• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam penelitian yang telah dilakukan terhadap analisisis beberapa faktor terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah selama kurun waktu 20 tahun, yaitu periode tahun 1990-2009 dengan menggunakan analisis regresi, model linier berganda didapatkan hasil bahwa produksi kopi Jawa Tengah, volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga domestik kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah secara bersama-sama mampu menjelaskan perubaan yang terjadi pada volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 78,1%

commit to user

dan dan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah yang diketahui dari uji F yang menunjukkan nilai F hitung sebesar 12,317 yang lebih besar dari nilai F tabel pada α = 10%.

Sedangkan secara individu faktor yang berpengaruh meliputi produksi kopi Jawa Tengah, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh Jawa Tengah, dan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah.

Selanjutnya faktor – faktor yang diteliti dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Produksi Kopi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 3,542 lebih besar dati t tabel α 10% sebesar 1,771. Hal ini berarti variabel produksi kopi Jawa Tengah berpengaruh secara individu terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Nilai koefisien regresi yang juga merupakan koefisien elastisitas sebebesar 2,320 dengan arah hubungan yang positif. Angka tersebut dapat diartikan jika terjadi kenaikan produksi kopi sebesar 1% akan mengakibatkan volume ekspor kopi Jawa Tengah meningkat sebesar 2,320% dan begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap perubahan jumlah produksi kopi Jawa Tengah.

Produksi kopi Jawa Tengah yang meningkat akan berakibat pada peningkatan volume kopi Jawa Tengah yang di tawarkan kepasar internasional. Hal ini dikarenakan penawaran suatu komoditas ekspor suatu negara berasal dari produksi yang mampu dihasilkan. Ekspor juga dipandang sebagai kegiatan yang terjadi karena kelebihan produksi dalam negeri. Sehingga apabila produksi kopi Jawa Tengah meningkat, akan berakibat pada bertambahnya volume kopi yang diekspor.

Selain itu kebijakan dari AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia) yang menentukan jumlah batas minimal kopi yang wajib diekspor oleh para eksportir, yaitu sebesar 200 ton per tahun. Sehingga apabila terjadi kenaikan produksi kopi di Jawa Tengah, para eksportir

commit to user

akan meningkatkan volume ekspor kopi guna memenuhi batas minimal kuota yang telah ditetapkan..

2. Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya

Hasil uji t menunjukkan volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah dengan nilai t hitung sebesar 1,110 lebih kecil dari nilai t tabel yang sebesar 1,771.

Nilai koefisien regresi variabel volume ekspor tahun sebelumnya sebesar 0,223. Nilai telastisitas tersebut kurang dari satu. Dengan kata lain, volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya.

Keadaan ini berlawanan dengan teori yang mengungkapkan bawa besarnya volume ekspor yang mampu dihasilkan pada tahun sebelumnya, merupakan suatu pertimbangan yang dapat membantu eksportir kopi dalam menentukan volume ekspor pada tahun-tahun berikutnya.

Hal ini menunjukkan bahwa eksportir di Jawa Tengah dalam mengekspor kopi tidak memperhitungkan keberhasilan ekspor tahun sebelumnya. Mereka lebih mendasarkan pada harga ekspor dan jumlah produksi yang mampu dihasilkan. Bila harga ekspor tinggi maka eksportir akan terpacu untuk meningkatkan ekspor. Berapapun jumlah produksi yang mampu dihasilkan dan dapat memenuhi permintaan konsumen, akan diekspor ke pasar internasional. Selain itu, adanya ketidakpastian sewaktu-waktu dapat menjadi kendala bagi keberhasilan ekspor terutama ketidakpastian mengenai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara importir. Sehingga walaupun keberhasilan ekspor tahun sebelumnya sangat baik, eksportir tidak menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan ekspor tahun berikutnya.

3. Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bawa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,233 lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi 10% yang sebesar 1,771. Hal ini berarti harga ekspor kopi Jawa Tengah

commit to user

berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Selain itu nilai koefisien regresi yang diperoleh yaitu sebesar 1,304 menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor kopi, sehingga apabila harga ekspor kopi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 1,304% begitu juga sebaliknya.

Hal ini menunjukkan bahwa eksportir bertindak rasional, menginginkan keuntungan yang lebih besar. Sejalan dengan Darmansyah (1986) yang menyatakan bahwa harga internasional merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penampilan ekspor, semakin tinggi selisih antar harga di pasar internasional dengan harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor menjadi bertambah banyak.

4. Harga domestik kopi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan secara statistik volume ekspor tahun sebelumnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor Kopi Jawa Tengah. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar -0,950 lebih besar dari nilai t tabel negatif pada tingkat signifikasi 10% yaitu sebesar -1,771.

Hal ini dikarenakan kebutuhan pasar internasonal dan pasar domestik sama-sama terpenuhi. Produksi kopi yang dihasilkan Jawa Tengah cukup untuk memenuhi pasar internasional maupun pasar domestik. Sehingga ketika harga kopi di pasar domestik meningkat tidak akan berpengaruh terhadap jumlah volume ekspor kopi.

5. Harga Ekspor Teh

Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar -2,793 lebih kecil dari nilai t tabel negatif pada tingkat signifikasi 10% yaitu sebesar -1,771. Sehingga harga ekspor teh berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Nilai koefisien regresi yang diperoleh yaitu -1,107, menunjukkan bahwa

commit to user

volume ekspor kopi Jawa Tengah berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor teh dengan arah hubungan yang negatif, artinya apabila harga ekspor teh Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menurunkan volume ekspor kopi sebesar 1,107% begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor teh Jawa Tengah.

Tanda negatif memperlihatkan hubungan antara volume ekspor kopi dan harga teh berbanding terbalik. Kenaikan harga teh menyebabkan daya saing kopi terhadap teh berkurang dilihat dari sisi keuntungan yang diperoleh. Selain itu, alokasi modal yang dimiliki oleh eksportir lebih diarahkan ke peningkatan ekspor teh apabila harga ekspor teh lebih tinggi daripada harga ekspor kopi, menyebabkan modal yang dialokasikan untuk ekspor kopi lebih sedikit, yang berpengaruh pada berkurangnya volume ekspor kopi. Sehingga kenaikan harga ekspor teh Jawa Tengah berpengaruh pada berkurangnya volume ekspor kopi Jawa Tengah.

6. Kurs dollar AS terhadap Rupiah

Hasil uji t menunjukkan bahwa secara statistik faktor kurs dollar AS terhadap rupiah berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah, yaitu ditunjukkan dengan oleh nilai t hitung sebesar 1,950 yang lebih besar daripada nilai t tabel pada tingkat kepercayaan 90% dengan besar 1,771. Koefisien regresi yang diperoleh sebesar 0,591 menunjukkan bahwa pegaruh yang diberikan positif. Artinya, setiap peningkatan 1% kurs dollar AS terhadap rupiah, akan meningkatkan volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 0,591%. Nilai koefisien regresi yang diperoleh, menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap perubahan yang terjadi pada kurs dollar AS terhadap Rupiah.

Hal ini sesuai dengan teori Darmansyah 1986 yang menyatakan bahwa nilai tukar uang (exchange rate) merupakan salah satu faktor yang

commit to user

berpengaruh terhadap penampilan ekspor. Dalam penelitian ini perubahan yang terjadi pada nilai nilai kurs dollar AS terhadap rupiah lebih kecil dibandingkan volume ekspor. Hal ini disebabkan perubahan jumlah volume ekspor kopi tidak hanya dipengarui oleh kurs dollar AS terhdap rupiah, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu volume produksi kopi, harga ekspor kopi, dan harga ekspor teh. Selain itu, juga dimungkinkan akibat kopi yang diekspor sebagian tidak memenuhi standar mutu sehingga pada saat kurs dollar AS terhadap rupiah respon kenaikan volume ekspor kopi hanya kecil.

Depresiasi rupiah menguntungkan kondisi dalam negeri, karena secara teoritis akan meningkatkan daya saing produk kopi. Harga-harga produk dalam negeri menjadi relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan harga-harga produk sejenis dari negara lain. Di pasar negara tujuan ekspor Jawa Tengah, konsumen akan lebih memilih kopi dari Jawa Tengah karena harganya lebih murah. Kondisi ini menyebabkan volume ekspor kopi Jawa Tengah meningkat. Namun hal itu tidak sepenuhnya terjadi karena negara lain juga mengalami hal yang sama seperti Indonesia dimana mata uangnya juga mengalami depresiasi. Krisis global membuat daya beli masyarakat di setiap negara pada umumnya menurun. Sehingga Depresiasi tidak serta merta membuat volume ekspor kopi Jawa Tengah meningkat.

commit to user

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait