Dengan menggunakan analisis regresi linier logaritma natural berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan sebagai berikut:
Ln Y = -29861 + 2,320 ln X1 + 0,223 ln X2 + 1,304 ln X3 – 0,363 ln X4 – 1,107 ln X5 + 0,591 ln X6
Bila dikembalikan kedalam bentuk aslinya, persamaan diatas dapat ditulis kembali menjadi persamaan linier berbentuk kepangkatan sebagai berikut:
commit to user 1. Ketepatan Model
Untuk mengetahui kesesuaian model digunakan nilai koefisien determinasi (R2), sedangkan untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel bebas yang lebih dari dua terhadap variabel tak bebas maka digunakan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (adjusted
R2). Dari hasil analisis, diperoleh nilai R2 sebesar 0,850 dan nilai
adjusted R2 sebesar 0,781. Nilai R2 yang didapat mendekati 1 menunjukkan persamaan regresi tersebut tepat untuk digunakan (goodness of fit). Berdasarkan nilai adjusted R2 yang diperoleh, dapat diartikan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yaitu produksi kopi Jawa Tengah, volume ekspor kopi tahun sebelumnya, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga domestik kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel tidak bebasnya yaitu volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 78,1%. Sedangkan sisanya 21,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model yang digunakan dalam penelitian. Variabel diluar model yang diperkirakan dapat mempengaruhi volume ekspor kopi Jawa Tengah adalah iklim yang terjadi di Jawa Tengah, krisis ekonomi yang terjadi pada negara pengimpor yang berpengaruh terhadap tingkat permintaan negara konsumen, kebijakan negara pengimpor tentang syarat produk kopi yang dapat diterima, kebijakan tarif impor terhadap kopi di negara pengimpor yang mempengaruhi daya saing (harga) dengan negara pengekspor lain
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan dari variabel bebas (X1-X6) terhadap variabel tak bebas (Y), dengan
kriteria jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat signifikansi α 10%, maka variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya. Sedangkan jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel pada
commit to user
signifikansi α 10%, maka variabel-variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya. Hasil analisis dengan uji F dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 26. Analisis Varian Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah
Model Jumlah Kuadrat Derajat bebas Rata-rata Kuadrat F Hitung F tabel α = 10% Regresi Residu 5,884 1,035 6 13 0,981 0,080 12,317 2,11 Total 6,919 19
Sumber: Hasil analisis data sekunder
Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 12,317. Nilai F hitung tersebut lebih besar dari nilai F tabel yaitu sebesar 2,11.hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yaitu produksi kopi, volume ekspor tahun sebelumnya, harga ekspor kopi, harga domestik kopi, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya yaitu volume ekspor kopi Jawa Tengah pada tingkat kepercayaan 90%.
3. Uji t
Uji t adalah uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing- masing variabel bebas terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. kriteria yang digunakan adalah jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi α 10% maka variabel bebas tersebut berpengaruh secara parsial terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi yang ditentukan maka variabel bebas tersebut tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel tidak bebas. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut.
commit to user
Tabel 27. Analisis Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah
Variabel Koefisien
Regresi
t
hitung (α=10%)T
tabelProduksi Kopi (X1) 2,320 3,542* ±1,771
Volume ekspor tahun sebelumnya (X2) 0,223 1,110ns ±1,771
Harga Ekspor kopi (X3) 1,304 2,233* ±1,771
Harga Domestik Kopi (X4) -0,363 -0,950ns ±1,771
Harga ekspor teh (X5) -1,107 -2,793* ±1,771
Kurs dollar AS terhadap Rupiah (X6) 0,591 1,950* ±1,771
Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder Keterangan :
* : berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90% Ns : tidak berpengaruh atau tidak signifikan
Berdasarkan tabel diketahui nilai t hitung untuk masing-masing variabel bebas hasil dari perhitungan. Variabel bebas yang mempunyai nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel adalah variabel yang secara individu berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Variabel-variabel tersebut yaitu Produksi Kopi Jawa Tengah (X1), Harga
Ekspor Kopi Jawa Tengah (X3), Harga Ekspor Teh Jawa Tengah (X5),
dan Kurs dollar AS terhadap Rupiah (X6). Sedangkan Volume ekspor
tahun sebelumnya (X2) dan harga domestik kopi Jawa Tengah (X4)
mempunyai nilai t hitung yang lebih kecil dari nilai t tabel, sehingga dapat diartikan bahwa kedua variabel tersebut secara individu tidak berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.
Nilai t hitung variabel yaitu Produksi Kopi Jawa Tengah (X1),
Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah (X3), dan Kurs dollar AS terhadap
Rupiah (X6) masing - masing sebesar 3,542; 2,233; dan 1,950 lebih besar
dari nilai t tabel α 10% sebesar 1,771 dan variabel harga ekspor Teh Jawa
Tengah (X5) memiliki nilai t hitung -2,793, lebih kecil dari t tabel α 10%
sebesar -1,771. Artinya keempat variabel tersebut berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah pada tingkat kepercayaan 90%.
commit to user 4. Standar Koefisien Regresi
Variabel bebas yang paling berpengaruh diketahui dari perhitungan nilai standar koefisien regresi atau beta coefficient. Perhitungan ini dilakukan untuk variabel-variabel yang secara individual berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Hasil perhitungan sebagai berikut.
Tabel 28. Nilai Standar Koefisien Regresi Tiap Variabel Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah
Variabel Standar koefisien Regresi
Peringkat
Produksi Kopi (X1) 5,7941 1
Harga ekspor Kopi (X3) 1,8313 2
Harga ekspor Teh (X5) -1,7833 3
Kurs (X6) 1,0457 4
Sumber : Hasil analisis data sekunder
Tabel 28 diatas menunjukkan bahwa variabel yang memiliki nilai koefisien regresi terbesar adalah variabel Produksi kopi Jawa Tengah dengan nilai sebesar 5,7941 dengan hubungan positif. Hal ini berarti bahwa variabel bebas produksi kopi Jawa Tengah memberikan pengaruh yang terbesar dibandingkan dengan variabel lain yang digunakan dalam model. Hubungan positif menjelaskan bawa bila terjadi kenaikan produksi kopi, maka volume ekspor kopi Jawa Tengah akan turut meningkat, begitu juga sebaliknya.
5. Uji Pelanggaran Asumsi Klasik
Model yang telah diperoleh harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan bahwa model tersebut sudah memenuhi syarat sebagai model yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau belum. Pengujian model agar termasuk dalam BLUE dilakukan dengan uji multikolineritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
a. Multikolineritas
Multikolinieritas merupakan keadaan adanya korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Sedangkan untuk model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel bebas. Oleh
commit to user
karena itu, untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai matrik Pearson Correlation (PC<0,9) (Ghozali, 2001). Hasil dari analisis diperoleh nilai matrik Pearson Correlation
yang terbesar adalah 0,897, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.
b. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana dalam suatu persamaan regresi terdapat hubungan atau korelasi antara kesalahan penggangu. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (D-W). Sedangkan kriteria pengujian yang digunakan adalah :
1. 1,65 < DW < 2,35 artinya tidak terjadi autokorelasi.
2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW <2,79 artinya tidak dapat disimpulkan.
3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 artinya terjadi autokorelasi.
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai Durbin Watson
yaitu sebesar 2,193 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada di antara 1,21 < DW < 1,65.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan diagram scatterplot. Berdasarkan diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
6. Elastisitas Ekspor Kopi
Pengukuran elastisitas ekspor bertujuan untuk mengetaui seberapa besar perubahan yang terjadi pada volume ekspor kopi Jawa Tengah apabila terjadi perubahan pada variabel-variabel bebas yang
commit to user
mempenaruhinya. Dengan menggunakan model regresi log-ganda, maka koefisien kemiringan (slope coefficient) atau koefisien regresi (b1) dari
masing masing variabel bebas merupakan ukuran elastisitas variabel tidak
bebas (volume ekspor kopi) terhadap variabel bebas
yangmempengaruhinya. Koefisien regresi yang selanjutnya disebut koefisien elastisitas dihitung hanya pada variabel bebas yang secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel volume ekspor kopi. Adapun koefisien elastisitas masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 29. Nilai Koefisien Elstisitas Variabel-variabel bebas yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah
Variabel Koefisien Elastisitas Keterangan
Produksi Kopi (X1) 2,320 Elastis
Harga ekspor Kopi (X3) 1,304 Elastis
Harga Ekspor Teh (X5) -1,107 Elastis
Kurs (X6) 0,591 inelastis
Sumber: Hasil analisis data sekunder
Berdasar tabel dapat diketahui bahwa nilai koefisien elastisitas dari produksi kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah memiliki nilai elastisitas yang lebih dari satu (Es>1) dengan arah hubungan yang positif. Hal ini berarti penawaran ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada Produksi kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah. Dengan demikian volume ekspor kopi Jawa Tengah akan mengalami perubahan ketika produksi kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah berubah, dengan presentase perubahan jumlah volume ekspor kopi Jawa Tengah lebih besar daripada presentase perubahan variabel-variabel bebas tersebut. Sehingga adanya perubahan kecil pada kedua variabel bebas tersebut akan menyebabkan perubahan volume ekspor kopi yang lebih besar.
Nilai elastisitas produksi kopi Jawa Tengah sebesar 2,320. Artinya apabila terjadi peningkatan produksi kopi sebesar 10% maka akan meningkatkan volume ekspor kopi sebesar 23,20% dalam kondisi
commit to user
normal, begitu pula sebaliknya. Variabel harga ekspor kopi memiliki nilai koefisien elastisitas sebesar 1,304. Artinya apabila terjadi peningkatan harga ekspor kopi sebesar 10% maka akan meningkatkan volume ekspor kopi sebesar 13,04% dalam kondisi normal.
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai koefisien elastisitas variabel harga ekspor teh Jawa Tengah lebih dari satu, yang berarti volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap harga ekspor teh Jawa Tengah, akan tetapi dengan arah yang negatif. Nilai koefisien elastisitas variabel harga ekspor teh sebesar -1,107 artinya apabila terjadi kenaikan harga ekspor teh sebesar 1% maka akan menurunkan volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 1,107%. Hal ini dikarenakan teh merupakan barang subtitusi dari kopi, apabila di pasar internasional harga teh lebih tinggi dari pada harga kopi, maka eksportir akan beralih untuk meningkatkan penawaran teh dan mengurangi penawaran kopi di pasar internasional.
Sedangkan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah memiliki nilai koefisien elastisitas yang yang lebih kecil dari satu (Es<1), yaitu sebesar 0,591. Hal ini berarti penawaran ekspor kopi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap perubahan yang terjadi pada kurs dollar AS terhadap Rupiah, atau bila terjadi peningkatan 1% terhadap kurs dollar AS terhadap Rupiah, maka akan menyebabkan peningkatan volume ekspor sebesar 0,591%.