tokoh • What
Bagian ini menceritakan tentang kehidupan Chairul Tanjung dari semasa kecil hingga menjadi sososk Chairul Tanjung yang penuh dengan ketekunan.
• Where
Penulis hanya menuliskan tempat tinggal tokoh dalam Buku Biografi tersebut dilahirkan di Gang Sempur II dan dibesarkan di Gang Sempur IV Kemayoran, jakarta.
• When
Saya dilahirkan Pada 18 Juni 1962 hingga tahun 1975, saya masih duduk di bangku kelas IV SD.
• Why dan how
Pola pendidikan yang diterapkan orang tua saya lebih kepada tingkah laku seperti pola orang tua pada zaman dulu pada umumnya, lebih kepada bentuk dan contoh yang konkret. Saya anggap semua hal, baik formal dan
informal, merupakan proses pendidikanyang terasakan manfaatnya sampai sekarang. Beliau menempatkan pendidikan formal maupun informal anak – anaknya di atas segalanya. Terima kasih Bapak, terima kasih Ibu.
Tematik • Saya masih memiliki kegigihan, kedisiplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha yang gagal tersebut.
• Hampir semua tempat tinggal kami waktu kecil merupakan lingkungan keras.
Retoris • Leksikon
Terbiasa berpindah – pindah seiring pasang surut perekonomian keluarga.
• Bapak terlalu idealis • Metafora
Pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas
menggelamkan.
Bagian Sepuluh
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Suatu hari malam takbiran saat saya masih kelas dua SMP. Waswasmenunggu bapak yang belum juga pulang. Saya sendiri menunggu beliau di ujung gang seraya berdoa semoga beliau kali ini membawa uang untuk membayar zakat fitrah kami sekeluarga.
• Beberapa kali air mata ini sempat menetes. Sangat sesak rasanya, alhamdulillah, menit – menit trakhir menjelang Id akhirnya pulang dan memberi sejumlah uang untuk membayar zakat kami.
Chairul Tanjung (bagian satu) • What
Chairul tanjung yang pada saat itu menunggu bapak untuk membawa sejumblah uang beberapa kali meneteskan air mata karena beberapa kali ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan memberi keluarga kami zakan , saya tolak.
• Where
Mengambil latar gang mesjid di Batutulis • When
Saat saya masih kelas dua SMP dan pada malam takbiran pada tahun 1984.
• Why dan how
Terus terang kejadian itu masih membayang hingga kini dan tidak akan mungkin lupa hingga kapan pun. Kejadian yang tak terlupakan dan membekas aat masih kecil itu kemudian menjadi landasan kehidupan saya berikutnya. Keputusan pelaksanaan program Bank Mega Berbagi pada saat krisis ekonomi tahun 1998 juga antara lain didasarkan pada pengalaman batin yang saya alami waktu kecil.
Tematik • Menunggu bapak pulang demi zakat fitrah
• Kejadian yang tak terlupakan dan membekas saat masih kecil itu kemudian menjadi landasan kehidupan saya berikutnya.
Retoris • Leksikon
Beberapa kali air mata ini menetes, sangat sesak
rasanya.
Ada tetangga yang memperhatikan dan sempat akan
memberi keluargakami zakat, saya tolak.
• Metafora
Bagian Sebelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Bagian ini menceritakan tentang pergaulan dan aktivitas yang dilakukan Chairul Tanjung semasa memasuki SMP Van Lith. Karena sejak SD teman – teman saya mayoritas berusia jauh di atas dan terbiasa bermain dengan berbagai kalangan, hal ini mungkin merupakan salah satu dasar begitu mudahnya saya berbaur dengan semua teman baru di SMP.
• Ketika di SD saya aktif di peramuka sebagai siaga. Kegiataan serupa saya lanjutkan ketika di SMP menjadi peramuka penggalang.
• Dilanjutkan kegiatan yang dilakukan, setiap peringatan 17 Agustus, sekioah kami selalu mengadakan berbagai perlombaan antar kelas. Prita salah seorang teman sekelas, memiliki kakak kandung seorang guru teater dan dia mengusulkan agar berlath kepadanya.
• Karena intens bertemu dan berlatih drama bersama, persahabatan saya engan Bambang mulai dekat. Selain itu ada Beni . saya dan Beni sering sekali menginap di rumah Bambang.
Skrip • Who
Chairul Tanjung (bagian satu) Prita, seorang teman sekelas tokoh Yan Drayono, guru teater
Bambang, Beni, Dewi, Retno, Eca, Bramundito, Basrizal, merupakan teman – teman yang bergabung
dalam teater. • What
Bagian ini meceritakan kegiataan yang dilakukan Chairul Tanjung dalam berbagai kegiataan, dan
pergaulan selama memasuki SMP • Where
SMP Van Lith di Jalan Gunung Sahari Nomor 91. Tebet Barat 8.
• When
Pada acara peringatan 17 Agustus 1976, peringatan kemerdekaan indonesia ke -31
• Why dan how
Pada aat itu setiap peringatan 17 Agustus, sekolah kami selalu mengadakan berbagai perlombaan antar kelas. Belum ada terpikirkan mengadakan apa pada waktu itu. Prita, memiliki kakak kandung guru teater dan dia mengususlkan agar kami berlatih kepadanya. Yang terdiri dari beberapa, salah satunya Bambang dan prita sendiri. Karena intens pertemua dan berlatih sehingga membuat saya akrab dengan Bambang dan lainnya, sehingga sering kali saya menginap dirumah Bambang dan berkenalan pada orang tua Bambang. Saat menginap dirumah Bambang, di saat itulah saya merasakan betapa nikmatnya tidur di atas kasur empuk dan wangi.
Tematik • Kronologis tentang pertemanan dan sosialisasi Chairul Tanjung terhadap temannya
• Selagi saya makan, tidaklah mungkin kalian kelaparan.
Retoris • Leksikon
Kami tertawa lepas berlanjutan menertawakan kelakuan norak semasa kecil.
Bagian Duabelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Bagian ini melanjutkan dari bagian sebelumnya disini menceritakan tentang ketertarikan Chairul Tanjung dalam teater dan ilmu yang didapatkannya. Sejak SMP kelas II, saya menemukan ketertarikan pada seni drama karena itu kemudian saya belajar soal teater hingga SMA kelas II kepada Mas Yan Daryono.
• Selepas sekolah, sekitar pukul satu siang, semua sudah berkumpul di Utan Kayu, diawali latihan meditasi. Mengatur napas, mengosongkan pikiran, dan fokus. Mengingat kembali apa yang dikerjakan sejak bangun tidur hingga saat itu.
• Diskusi kami memang terlalu serius bagi anak – anak usia kami saat itu. Kami pelajari filsafat, yang saat itu tidak menyeramkan seperti saa ini.
• Pengaruh teater sejak SMP II kamin sering diberikan pelajaran yang seharusnya, pada pendidikan formal, baru diberikan pada jenjang S-1 bahkan S2, menjadikan kami merasa lebih dewasa saat itu.
• Kami juga diajari mengeksplorasi ruang, horizontal, diagonal. Bagaimana mempelajari ruangan ini, terdapat energi didalam ruang, ada energi bentuk, rasakan dengan gerak tangan.
Skrip • Who
Chairul Tanjung (bagian satu) Mas Yan Drayono guru teater
• What
Bagian ini menceritakan ketertarikan Chairul Tanjung dalam teater dan manfaat dari kegemarannya mengeluti teater
• Where Di Utan Kayu • When
Sejak SMP kelas II hingga memasuki SMA kelas II • Why dan how
Sejak SMP kelas II, saya menemukan ketertarikan pada seni drama karena itu kemudian saya belajar soal teater hingga SMA kelas II kepada Mas Yan Daryono. Nama teaternya Gothra Athidira, berasal dari bahasa sansekerta, yang artinya ’berani dan jujur’. Tempat saya belajar teater di Utan Kayu. Awal pertemuan yang diperbanyak adalah diskusi tentang apa pun, kebanyakan serius dan sangat serius. Lalu dilanjutkan dengan belajar membaca, membuat kliping, dan berbicara lancar. Awalnya aneh, karena dalam pengetahuan saya, anak SMP berusia belasan tahun, teater identik dengan kesenian. Tari-tarian, seni vokal, membuat dan membaca puisi, dan sejenisnya. Hingga kemudian Mas Yan menjelaskan metode belajar seperti itu.
Tematik • Saya senang membaca, mungkin karna sering menemui perihnya kehidupan menjadikan saya serius memandang segala sesuatu dan lebih peka dibandingkan teman saya lainnya.
Retoris • Leksikon
Di Utan Kayu, kami bahkan bisa ngobrol dan
nongkrong hingga pukul sembilan malam.
Bagian Tigabelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Masih di teater, setelah banyak berdiskusi bahan-bahan pelajaran berat yang tidak pernah diajarkan secara formal di sekolah, kami selalu diminta untuk berkontemplasi. Disuruh membuat lagu sendiri dan improvisasi bernyanyi memerankan sosok Leo Kristi, Ebiet G. Ade, dan lain-lain.
• Macam-macamlah kelakuan kami ini. Di bawah rindangan pohon mangga merupakan lokasi latihan yang paling saya suka. Seolah memerankan pengembala asyik meniup seruling di atas pundak kerbau di tengah sawah. Menyaksikan kegilaan seperti ini, Mas Yan terbahak, “Besok kita ngamen yuk,” ajaknya. Wah, seru sepertinya.
• Berkemah suatu ketika kami diajak berkemah selama tiga hari, jukmat, sabtu, dan minggu. Berlatih di alam terbuka ke gunung gede, sukabumi.
• Baca puisi Rendra, tahun 1979, saat saya duduk di kelas II SMA, Rendra baru saja keluar dari tahanan tanpa sebelumnya melewati proses pengadilan. Tak ada tempat yang mau memberikan dia kesempatan untuk berekpresi. Saat itu kami bermaksud mengadakan pementasan bersama Rendra.
Skrip • Who
Chairul Tanjung (bagian satu)
Mas Yan guru teater (bagian duabelas) Rendra bintang tamu dalam pegelaran teater
Monang Pakpahan, Ade Herman teman teater
• What
Bagian ini melanjutkan bagian sebelumnya, yang menceritakan sosok Chairul Tanjung dalam dunia teaternya.
• Where
Gunung Gede, sukabumi. Daerah purbowati Di Aula Kampus Trisakti
• When
Pada tahun 1979. • Why dan how
Kronologis menceritakan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam mempelajari teater, berbagai macam kegiatan seperti mengamen dengan hasil yang diperoleh dikumpul dan dibagi rata untuk makan bersama dengan tukang becak.
Berkemah bersama teman – teman teater dan melakuikan pementasan baca puisi Rendra.
Tematik • Hampir ditangkap laksus karena ngamen
Retoris • Uang hasil mengamen, kami kumpulkan, dibagi rata
untuk makan bersama tukang becak, tukang bajaj di sekitar warsed, atau makan lesehan di depan kompleks kehakiman Utan Kayu.
Bagian Empatbelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Bagian ini menceritakan pertemuan Chairul Tanjung dengan teman – temannya semasa mengeluti teater. Tahun 1987 saya kembali bertemu Mas Yan saat Mas Yan mengelola sebuah majalah di Hotel Hilton (kini Hotel Sultan),dan kebetulan sedang mengikuti acara Bajar Indonesia disana. Saya masih berkantor di daerah Kota, gedung panjang sebutanya. Itu hanya alamat kantor karena saya jadikan dimana pun sebagai kantor.
• Dalam satu acara, tanpa sengaja saya bertemu Monang. Dia berbisik menggoda saya”, ini didepan banyak orang, bercandanya jangan seperti anak SMA lgi”, kata saya waktu itu.
Skrip • Who
Chairul Tanjung( bagian satu) Mas Yan, Monang (bagian satu)
• What
Bagian ini menceritakan pertemuan Chairul Tanjung dengan teman – temannya semasa mengikuti teater di Utan Kayu.
• Where
Di debuah Hotel Hilton ( kini Hotel Sultan) • When
Pada Tahun 1987 • Why dan how
Tahun 1987 saya kembali bertemu Mas Yan saat Mas Yan mengelola sebuah majalah di Hotel Hilton, dan kebetulan sedang mengikuti acara Bazar Indonesia di sana. Saya masih berkantor di daerah kota, gedung panjang sebutannya. Itu hanya alamat kantor saya
jadikan dimana pun sebagai kantor. Kami bertemu di Restoran Peacock, lantas ngobrol di pinggir danau buatan di bawah pohon kamboja, mirip rumah – rumah bali. Kali ini posisinya terbalik, saya ajari Mas Yan berbisnis dengan manfaatkan relasi.
Tematik • Pelajaran semasa teater merupakan salah satu proses pendidikan yang benar – benar saya pegang
• Kali ini posisinya terbalik, Saya mengajari Mas Yan berbisnis dengan manfaat relasi.
Retoris • Kemampuan diri untuk meminimalkan publikasi diri sendiri. Manusia menjadi tinggi karena publikasi, saat sudah begitu rasa sakit saat jatuh menjadi tak
terperi.
Bagian Limabelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Bagian ini menceritakan proses kehidupan tokoh dalam melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, belumlah genap berlangsung selama tiga bulan berlangsung selama tiga bulan, belum juga penjurusan, Pak Ganjar sebagai guru biologi sudah memberikan tugas aneh – aneh. Penelitian di lapangan, dan ini tidak sekitar sekolah, tetapi di pelosok Ciapus, Bogor. Dan pada saat itu Pak Ganjar menyuruh salah satu murid Budi Siahan untuk membeli tali tambang untuk persedian praktikum.
• Kalau saja berinisiatif menawar harga tambang, dipastikan es shanghai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan ludah ditenggorokan.
Skrip • Who
Chairul Tanjung (bagiahn satu) Pak Ganjar guru Biologi tali tambang
Budi Siahaan salah satu siswa yang disuruh untuk
membeli tali tambang. • What
Pada waktu itu Pak Ganjar selaku guru Biologi memberi tugas penelitian, karena melihat rute perjalanan yang sulit maka dibutuhkan tali tambang • Where
SMA 1 Boedi Oetomo Proyek Senen
• When
Pada Tahun 1978 saat melakukan pendidikan di SMA 1 Boedi Oetomo.
• Why dan how
Di kelas Pak Ganjar memutar beberapa filem pendek, berisipengalaman kakak kelas yang tahun lalu melakukan penelitian, dari filem tersebut gambar bahwa rute menuju lokasi praktikum harus dilalui dengan berjalan kaki melewati medan lumayan berat. Sekitar pukul dua siang, kami sampai di Proyek senen. Dikolong jembatan terdapat restoran kolong sejuk menjual Bakmi dan es sanghai yang terkenal pada tahun 1978.
Karena menginginkan bakmi dan es sanghai tawar menawar terhadap tali tambang sunguh lama dan alot hingga akhirnya penjualan menurunkan harga, sehingga kami bisa merasakan Bakmi dan es sanghai
Tematik • Kalaun saja tidak berinisiatif menawarb harga tambang, dipastiakanes sanghai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan ludah di tenggorokan.
Retoris • Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan. Itu mungkin insightnya jika saya simpulkan.
• Grafis
Terdapat gambar Chairul Tanjung dalam melakukan penelitian biologi
Bagian Enambelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Tanpa almamater kita tak seperti ini, bagian ini mengisahkan perjuangan Chairul Tanjung dan teman – temannya membangun silahturahmi terhadap alumni dan pembangunan SMA Boedi Oetomo.
• SMAN 1 Boedi Oetomo, jakarta, merupakan salah satu sekolah terbaik pada zamannya. Sejak tahun 1949, SMAN 1 Boedoet menempati gedung peningalan Belanda yang diperkirakan telah didirikan sejak tahun 1889.
• Lulusannya tersebar dimana – mana. Ada yang menjadi politis, anggota TNI Polisi, pegawai pemerintahan, pegawai swasta, dan lain – lainnya. Sebut saja di antaranya Prof. Dr. J.B. Sumarlin hingga Pia Alisjahbana; dari Adang Daradjatum (mantan wakil kepala Polri) hingga Chappy Hakim (mantan kepala staf TNI Angkatan Udara). Karena itu sekolah ini pernah begitu jaya. Tidak lupa, kecuali Tommy Soeharto dan Mamiek, semua putra putri Pak Harto juga bersekolah disini.
• Reuni angkatan tahun 1993, diadakan reuni pertama angkatan 1981 di Ballroom Hotel Indonesia panitia mencatat, dari total 900 orang lulusan, saat itu hadir 500 hingga 600 orang. Angkatan 1981 terdiri dari kelas IPS (5 Kelas) dan kelas IPA (11 Kelas).
• Upaya mempererat silahturahmi, beberapa kali acara reuni dilakukan pada masa kepemimpinan Pak Siswono, seperti di TMII, Cibubur, bahkan pernah diadakan di Manggala Wana Bakti. Ikatan Alumni ini sudah bagus, tapi masih kurang gereget. Gap lebar masih dirasakan antara lulusan paling senior dan lulusan paling junior, belum sepenuhnya menyatu mewujudkan sebuah ikatan yang benar – benar kuat. • Membenahi infrastruktur pekerjaan pertama yang saya
anggap paling penting adalah pembenahan infrastruktur dan fasilitas sekolah
• Hasil kerja sama. Dalam kesempatan pertemuan, baik informal maupun acara reuni, saya selalu tekankan bahwa berbagai perubahan hasil kerja sama semua, bukan kerja satu orang saja. Tanpa ada ikatan alumni yang struktur dan kebanggaan yang terbangun dan terus dipertahankan, mustahil berbagai perbaikan ini mampu diwujudkan.
Skrip • Who
Chairul Tanjung dan para Alumni SMAN 1 Boedi
Oetomo • What
Bagian ini menceritakan tentang pembangunan SMAN 1 Boedi Oetomo yang hampir merosot jauh dari pada sekolah lainnya, sehingga terjadi reuni yang memperketat talisilaturahmi antara alumni sehingga terjadinya pembangunan SMAN 1v Boedi Oetomo. • Where
Di SMAN 1 Boedi Oetomo, jalan Budi Utomo nomor 7, sawah besar, jakarta
• When
• What
Saya khawatir Boedoet pun akan dipindahkan ke daerah pinggiran jakarta. Jika terjadi, alasan dipindahkan sudah cukup jelas. Menempati bangunan bersejarah dan prestasi sekolah tidak membanggakan. Agar sekolah tersebut tidak dipindahkan, tidak cukup mengandalkan kekuatan alumni yang terdiri dari banyak sekali kawan – kawan dengan predikat bergengsi. Gedung sekolah harus bagus, tidak kumuh, agar bisa menyatu dengan perkembangan gedung – gedung sekitarnya. Untuk hal ini diperlukan biaya yang besar.
Reunian kali ini tujuannya adalah pengalangan dana semuannya setuju.
Tematik • Di luar keunggulan, harus diakui bahwa Boedoet memang terkenal keras
Retoris • Leksikon
Pekerjaan ini tidaklah mudah karena kami telah menyebar di mana – mana dan tidak berstruktur • Grafis
Terdapat gambar Reuni Akbar Alumni SMA Negeri 1 Boedi Oetomo tahun 2007 masuk dalam Museum Rekor Indonesia (Muri)
Bagian Tujuhbelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksi • Salah satu anggota grup fisika di KIR jaya adalah Abdul Azis. Dia merupakan wakil dari SMAN 8 Jakarta dan masih kelas satu meski pun usianya satu tahun lebih tua dari saya. Kegiatan pat dan penelitian KIR kami lakukan di LIPI di jalan Cik Ditiro, jakarta.
• Hasil diskusi internal grup fisika, kami menepatkan Mijen di Semarang sebagai lokasi untuk kegiatan bakti sosial. Mijen merupakan sebuah kecamatan di bagian barat daya kota Semarang. Di daerah pertanian dengan ketinggian 200 hingga 400 meter dari permukaan laut ini banyak penduduknya memerlukan air.
Skrip • Who
Chairul Tanjung (bagian satu)
Abdul Azis salah satu anggota grup fisika
• What
Bagian ini menceritakan pengalaman tokoh melakukan penelitian dan dilanjutkan lebih sentimatis di KIR Jaya dalam pengabdian kepada masyarakat.
• Where
Mijen di Semarang bagian barat daya kota semarang. • When
Pada tahun 1979 • Why dan how
Dalam kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Jaya, saya terpilih mewakili SMA 1 Boedoet beberapa teman lainnya. Tepatnya pada tahun 1979 saat saya duduk dikelas dua SMA. KIR Jaya merupakan gabungan dari beberapa sekolah terbaik di Jakarta, seperti SMAN 1 Boedoet, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 7, SMAN 8 dan SMAN 10. Setiap sekolah mengirim tiga hingga empat orang sebagai perwakilan. Kemudian kami semua dikelompokan kedalam grup kecil yang terdiri dari grup matimatika, grup biologi, grup kimia, dan grup fisika. Saya sendiri masuk ke dalam grup fisika, dan di percaya teman – teman dan panitia sebagai pemimpin grup tersebut.
Tematik • Pendidikan informal di teater sejak SMA, dilanjutkan lebih sistematis, dilanjutkan di KIR Jaya, merupakan salah satu landasan landasan pembentukan tentang sikap, karakter, kepedulian dan soal transfer ilmu pengetahuan.
Retoris • Kepedulian dan berbagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat tidak harus menunggu hingga dewasa.
Bagian Delapanbelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Bagian ini menceritakan tentang kronologis perusahaan yang berawalkan rencna pabrik sepatu, malah jadi pabrik sandal. Bermula pada tahun 1987, kala itu saya menjadi kontraktor dengan membangun pabriki sumpit di Citeureup, Bogor.
• Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang meski proses panjang telah direntang. Baru selesai setengah jalan, ternyata pemilik pabrik tersebut bangkrut. Tertekan? Tentu saja. Saya hanya bisa pasrah.
• Namun, di saat yang sama, saya juga mendapatkan pekerjaan renovasi sebuah pabrik sepatu di Kapuk Muara. Pabrik itu dipunyai pemilik sepatu Kasogi. Selama pengerjaan renovasi pabrik ersebut, saya berkenalan dengan seorang kelahiran Taiwan berkebangsaan Singapura, Michael Chima, seorang tehnical assistant.
• Kenapa kamu tidak membuka pabrik sepatu saja sekalian? Tanya Chaim kepada saya waktu itu. Modalnya besar, dari mana saya dapat uang, sementara salah satu proyek saya bangkrut.
dua orang kawan. Betul, awalnya membuat pabrik sepatu esuai arahan Chaim, bila kemudian di akhir cerita malah berakhir menjadi pabrik sandal.
Skrip • Who
Chairul Tanjung (bagian satu)
Michael Chaim, seorang kelahiran Taiwan
kebangsaan Singapura yang memberi ide kepada Chairul agar membuka pabrik sepatu
• What
Menceritakan kisah permulaan perusahan sepatu yang berakhir menjadi pabrik sandal.
• Where
Citeureup, Bogor • When
Pada tahun 1987 • Why dan how
Berawal dari bangkrutnya pabrik sumpit di Citeureup, Bogor. Chairul bertemu dengan Michael Chaim seorang kebangsaan Singapura. Kemudian Chaim memulai menghitung diatas ecarik kertas. Dia tampak serius. Tak lama kemudian dia mengeluarkan perhitungan modal yang dibutuhkan untuk pembuatan dan operasional awal pabrik sepatu seperti yang dia sarankan. Tertera angka Rp 150 juta.
Tematik • Betul awalnya membuat pabrik sepatu sesuai arahan Chaim, bila kemudian diakhir cerita malah berakhir menjadi pabrik sandal, entahlah.
Retoris • Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditentang,
Bagian Sembilanbelas
Struktur Hal yang Diamati
Sintaksis • Bagian ini dibuka dengan awal pertemuan Chairul Tanjung dengan istrinya. Anita putri jawa yang bersuara merdu pernah pula menjadi juara kedua di ajang lomba Menyanyi Solo Tingkat DKI Jakarta pada bulan juni 1980.
• Tidak sengaja bertemu beberapa tahun setelah lulus, secara tidak sengaja kami bertemu di sebuah restoran Bakmi Gajah Mada di kawasan jalan Thamrin, jakarta. • Memutuskan menikah sekitar dua tahun masa
pendekatan dan pacaran, saya anggap sudah cukup. Kami berdua memutuskan menikah pada tahun 1994. • Dua berkah awal tahun 1996, saya mendapatkan dua
kabar luar biasa baik dan bersamaan, diputuskan Bank Mega sebagai milik saya dan kehamilan istri saya yang mengandung anak pertama, Putri Indahsari.
• Selalu sempat berbincang kebiasaan sejak awal menikah hingga sekarang masih terus berlanjut. Sejak awal berdiri himgga kini, Anita pun hampir tak pernah absen menemani saya saat rapat kerja tahunan Bank