• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI PUSTAKA

2.4. Teori Arsitektural yang Relevan dengan Obyek

2.4.2. Galeri

Galeri pada perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas sebagai wadah tempat edukasi dimana pengunjung melihat-lihat pameran tentang lalu lintas di indonesia baik dari segi 2 dimensi berupa lukisan dan foto-foto kejadian lalu lintas maupun 3 dimensi berupa patung dan diorama.

Galeri yang berfungsi untuk mendukung kenyamanan pengunjung yang melihat objek-objek 2 dimensi dan 3 dimensi, perletakan lukisan pada ruang pamer galeri harus ditata dengan penataan yang baik, dan tidak menganggu sirkulasi. pada suatu kayafaktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan karya yaitu sebagai berikut:

A. Standar jarak pengamat terhadap objek

Gambar 2.23. Jarak Pandang Subjek ke objek

Sumber : Ernest dan Neufert, 2007

Gambar 2.24. Kemampuan gerak anatomi manusia Sumber: repository.usu.ac.id/, 2011

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 30

Gambar 2.25. Sudut pandang mata Sumber: repository.usu.ac.id/, 2011

Pada ruang galeri perlu menentukan sudut pandang yang tepat sehingga pengunjung dapat melihat benda-benda yang dipamerkan dengan jelas dan nyaman. Selain itu perletakan benda juga diatur dan disesuaikan menurut jenisnya.

Pada galeri perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas ruang-ruang yang ada diantaranya objek 3 dimensi yaitu diorama di dalam galeri ini dibuat untuk menceritakan cerita lalu lintas dengan suasana lalu lintas dan masalah-masalah lalu lintas. Cerita yang ditampilkan dengan menggunakan mediator replika miniatur transportasi kecil yang dibuat mirip seperti aslinya dan dibuat secara tiga dimensi. Karena miniatur iniukurannya kecil maka ruang yang digunakanpun juga kecil, luas ruangan kuranglebih 24 m2. Dioramadibuat peruangan, dan peruangan di buat dengan ceritayang berbeda-beda, ada lalu lintas darat, air dan udara.

Gambar 2.26. Jarak pandang mata terhadap lukisan Sumber: repository.usu.ac.id/, 2011

B. Sirkulasi

Faktor sirkulasi dalam galeri yang perlu diperhatikan dalam sirkulasi dan interior ruang pamer yaitu pencahayaan, kelembaban relatif dan suhu. Menurut Ching (2000), faktor yang berpengaruh dalam sirkulasi eksterior maupun interior yaitu pencapaian, aksen pintu masuk, konfigurasi jalur, hubungan jalur dan ruang, bentuk ruang sirkulasi. Sirkulasi pencapaian galeri harus diperhatikan dalam perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas. Pencapaian yaitu jalur yang ditempuh untuk mendekati atau menuju bangunan. Dalam hal ini pencapaian pada pusat rekreasi dan edukasi lau lintas menggunakan pola linier adalah jalan yg lurus yg dapat menjadi

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 31 unsur pembentuk utama deretan ruang. Tipe ruang ini biasanya menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu tata atur yang menyerupai sebuah garis lurus yang meneruskan fungsi dari ruang satu ke ruang yang lain sehingga terjadi interaksi tatap muka langsung antar keduanya.

gambar 2 27 sirkulasi pola linier sumber : ching, 2000

Pola liner dapat dibedakan menjadi Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang, Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, dan memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentukputaran (loop).

C. Pencahayaan

Cahaya pada ruang bertujuan menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang, sedemikian rupa sehingga ruang menjadi teramati dan terasakan secara visual suasana (Honggowidjaja, 2003). Cahaya diharapakan dapat membantu pemakai ruang dapat melakukan kegiatan dan aktivitasnya dengan baik dan juga terasa nyaman. Pada faktor pencahayaan dibagi menjadi 2 diantaranya :

1. Cahaya Buatan pada obyek

Lampu penyorot untuk objek-objek dalam galeri terdapat jarak pengerangan yang baik ditentukan sebagai berikut :

Gambar 2.28. Jarak penerangan yang baik Sumber : Ernest dan Neufert, 2007

Penerangan pada lukisan atau benda-benda yang menempel di dinding. Penerangan tersebut juga menyoroti objek sehingga objek yang berada di dinding terlihat lebih jelas dan sebagai point of interest didalam galeri tersebut:

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 32

Gambar 2.29. lampu sorot dinding Sumber : Ernest dan Neufert,1996

Selain bentukan 2 dimensi pada galeri barang-barang pamer, objek 3 dimensi memerlukan pencahayaan yang menyorot yaitu lampu yang menyorot terarah ke objek.

Gambar 2.30.Penerangan objek 3 dimensi yang terarah Sumber : Ernest dan Neufert, 1996

Dari gambar tersebut diperoleh data standar dimensi ruang dan standar jarak pandang ke obyek yang di pamerkan. Untuk mendukung kenyamanan pengunjung yang melihat obyek-obyek lukisan, perletakan lukisan pada ruang pamer galeri harus ditata dengan penataan yang baik, dan tidak menganggu sirkulasi.

2. Cahaya alami pada galeri

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman.

a. Cahaya alami pada Galeri

Terdapat dua bentuk dasar bukaan untuk memasukkan cahaya ke dalam ruangan, antara lain:

1) Side lighting

Bukaan yang ada di bagian samping ruangan adalah jendela. Perencanaan jendela harus dilakukan dengan hati-hati, karena perencanaan yang tidaktepat dapat menimbulkan silau dan suhu ruangan yang cenderung panas.

a) Penempatan jendela sebaiknya berada tinggi dari lantai dan tersebar merata (tidak hanya berada pada satu sisi dinding saja) agar dapatmendistribusikan cahaya dengan merata.

b) Jendela yang terlalu luas sering kali tidak tepat digunakan pada negara yang beriklim tropis, arena panas dan radiasi silau terlalu banyak masuk ke dalam ruang, terutama pada galeri yang memiliki ketenuan tertentu atas banyaknya

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 33 cahaya dalam ruang karena dikhawatirkan dapat merusak objek yang dipamerkan(Bovill dalam Meiliana,2010)

c) Perlindungan terhadap cahaya matahari dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembayangan cahaya matahari dan penyaringan cahaya matahari 2.Top lighting

Bukaan pada bagian atas dapat berupa skylight, sawtooth, monitor, atau clerestory

Gambar 2.31.Jenis-jenis Toplighting Sumber: Lechner, 2007

Selain itu, terdapat pula berbagai jenis bukaan atas (top lighting) yang dapat digunakan pada ruang pamer seperti pada gambar.

Pada perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas sebagai wadah tempat edukasi dimana pengunjung melihat-lihat pameran tentang lalu lintas di indonesia baik dari segi 2 dimensi berupa lukisan maupun 3 dimensi terdapat standart berupa sirkulasi, pencahayaan dan jarak pengamat sehingga galeri nyaman untuk pengunjung.

Dokumen terkait