• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Pengelolaan Paling Dasar

Dalam dokumen Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (Halaman 48-55)

Tanggung Jawab (Responsibility)

TERWUJUDNYA PERADABAN KASIH DALAM MASYARAKAT INDONESIA YANG SEJAHTERA, BERMARTABAT, DAN

4. PEDOMAN PENGELOLAAN PELAKSANAAN RIKAS

4.2. Fungsi Pengelolaan Paling Dasar

RIKAS merupakan dokumen induk yang harus dilola dengan model AI dan Logframe sebagaimana dokumen RIKAS dilahirkan. Karena itu, pengelola RIKAS sendiri harus menguasai penggunaan model AI dan Logframe sehingga bisa melakukan fasilitasi terhadap semua calon pelaksana RIKAS. Kemampuan pengelola RIKAS dalam merancang dan memfasilitasi kebutuhan rekan kerja akan menentukan kelancaran dan efektifitas perubahan cara kerja institusi pengelola dan rekan kerja.

Model perencanaan yang dianjurkan dan tahap-tahap yang harus dilakukan disajikan di bawah ini dengan prinsip 5D: Discovery, Dream, Design, Destiny, dan Delivery. Langkah Delivery ditambahkan dengan pertimbangan agar semua rencana strategis yang dilakukan dapat berjalan lancar pada tingkat implementasinya sehingga menjadi organisasi pembelajar yang mandiri. Pengalaman memberi pelajaran bahwa strategi yang cenderung bersifat makro bila cara penyampaiannya disederhanakan akan lebih mudah dimengerti semua personel yang ada di lapangan dan menggerakkan mereka untuk berpartisipasi.

Tahapan yang dianjurkan berdasarkan prinsip 5D tampak dalam Gambar 2. Pada pusat 5D, tertulis tiga kata kunci, yaitu KESEJAHTERAAN, MARTABAT, IMAN CTMD (Cerdas, Tangguh, Misioner, Dialogal). Tiga kata tersebut merupakan ekspresi pewarisan tiga tugas utama Kristus sebagaimana dijelaskan pada elemen inovatif RIKAS nomor 12 pada sub bab 3.1. Posisi itu menjelaskan bahwa dalam perspektif pengembangan kapasitas, baik individu maupun institusi, harus bermuara pada makna tiga kata tersebut sebagai ringkasan pesan perutusan Gereja KAS ambil bagian dalam pengembangan masyarakat Indonesia. Pesan itu sejalan dengan nasehat Uskup Agung Semarang Mgr. Sugiyopranoto bahwa umat Katolik harus menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia.

Gambar 2. Lingkaran Pembelajaran.

Pengelola mempunyai kewajiban mengumpulkan data dasar semua institusi yang wajib menjadi pelaksana RIKAS di semua tingkat dan wilayah kerja Gereja KAS. Melakukan pemetaan untuk bisa membuat pengelompokan berdasarkan ciri, kapasitas dan kekhasan masing-masing kategori institusi, serta merencanakan input apa yang harus dirancang guna mendorong mereka menjalankan mandatnya seoptimal mungkin.

Semua Komisi, Kevikepan, Paroki dan institusi dalam wilayah KAS yang akan mengimplementasikan pelaksanaan RIKAS menggunakan langkah dan borang di bawah ini (Tabel 2-6). Proses dan semangat yang harus dikembangkan adalah bertukar-pikiran (shar-ing), dialog, dan mencari kesepakatan apa yang akan dilakukan di masa depan tanpa ada kesan dominasi dan eksklusi.

4.2.1. Discovery

Discovery dilakukan sebagai upaya mengapresiasi pengalaman-pengalaman positif yang sudah terjadi, apa saja yang telah menghidupkan dan menggerakkan Gereja kita selama ini, serta yang sudah terjadi dan pantas dilanjutkan di masa depan. Apresiasi terhadap semua jenis hasil kerja dan perwujudan karya masa lalu dipakai sebagai landasan untuk membangun masa depan secara kolektif dengan optimis. Tabel 2 adalah contoh tabel yang dapat digunakan pada langkah Discovery.

Tabel 2. Discovery: Identifikasi – Apresiasi pengalaman nyata.

Penjelasan Tabel 2:

a. Sepakati elemen-elemen yang akan direfleksikan (1-5, A-C) dan elemen untuk mengapresiasi (I-IV). Perlukah ditambah atau diganti yang lebih cocok sesuai kondisi?

b. Jika kelompok memiliki kemampuan lebih rinci, elemen A-C dapat dipakai sebagai bagian dari setiap elemen 1-5.

c. Kolom satu berisi semua elemen yang akan direfleksikan. d. Kolom dua mengidentifikasi semua puncak karya yang pantas

diapresiasi untuk dilanjutkan semangatnya dan dikembangkan serta dilengkapi hasilnya di masa depan.

e. Kolom tiga mengidentifikasi pengalaman pribadi tentang hal-hal yang paling menghidupkan institusi dan perlu dilanjutkan di masa depan. Hasil identifikasi yang lebih fokus akan memudahkan langkah berikutnya untuk menjadi lebih fokus pula.

f. Kolom empat merumuskan hal-hal yang tidak pantas untuk diulang di masa depan. Rumusan ini merupakan kesepakatan kolektif tentang pembelajaran dari masa lalu yang dirumuskan secara positif.

g. Kolom lima merupakan kesimpulan hal-hal yang disepakati sebagai sasaran untuk diwujudkan di masa depan.

Proses melakukan tahapan Discovery juga bisa dilakukan dengan menggunakan model Analisis SAOER (Strengths/Kekuatan, Aspirations/ Aspirasi, Opportunities/Kesempatan, Expectations/ Harapan,dan Results/ Hasil Perubahan) seperti tampak pada Tabel 3. Analisis ini merupakan modifikasi Analisis SAOER10 yang ditawarkan oleh Cooperider et all. (2008, hal.405). Yayasan SATUNAMA telah mengembangkan alat modifikasi bernama SAOER dan menghasilkan temuan proses pencarian (inquiry) yang lebih unik dan lebih kaya. Format SAOER menyempurnakan SWOT dengan mengganti orientasi pemikiran: semua yang negatif diganti dengan appresiasi dan pola pikir positif sehingga eksplorasi yang dilakukan lebih luas.

10 SOER merupakan revisi terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang merupakan alat analisis utama model perencanaan MBO yang masuk dalam kategori perencanaan berlandaskan problem solving. SAOER lebih

Tabel 3. SAOER: Strengths, Aspirations, Opportunities, Expectations, Results.

Penjelasan Tabel 3:

a. Analisis dimulai dengan menyepakati elemen program pelayanan Gereja (1-5, A-C) dan analisis (I-V).

b. Lakukan identifikasi Strengths (kekuatan) internal dari tiap elemen program pelayanan Gereja.

c. Lakukan identifikasi aspirasi, keinginan, dan pendapat dari personel organisasi.

d. Lakukan identifikasi berbagai kesempatan yang tersedia di luar organisasi.

e. Lakukan identifikasi ekspektasi, harapan, dan keinginan partner di luar organisasi.

f. Lakukan penggabungan semua pendapat tersebut dan sepakati hasil perubahan (Results) yang diharapkan terjadi di masa depan.

4.2.2. Dream

Dream adalah upaya menyepakati harapan dan cita-cita keadaan Gereja yang ingin diwujudkan, apa yang mungkin dapat diwujudkan di masa depan, bagaimana mewujudkannya hingga tingkat

operasional, juga kaidah-kaidah yang tak boleh dilanggar. Slogan yang khas perlu dipilih untuk menyemangati seluruh Umat, Pamong, dan Gembala. Tabel 4 adalah tabel yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi mimpi dan harapan akan masa depan.

Bagian Visi dan Misi (Mandat Utama) sudah dirumuskan dalam RIKAS karena itu tidak perlu dirumuskan lagi. Sebab semua institusi di KAS harus berada dalam perjuangan mencapai Visi dan Misi yang sama untuk seluruh Keuskupan Agung Semarang. Kolom yang ada dapat diisi dengan rumusan Visi, Misi RIKAS sebagai bagian dari Gereja KAS.

Tabel 4. Dream: Identifikasi mimpi dan harapan akan masa depan.

Penjelasan Tabel 4:

a. Sepakati fungsi-fungsi Gereja yang akan menjadi rujukan (1-5, A-C) dan rumusan arah dan cara mencapai yang harus disepakati (I-V). Penulisan Visi, Misi RIKAS dalam kolom menyatakan kesatuan dengan Arah Gereja KAS. Pilih rumusan atau faktor yang cocok untuk keadaan 5 tahun kedepan. b. Kolom satu berisi semua fungsi Gereja yang akan menjadi

c. Kolom dua berisi rumusan Visi diambil dari rumusan RIKAS. Silahkan ditulis kembali untuk memudahkan mengingatnya dan menyatakan kesatuan perjuangan dengan Visi Gereja KAS. KAS sudah memiliki Visi yang jelas, mudah dimengerti, dan membangkitkan semangat.

d. Kolom tiga (Misi) diisi dengan rumusan Misi yang diambil/ dipilih dari rumusan RIKAS. Penulisan kembali Misi RIKAS memudahkan untuk diingat dan menunjukkan kesatuan perjuangan dengan Gereja KAS.

e. Kebijakan adalah kesepakatan tentang batasan operasional yang harus dipatuhi semua pelaksana dan tidak boleh dilanggar. Kesepakatan tentang kebijakan memberikan kemerdekaan untuk memilih tindakan apa yang akan dilakukan, asal tidak melanggar kesepakatan kolektif.

f. Slogan dapat dipilih secara bersama sesuai kesepakatan agar membangkitkan semangat umat.

4.2.3. Design

Design adalah langkah untuk menyepakati berbagai tingkatan hasil perubahan yang diharapan untuk diwujudkan sesuai ekspektasi semua umat dengan mengandalkan kekuatan dan komitmen seluruh umat, baik jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek, disertai penanda hasil (Milestones) yang disepakati agar bisa diketahui kemajuannya. Informasi tersebut dapat dimasukkan ke dalam Tabel 5.

Tabel 5. Design: Identifikasi program pelayanan Gereja jangka pendek dan menengah.

Penjelasan Tabel 5:

a. Outcomes adalah hasil jangka menengah (5 tahun) berkat usaha bersama seluruh umat dengan memanfaatkan kerja sama dan dukungan dari pihak luar. Outcomes dan Milestone dapat dipilih dari rumusan RIKAS yang cocok dengan situasi setempat. Outcomes sama dengan Sasaran Strategis, sedangkan Milestone Outcomes sama dengan Program Visioner dalam buku Arahan Programasi Paroki KAS Tahun 2013 (hal. 36-38). Dengan mengadopsi Outcomes RIKAS sebagai Outcomes pilihan Pelaksana, maka partner Pelaksana menyatukan diri dengan seluruh elemen Gereja KAS dan menyumbang pada pencapaian Visi besar Gereja KAS:TERWUJUDNYA

PERADABAN KASIH DALAM MASYARAKAT

Dalam dokumen Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (Halaman 48-55)

Dokumen terkait