• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan a. Perencanaan

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 87-91)

Rata-rata lama sekolah

C. Aspek Pelayanan Umum

4. Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan a. Perencanaan

Berlakunya kebijakan otonomi seluas-luasnya bagi pemerintah kabupaten/kota menjadikan perencanaan pembangunan daerah bersifat strategis mendukung keberhasilan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan memerlukan kelengkapan dan akurasi data yang tepat dan objektif. Fungsi strategis perencanaan pembangunan daerah diwujudkan melalui keterpaduan dokumen perencanaan antara dokumen perencanaan yang ada baik sektoral maupun perencanaan tingkatan pemerintahan di atasnya.

Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan di Kota Surakarta telah diupayakan sejalan dan terpadu dengan perencanaan pembangunan nasional dan Provinsi Jawa Tengah untuk mewujudkan komitmen Kota Surakarta menyelesaikan permasalahan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan dengan berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 maka pemerintah daerah Kota Surakarta wajib menyusun dokumen perencanaan meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD); Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan penjabarannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selain itu, Kota Surakarta memiliki kewajiban untuk memenuhi komitmen internasional yang disepakati Pemerintah Pusat, meliputi: Rencana Aksi Daerah (RAD) Tujuan Pembangunan Millenium (MDG’s); RAD Pendidikan Untuk Semua (Education for All), dan RAD Kota Layak Anak dan lain-lain. Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan pembangunan juga telah dilakukan berbagai kajian dan penelitian terkait dengan dokumen Strategi Sanitasi Kota dan Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (DMPSS) dan Dokumen RPIJM Bidang Keciptakaryaan.

Capaian kinerja urusan wajib perencanaan pembangunan di Kota Surakarta mengacu pada 4 (empat) indikator kinerja kunci, antara

lain: 1) tersedianya dokumen perencanaan RPJPD 2005-2025; 2) tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD tahun 2010-2015; 3) tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD tiap tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota; dan 4) Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD untuk mengetahui tingkat capaian kinerja per tahun.

Secara lengkap hasil kinerja urusan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta tahun 2010-2015 dapat disajikan berikut ini.

Tabel 2.68

Capaian Kinerja Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan Bidang Perencanaan di Kota Surakarta Tahun 2010-2015

No Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Perda

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

2 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yang telah ditetapkan dengan Perda

Ada Ada Ada Ada Ada (Rancangan Tidak ada Awal) 3 Tersedianya Dokumen

Perencanaan: RKPD yang telah ditetapkan dengan Perwal

Ada Ada Ada Ada Ada Ada

4 Penjabaran Program

RPJMD kedalam RKPD Ada *) 82,80 72,69 90 61,11 63

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta, 2016 Keterangan: *) tidak dilakukan evaluasi

b. Keuangan

Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih besar dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah, termasuk tanggung jawab dan aktif mencari berbagai peluang peningkatan pendapatan daerah. Peraturan daerah dan kebijakan diformulasikan untuk meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, yaitu kebijakan dalam pengelolaan pendapatan daerah berupa pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatanyang sah. Kemampuan keuangan daerah masih terbatas maka pendapatan daerah mengandalkan dua sumber utama, yaitu Dana Perimbangan (termasuk DAU dan DAK) dan sumber dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menjadi sumber utama pendanaan pembangunan dan belanja pegawai.

Peningkatan dalam pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan kebijakan pengelolaan yang transparan dan akuntabel dilaksanakan melalui Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dan mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011. Pengelolaan keuangan daerah mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan berbasis akuntansi, nilai-nilai historis, realistis,

periodisasi, konsisten, pengungkapan lengkap dan penyajian secara wajar. Pemerintah Kota Surakarta pada tahun 2010-2014 memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, termasuk kategori baik.

Gambaran pengelolaan keuangan daerah Pemerintah Kota Surakarta tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.69

Capaian Kinerja Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan Bidang Keuangan di Kota Surakarta Tahun 2010-2015

No Indikator Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Belanja Publik terhadap DAU

Tidak ada dalam Permendagri No.13 Thn. 2006 Tidak ada dalam Permendagri No.13 Thn. 2006 79,33% 92,96% Struktur dalam APBD tidak ada Struktur dalam APBD tidak ada 2. Belanja langsung terhadap total APBD (%) 29,93 33,90 37,33 40,43 43,07 37,78 3. Besaran PAD terhadap seluruh pendapatan dalam APBD (realisasi) (%) 13,10 17,59 18,69 21,38 21,91 24,07

4. Rasio SILPA terhadap total pendapatan (%) 5,12 9,30 20,01 12 12,29 14,11 5. Rasio realisasi belanja terhadap anggaran belanja (%) 93,31 93,24 86,78 91 88,25 86,37 (unaudited) 6. Rasio realisasi PAD terhadap potensi PAD (%) 99,60 102,79 120,10 105,45 105,28 105,01 7. Peningkatan PAD (%) 24,50 8,31 27,36 27,52 11,87 12,94 8. Dana perimbangan yang terserap dibanding yang direncana (%) 99,45 100,54 103,11 99,77 97,77 69,33

9. Belanja untuk pelayanan dasar (%) 60,73 67,10 65,14 60,57 87,11 85,72 10. Belanja untuk urusan pendidikan dan kesehatan (%) 52,83 54,54 52,86 46,35 87,11 85,72

Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota Surakarta, 2016

Optimalisasi pengelolaan aset daerah dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan berpedoman Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah. Peningkatan pemanfaatan, pendayagunaan, dan efisiensi pengelolaan aset daerah dilakukan untuk mendukung peningkatan PAD. Oleh karena itu, dilakukan optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset daerah, pemutakhiran data pengadaan dan mutasi, pengamanan aset, penghapusan dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah (BMD), inventarisasi BMD,

pembinaan pengendalian dan pengawasan BMD serta penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Daftar Kebutuhan Perubahan Barang Milik Daerah (DKPBMD).

c. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Jumlah aparatur pemerintah Kota Surakarta (tahun 2015) sebanyak 9.205 orang terdistribusi pada 84 Perangkat Daerah. Aparatur adalah unsur utama penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan public, semakin meningkat kualitasnya, baik pendidikan aparatur, sarana dan prasarana serta reformasi birokrasi. Berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diharapkan profesionalisme aparatur semakin meningkat di tahun-tahun mendatang. Gambaran kondisi aparatur Pemerintah Kota Surakarta tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel 2.70

Jumlah Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2015

Berdasarkan Golongan Berdasarkan Jabatan Kelamin Jenis

I II III IV Eselon Struktural JFK JFU L P

II Eselon III Eselon IV Eselon V

309 1.384 4.210 3.302 28 128 730 33 5.591 2.695 4.539 4.666

Total : 9.205 Total : 9.205 Total : 9.205

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta, 2016

Tabel 2.71

Gambaran Kepegawaian Kota Surakarta Tahun 2010-2015

No Indikator Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Rasio PNS terhadap penduduk 2,06 2,02 1,93 1,85 1,56 1,65 2. Jumlah aparatur yang mengikuti

Diklat Fungsional (orang)

25 50 32 80 179 16

3. Persentase aparatur PNS yang mengikuti Diklat Teknis Fungsional dan kepemimpinan (%)

1,27 1,81 4,12 9,49 12,3 10,3

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta, 2016

d. Fungsi lain 1) Pengawasan

Pengawasan internal dilaksanakan oleh Inspektorat semakin ditingkatkan agar kinerja pembangunan daerah dan pelayanan publik lebih berdaya guna dan berhasil guna. Fokus pengawasan pada pengawasan internal secara berkala pada semua obyek pemeriksaan (obrik) bagi 84 Perangkat Daerah Kota Surakarta.

Capaian kinerja pengawasan selama tahun 2010-2015 dapat dilaksanakan melalui pemeriksaan reguler pada objek pemeriksaan di Kota Surakarta sebanyak 178 LHP pada tahun 2010, 144 LHP pada tahun 2011 dan 2012, 216 LHP pada tahun 2013, dan 180 pada tahun 2014 dan tahun 2015. Capaian sub bidang pengawasan dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tabel 2.72

Capaian Kinerja Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan Bidang Pengawasan di Kota Surakarta Tahun 2010-2015

No Indikator

Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Opini BPK terhadap Laporan

Keuangan Daerah WTP WTP WTP WTP WTP WTP

2. Rasio temuan BPK RI yang

ditindaklanjuti 100 85,2 95 92 95 95

3. Jumlah Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) (laporan) 178 144 144 216 180 180

4. Jumlah laporan hasil tindak lanjut dan ekspose temuan hasil

pengawasan yang telah disusun 430 389 428 688 656 676

5. Persentase tenaga pemeriksa yang menguasai teknik/teori pengawasan dan penilaian akuntabilitas kinerja

30 35 100 100 100 100

6. Jumlah LHP kasus/khusus dan

pengaduan masyarakat (kasus) 21 17 17 19 11 14

Sumber: Inspektorat Kota Surakarta, 2016

Dalam dokumen BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH (Halaman 87-91)