• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

3. Fungsi senjata

Fungsi senjata tradisional bugis bone memiliki beberapa fungsi atau kegunaan sebagai berikut:

a. fungsi sebagi senjata

fungsi senjata tradisional Bugis Bone adalah sebagai senjata untuk membela diri atau untuk digunakan ketika menghadapi duel. kawali dan senjata lainnya yang dipakai biasa dilengkapi dengan racun yang dioleskan pada bilah senjata atau besihnya. Namun, kadar racun tersebut tergantung tujuan pengguna senjata itu sendiri, apakah untuk membunuh atau hanya untuk sekedar berduel dalam pertarungan senjata yang memeng sengaja akan digunakan untuk membunh lawan tentu saja kadar racunnya lebih tinggi dari pada senjata yang dipakai untuk berduel. Sedangkan senjata untuk digunakan berduel kadar racunnya lebih rendah atau terkadang tidak terkandung racun sama sekali jika tujuannya untuk melukai musuhnya. Sasaran utama pengguna senjata dalam pertarungan biasanya untuk menikam atau menebas pada bagian tengkuk lawan sehingga ujung senjata dibuat keras. Bentuk senjata didesai pula untuk mengiris dan oleh karena itulah bagian sisi senjata biasanya sangat tajam.

b. Fungsi sebagai identitas diri

Menurut pandangan orang Bugis Bone, setiap jenis senjatamemiliki kesaktian atau kekuatan gaib. Kekuatan ini dapat mempengaruhi kondisi, keadaan, dan proses kehidupan si pemilik senjata seperti kawali. Selaras dengan hal itu, terdapat kepercayaan dalam keyakinan pada masyarakat bugis

bone bahwa senjata atau kawali juga mampu mendatangkan ketenangan dan kedamaian lahir maupun batin, kesejatraan, sertah kemakmuran.

Sebagai senjata atau kawali dipercayai pula dapat mendatangkan kesusahan, kemalaratan, kemiskinan, atau kesensaraan bagi orang yang memilikinya namun tidak benar dalam penggunaanya. Dengan demikian senjata atau kawali tidak hanya difungsikan sebagai senjata untuk membela diri dari suatau komunitas etnis atau kelompok adat dan hal itu sedah berlangsung sejak berabad- abad yang telah lampau.

c. Fungsi sebagai benda pusaka

Senjata atau kawali Bugis Bone dapat juga berfungi sebagai benda pusaka namun biasanya berlaku bagi senjata yang berusia lama mengandung nilai historis tertentu. Senjata sebagai benda pusaka pada umumnya dikeramatkan dan disucikan. Akan tetapi senjata dalam kategori ini tidak boleh digunakan untuk bertaraung, apa lagai sampai membunuh lawan. Diyakini bahwa senjata pusaka dari sarungnya maka senjata tersebut akan meminta korban lagi sebagi “makanan”nya. Selain itu, senjata pusaka biasanya berwujud lebih indah dan lebih halus terkadang diberi tambahan ornament dari emas atau permata.

d. Fungsi sebagai peralatan sehari-hari

Fungsi senjata atau kawali, tobak dan parang bagai oanga Bugis Boen sebagai peralatan sehari-hari juga menjadi fungsi utama selain sebagai senjata, sejak zaman dulu orang-orang Bugis Bone menggunakan tombak sebagai alat

untuk berburuh hewan liar maupun mencari ikan dilaut serta di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Fungsi sebagai peralatan dalam upacar adat Bugis Bone

Pada zaaman dahulu, senjata atau kawali juga menjadi salah satu peralatan yang dipakai dalam ritual pelaksanaan upacara adat, misanya digunakan pada saat proses benyembelihan hewan korban, oleh karena itu, kawali juga menjadi sebagai benda yang suci dan harus dibersikan pada saat-saat tertentu selain itu, kawali juga salah satu pelengkap dalam event-event adat bugis lainnya misalnaya pada saat pelaksanaan upacar pernikahan dan upacar pelantikan raja-raja Bone.

f. Fungsi sebagai asesoris atau cenderamata

Seiring dengan perkembangan zaman, kawali atau senjata Bugis Bone lainya salah satu senderamata yang banyak diminati oleh para wisatawan sebagai oleh-oleh khas dari tanah Bugis Bone, kawali sebagai komoditas wisatawan ini tentunya tidak mengandung unsur-unsur megis tentu dan diasanya di produksi dalam jumblah yang banyak dalam bentuk tiruan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis-jenis senjata tradisional bugis bone memiliki banyak jenis berdasakan motif sugesti kegunaanya, kawali atau badik, bangkung atau parang dan du’ru atau tombak terdiri dari beberapa jenis pengkategorian, dibagi menjadi dua yakni mendatangkan manfaat bagi pemiliknya dan menimbulkan kerugian bagi pemiliknya.

2. Bentuk senjata terdisional bugis bone bermacam-macam dan memiliki bentuk yang khas dan dikembangkan oleh masyarakat bugis bone seperti kawali atau badik, bangkung atau parang dan du’ru atau tombak di buat menjadi bersisik tajam tunggal atau ganda seperti tappi keris bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan motif atau pamor.

3. Fungsi senjata tradisional bugis bone ada beberapa kategori yaitu: a. Fungsi sebagai senjata

b. Fungsi sebagai identitas diri

c. Fungsi sebagai peralatan dalam upacara adat d. Fungsi sebagai benda pusaka

e. Fungsi sebagai peralatan sehari-hari f. Fungsi sebagai asesoris atau cenderamata

B. Saran

Senjata tradisional merupakan sesuatu hal yang sangat berharga dalam suatau kelompok masyarakat, olehnya itu penulis menyarankan agar setiap masyarakat mempertahankan, menjaga, melestarikan dan memelihara senjata tradisional tersebut agar tetap ada sampai kapanpun.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, s. (1998). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Ashari, Meisar, 2013. “Estetika ornament Makam Raja-raja Bugis di Sulawesi

Selatan”, Tesis S2, Surakarta: institute seni Indonesia ISI.

Bastomi, Suwaji. 1982. Seni Kriya Apresiasi dan perkembangan.Semarang : IKIP Semarang Press

Deapartemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud

Dharsono. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.

FKIP Unismuh Makassar. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.

Haryanto, Satriyo.(2006). Bentuk dan Fungsi Benda budaya di daerah Jawa Barat. Skripsi Pendidikan Seni Rupa UPI Bandung : 2006

Harsrinuksmo, Bambang dan S Luminto, 1988, Ensiklopedi Budaya Nasional, Keris dan Senjata Tradisional Indonesia lainnya, PT Temprint, Jakarta Helen Ibbits Son Jessup, 1990, Court Arts Of Indonesia, The Asia Socieety

Galleries, New York

Joop Ave, 1998 The Crafts of Indonesia, British Library cataloguing in publication data The crafts of Indonesia 1. Indonesia. Crafts. 680,9598. Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2012. Metode Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima

Nusantara.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Situmorang. 2008. Bentuk ruang dan tatanan. Jakarta: Francis D.K. ching

Suryahadi. A. Agung (2008). Seni Rupa Menjadi Sensitip, Kreatif. Apresiatif, dan Produltif. Jakarta :2008

Sutopo. 2006. Observasi. Jakarta: Gramedi Pusataka Utama

Sri Hermawati Dwi Ariani, Dkk. (2008). Seni Budaya Jilid 2. Jakarta. 2008 Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Van Der Hop. (1949). Ragam-Ragam Perhisan Indonesia. Koniknkljk Bataviaasch Genootshap: 1949

Wiyoso Yudo septro, 1983. Seni Kerajinan Indonesia, Jakarta : Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

[Online]. Tersedia “ http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=seni-_tradisonal&oldid=4061543”html. [02.00.15 pebruari 2015] [Online]. Tersedia “

http//www.academi.edu/5779207/MACAM_MACAM_SENJATA_Tradisi onal_indonesia [02.35. 15 pebruari 2015]

[Online]. Tersedia “ http//planet-berita.blogspot.com Mengenal Senjata Tradisonal Paling Populer di Indonesia [02.35. 15 pebruari 2015] [Online]. Tersedia “id.wikipedia.org/wiki/badik [10.45. 16 pebruari 2015]

ORMAT OBSERVASI

No. Observasi Deskripsi Data

1. Jenis-jenis senjata tradisional bugis bone

………... ………... ………... ………... ………... ………... 2. Bentuk senjata tradisional bugis bone ………...

………...

………...

3. Fungsi senjata tradisional bugis bone ………...

………...

………...

DATA INFORMAN

No. Nama Alamat Pekerjaan

1. Panre. Saing Desa paccing, kecamatan awangpone, kabupaten bone

Panre bessi atau pandai besi

2. Panre. Baco Desa lappo ase,

kecamatan awangapone, kabupaten bone

Panre bessi atau pandai besi

FORMAT WAWANCARA

Wawancara yang telah dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian yang berjudu senjata tradisional bugis bone (studi analisi jenis, bentuk dan fungsi). Wawancara yang telah dilakukan pada beberapa paner atau pandai besi dan pencinta senjata tradisional bugis bone.

Adapun proses pertanyaan dalam format wawancara yang telah diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Ada berapa jenis senjata tradisional bugis bone? 2. Apa saja bentuk senjata tradisional bugis bone? 3. Bagaimana fungsi dari senjata tradisional bugis bone?

RIWAYAT HIDUP

A.MUH.KHUWAIS AL QARNI, lahir pada tanggal 31 Desember 1991 di. Watampone. Anak ke tiga dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Andi.Patawari,S.Pd.I dan Ibunda Andi.Muliana, jenjang pendidikan formal yang di tempuh, Sekolah Dasar di SD INPS 6/75 Paccing Awangpone Kabupaten Bone. tamat pada tahun 2004, kemudian Penulis melanjutkan Pendidikan di SMPN 3 Watampone tamat pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan Pendidikan di SMAN 1 Awangpone tamat pada tahun 2010. kemudian penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Di akhir studinya penulis menyusun skripsi dengan judul Studi Tentang “Senjata Tradisional Bugis Bone Sulawesi selatan (Studi Analisis Jenis, Bentuk dan Fungsi)”

Dokumen terkait