• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.3 Fungsi Tataniaga Pada Setiap Lembaga Tataniaga

6.3.1 Fungsi Tataniaga di Tingkat Petani

Fungsi tataniaga tomat di tingkat petani di Desa Tugumukti bervariasi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kesepakatan atau kerjasama antara petani dengan masing-masing lembaga tataniaga yang menampung hasil panen tomat mereka. Kondisi ini terlihat pada tiap-tiap kelompok petani, dimana secara umum dalam melakukan aktivitas tataniaga tomat petani responden di Desa Tugumukti terbagi menjadi tiga kelompok besar. Tiga kelompok itu adalah kelompok petani yang menjual tomat kepada PKPAB (5%), petani yang menjual tomat kepada PBPIC (90%), dan petani yang menjual tomat kepada PBPIK (5%).

Tabel 21. Biaya Tataniaga per Kilogram Grade Tomat di Tingkat Petani (Rp/Kg) Uraian Kegiatan

Saluran I & II (Rp/Kg)

Saluran III dan IV (Rp/Kg)

Saluran V dan VI (Rp/Kg)

A B C A B C A B C

Sortasi & Grading 0 0 0 75 75 75 0 0 0 Pengemasan 0 0 0 226,25 226,25 226,25 0 0 0 Pengangkutan 0 0 0 200 200 200 200 200 200

Total Biaya 0 0 0 501,25 501,25 501,25 200 200 200

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh petani yang menjual tomat kepada PKPAB salah satunya adalah fungsi pertukaran, berupa aktivitas penjualan tomat kepada PKPAB. Di samping itu, petani juga berperan dalam melakukan fungsi fasilitas berupa aktivitas penanggulangan risiko. Risiko dalam proses tataniaga yang dihadapi oleh petani ini berupa risiko harga jual tomat PKPAB yang fluktuatif yang nantinya berdampak pada penerimaan petani. Petani melakukan tawar-menawar harga kepada PKPAB saat transaksi jual-beli berlangsung, walaupun pada akhirnya PKPAB yang membuat keputusan harga. Berdasarkan informasi yang diperoleh, petani juga melakukan budidaya dan menjual jenis sayuran lain selain tomat untuk meminimalisir risiko penurunan pendapatan akibat dari risiko harga yang diterima petani. Di samping itu, petani juga melakukan aktivitas pembiayaan dimana dana yang dibutuhkan selama proses produksi sampai ke penjualan berasal dari hasil panen sebelumnya ditambah dengan uang tabungan petani dari hasil bekerja di bidang lain walau terkadang petani terpaksa meminjam uang kepada PKPAB apabila dana yang ada tidak

77

mencukupi untuk budidaya tomat. Kadang-kadang petani juga melakukan aktivitas pencarian informasi terkait kondisi pasar kepada sesama petani. Fungsi- fungsi tataniaga inilah yang dilakukan pada tingkat petani yang menjual tomatnya kepada PKPAB. Berbeda halnya dengan fungsi tataniaga yang dilakukan di tingkat petani yang menjual tomat kepada PBPIC.

Petani yang menjual hasil panen tomatnya kepada PBPIC melakukan fungsi tataniaga relatif lebih banyak dibandingkan dengan petani lainnya. Petani melakukan fungsi pertukaran berupa aktivitas penjualan tomat kepada PBPIC dimana sebelumnya petani telah melakukan fungsi fasilitas berupa aktivitas

sortasi dan grading pada tomat hasil panen mereka dengan biaya Rp 75,00 per

kilogram. Setelah aktivitas sortasi dan grading dilakukan, maka fungsi fisik

berupa aktivitas pengemasan dengan menggunakan peti kayu juga dilakukan petani sebagai salah satu syarat kerjasama antara petani dan PBPIC. Aktivitas pengemasan ini membutuhkan biaya sebesar Rp 226,26 per kilogram. Fungsi fisik berupa aktivitas pengangkutan tomat dari Desa Tugumukti hingga sampai kepada PBPIC di pasar Cibitung juga menjadi tanggung jawab petani. Proses

pengangkutan ini dilakukan petani dengan menggunakan truk colt diesel dengan

muatan rata-rata enam ton dan pada prosesnya tidak hanya tomat yang diangkut pada proses pengangkutan, namun juga terdapat sayuran lain seperti buncis, brokoli, bunga kol, cabe keriting, dll. Proses pengangkutan ini menghabiskan biaya sebesar Rp 200,00 per kilogram tomat. Biaya pengangkutan ini telah ditentukan oleh pemilik kendaraan (PBPIC). Petani juga dihadapkan pada risiko- risiko yang mungkin terjadi selama proses pengangkutan dari petani hingga kepada PBPIC dan risiko harga jual tomat juga menjadi tanggungan petani karena sistem jual-beli yang berjalan tidak memberikan kepastian harga kepada petani di awal transaksi, melainkan harga dan pembayaran akan ditentukan dan dilakukan oleh PBPIC setelah tomat dijual di pasar. Pembayaran ke petani paling lambat dilakukan sehari setelah petani mengirim tomat dengan menyertakan nota jual- beli. Petani melakukan aktivitas pembiayaan selama proses produksi yaitu dengan menggunakan pendapatan dari hasil panen sebelumnya yang ditambahkan dengan tabungan petani dari usaha lainnya. terkadang juga petani harus meminjam uang kepada PBPIC untuk membatu mereka dalam membiayai usahatani. Aktivitas

berupa pertukaran dan pencarian informasi pasar kadang-kadang dilakukan oleh petani dimana informasi yang dibutuhkan adalah harga tomat. Informasi tersebut diperoleh dari sesama petani yang telah menjual tomatnya ke pasar, walaupun pada kenyataannya informasi tersebut tidak bisa menjadi patokan harga yang pasti karena harga tomat di pasar yang cukup fluktuatif tiap harinya dan tidak adanya posisi tawar petani dalam melakukan tawar-menawar harga kepada PBPIC.

Petani yang menjual tomat kepada PBPIK juga melakukan beberapa fungsi-fungsi tataniaga. Petani melakukan aktifitas fungsi pertukaran berupa penjualan tomat kepada PBPIK langsung tanpa perantara. Dalam proses tataniaga yang berlangsung, petani juga melakukan fungsi fisik berupa aktivitas pengangkutan dari Desa Tugumukti hingga sampai kepada PBPIK di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dengan biaya sebesar Rp 200,00 per kilogram. Biaya

pengangkutan ini ditentukan oleh PBPIK yang merupakan pemilik truk colt diesel

pembawa tomat ke pasar. Petani juga menanggung risiko harga tomat. Hal ini terjadi karena sistem penentuan harga dan pembayaran merupakan keputusan PBPIK. Harga tidak ditetapkan di awal transaksi oleh PBPIK melainkan ditetapkan setelah tomat dijual oleh PBPIK. Harga ini dicantumkan dalam nota jual-beli bersama sejumlah uang hasil penjualan tomat yang selanjutnya nota dan uang ini diberikan kepada petani. Petani kadang-kadang melakukan pertukaran informasi pasar dengan sesama petani maupun pedagang, khususnya informasi terkait harga tomat di pasar. informasi ini sekiranya sangat penting bagi petani untuk memperhitungkan besaran pendapatan yang mungkin akan diterima.