• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI PUSTAKA

2.3. Teori yang Relevan dengan Pendekatan Rancangan

Pada obyek rancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas, dimana lalu lintas merupakan pergerakan kendaraan dan orang baik darat, air dan udara dimana manusia menggunakan kendaraan dan jalan dengan saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan. Sehingga gagasan dalam pendekatan munculah gaya gerak sebagai pendekatan metafora kombinasi.

2.3.1. Definisi Pendekatan

Metafora berasal dari bahasa latin, yaitu “Methapherein” yang terdiri dari 1 buah kata yaitu “metha” yang berarti: setelah, melewati dan “pherein” yang berarti: membawa.

Pada awal tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa, menurut Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post Modern” dimana Arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora. Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya. (Muhammad, 2016, konsep metafora, http://arsitekturmetafora.blogspot.co.id/, diakses tanggal 20 Maret 2017)

Menurut Anthony C. Antoniades, 2990 dalam “Poethic of Architecture” adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih dari suatu topik dalam

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 22 pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subjek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subjek sebagai suatu yang lain.

Beberapa kelebihan dalam menggunakan arsitektur metafora, antara lain : 1. Penggalian bentuk – bentuk arsitektur yang lebih baik, yang tidak hanya terbatas

pada plantonis, fungsialis, dan sebagainya.

2. Memberi peluang untuk melihat suatu karya dalam sudut pandang lain. 3. Membawa pikiran seseorang ke suatu hal yang belum diketahui. 4. Memberi nilai tambah untuk bangunan yang dimetaforakan

Menurut Anthony C. Antoniades, 2990 dalam “Poethic of Architecture” kategori metafora dalam arsitektur terdapat 3 jenis yaitu :

1. Intangible methaphors, (metafora yang tidak dapat diraba) metafora yang berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi dan budaya.

2. Tangible methaphors (metafora yang nyata), Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda.

3. Combined methaphors (metafora kombinasi), merupakan konsep visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pertanyaan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

Pada perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas menggunakan metode pendekatan metafora kombinasi, dimana dalam perancangan merupakan kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam perancangan dengan harapan dapat menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai perancangan. Metode metafora kombinasi yang mengarah kepada fungsi dari bentukan visual dan lingkungan serta persoalan kenyamanan dan keselamatan yang akan datang.

2.3.2. Prinsip Metafora Kombinasi

Penerapan pendekatan metafora dalam arsitektur dengan prinsip-prinsip metafora kombinasiberdasarkan arsitektur, yaitu :

A. Memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.

Salah satu cara menggunakan metafora sebagai konsep desain adalah dengan mentransfer referensi dari satu subyek ke yang lain. Referensi yang dimaksud di sini bisa berupa sifat-sifat yang terkandung dalam subyek tersebut atau bisa juga berupa bentuk, rupa, atau bangun dari subyek itu. Mentransfernya bisa secara literal atau secara tersembunyi tergantung dari keinginan si perancang, seperti yang telah disebutkan di atas bahwa metafora bisa menjadi rahasia perancang dan menghasilkan interpretasi yang berbeda bagi pengamat dan pengguna.

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 23 Pentransferan bentuk, rupa dan bangun dari satu subyek ke subyek yang lain secara literal adalah cara pentransferan yang paling mudah pada metafora. Sedangkan pentransferan secara tersembunyi sulit untuk dijelaskan karena hal ini sangat tergantung pada perancang dan berbeda pada setiap perancang. Biasanya cara pentransferan yang tersembunyi ini adalah apabila yang ditransfer hanyalah sifat-sifat subyek lain tanpa mentransfer bentuk subyek tersebut. “Arsitektur merepresentasikan agama yang membawa kepada kehidupan, kekuasaan politik yang dimanifestasi, sebuah kejadian yang diperingati, dan lain-lain. Arsitektur, sebelum kualifikasi yang lain, identik dengan ruang representasi, selalu merepresentasikan sesuatu yang lain daripada dirinya sendiri sehingga menjadi dibedakan dari bangunan yang lain. Hal ini, oleh situasi metafora, dengan arsitektur didefinisikan sebagairepresentasi sesuatu yang lain, meluas kepadabahasa, di mana arsitektur metafora adalah sangat biasa” (Hollier, 1989).

B. Melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.

Melihat subyek sebagai sesuatu yang lain melalui metafora, terutama ketika dia dicapai dengan teknik penggantian konsep, seseorang bisa mengaplikasikan pengetahuan dan interpretasi yang telah dimengerti untuk kasus nama pengganti dalam satu pekerjaan seseorang (Antoniades,1992). Melihat dan menilai serta menikmati suatu karya arsitektur adalah pengguna, pengamat, dan pengkritisi. Merekalah yang dapat mengukur sejauh mana tema metafora diterapkan ke dalam bangunan dan apakah metafora yang dimaksud oleh perancang sama dengan metafora yang dilihat oleh pengguna. Metafora yang baik adalah yang tidak bisa ditemukan oleh pengguna atau kritikus. Dalam hal ini metaforamerupakan ‘rahasia kecil’ pencipta (Antoniades, 1992). Pengamat memiliki interpretasi yang berbeda terhadap satu bangunan, karena pada saat perancangan yang menggunakan metafora biasanya merahasiakan maksudnya dan membiarkan orang lain menebak dan menilai bangunannya.

Prinsip ini mengingikan suatu berubahan dari sebuah obyek menjadi lebih baru dan tidak dimiliki yang lainnya. Pendekatan metafora kombinasi memiliki karakteristik yaitu :

1. Mengambil bentuk dan perilaku sebuah obyek menjadi sebuah bangunan yang berbeda dan memiliki makna yang berbeda.

2. Menggabungkan kedua bentuk dan perilaku dari obyek menjadi satu bangunan yang menyatu.

Dari Prinsip di atas pendekatan metafora kombinasi juga harus mengetahui tentang filosofi dari pendekatan tersebut. Filosofi dari pedekatan kombinasi metafora adalah sebagai berikut:

1. Terkait dengan bentuk dan perilaku sebuah obyek yang akan dimetaforakan menjadi sebuah bangunan

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 24 2. Bentukkan yang berbeda dan unik menjadi sebuah bangunan yang memiliki makna

yang berbeda disetiap bentukkannya.

2.3.3. Metafora Kombinasi pada Objek

Pada obyek rancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas, dimana lalu lintas merupakan pergerakan kendaraan dan orang baik darat, air dan udara dimana manusia menggunakan kendaraan dan jalan dengan saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan. Sehingga gagasan dalam pendekatan munculah gaya gerak sebagai pendekatan metafora kombinasi. Yang dimaksud dengan pengkombinasian adalah dengan menggabungkan antara tangible metaphor(metafora yang dapat diraba/ dapat dirasakan dari karakter visual) seperti pada bentuk akan banyak mengambil dari bentukan gerak lalu lintas yang sudah mengalami modifikasi agar tidah monton, sedangkan untuk intangible metaphor akan banyak mengambil dari sifat sifat yang terdapat pada pergerakan lalu lintas.

Pergerakan pada transportasi baik darat, air dan udara terdapat unsur daya gerak yaitu, kecepatan, dinamis, perulangan, dan karakter lalu lintas yang memunculkan sebuah ciri khas seperti pergerakan yang berhadapan, bertabrakan, berbenturan, dan bersentuhan. Di dalam pergerakan pada transportasi baik darat, air dan udara terdapat unsur daya gerak yaitu, kecepatan, dinamis, perulangan, dan karakter lalu lintas yang memunculkan sebuah ciri khas seperti pergerakan yang berhadapan, bertabrakan, berbenturan, dan bersentuhan. Desain obyek rancang akan memunculkan karakter dan unsur-unsur dari sebuah pergerakan ke dalam gubahan disetiap elemen bangunan.

Pengambilan aspek tangible dan intangible akan diaplikasikan sebagai karakter dari bangunan, material yang akan digunakan, dan penggunaan struktur pada bangunan.Berikut ini adalah sintesa pendekatan perancangan yang mengaplikasikan sifat dan bentuk gaya gerak lalu lintas:

1. Abstrak

Pada metafora kombinasi kategori abstrak gerak lalu lintas terdapat beberapa yang berhubungan mengenai gerak lalu lintas yaitu, stabil, konstant dan tidak konstant, yang dipaparkan sebagai berikut :

a. Stabil

stabil adalah mantap; kukuh; tidak, tetap jalannya, tenang, tidak goyang (tentang kendaraan, kapal, dan sebagainya), tidak berubah-ubah; tetap; tidak naik turun

b. konstan, dan inkonstan

konstant adalah tetap tidak berubah; terus-menerus dan inkonsisten adalah tidak taat asas; suka berubah-ubah, mempunyai bagian-bagian yang tidak

Perancangan Pusat Rekreasi dan Edukasi Lalu Lintas Di Surabaya dengan Pendekatan Metafora Kombinasi| 25 bersesuaian; bertentangan; kontradiktif: pemberian itu tidak serasi; tidak sesuai; tidak cocok

2. Konkrit

Pada metafora kombinasi kategori kontrik gerak lalu lintas terdapat beberapa yang berhubungan mengenai gerak lalu lintas yaitu, stabil, konstant dan tidak konstant, yang dipaparkan sebagai berikut :

a. seimbang

seimbang adalah sama berat (kuat dan sebagainya) ; setimbang; sebanding; setimpal: hasilnya tidak seimbang dengan jerih payah yang dilakukannya

b. titik pusat

titik pusat adalah tempat berakhirnya pergerakan kendaraan menuju ke tempat pemberhentian (stasiun, bandara, dan sebagainya),

c. lintasan dinamis

dinamis adalah penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya; mengandung dinamika pada lintasan kendaraan baik darat air dan udara;

Tabel 2. 2. Prinsip penjabaran Pendekatan Combine

Metaphor

Penjelasan Prinsip berdasarkan

Pendekatan

Hasil elaborasi prinsip

Konkrit Seimbang Seimbang pada lintasan

Geometris, seimbang, dan

perulangan

Titik pusat Pergerakan yang terdapat

pemberhentian terakhir

Lintasan dinamis mudah menyesuaikan diri

dan geometris,

Abstrak Stabil mantap; kukuh;

tidak, tetap jalannya, tenang, tidak goyang

Berirama Menggunakan unsur

perulangan bentuk Konstan dan

inkonstan

tetap tidak berubah; terus-menerus suka berubah-ubah Sumber : analisis, 2017

Dokumen terkait