• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH RAHEL GIRSANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "OLEH RAHEL GIRSANG"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ADMINISTRASI DENDA TERLAMBAT ATAU TIDAK MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK

PENGHASILAN (PPh 21) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEMATANGSIANTAR TAHUN PAJAK 2018 – 2020

OLEH RAHEL GIRSANG

182600023

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Esa, yang telah memberi Rahmat, kesempatan dan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Tugas Akhir yang berjudul “Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Atas Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh 21) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program studi DIII Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dari tahap awal penyusunan sampai dengan selesai, peneliti banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Hendra Harahap, S.Sos, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Hari Mahardika Sembiring, S.Pn, M.Int Tax Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. Seluruh Dosen Pengajar Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama berada di bangku perkuliahan. Universitas Sumatera Utara.

6. Bang Firman dan Kak Indah selaku Staff Pegawai Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara

i

(7)

7. Kepada Seluruh Pihak KPP Pratama Pematang Siantar yang telah memberikan izin Penelitian kepada Penulis

8. Yang paling berperan penting dalam mendukung dan mendoakan saya kedua orangtua saya, Ibu saya Tiarmin manik dan bapak saya Sahma Panukkunan Girsang, kk eby, kk trifena dan bg Andro serta keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat selama menuntut Ilmu di Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada sahabat saya Katriel Amoreiza yang selalu berjuang bersama dari mulai semester awal sampai akhir Yaitu Echi, Cia, Bintang, Nadya. Kepada sahabat perjuangan saya kak Jelita, Amel, Acun, Samuel, Chelis, Elsha dan Yoshi, bang Yabes, Andrew, Andhika yang selalu mendukung dan mendengar cerita saya.

11. Kepada teman SMA (PKK Squad) sekaligus teman kecil saya Elsha, Ellys dan Grace yang selalu memberikan semangat.

12. Seluruh Teman- Teman Administrasi Perpajakan Stambuk 2018 yang sudah menjadi teman dalam menuntut ilmu di Universitas Sumatera utara. Semoga kita sukses selalu

13. Juga Kepada pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dalam penulisan ini.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi dan penulisan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi yang sedang ingin mencari informasi

Medan

Rahel Girsang

ii

(8)

ABSTRAK

PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK (STP) ATAS SANKSI ADMINISTRASI DENDA TERLAMBAT ATAU TIDAK MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK

PENGHASILAN (PPh 21) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEMATANG SIANTAR

TAHUN PAJAK 2018 – 2020 Rahel Girsang (182600023)

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Pembimbing Hari Mahardika Sembiring, S.Pn, M.Int Tax Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

Indonesia didalam sistem perpajakannya dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan kewajibannya melalui sistem self assessment yang dimana wajib pajak berperan aktif dalam menghitung, memperhitungkan, menyetorkan pajak yang terutang dan melaporkan surat pemberitahuan tahunan (SPT) ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

Pajak Penghasilan (PPh 21) juga merupakan salah satu Wajib pajak yang juga berperan aktif dalam membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya. Sistem self assessment di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan sistem perpajakan di Indonesia. Namun pada kenyataannya masih banyak wajib pajak tidak memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Akibat dari tindakan wajib pajak ini pemerintah mengambil tindakan dalam penagihan Pajak yang berfungsi sebagai sarana pencairan tunggakan Pajak.

Pasal 1 angka 20 undang – undang KUP menyebutkan bahwa Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil data yang telah dianalisa dengan menarik kesimpulan menggunakan penalaran sistematis.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerbitan surat tagihan pajak PPh 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar mengalami penurunan dari tahun 2018 sampai tahun 2020, ini membuktikan bahwa tingkat kesadaran Wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya terus meningkat.

Kata kunci : Penerbitan, Surat Tagihan Pajak, Pajak Penghasilan 21

iii

(9)

RETURNS OF INCOME TAX ARTICLE 21 FISKAL YEAR 2018 – 2020 AT LOW TAX OFFICE OF PEMATANG SIANTAR

Rahel Girsang, 182600023

Tax Administration Diploma III Study Program Advisor Hari Mahardika Sembiring, S.Pn, M.Int Tax

Faculty Of Social And Political Sciences,Universitas Sumatera Utara

Indonesia in its taxation system where taxpayers are trusted to be able to carry out their obligations through a self-assessment system in which taxpayers play an active role in calculating, calculating, depositing taxes owed and reporting period notifications or annual tax retturn to the at lowtax office that has determined.

Income Tax article 21 is also one of the taxpayers who also plays an active role in paying and reporting their tax obligations. The self- assessment system in Indonesia is expected to increase the success of the tax system in Indonesia. However, in reality there are still many taxpayers who do not fulfill their obligations as taxpayers. As a result of this taxpayer's actions, the government takes action in tax collection which functions as a means of disbursing tax arrears.

Article 1 number 20 of the KUP law states that a Tax Collection Letter (STP) is a letter to collect tax and/or administrative sanctions in the form of interest and/or fines.

The method used in this research is descriptive analysis method, which describes the results of the data that has been analyzed by drawing conclusions using systematic reasoning.

From this research, it can be concluded that the issuance of income Tax article 21 tax at lowtax office Pematang Siantar has decreased from 2019 to 2020, this proves that the level of awareness of taxpayers towards their tax obligations continues to increase.

Keywords: Issuance, Notice of tax Letter, Income Tax article 21

iv

(10)

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Dan Manfaat ... 4

1. Tujuan Laporan Tugas Akhir ... 5

2. Manfaat Laporan Tugas Akhir ... 5

D. Uraian Teoritis ... 6

1. Pengertian Pajak ... 6

2. Fungsi Pajak ... 7

3. Pengelompokan Pajak ... 8

4. Pajak Penghasilan Pasal21 ... 8

a.Pengertian ... 8

b.Pemotong PPh 21... 8

c.Penerima Penghasilan Dipotong PPh21 ... 9

5. Surat Tagihan Pajak ... 10

a.Pengertian ... 11

b.Fungsi Surat Tagihan Pajak... 14

c. Penyebab Terbitnya Surat Tagihan Pajak (STP)... 15

v

(11)

d.Jumlah Sanksi Denda ...14

e.Jangka Waktu Pembayaran STP ... 14

f.Dasar Hukum Surat Tagihan Pajak ... 14

E. Metode Penelitian... 15

1. Jenis Data ... 15

2. Sumber Data ... 15

3. Metode Pengumpulan Data ... 15

4. Alat Pengumpul data ... 16

5. Informan Penelitian ... 16

6. Metode Pembahasan ... 16

BAB II GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN ... 17

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar ... 17

B Visi dan Misi KPP pratama Pematang Siantar ... 19

C Lokasi Objek Penelitian KPP Pratama Pematang Siantar ... 19

D Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar ... 20

E Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas KPP Pratama Pematang Siantar24 F Tugas Pokok dan Fungsi ... 27

BAB III HASIL PENELITIAN ... 34

A. Jumlah Data Wajib Pajak PPh 21 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar Tahun Pajak 2019 - 2020 ... 34

B. Gambaran Wajib Pajak PPh 21 yang Melaporkan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar ... 35

C. Jumlah Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan oleh KPP Pratama Pematang Siantar ... 37

E. Wawancara dengan Pihak KPP Pratama Pematang Siantar ... 39

vi

(12)

BAB IVPEMBAHASAN ... 43

A Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak ... 43

B Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Penerbitan Surat Tagihan Pajak ... 46

C Pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...47

BAB IVPEMBAHASAN ... 48

A Simpulan ... 48

B Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

vii

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Pematang Siantar ... 25 Tabel 3.1 Daftar Wajib Pajak Yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar ... 34 Tabel 3.2 Daftar Wajib Pajak Yang Melaporkan SPT PPh 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar ... 35 Tabel 3.3 Jumlah Produk STP yang Telah di keluarkan KPP ke Wajib Pajak PPh 21 Tahun Pajak 2018 -2020 di Kantor PelayananPajak (KPP) Pratama Pematang Siantar ... 38 Tabel 4.1 Prosedur Penerbitan Surat Tagihan Pajak ... 43

viii

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi KPP Pematang Siantar ... 28 Gambar 4.2 Surat Tagihan Pajak ... 38

ix

(15)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada Undang – Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Pancasila memiliki Paradigma Pembangunan didalamnya, seperti didalam sila ke Lima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

hal ini melihat kepada proses pembangunan baik dalam unsur sosial, unsur politik, unsur ekonomi, unsur pertahanan, unsur infrastruktur, unsur pendidikan, unsur budaya dan sebagainya. Semua ini harus dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari sabang sampai merauke. Pemerintah memiliki agenda yang banyak, terkhusus dalam aspek Pembangunan Nasional. Hal ini mengharuskan negara untuk serius dengan mengerjakan agenda yang akan mereka selesaikan. Untuk mewujudkan Pembangunan Nasional tersebut masyarakat juga mengambil peran penting dalam hal ini. Negara perlu memperhatikan masalah pembiayaan dan sumber dana.

Usaha yang harus ditempuh pemerintah dalam penerimaan sumber dana melalui pajak. Pajak adalah sumber dana bagi pembangunan nasional yang berasal dari iuran wajib masyarakat terbesar bagi negara.

Undang – undang 16 tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 1 Pajak ialah kontribusi wajib kepada negara

1

(16)

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Tanggung Jawab dikerjakan oleh wajib pajak inilah yang akan membiayai seluruh kegiatan agar terlaksana, meskipun manfaat dari pembayaran pajak itu tidak langsung dirasakan oleh masyarakat.

saat ini, wajib pajak diberi kepercayaan agar melaksanakan kewajibannya melalui sistem self assessment dimana wajib pajak berperan aktif untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan pajak yang terutang dan melaporkan pemberitahuan surat pemberitahuan tahunan (SPT) ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang sudah ditentukan atau melalui adnistrasi Online yang sudah dibuat oleh Pemerintah.

Pajak Penghasilan (PPh 21) juga merupakan Wajib pajak yang juga memiliki peran aktif dalam membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya. Objek PPh 21 ialah pemberi kerja, upah, tunjangan, dan bendahara pemerintah, dana pensiun, penyelenggara kegiatan yang melakukan kegiatan tertentu. Batas waktu pelaporan SPT PPh21 ialah 20 hari setelah tanggal pajak berakhir, apabila tanggal 20 jatuh di hari libur, maka penyampaian SPT PPh21 harus dilakukan pada hari kerja sebelumnya.

(17)

Sistem self assessment di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan sistem perpajakan di Indonesia. Namun kenyataannya masih ada wajib pajak yang tidak melakukan kewajibannya sebagai wajib pajak.

Akibatnya Direktorat Jenderal Pajak mengambil keputusan untuk menerbitkaan Surat Tagihan Pajak yang telah diatur didalam UU Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Pasal 1 angka 20 undang – undang KUP menyebutkan bahwa Surat Tagihan Pajak (STP) ialah surat untuk melakukan tagihan pajak atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda. Sanksi administrasi yang dibuat tentu saja dapat meningkatkan jumlah pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak.

Diterbitkannya Surat Tagihan Pajak diharapkan agar tidak mengulangi kesalahan yang bisa merugikan, karena pada dasarnya tidak saja melihst kepatuhan Wajib Pajak, tetapi juga dapat meningkatkan sumber penerimaan pajak.

Sesuai dengan latar belakang penelitian diatas, penulis ingin mengerti dan mendalami penelitian diatas dengan melakukan penelitian yang berjudul:

“PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK (STP) ATAS SANKSI ADMINISTRASI DENDA TERLAMBAT ATAU TIDAK MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) PAJAK PENGHASILAN (PPh 21) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEMATANGSIANTAR TAHUN PAJAK 2018 – 2020 ”.

(18)

B. Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang yang dipaparkan, maka penulis membuat rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana Prosedur dari Penerbitan Surat Tagihan Pajak ?

2. Bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 beserta Jumlah diterbitkannya Surat Tagihan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar?

3. Bagaimana Pengaruh Penerbitan Surat Tagihan Pajak terhadap kepatuhan wajib pajak PPh 21 di KPP Pematang Siantar?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Laporan Tugas Akhir

Sebuah kegiatan yang diteliti harus memiliki tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan penulis. Adapun tujuan dari penulisan proposal tugas akhir ialah:

a) Agar memahami prosedur dari Penerbitan Surat Tagihan Pajak

b) Agar memahami tingkat kepatuhan Wajib Pajak PPh 21 dari tahun 2019 - 2020 dalam Penerbitan Surat Tagihan Pajak

c) Untuk memahami seberapa besar pengaruh STP bagi kepatuhan Wajib

(19)

Pajak PPh 21

2. Manfaat Laporan Tugas Akhir

Adapun beberapa hal yang bermanfaat untuk beberapa pihak secara Teoritis yaitu:

a) Mengaplikasikan disiplin ilmu yang pernah dipelajari dimasa perkuliahan dan juga pada penelitian di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematangsiantar.

b) Meningkatkan Imu Pengetahuan mengenai Pepajakan khususnya pada bidang penerbitan surat tagihan pajak dengan sistem yang digunakan.

Adapun beberapa hal yang bermanfaat untuk beberapa pihak secara Praktis yaitu:

a) Meningkatkan hubungan antar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar terhadap Lembaga pendidikan khususnya Program studi D3 Administrasi Perpajakan.

b) Guna untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga – tenaga ahli yang terampil dan yang memiliki kemampuan untuk nantinya dijadikan sebagai tenaga ahli siap pakai.

(20)

D. Uraian Teoritis 1 Pengertian Pajak

Pajak menurut (Prof. Dr. Rochmat Soemitro,2013:1) dalam buku Perpajakan Edisi Revisi 2013 Pajak ialah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal timbul (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pajak Menurut (Mardiasmo,2016:3) Pajak ialah iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang masuk kedalam kas negara yang undang- undang serta pelaksanaannya dapat dipaksakan tanpa adanya balas jasa. Iuran tersebut digunakan oleh negara untuk melakukan pembayaran atas kepentingan umum.

2 Fungsi Pajak

4 fungsi Pajak bagi negara menurut sumber data dari Direktorat Jenderal Pajak adalah:

a) Fungsi Anggaran (Budgetair) ialah membiayai pengeluaran - pengeluaran negara dengan menjalankan tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutukan biaya dan pajaklah yang membiayai seluruh

(21)

pembiayaan.

b) Fungsi Mengatur (Regulerend) ialah untuk mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak

c) Fungsi Redistrubusi Pendapatan ialah membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan. Contoh : membiayai pembangunan rumah sakit umum.

d) Fungsi Stabilitas ialah dana menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.

3 Pengelompokkan Pajak

Menurut (Resmi,2014:7) pengelompokkan pajak dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :

A. Pajak menurut golongannya terbagi menjadi:

1 Pajak Langsung merupakan pajak yang bebannya ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa dialihkan ke pihak ketiga

Contohmya : PBB, PPh, dan Pajak Kendaraan.

2 Pajak Tidak Langsung merupakan Pajak yang bisa dipindahtangankan atau dialihkan kepada pihak ketiga.

Contoh : PPN dan pajak ekspor

(22)

B. Menurut sifatnya :

1 Pajak Subjektif merupakan pajak yang pengenaanya mempertimbangkan keadaan wajib pajak. Contohnya Pajak Penghasilan (PPh)

2 Pajak Objektif merupakan pajak yang dikumpulkan berdasarkan jenis objeknya. Contoh : Bea cukai, Pajak Penjualan dan PPN.

4. Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21

Menurut PER-31/PJ/2012 Pasal 1 Peraturan Jenderal Pajak menjelaskan pengertian, pemotong PPh 21 dan penerima penghasilan dipotong PPh 21:

a) Pengertian

Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain dengan sehubungan dengan pekerjaaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak.

b) Pemotong PPh 21

Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 adalah : A. Pemberi kerja

Terdiri dari :

a. Orang pribadi atau badan.

(23)

b. Cabang, perwakilan, atau unit yang melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang terkait terhadap pembayaran gaji, upah, honararium, B. Bendahara atau pemegang kas pemerintah

C. Dana pensiun atau jaminan hari tua.

D Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar :

a) Honorarium, komisi, fee, pembayaran lain sebagai imbalan dan orang yang melakukan pekerjaan bebas.

b) Honorarium.

c) imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatiahan.

E lembaga yang menyelenggarakan kegiatan misalnya hadiah perlombaan, penghargaan.

C) Penerima Penghasilan Dipotong PPh 21 a Pejabat Negara

1. Presiden dan Wakil Presiden 2. DPR/MPR

3. Badan Pemeriksa Keuangan 4. Mahkamah Agung

(24)

5. Dewan Pertimbangan Agung 6. Menteri Negara

7. Jaksa Agung

8. Gubernur dan Wakil Gubernur

9. Walikota dan Wakil Walikota Tingkat II b. Pegawai Negeri Sipil (PNS

c. Pegawai adalah setiap orang pribadi melakukan pekerjaan berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis.

d. Pegawai tetap.

e. Pegawai Lepas

f. Pegawai status Wajib Pajak Luar negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di wilayah Indonesia yang tidak lebih 183 hari dalam waktu 12 bulan yang menerima gaji, upah, Honorarium atau imbalan atas kegiatan yang dilakukan.

g. Penerima Pensiun

h. Penerima Honararium i. Penerima Upah

j. Hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Orang pribadi.

(25)

k. Hadiah dan penghargaan perlombaan l. Magang

m. Beasiswa adalah pembayaran kepada pegawai tetap, tidak tetap, dan calon pegawai yang diberi program pendidikan yang ditetapkan yang mempunyai ikatan kontrak dan perjanjian kerja.

r. Kegiatan misalnya Rapat, seminar, workshop dan olahraga.

5. Surat Tagihan Pajak a) Pengertian

Undang-undang KUP pasal 1 angka 20 menerangkan bahwa Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

b) Fungsi Surat Tagihan Pajak

Menurut (Resmi,2014:3) Fungsi Surat Tagihan Pajak adalah:

a. Sarana menetapkan seberapa besar sanksi berupa bunga atau denda

b. Sarana untuk mengoreksi terhadap jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak.

c. Sarana menagih hutang wajib pajak.

(26)

c) Penyebab Terbitnya Surat Tagihan Pajak (STP)

Direktorat Jenderal Pajak memiliki hak untuk menerbitkan Surat Tagihan Pajak yang diatur dalam pasal 14 UU KUP mengenai dasar penerbitan STP antara lain :

a. Kaduluwarsa penerbitan STP tidak ada, walaupun telat 5 tahun bahkan lebih dari 10 tahun dari masa pajak Direktorat Jenderal Pajak tetap berhak untuk menerbitkan STP.

b. Berberapa alasan dapat diterbitkannya STP antara lain:

1) Wajib Pajak (WP) tidak atau kurang membayar angsuran bulanan, hasil penelitian terhadap surat pemberitahuan terdapat kekurangan membayar pajak karna salah tulis atau salah hitung dengan membayar pokok pajak yang dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan untuk paling lama 24 bulan.

2) Wajib Pajak tidak atau terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan dan oleh karena itu kepada Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda yang diatur dalam Pasal 7 UU KUP atau sanksi administrasi berupa denda pada pasal 9 UU KUP;

3) Pengusaha kena pajak yang:

a) Tidak tepat atau terlambat dalam membuat faktur pajak.

(27)

b) Tidak mengisi faktur pajak secara lengkap.

c) Tidak sesuai Melaporkan faktur pajak dengan masa penerbitannya;.

4) Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian pajak masukan, harus membayar pajak yang telah dikembalikan dan juga sanksi administrasi berupa sanksi administrasi sebesar 2% dari pengenaan Pajak;

c. Ayat (2) dari pasal 14 UU KUP diatur bahwa “Surat Tagihan Pajak menurut ayat (1) disamakan kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan Pajak,dalam penjelasannya disebutkan bahwa ‘Surat Tagihan Pajak menurut ayat ini kekutan hukumnya dengan Surat Ketetapan Pajak sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa’. Dengan itu, apabila Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak diterbitkan STP dan sampai dengan saat yang telah ditetapkan belum juga bayar, maka diberlakukan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP).

d) Jumlah Sanksi Denda

Surat Tagihan Pajak yang telah diterima Wajib Pajak dibayar lunas dalam jangka waktu satu bulan sejak tanggal diterbitkannya STP Dipasal 7 ayat 1 UU KUP terdapat Sanksi Denda yang dikenakan :

(28)

a) Surat Pemberitahuan masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan denda senilai Rp 500.000,-

b) Surat Pemberitahuan Pajak penghasilan (PPh) Orang Pribadi dengan denda senilai Rp 100.000,-

c) Surat Pemberitahuan Pajak penghasilan (PPh) Badan dengan denda Rp 1.000.000,-

d) Surat Pemberitahuan (SPT) masa lainnya dengan denda Rp 100.000, e) Jangka Waktu Pembayaran Surat Tagihan Pajak (STP) Jangka Waktu

Dalam Pasal 9 ayat 3 UU KUP disebutkan saat jatuh tempo pembayaran STP adalah satu bulan dari tanggal penerbitannya

f) Dasar Hukum Surat Tagihan Pajak :

Dalam Keadaan tertentu STP harus diterbitkan kembali akibat suatu hal yang diperbolehkan oleh Undang – Undang pajak, terkait dengan hal tersebut Menteri Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.03/2010 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2007

Surat Tagihan Pajak hasil penerbitan kembali tersebut mempunyai kedudukan yang sama dengan Surat Tagihan Pajak. (Siahaan,2010:115).

(29)

E. Metode Penelitian

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari objek yang diteliti, dalam hal ini objek yang diteliti oleh penulis adalah data mengenai Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan (PPh 21) di lapangan, sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau data pendukung yang terdapat dengan berupa buku, catatan, bukti yang telah ada.

2. Sumber Data

Penulis melakukan pengumpulan data dalam hal ini data-data bersumber dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar.

3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu dengan metode studi metode Deskriptif kualitatif dokumentasi dan wawancara.

Dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data – data yang diperlukan sebagai dasar bahan penelitian, serta wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada informan penelitian berdasarkan pedoman wawancara yang

(30)

telah disusun sebelumnya baik melalui virtual ataupun langsung untuk memperoleh data yang diperlukan.

4. Alat Pengumpul data

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara pedoman wawancara dan data. Dimana saat melakukan wawancara penulis menggunakan alat perekam/kamera untuk merekam sesi tanya jawab yang dilakukan oleh penulis kepada informan guna mendapat hasil wawancara yang selanjutnya akan diolah oleh penulis.

2. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui informan kunci.

Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi terkait penelitian.

Informan dari penelitian ini dari adalah kepala unit pegawai bidang pengawasan dan konsultasi di KPP Pratama Pematangsiantar.

6. Metode Pembahasan

Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis dalam pembahasan yaitu metode deskriptif . Dimana peneliti mendeskripsikan hasil analisis data tanpa memanipulasi.

(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran singkat mengenai objek penelitian.

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar berdiri sejak tanggal 19 September 2008. Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : 1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak

berdasarkan Perundang undangan dan melakukan pemeriksaan kas bendaharawan pemerintah.

2. Jawatan lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang- barang sitaan guna pelunasan piutang pajak negara.

3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan wajib pajak badan.

4. Jawatan Pajak Hasil Bumi (Direktorat Iuran Pembangunan Daerah pada Dirjen Pajak Moneter) yang bertugas melakukan pungutan pajak hasil bumi dan pajak atas tanah yang pada tahun 1963 dirubah lagi menjadi Direktorat Pajak Hasil Bumi dan kemudian pada tahun 1965 berubah

17

(32)

lagi menjadi Direktorat Iuran Pembangunan Daerah (IPEDA). Dengan Keputusan Presiden RI No. 12 Tahun 1976 tanggal 25 Maret 1976, Direktorat IPEDA diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada Direktorat Jenderal Pajak. Pada tanggal 27 Desember 1985 melalui Undang-Undang RI No. 12 Tahun 1985 Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi IPEDA diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas IPEDA diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB.

Untuk mengkoordinasi pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (IDA) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur.

Inspektorat Daerah kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang. Setelah Kanwil Ditjen Pajak terbentuk, dibentuklah beberapa unit kerja berdasarkan pembagian wilayah di seluruh Sumatera Utara Bagian II yaitu KPP Tebing Tinggi, KPP Kisaran, KPP Pematang Siantar, KPP Rantau Parapat, KPP Sibolga, KPP Sidempuan, KPP Balige, KPP Kabanjahe dan unit kerja yang bergerak khusus dibidang pemeriksaan terhadap wajib pajak yaitu Kantor Pemeriksaan dan Pendidikan Pajak (Karikpa).

(33)

Seiring dengan perubahan kinerja di Lingkungan DJP untuk menuju yang lebih baik, maka dilakukan reorganisasi di lingkungan DJP melalui sistem modernisasi. Dengan adanya reorganisasi tersebut, maka unit kerja yang dulu dikenal KPP diganti dengan KPP Pratama, Unit kerja tersebut adalah :

1. KPP Pratama Tebing Tinggi 2. KPP Pratama Kisaran

3. KPP Pratama Pematang Siantar 4. KPP Pratama Rantau Parapat 5. KPP PratamaSibolga

6. KPP Pratama Sidempuan 7. KPP Pratama Balige 8. KPP Pratama Kabanjahe

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar wilayah kerjanya meliputi kota dan kabupaten yaitu Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun. Kota Pematang Siantar memiliki luas Wilayah : 79,971 Km2 serta terbagi dalam 8 kecamatan dan 53 kelurahan.

B. Visi Dan Misi KPP Pratama Pematang Siantar 1.Visi dari KPP Pratama Pematang Siantar a) Visi dari Direktorat Jendral Pajak

Menjadi instuisi Pemerintah Penghimpun pajak negara yang terbaik di asia tenggara

(34)

b) Visi KPP Pratama Pematang Siantar

Menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak dan masyarakat dengan dukungan sistem administrasi perpajakan modern serta SDM yang berintegrasi dan profesional

2.Misi dari KPP Pratama Pematang Siantar a) Misi Direktorat Jendral Pajak

Menjamin penyelengaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan : Mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang tinggi dan penegakan hukum yang adil, pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan kewajiban perpajakan, Aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan professional, Konpensasi yang kempetitif berbasis sitem manajemen kerja

b) Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar

Menghimpun penerimaan pajak yang optimal dari objek subjek pajak dengan cara memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak menggali potensi wilayah dan melaksanakan proses pembelajaran secara terus menerus untuk peningkatan kapasitas

MOTTO = HORAS (HANDAL, OPTIMAL, RAMAH, AKURAT, SOPAN)

(35)

C. Lokasi Objek Penelitian KPP Pratama Pematang Siantar

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar berlokasi di Jl. Dahlia No.12,21130, Pematangsiantar.

D. Wilayah Kerja Kantor pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar A. Kota Pematangsiantar terdiri dari berberapa kecamatan diantara lain:

a. Siantar Marihat b. Siantar Barat c. Siantar Utara d. Siantar Timur e. Siantar Martoba f. Siantar Sitalasari g. Siantar Marimbun

B. Kabupaten Simalungun terdiri dari berberapa kecamatan diantara lain:

a. Dolok Pardamean b. Sidamanik c. Girsang Sipangan Bolon d. Tanah Jawa e. Dolok Pangaribuan f. Jorlang Hataran g. Panei h. Raya i. Dolok Silau j.

Silou Kahean k. Raya Kahean l. Bolok Batu Nanggar m. Siantar n. Bandar o.

Bosar Maligas p. Ujung Padang q. Pematang Bandar r. Tapian Dolok s. Huta Bayu Raja t. Gunung Malela u. Gunung Maligas v. Panombeian Panei w.

Hatonduhan x. Haranggaol Horison y. Jawa Maraja Bah Jambi z. Bandar Huluan aa. Bandar Masilam bb. Pematang Silima Huta cc. Silimakuta dd.

Purba

(36)

Tabel 2.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Pematang Siantar

No Nama Kecamatan Kelurahan

Jumlah Nama Kelurahan

1 Siantar Marihat 7 Kelurahan Suka maju, Sukamakur, Pardamean ,Parhorasan Nuauli, Sukaraja, Mekar Nauli, BP nauli

2 Siantar Marimbun 6 Kelurahan Simarimbun, Tong Marimbun, Nagahuta, Nagahuta Timur, Pematang Marihat, Marihat Jaya

3 Siantar Selatan 6 Kelurahan Aek nauli, Toba, Martimbang ,Karo, Kristen, Simalungun

4 Siantar Barat 8 Kelurahan Sipinggol-pinggol, Simarito, Timbang Teladan

Galung, Banjar, Banten, Dwikora, Proklamasi 5 Siantar Utara 7 Kelurahan Martoba , Bane, Melayu, Sigulang-

Gulang, Baru, Kahean, Sukadame

(37)

6 Siantar Timur 7 Kelurahan Kebun sayur,Tomuan,Pahlawan, Siopat suhu, Merdeka, Pardomuan, asuhan

7 Siantar Martoba 7 Kelurahan Sumber jaya, Nagapita, Pondok sayur, Tambun Nabolon, Nagapitu, Tanjung Pinggir, Tanjung Tongah

8 Siantar Sitalasari 5 Kelurahan Bahkapul,Gurilla,Setia negara, Bukit shofa, Bukit Sorma

Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar

2.Kabupaten Simalungun

Luas Wilayah 4.386,60 km,

Letak Geografis Kabupaten Simalungun : 2o36`-3o18` Lintang Utara 98o32`-99o35` Bujur Timur

Letak di atas Permukaan Laut : 0- 1 400 m Wilayah Administrasi

a. Jumlah Kecamatan :31 Kecamatan

b.Jumlah Desa :386 Desa/Nagori

c. Jumlah Kelurahan Batas Wilayah

: 27 Kelurahan

(38)

a. Sebelah Utara

:Kab. Serdang Bedagai & Kab.

Batubara b.Sebelah Selatan

:Kab. Toba Samosir & Danau Toba

c. Sebelah Barat : Kab Karo

d.Sebelah Timur : Kab Asahan

E. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas KPP Pratama Pematangsiantar

Struktur organisasi ialah suatu rangkaian dalam mewujudkan pola tetap dari hubungan diantara bidang kerja. Struktur organisasi berfungsi mendiskripsikan pekerjaan karyawan dan koordinasi diantara para unit, fungsi atau bagian serta pembagian tugas dan wewenang yang lebih jelas sehingga membantu pencapaian tujuan organisasi yang lebih cepat.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.

(39)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Pematang Siantar

Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar

CATATAN :

 Kepala KPP PratamaPematangSiantar : Mukhammad Faisal Artjan

 Kepala KP2KP Perdagangan : MaringanPantasMauliateHasugian

Pegawai Fungsional24 pegawai diganti menjadi Fungsional Pemeriksa Pajak 13 pegawai

 Seksi Pelayanan sebanyak 21 pegawai

 Sub bagian Umum dan Kepatuhan Internal sebanyak 12 pegawai

 SeksiPemeriksaan, Penilaian, danPenagihan sebanyak 13 pegawai

 Seksi Pengawasan V sebanyak 7 pegawai

 Seksi Pengawasan VI sebanyak 7 pegawai

(40)

Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara, dimana seluruh pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara Replubik Indonesia.

a. Bagian seksi Kerja

Deskripsi Tugas KPP Pratama Pematang Siantar membawahi 1(satu) bagian dan 6 ( enam) seksi, ditambah kelompok jabatan

fungsional. Adapun bidang-bidang yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum 2. Seksi Ekstensifikasi

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Seksi Pelayanan

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (WASKON I, II, III,IV ) 6. Seksi Pemeriksaan

7. Seksi Penagihan

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Adapun kegunaan dari struktur organisasi tersebut adalah : a. Memudahkan pelaksanaan kerja

b. Mempermudah pengawasan oleh pimpinan c. Membagi kegiatan kerja khusus pada tiap bagian

(41)

d. Mencegah adanya penumpukan kerja pada staff bagian saja e. Mempermudah kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan rencana

b. Uraian Tugas dan Fungsi Secara umum

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) merupakan suatu kesatuan yang masing-masing saling terkait antara tugas pokok dan fungsi. Untuk mengerti apa saja yang menjadi tupoksi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar maka kita perlu meneliti apa aja yang dimaksud dengan tugas pokok dan fungsi. Tugas pokok menjadi hal yang paling mendasar atau pokok dalam suatu organisasi. Tugas pokok memberikan gambaran tentang ruang lingkup dari posisi suatu organisasi. Sedangkan Fungsi ialah perwujudan tugas tata kelola di bidang tertentu yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Jadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) merupakan tujuan utama dan/atau sasaran utama yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai.

F. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Kantor Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KP PBB, dan Karikpa maka Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak

(42)

langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan Perundang- Undangan yang berlaku.

2. Sub bagian Umum Mengingat dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarisan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.

3. Seksi Ekstensifikasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan & penata usahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasi pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan piñata usahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan Teknis Komputer, pemantauan aplikasi e-spt dan e-filling dan penyiapan laporan kinerja dengan teknologi yang ada, sehingga dapat memudahkan pekerjaan pada Seksi Pengolahan Data dan Informasi

(43)

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III,IV) Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya), bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan Konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 3 (tiga) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial) tertentu.

6. Seksi Pelayanan Membantu Tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

7. Seksi Pemeriksaan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksa, pengawasan pelaksana aturan pemeriksa, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

8. Seksi Penagihan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak,

(44)

penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

9. Kelompok Jabatan Fungsional Penjabatan Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaan, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi integerasi, sinkronisasi, dan simplifikasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Selain itu, teknologi informatika dan system informasi secara optimal.

(45)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Jumlah Data Wajib Pajak PPh 21 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar Tahun Pajak 2018 - 2020

Setelah dilakukannya Observasi dilapangan, pengumpulan data-data Statistik yang ada, termasuk diadakannya metode wawancara dengan pihak DJP, berikut ini adalah data jumlah wajib pajak PPh 21 yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar Tahun Pajak 2019 – 2020.

Tabel 3.1 Daftar Wajib Pajak PPh 21 yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar

Tahun Jumlah

2018 5.803

2019 5.779

2020 5.487

Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar

34

5803 5779 5487

0

Tahun 2018 2019 2020

(46)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tahun 2018 terdapat 5.703 wajib pajak terdaftar di KPP Pematang Siantar dan Pada tahun 2019 menurun menjadi 5.609 Wajib Pajak yang terdaftar dan untuk tahun 2020 berjumlah 5.487.

B. Gambaran Wajib Pajak PPh 21 yang Melaporkan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar

Berdasarkan observasi lapangan dan pengumpulan data yang telah dilakukan dan melakukan wawancara kepada responden, berikut data- data tentang jumlah wajib pajak PPh 21 yang melaporkan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar yang dibagi kedalam beberapa jenis cara dalam melaporkan SPT tahunan, seperti dengan menggunakan Espt, E-Filing, baik juga secara manual dengan datang secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pratama Pematang Siantar.

Tabel 3.3 Daftar Wajib Pajak yang Melaporkan SPT PPh 21 di KPP Pratama Pematang Siantar

Tahun Pajak Jumlah SPT

2018 5.612

2019 5.609

2020 5.487

Sumber : Seksi Penjamin Kualitas Data KPP Pematang Siantar

(47)

Berdasarkan Tabel diatas Wajib Pajak yang melaporkan SPT PPh 21 pada tahun 2018 adalah 5.702 dan pada tahun 2019 adalah 5.609 dan pada tahun 2020 adalah 5.487 SPT.

C. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi.

Menurut Undang-Undang KUP Pasal 3 Ayat (3) Nomor 16 Tahun 2009, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas dan ditandatangani. Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan disampaikan paling lambat 3 bulan setelah berakhirnya tahun pajak atau pada tanggal 31 maret. Bagi Wajib Pajak yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan harus disampaikan paling lambat 3 bulan setelah tahun buku berakhir.

Terdapat di dalam Pasal 7 Undang- Undang KUP Nomor 16 tahun 2009 tentang apabila Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan

5.612 5.609 5.487

0

Tahun Pajak 2018 2019 2020

(48)

(PPh) Tahunan Orang Pribadi tidak disampaikan atau disampaikan melampaui batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) Tahunan Orang Pribadi akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp. 100.000 (Seratus Ribu Rupiah).

D. Jumlah Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan oleh KPP Pratama Pematang Siantar Tahun Pajak 2018 – 2020.

Berikut ini adalah contoh Surat Tagihan Pajak yang dikeluarkan oleh KPP Pratama Pematang Siantar dengan data jumlah total Produk Surat Tagihan Pajak yang sudah dikeluarkan pada tahun Pajak 2018 - 2020

(49)

Tabel 3.4 Data jumlah Produk STP yang telah dikeluarkan KPP kepada Wajib Pajak PPh 21 Pada Tahun Pajak 2018 - 2020

Jenis STP Penerbitan Produk STP pada Tahun

2018 2019 2020

STP PPh 21 286 217 38

Total 286 217 38

Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar

(50)

Dari data pada Tabel 3.4 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah Surat Tagihan Pajak PPh 21 mengalami penurunan dari tahun 2018 dengan total Produk PPh 21 yang dikeluarkan sebanyak 286 dan mengalami penurunan di tahun 2019 dengan total produk STP sebesar 217 Produk dan tahun 2020 sebesar 38.

D. Wawancara dengan Pihak Kpp Pratama Pematang Siantar: Narasumber : Adelberd Riotua Laurencius Pardede

Jabatan : Account Representative (AR) Seksi Pengawasan II 1. Apa saja Kendala yang dialami KPP Pratama Pematang Siantar saat penerbitan Surat Tagihan Pajak?

Narasumber :

 Alamat Wajib Pajak yang terkadang tidak sesuai dengan alamat yang terdaftar dalam Surat Tagihan Pajak tersebut dan ini menyebabkan proses pencairan Surat Tagihan Pajak tersebut terhambat.

 Jadwal waktu penerbitan yang tidak

Jumlah Penerbitan STP

STP PPh 21

2018 2019 2020

286 217 38

1 2 3

(51)

sesuai dengan waktu ditentukan. Keterlambatan dalam penerbitan Surat Tagihan Pajak terlihat dalam penerbitan Surat Tagihan Pajak terhadap Wajib pajak.

Menurutperaturan, pelaksanaan penerbitan Surat Tagihan Pajak untuk Wajib Pajak dikeluarkan setiap saat setelah lewat jatuh tempo pembayaran/penyetoran.

Dengan masih ditundanya pembuatan Nota.

 Seksi Pengawasan yang sangat banyak menangani wajib pajak sehingga sulit menentukan Prioritas wajib pajak.

2. Apa saja yang menjadi dampak positif diterbitkannya Surat Tagihan Pajak atau efisienkah penerbitan STP dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak ?

Narasumber :

Sebagai sarana dalam mengingatkan wajib pajak dan Menjadikan Pengingat bagi Wajib Pajak agar tetap memperhatikan tanggal pelaporannya terkhusus kepada wajib pajak baru. Semakin rendahnya STP diterbitkan maka tingkat kepatuhan Wajib Pajak meningkat.

(52)

3.Tingkat perbandingan dari diterbitkannya Surat Tagihan Pajak sebelum pandemi dan sesudah pandemi Covid 19 bagi wajib pajak Pph 21 ?

Narasumber :

Tingkat Perbandingannya adalah semakin menurunnya surat tagihan pajak terkhusus PPh 21 dari tahun 2019 ke tahun 2020 ini membuktikan bahwa kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak semakin meningkat.

4. Upaya yang dilakukan Fiskus dalam memberikan/menyerahkan STP bagi wajib Pajak PPh 21?

Narasumber :

Biasanya itu dikelola oleh pihak KPP dan seksi pelaksana akan mengirim surat tagihan pajak melalui kantor Pos hingga sampai kepada Wajib Pajak yang dituju.

5. Adakah Pengampunan, Jika Surat Tagihan Pajak sudah diterbitkan? Atau tetap harus mengikuti sanksi denda berupa bunga tersebut?

Narasumber :

Wajib Pajak diberi kesempatan untuk mengajukan Penghapusan sanksi atau pengurangan sanksi tetapi

(53)

hasil keputusan dan pertimbangan berada di Kanwil di seksi Penalaah Keberatan dan KPP hanya meneruskan STP.

6. Ketika Wajib Pajak sudah menerima Surat Tagihan Pajak PPh 21 nya, kemudian apa selanjutnya yang harus dilakukan oleh wajib pajak?

Narasumber :

Membayarkan biaya sanksi denda terlambat atau tidak menyampaikan surat tagihan pajak atau melakukan pengajuan pengurangan atau penghapusan sanksi denda.

(54)

BAB IV PEMBAHASAN A. Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak

Pada bab ini, penulis akan menganalisis hasil data yang telah penulis dapatkan selama penelitian serta membahas mengenai masalah-masalah yang terjadi dalam Penerbitan Surat Tagihan Pajak PPh 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar.

Tabel 4.1 Prosedur Penerbitan Surat Tagihan Pajak PROSEDUR PENERBITAN SURAT TAGIHAN PAJAK (STP) PPh 21 Account

Representatif

Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsutasi

Kepala Seksi Pelayanan

Pelaksana Seksi Pelayanan

Mulai

Data Sanski yang dikenakan terhadap Penerbitan Surat Tagihan Pajak Memilih kasus Membuat Nota Perhitungan dan STP

Meneliti dan Menyetujui

Menginput Data dan mengirimkan ke Case

43

(55)

Management (Aplikasi menginput data STP)

Meneliti dan Menyetujui

Menugaskan untuk Mencetak surat

Mencetak STP

Meniliti dan menandatangani surat

Konsep STP

Surat Tagihan Pajak

Menyampaikan Surat

SOP Tata Cara Penatausahaan dan Penyampaian Dokumen di KPP Surat SELESAI dan dikirim melalui Kantor Pos kepada Wajib Pajak

Sumber : Seksi Penjamin Kulitas Data KPP Pematang Siantar

Penerbitan Surat Tagihan Pajak dilakukan melalui Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Berdasarkan Standar Operating Procedures (SOP) Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Surat Tagihan Pajak diterbitkan dengan prosedur :

1. Berdasarkan data pembayaran, pelaporan, penundaan jatuh tempo, dan penundaan ditolak, sistem menghasilkan data sanksi-sanksi yang akan diterbitkan STP sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam aturan dasar penerbitan STP.

(56)

2. Selanjutnya Account Representatif (AR) membuat Lembar Perhitungan dan Nota Penghitungannya.

3. Kepala bagian Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) meneliti sekaligus menandatangani Lembar Perhitungan dan Nota Penghitungan.

4. Account Representatif (AR) meng- input data STP dengan mengirimkannya ke Case Management (Aplikasi menginput data STP).

5. Kepala bagaian Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti dengan juga melakukan persetujuan (approve) penerbitan STP.

6. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana di Seksi Pelayanan untuk mencetak Surat Tagihan Pajak (STP) yang telah disetujui oleh waskon.

7. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak STP dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.

8. Kepala Seksi Pelayanan meneliti serta menandatangani STP, selanjutnya menyerahkan kembali kepada Pelaksana Seksi Pelayanan untuk diproses lebih lanjut.

9. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan serta menyampaikan STP ke Wajib Pajak sesuai dengan SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak dan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP.

10. Proses penerbitan STP selesai.

(57)

B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Penerbitan Surat Tagihan Pajak

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak fungsi pengawasan memiliki peran yang begitu penting, karena tanpa adanya pengawasan dalam melihat tingat kepatuhan Wajib Pajak yang masih rendah, dapat mengakibatkan sistem perpajakan yang digunakan sekarang ini yaitu self assessment system tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat berakibat pada sektor penerimaan pajak. Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) yang dapat ditagih adalah besarnya jumlah pajak yang menunggak yang masih harus dibayar oleh Wajib Pajak.

Besarnya jumlah produk Surat Tagihan Pajak yang diterbitkan merupakan tagihan Wajib Pajak yang harus segera dibayarkan dan lunasi oleh Wajib Pajak sebelum jatuh tempo yang juga merupakan penerimaan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar.

Tingkat kepatuhan bisa dilihat dari pelaporan SPT PPh 21 yang meningkat dari tahun pajak 2018 – 2019 ini menunjukan hal positif dengan tingkat jumlah penerbitan Surat Tagihan Pajak yang menurun ini

merupakan hal positif.

(58)

C. Pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun terus terjadi penurunan Penerbitan Surat Tagihan Pajak di Kantor Pajak Pratama Pematang Siantar. Surat Tagihan Pajak PPh 21 mengalami penurunan dari tahun 2018 dengan total Produk PPh 21 yang dikeluarkan sebanyak 286 dan mengalami penurunan di tahun 2019 dengan total produk STP sebesar 217 Produk dan tahun 2020 sebesar 38. Ini menjelaskan sudah meningkatnya tingkat kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak dalam hal pelaporan dan pembayaran kewajiban perpajakannya walaupun di masa pandemi Covid 19 yang mengharuskan wajib pajak untuk melaporkan dan membayarkan pajaknya secara Online namun para Wajib Pajak sudah mulai peduli dengan kewajiban perpajakannya dan tingkat pengetahuan mengenai E- filling pun sudah meningkat terkhusus pelaporan SPT PPh 21. Jadi, Penerbitan Surat Tagihan Pajak bagi peningkatan tingkat kepatuhan Wajib pajak di KPP Pratama Pematang Siantar berdampak positif, ini dibuktikan dari hasil data dan wawancara yang sudah dilakukan.

Hasil penelitian ini sesuai juga dengan hasil penelitian dari Munari (2005) yang menunjukkan bahwa sanksi pajak secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

(59)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Penerbitan Surat Tagihan Pajak (STP) Atas Sanksi Administrasi Denda Terlambat Atau Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh 21) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematangsiantar Tahun Pajak 2019 – 2020 ”, maka saya memeberikan simpulan sebagai berikut :

1. Penerbitan surat tagihan pajak PPh 21 pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar masuk dalam kategori sudah Efektif. Karena Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar terus melakukan tugas mengingatkan kembali pentingnya kesadaran dalam menjalankan perpajakannya dengan tepat waktu walaupun dalam bentuk surat denda atau sanksi admintrasi ini dibuktikan dengan penurunan STP yang diterbitkan dari tahun ke tahun.

2. Para Wajib Pajak PPh 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar belum seluruhnya dapat melakukan kewajiban perpajakannya dengan tepat waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak PPh 21 dalam penyampaian SPT dengan tidak tepat waktu yaitu karena waktu, persepsi kemudahan, efektivitas pelayanan,

kompleksitas, serta kerahasiaan dan keamanan yang ada.

48

(60)

3. Upaya dan kendala yang dilakukan oleh KPP Pratama Pematang Siantar. Kendala yang paling besar dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat dan Wajib Pajak tentang perpajakan, kurangnya pemahaman tentang pelaporan pajak dengan penggunaan teknologi seperti handphone dan laptop, Kendala error pada saat lapor pajak online terlebih bagi wajib pajak yang kurang mengerti mengenai pelaporan pajak secara online membuat kesulitan, Koneksi internet tidak stabil, Lupa password DJP bingung saat menginput Data,dan kendala lainnya. Upaya KPP Pratama Pematang Siantar untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT, sosialisasi Pelaporan SPT kepada bendaharawan, mengadakan kelas pajak dan khusus pada situasi pandemi COVID-19 ini yang sering juga mengadakan Zoom Meeting dengan bendahara Instansi tentang pelaporan SPT dan agar setiap Wajib Pajak tetap bisa melakukan kewajibannya perpajakannya ataupun rutin melakukan sosialisasi dan kunjungan kelapangan dengan terus menjalankan Protokol Kesehatan, memberdayakan dengan maksimal semua media sosial yang dimiliki KPP Pratama Pematang Siantar untuk menyebarkan informasi tentang perpajakan, bagaimana proses pelaporan SPT, kapan waktu pembayaran dan pelaporan serta aturan-aturan terbaru mengenai perpajakan dimasa pandemi.

(61)

B. Saran

Setelah menemukan hasil penelitian dengan melihat kondisi yang sedang terjadi, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah :

1. Mengharapkan Direktorat Jendral Pajak dan KPP Pratama Pematang Siantar agar terus memberikan sosialisasi dengan seminar dikantor atau disekolah sekolah kepada guru dan staff pengajar, pegawai kantoran baik dilakukan secara langsung maupun melalui media aplikasi zoom.

Terus meningkatkan pelaporan SPT PPh 21 dan mengenalkan perpajakan dengan baik dengan menggunakan sistem yang diterapkan untuk terus meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

2. Mengharapkan KPP Pratama Pematang Siantar terus memberikan pelayanan terbaik kepada wajib pajak orang pribadi yang sesuai dengan moto KPP Pratama Pematang Siantar Ramah dan Sopan, dikarenakan efektivitas pelayanan merupakan faktor tinggi yang dapat membuat tingkat kepatuhan wajib pajak dalam penyampaian SPT PPh 21 akan terus meningkat. Serta juga terus aktif dalam memberikan informasi terbaru mengenai perpajakan di Media Sosial yang ada.

3. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan atau referensi untuk peneliti selanjutnya apabila ingin meneliti sesuatu topik pada penelitian ini dengan penambahan berbagai variasi atau penambahan data yang terbaru.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Lubis, Rahmat Hidayat. 2018. Pajak Penghasilan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Mardiasmo. 2018.Perpajakan. Yogyakarta: CV Andi Offset

Mulyodiwarno, Nuryadi. 2018. Catatan Tentang Berberapa Hak dan Kewajiban Perpajakan. Depok : Rajawali Pers.

Resmi, Siti.2017. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta Selatan: Karya Salemba Empat

Susyanti, Jenni. 2015. Perpajakan Untuk Praktisi dan Akademisi. Malang: Empatdua Media.

Darussalam, dkk, 2020. Konsep dan aplikasi pajak penghasilan. Jakarta:DDTC Sumber Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia, 2009. Undang-undang No 16 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)

Peraturan Menteri Keuangan, 2010. UU Nomor 84/PMK.03/2010 tentang tata cara penerbitan Surat Tagihan Pajak

Republik Indonesia, 2009. Undang-undang pasal 7 ayat 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)

Republik Indonesia, 2015. Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 tentang Pemotong Pajak

Sumber Jurnal

Ngadiman dkk .2015 Pengaruh Sunset Policy, Tax Amnesty, dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sumber Internet

Ahmad. 2019. Pengertian Pajak: Fungsi, Manfaat, Jenis dan Cara Membayar.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-pajak/ (diakses pada 13 Mei 2021/11.45)

Pratama, cahaya. 2020. Penggolongan Pajak di Indonesia.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/165759669/penggolongan -pajak-di-indonesia?page=all (diakses pada 15 Mei 2021/13)

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)

Gambar

Tabel 2.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Pematang Siantar
Gambar 2.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Pematang Siantar
Tabel 3.1 Daftar Wajib Pajak PPh 21 yang Terdaftar di  Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar
Tabel 3.3 Daftar Wajib Pajak yang Melaporkan SPT PPh 21  di KPP Pratama Pematang Siantar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian untuk mengetahui sifat papan partikel yang dibuat dari limbah tersebut dilakukan dengan cara; partikel kulit manis baik dalam bentuk serbuk gergaji atau serpih,

ajar berbasis model SAUD dalam pembelajaran keterampilan menulis krcatif bahasa Jermall mahasiswa progam studi balasa Jennan di Indonesia Bagian Timur. yang

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak ikan patin (Pangasius hypophtalmus) terhadap fungsi kognitif mencit putih (Mus musculus

Bakterisida alami juga merupakan produk metabolit sekunder yang dapat berupa senyawa-senyawa kimia tunggal atau campuran senyawa kimia dalam bentuk ekstrak atau

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (teks, gambar, grafik, video, audio)

Peraturan Daerah atau yang disingkat dengan Perda merupakan istrumen yang strategis dalam mencapai tujuan desentralisasi, dan merupakan salah satu unsur penting

Data Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa masalah kesehatan tertinggi remaja kota Bandung adalah rokok (63%), diikuti oleh masalah gizi/anemia (26%),

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya pemahaman mengenai hal peninjauan kembali terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh