• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tujuan, Fungsi, dan Tugas Perpustakaan

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan perpustakaan umum yang telah diuraikan sebelumnya, perpustakaan harus dapat semaksimal mungkin untuk melaksanakan fungsinya dengan baik.

Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (2009) fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:

a) Mengembangkan koleksi;

b) menghimpun koleksi muatan lokal;

c) Mengorganisasi materi perpustakaan;

d) Mendayagunakan koleksi;

e) Menyelenggarakan pendidikan pengguna;

f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;

g) Melestarikan materi perpustakaan;

h) Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.

Menurut Siregar (2004:76) fungsi dari perpustakaan umum adalah untuk membantu orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi. Dalam hal ini termasuk memberitahu mereka bagaimana menelusur informasi, dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

Hasugian (2009:82) mengemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi:

1. Penyimpanan

2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural

6. Fungsi rekreasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan umum yaitu fungsi penyimpanan, pendidikan, penelitian, informasi, kultural, dan fungsi rekreasi. Perpustakaan umum berfungsi untuk membantu orang (masyarakat) dalam meningkatkan kemelekan informasi dimana mereka tau bagaimana menelusur informasi dan meningkatkan minat baca dengan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi dan pengetahuan yang sangat luas.

2.1.1 Tugas Perpustakaan Umum

Tugas perpustakaan umum adalah mengembangkan kebiasaan membaca serta belajar mandiri masyarakat dengan mempergunakan bahan pustaka.

Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan umum.

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000:5):

“tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

Sudarsono (2006) menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah:

1. Menciptakan dan memperkuat kebiasaan membaca pada anak kebiasaan membaca pada anak kebiasaan membaca pada anak sejak usia dini 2. Mendukung pendidikan formal maupun mandiri pada tiap tingkat 3. Menyediakan kesempatan bagi pengembangan kreativitas pribadi 4. Merancang imajinasi dan kreativitas anak kaum muda

5. Mempromosikan kesadaran warisan budaya dan apresiasi seni, pencapaian ilmu dan inovasi

6. Memberikan akses pada ekspresi budaya dalam bentuk pertunjukan kesenian

7. Memupuk dialog antar budaya dan menjaga keragaman budaya 8. Mendukung tradisi lisan

9. Menjamin akses masyarakat pada semua jenis informasi publik.

LISC(E) dalam Siregar (2008:2) bahwa perpustakaan umum mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anak-anak terhadap informasi dalam berbagai bentuk media termasuk buku. Perpustakaan harus menyediakan informasi dalam berbagai media yang tepat disertai dengan teknologi yang diperlukan untuk menyampaikannya. Perpustakaan umum juga harus menyadari bahwa jumlah anak-anak yang literat komputer akan terus meningkat dan mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan komputer dan akses terhadap informasi melalui perpustakaan.

Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat dimengerti bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan, memelihara, menjamin akses masyarakat pada semua jenis informasi publik, mempromosikan kesadaran akan warisan budaya dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

2.1 Pelayanan Pengguna Perpustakaan 2.2.1 Pengertian Layanan Pengguna

Pelayanan pengguna perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama layanan perpustakaan yang memberikan jasa atau bantuan secara langsung kepada pengguna untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Perpustakaan dikatakan berhasil apabila dapat memberikan pelayanan kepada penggunanya dengan baik.

Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan (2009), “layanan perpustakaan adalah jasa yang diberikan kepada pengguna sesuai dengan misi perpustakaan”.

Rahmah (2018:2-4) menyatakan bahwa pelayanan pengguna sebagai salah satu kegiatan utama memerlukan suatu standar dengan memperhatikan bahwa standar itu harus: berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pengguna,

berasaskan keterpaduan dan kesamarataan, berdasarkan pada peraturan baku yang dilaksanakan secara optimal, dan dilaksanaan secara cepat, cermat, dan terarah.

Menurut buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi (2015) “pelayanan pengguna adalah pemberian informasi dan failitas kepada pengguna melalui layanan perpustakaan”.

2.2.2 Tujuan Layanan Pengguna

Pada dasarnya perpustakaan tidak ada artinya jika tidak ada pengguna yang memanfaatkan atau menggunakan koleksi bahan pustaka dan jasa layanan yang telah disediakan perpustakaan. Perpustakaan harus memiliki tujuan yang jelas agar perpustakaan dapat menentukan target yang akan dicapai. Pada dasarnya tujuan perpustakaan adalah memenuhi kepuasan pengguna.

Sebagaimana Darmono (2004) menyatakan bahwa “tujuan layanan perpustakaan adalah membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhan”.

2.2 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan perpustakaan dapat dikatakan sebagai ujung tombak dalam jasa penyelenggaraan perpustakaan, karena bagian inilah yang pertama berhubungan dengan masyarakat pengguna serta bagian yang paling sering digunakan pengguna perpustakaan. Perpustakaan harus dapat menentukan sistem pelayanan yang sesuai dengan keadaan perpustakaan agar para pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan yang baik.

Sebagaimana dinyatakan oleh Rahayu (2014:23) “pada umumnya, ada 2 (dua) macam sistem layanan yang biasa digunakan di perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup”.

Rahmah (2018:12) menyatakan bahwa jenis pelayanan berdasarkan sistem layanan terbagi menjadi dua, yaitu: layanan terbuka (open access) dan layanan tertutup (close access). Layanan terbuka adalah sistem pelayanan yang mengizinkan pengguna langsung bersinggungan dengan koleksi perpustakaan,

sedangkan layanan tertutup adalah sistem pelayanan dimana pemustaka hanya diberikan hak untuk menelusur melalui sarana penelusuran yang ada tanpa bersinggungan langsung dengan koleksi perpustakaan.

Darmono (2007:168) menyatakan bahwa sistem pelayanan perpustakaan ada dua macam yaitu:

a. Sistem Layanan Tertutup

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan pada perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan. Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang telah dipinjamnya. Dalam sistem tertutup pemakai perpustakaan tidak bisa melakukan pencarian sendiri bahan pustaka, sehingga pemakai tidak bisa menemukan alternatif bahan pustaka yang dibutuhkan.

b. Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menentukan, dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan. Pada sistem ini pemakai perpustakaan dapat melakukan browsing bahan pustaka dari jajaran koleksi. Jika pemakai tidak menemukan bahan pustaka yang dibutuhkannya, maka ia dapat menemukan alternatif lain yang mungkin bisa menggantikan bahan pustaka yang tidak ditemukan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa jenis layanan perpustakaan berdasarkan sistem layanan terbagi menjadi dua, yaitu: layanan terbuka (open access) dan layanan tertutup (close access). Apabila perpustakaan umum tersebut memiliki jumlah koleksi perpustakaan masih sederhana maka sistem yang baik digunakan adalah sistem pelayanan tertutup, tetapi apabila koleksi perpustakaan banyak maka sistem yang baik digunakan adalah sistem pelayanan terbuka.

2.3.1 Sistem Pelayanan Terbuka

Sistem Pelayanan Terbuka (open access) merupakan sistem yang memungkinkan pengguna perpustakaan bebas memilih dan membawa pulang bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna itu sendiri dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan umum tersebut.

Pada sistem layanan terbuka, setiap pengunjung atau pengguna perpustakaan diizinkan melakukan penelusuran (browsing) langsung ke ruang koleksi dan berhak mengambil sendiri buku atau bahan-bahan yang dibutuhkannya. Apabila pengguna ingin meminjam buku tersebut, mereka membawanya ke petugas sirkulasi. Dengan sistem ini, pengguna diberikan kebebasan untuk memasuki ruang koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya (Rahmah, 2018).

Menurut Darmono (2007:168) sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menentukan, dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.

Sedangkan menurut Qalyubi (2007:222) sistem pelayanan terbuka membebaskan pengunjung ke tempat ruang koleksi perpustakaan dijajarkan.

Mereka dapat melakukan browsing atau membuka, melihat buku, mengambil sendiri. Ketika bahan tersebut tidak cocok mereka dapat memilih bahan lain yang hampir sama dan bahkan berbeda.

Sistem pelayanan terbuka memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Menurut Rahmah (2018) kelebihan dan kekurangan dari sistem layanan terbuka tersebut adalah sebagai berikut;

Kelebihan sistem pelayanan terbuka:

1. Pengunjung dapat melakukan penelusuran (browsing) langsung ke rak koleksi, sehingga dapat memilih bahan yang diinginkan tanpa harus selalu melalui katalog.

2. Pemustaka lebih menyenangi melihat buku langsung dari pada menelusur melalui katalog.

3. Dapat menumbuhkan minat baca pemustaa dengan melihat koleksi langsung.

4. Jika buku yang dicari tidak ditemukan, pengunjung bisa memilih yang sesuai dengan subjek yang dibutuhkan.

5. Kartu katalog tidak cepat rusak, karena frekuensi penggunanya tidak terlalu tinggi.

6. Jumlah petugas tidak perlu banyak, karena pemustaka dapat mengakses langsung koleksi.

7. Menghemat tenaga petugas sebab tidak perlu mengambilkan buku yang diinginkan pengunjung.

8. Kemungkinan terjadinya salah paham antara pengunjung dan petugas menjadi kecil.

9. Mengetahui secara langsung buku yang sedang dipinjam, serta nama dan alamat peminjam.

Kekurangan sistem pelayanan terbuka adalah:

1. Susunan buku di rak lebih tidak rapi dan tidak teratur, dan banyak kemungkinan terjadi salah penempatan oleh pemustaja, baik disengaja maupun tidak.

2. Memerlukan ruangan yang lebih luas karena letak rak satu dengan lainnya memerlukan jarak yang longgar.

3. Kebebasan memilih dapat disalahgunakan oleh pengunjung, sehingga banyak koleksi hilang atau rusak.

4. Pengawas atau petugas sering kali lalai mengawasi, sehingga pengunjung lebih berani untuk menyelundupkan bahan pustaka.

5. Pengunjung pemula biasanya merasa bingung dakam mencari buku.

2.3.2 Sistem Pelayanan Tertutup

Sistem Pelayanan Tertutup (close access) adalah salah satu sistem pelayanan yang diberlakukan di beberapa perpustakaan umum yang tidak memungkinkan pengguna atau pengunjung perpustakaan dalam mengakses dan mengambil bahan pustaka secara langsung. Biasanya sistem ini berlaku pada perpustakaan yang memiliki jumlah koleksi sedikit.

Rahmah (2018) menyatakan bahwa sistem layanan perpustakaan yang anggota atau pengunjungnya tidak diperkenankan menelusur dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkannya ke ruang koleksi, tetapi harus diambilkan oleh petugas. Dengan demikian, pengguna harus menelusur terlebih dahulu buku atau bahan pustaka yang dibutuhkan melalui katalog dan mencatat nomor panggil atau call number bahan pustaka tersebut dan memberikan kepada petugas perpustakaan di bagian sirkulasi.

Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000): “pelayanan pemakai sistem tertutup merupakan pelayanan sirkulasi yang tidak memungkinkan pemakai memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka”.

Sistem layanan tertutup menurut Standar Nasional Perpustakaan (2009) adalah “sistem layanan perpustakaan yang tidak memperkenankan kepada pemustaka untuk menelusuri dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan”.

Sebagaimana sistem pelayanan terbuka, sistem layanan tertutup juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Rahmah (2018) kelebihan dan kelemahan dari sistem pelayanan tertutup adalah sebagai berikut;

Kelebihan sistem layanan tertutup adalah:

1. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku dilakukan oleh petugas.

2. Angka kehilangan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan memasukkan slip buku yang dipinjam, dan tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung perpustakaan.

Adapun beberapa kekurangan sistem layanan tertutup adalah:

1. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka.

2. Pengunjung tidak puas dalam memilih koleksi karena hanya melalui katalog.

3. Katalog cepat rusak karena sering digunakan.

4. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung tidak pernah dipinjam.

5. Memerlukan jumlah petugas lebih banyak terutama jika jumlah pengunjung sedang banyak.

6. Terkadang terjadi kesalahpahaman antara petugas dan pengunjung.

7. Sering terjadi antrian panjang di bagian sirkulasi, dan ini berarti pemborosan waktu.

2.3 Jenis Layanan Pengguna Perpustakaan

Jenis layanan pengguna di perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna sesungguhnya cukup banyak variasinya. Namun semua layanan tersebut dalam penyelenggaraannya haruslah disesuaikan dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunanya.

Rahayu (2014) menyatakan bahwa jenis-jenis layanan pengguna adalah:

1. Layanan Ruang Baca

2. Layanan Sirkulasi Bahan Pustaka 3. Layanan Referens

4. Layanan Akses Internet

5. Layanan Koleksi Audiovisual (AV) 6. Layanan Fotokopi

7. Layanan Penelusuran Literatur

8. Layanan Pendidikan Pemustaka dan Pelatihan Literasi Informasi 9. Layanan Informasi Kilat

10. Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi (Selected Dissemination of Information)

11. Layanan Pembuatan Paket Informasi

12. Layanan Layanan Peminjaman Antarperpustakaan (Interlibrary Loan Services)

13. Layanan Penerjemahan

14. Layanan Kelompok Pembaca Khusus (Anak, Remaja, dan Penderita Cacat)

15. Layanan Perpustakaan Keliling.

Berikut beberapa uraian jenis layanan yang secara umum terdapat pada perpustakaan umum:

2.4.1 Pelayanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi merupakan unsur penting dalam kegiatan layanan perpustakaan. Layanan ini memberi kesempatan kepada pengguna untuk menyimpan bahan pustaka untuk dibawa keluar perpustakaan. Layanan sirkulasi merupakan denyut nadi semua kegiatan di perpustakaan, karena kegiatan layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka merupakan jasa layanan yang secara langsung bisa dirasakan oleh pemustaka. Keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya diukur sampai seberapa jauh layanan sirkulasi dapat memenuhi kebutuhan pemustaka.

Sebagaimana dinyatakan oleh Rahayu (2014:15) dalam layanan ini pemustaka yang sudah menjadi anggota perpustakaan dapat meminjam, mengembalikan, dan/atau memperpanjang peminjaman bahan pustaka yang masih dibutuhkan”.

Sutarno (2006) menyatakan bahwa layanan sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya. Bahan pustaka yang boleh dan dapat dipinjam dibaca di luar perpustakaan pada umumnya adalah koleksi umum (non-referensi). Petugas layanan harus meneliti dan mengecek kondisi bahan pustaka yang akan dipinjam atau dikembalikan, antara lain dalam hal keutuhan dan kelengkapan jumlah halaman, dan ada atau tidaknya coretan, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000) “peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan maupun dibawah keluar perpustakaan”.

Menurut Lasa (2008) layanan sirkulasi merupakan tempat masuk dan keluarnya bahan pustaka. Pada bagian inilah yang mendominasi semua kegiatan yang terdapat pada perpustakaan. Dalam ilmu perpustakaan, pelayanan sirkulasi sering juga disebut dengan pelayanan peminjaman dan pengembalian pustaka.

Sjahrial-Pamuntjak (2000:98) proses pelayanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Keanggotaan

Berikut beberapa uraian kegiatan pada proses pelayanan sirkulasi yang secara umum terdapat pada perpustakaan umum:

a. Keanggotaan

Salah satu tugas pada pelayanan sirkulasi adalah menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan perpanjangan keanggotaan. Keanggotaan perpustakaan merupakan tanda bukti bahwa pengguna perpustakaan sudah mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan.

Menurut Sutarno (2003) kegunaan dari pada pendaftaran anggota adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan dengan baik.

2) Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya.

3) Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah buku yang dipinjam oleh para pembaca.

4) Mengetahui golongan peminjaman untuk mengetahui pula kebutuhan mereka, selera yang sesuai dapat dipergunakan sebagai data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian meningkatkan.

Dalam Wahyuni (2008:32) menyatakan dengan menjadi anggota perpustakaan kita bisa mendapatkan fasilitas yang cukup menyenangkan misalnya diperbolehkan meminjam koleksi perpustakaan ke rumah sendiri biasanya berbentuk majalah dan buku, mendapatkan informasi jika ada koleksi baru, diundang dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh perpustakaan tersebut.

b. Peminjaman

Kegiatan peminjaman adalah suatu proses pencatatan transaksi yang dilakukan oleh petugas perpustakaan dengan anggota perpustakaan pada saat anggota tersebut meminjam koleksi. Jenis koleksi yang umum dipinjamkan adalah koleksi yang berupa buku.

Menurut Hasugian (2009) mengemukakan bahwa pengertian pinjaman adalah “bahwa buku yang di pinjam bukanlah benar-benar milik kita, tetapi dapat diperpanjang, dan kita harus mengakhirinya dengan mengembalikan buku tersebut, untuk dapat dipinjam pengguna yang lain”.

c. Pengembalian

Pengembalian merupakan kegiatan dalam hal pengembalian atau pemulangan bahan pustaka dibagian sirkulasi yang dilakukan oleh anggota perpustakaan dengan pustakawan pada waktu yang telah ditentukan pada saat peminjaman buku.

Menurut Hasugian (2009) “pengembalian merupakan proses dimana anggota harus mengembalikan buku-buku yang telah dipinjamnya dalam batas waktu yang telah ditentukan”.

d. Perpanjangan

Perpanjangan masa pinjam bahan pustaka dapat terjadi apabila anggota perpustakaan belum selesai menggunakan buku yang telah dipinjam sebelumnya.

Pengguna atau anggota dapat memperpanjangnya dengan cara membawa kembali bahan pustaka yang dipinjam kebagian layanan sirkulasi, petugas sirkulasi akan memberikan waktu perpanjangan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Setiap perpustakaan memiliki kebijakan masing-masing dalam memberikan waktu perpanjangan bahan pustaka, ada sebanyak dua kali namun ada juga hanya satu kali perpanjangan saja.

Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi (2015):

prosedur perpanjangan masa pinjam adalah sebagai berikut:

1. Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan.

2. Petugas memeriksa formulir penempahan.

3. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku.

4. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan.

e. Pemberian Sanksi

Pemberian sanksi diberikan kepada anggota perpustakaan yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Sanksi yang diberikan oleh perpustakaan hendaknya bersifat membangun agar anggota perpustakaan dapat menyadari kesalahan yang telah diperbuat. Sanksi yang akan diberikan tergantung pada jenis pelanggaran yang dilakukan pengguna perpustakaan.

Menurut Soekanto dalam Supriyadi (2015) sanksi merupakan persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Sanksi dapat dibagi menjadi sanksi positif dan sanksi negatif. Sanksi positif dapat menimbulkan suatu rangsangan untuk tidak melakukan tindakan tercela. Sedangkan sanksi negatif menimbulkan rangsangan tindakan tercela atau tidak terpuji.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pelayanan sirkulasi merupakan unsur penting di dalam kegiatan pelayanan perpustakaan. Pada layanan ini terjadi proses pendaftaran anggota perpustakaan, peminjaman bahan pustaka yang boleh dipinjam, penentuan masa pinjam, pengembalian, perpanjangan bahan pustaka, dan pemberian sanksi bagi anggota yang melanggar peraturan yang berlaku di perpustakaan tersebut. Agar perpustakaan dapat memainkan perannya dengan baik maka perpustakaan harus didukung oleh sarana, prasarana serta tenaga kerja pengelola yang handal. Untuk itu tenaga pengelola perpustakaan perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola pelayanan sirkulasi.

2.4.2 Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi sering disebut juga jasa rujukan dan terbitan berkala adalah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perpustakaan yang khusus menyajikan sumber-sumber koleksi rujukan yang tersedia kepada pengguna perpustakaan. Sumber-sumber rujukan tersebut diantaranya seperti Kamus, Ensiklopedia, Tafsir, Handbook (buku pegangan), Direktori, Sumber Biografi, dan Sumber Biografi.

Menurut Rahayu (2014:15) layanan referensi disediakan untuk membantu pemustaka dalam mencari informasi melalui berbagai sumber informasi referens yang memuat informasi teknis dan uraian singkat, seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan, direktori, almanak, dan buku tahunan.

Sedangkan menurut Yusuf & Suhendar (2005) “pelayanan referensi dapat diartikan sebagai proses pemberian jawaban oleh pustakawan atau pertanyaan pengunjung, yang jawabannya dapat dicari melalui sumber-sumber informasi yang dimiliki perpustakaan”.

Rahayuningsih (2007:103) menyatakan bahwa layanan referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi.

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat dipahami bahwa layanan referensi adalah salah satu kegiatan pokok perpustakaan yang melayani dan memberikan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna dengan menggunakan sumber- sumber referensi (rujukan) oleh pustakawan kepada para pengguna.

Adapun jenis koleksi referensi menurut Lasa (2005) bahwa jenis-jenis koleksi layanan referensi antara lain:

1. Kamus (Dictionary)

Kamus adalah kumpulan kata-kata. Kamus memberikan pertolongan pembaca yang menemukan kesulita tentang kata. Sebab koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara penggunaannya juga sinonim, lawan kata. Contoh: Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2. Ensiklopedia (Encyclopedia)

Merupakan salah satu koleksi referensi yang banyak dipergunakan pemakai. Jenis karya ini merupakan karya universal, menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan. Entri-entrinya disusun alfabetis seperti pada kamus dan urainnya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah.

Contoh: Encyclopedia Britannica.

3. Bibliografi (Bibliography)

Merupakan sebagai daftar pustaka yang disusun menurut aturan maupun pola tertentu.

4. Sumber Biografi

Merupakan catatan maupun tulisan-tulisan tentang riwayat hidup seseorang atau beberapa orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis sendiri atau ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh pelakunya disebut autobiografi.

5. Indeks (Index)

Dapat diartikan sebagai tanda atau petunjuk indikasi. Misalnya; IP (Indeks prestasi/Index Prestation), berarti menunjukkan prestasinya juga misalnya indeks bahan makanan, indeks harga dan lain-lain.

6. Abstrak (Abstrac)

Adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah.

7. Buku Pedoman (Handbook & Guidebook)

Berisi uraian yang dapat dipergunakan untuk mengerjakan sesuatu.

Juga merupakan petunjuk ringkas tetapi menyeluruh dalam satu bidang. Petunjuk-petunjuknya diberikan secara mendalam dan dilengkapi dengan gambar-gambar agar mudah digunakan.

8. Direktori (Directory)

Bahan rujukan ini berupa daftar nama-nama orang, Lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disususn alfabetis maupun sistematis. Dicantumkan pula data pendukung lainnya seperti: alamat, profesi, Pendidikan dan lain-lain yang berguna untuk menghubungi orang-orang tertentu maupun akan mengunjungi lembaga tertentu.

9. Almanak (Almanac)

Almanak merupakan bahan rujukan tentang kependudukan, bisnis, olahraga serta soal-soal statistik pertanian.

10. Buku Tahunan (yearbook)

Adalah buku rujukan yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah-masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

11. Penerbitan pemerintah

Terbitan ini menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh masyakarat pada umumnya. Sumber informasi ini tidak dijual belikan di toko-toko buku meskipun isinya diperlukan masyarakat.

2.4.3 Pelayanan Akses Internet

Layanan Akses Internet merupakan layanan yang disediakan perpustakaan yang memiliki akses internet. Dengan adanya layanan internet di suatu

Layanan Akses Internet merupakan layanan yang disediakan perpustakaan yang memiliki akses internet. Dengan adanya layanan internet di suatu

Dokumen terkait