawai
SeksiPemeriksaan, Penilaian, danPenagihan sebanyak 13 pegawai
Seksi Pengawasan V sebanyak 7 pegawai
Seksi Pengawasan VI sebanyak 7 pegawai
Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara, dimana seluruh pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara Replubik Indonesia.
a. Bagian seksi Kerja
Deskripsi Tugas KPP Pratama Pematang Siantar membawahi 1(satu) bagian dan 6 ( enam) seksi, ditambah kelompok jabatan
fungsional. Adapun bidang-bidang yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sub Bagian Umum 2. Seksi Ekstensifikasi
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Seksi Pelayanan
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I, II, III,IV ) 6. Seksi Pemeriksaan
7. Seksi Penagihan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah : a. Memudahkan pelaksanaan kerja
b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian
d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana
b. Uraian Tugas dan Fungsi Secara umum
Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) merupakan suatu kesatuan yang masing-masing saling terkait antara tugas pokok dan fungsi. Untuk mengerti apa saja yang menjadi tupoksi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar maka kita perlu meneliti apa aja yang dimaksud dengan tugas pokok dan fungsi. Tugas pokok menjadi hal yang paling mendasar atau pokok dalam suatu organisasi. Tugas pokok memberikan gambaran tentang ruang lingkup dari posisi suatu organisasi. Sedangkan Fungsi ialah perwujudan tugas tata kelola di bidang tertentu yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Jadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) merupakan tujuan utama dan/atau sasaran utama yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai.
F. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Kantor Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KP PBB, dan Karikpa maka Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak
langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan Perundang- Undangan yang berlaku.
2. Sub bagian Umum Mengingat dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarisan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.
3. Seksi Ekstensifikasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan & penata usahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasi pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan piñata usahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan Teknis Komputer, pemantauan aplikasi e-spt dan e-filling dan penyiapan laporan kinerja dengan teknologi yang ada, sehingga dapat memudahkan pekerjaan pada Seksi Pengolahan Data dan Informasi
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III,IV) Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya), bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 3 (tiga) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial) tertentu.
6. Seksi Pelayanan Membantu Tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.
7. Seksi Pemeriksaan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksa, pengawasan pelaksana aturan pemeriksa, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
8. Seksi Penagihan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak,
penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
9. Kelompok Jabatan Fungsional Penjabatan Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaan, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi integerasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, teknologi informatika dan system informasi secara optimal.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Jumlah Data Wajib Pajak PPh 21 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar Tahun Pajak 2018 - 2020
Setelah dilakukannya Observasi dilapangan, pengumpulan data-data Statistik yang ada, termasuk diadakannya metode wawancara dengan pihak DJP, berikut ini adalah data jumlah wajib pajak PPh 21 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar Tahun Pajak 2019 – 2020.
Tabel 3.1 Daftar Wajib Pajak PPh 21 yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar
Tahun Jumlah
2018 5.803
2019 5.779
2020 5.487
Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar
34
5803 5779 5487
0
Tahun 2018 2019 2020
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tahun 2018 terdapat 5.703 wajib pajak terdaftar di KPP Pematang Siantar dan Pada tahun 2019 menurun menjadi 5.609 Wajib Pajak yang terdaftar dan untuk tahun 2020 berjumlah 5.487.
B. Gambaran Wajib Pajak PPh 21 yang Melaporkan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar
Berdasarkan observasi lapangan dan pengumpulan data yang telah dilakukan dan melakukan wawancara kepada responden, berikut data- data tentang jumlah wajib pajak PPh 21 yang melaporkan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar
Berdasarkan observasi lapangan dan pengumpulan data yang telah dilakukan dan melakukan wawancara kepada responden, berikut data- data tentang jumlah wajib pajak PPh 21 yang melaporkan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar