• Tidak ada hasil yang ditemukan

82 Gambar di samping

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Kata Pengantar i (Halaman 90-95)

merupakan bagian dari kegiatan pelatihan dan

bimbingan teknis

pendayagunaan irigasi untuk pertanian dan perbaikan jaringan irigasi.

Keunggulan

Kabupaten Cianjur selain dari pada sektor pertanian,

terdapat pula sektor perkebunan. Perkebunan di Kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikut gambaran terhadap nilai produk perkebunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.31

Produksi perkebunan Tahun 2012-2016

No Komoditas 2012 2013 Produksi (ton) 2014 2015 2016

1. Karet 2.420,80 3.632,76 2.952,27 2.786,88 2.524,25 2. Teh 21.679,62 24.219,32 22.032,56 21.972,58 19.759,47 3. Kelapa 4.193,42 4.655,52 4.745,29 4.531,20 4.168,60 4. Kelapa hibrida 645,55 601,64 456,63 674,32 461,05 5. Cengkeh 581,52 605,41 632,61 583,35 601,46 6. Kopi robusta 154,84 200,58 212,95 158,61 164,88 7. Kopi arabika 69,43 77,60 101,85 98,31 105,00 8. Aren 4.226,00 4.957,61 5.148,58 5.292,52 5.293,94 9. Pala 51,93 53,99 83,81 82,56 82,67 10. Kapok 46,29 47,73 47,53 47,17 48,17 11. Kakao 800,58 894,53 530,04 808,90 810,42 12. Panili 13,14 13,61 24,20 25,35 21,00 13. Tembakau 23,90 34,08 0,00 45,41 14. Kayumanis 0,18 0,19 0,05 0,00 0,00 15. Kina 258,91 263,00 112,69 135,68 132,00 16. Lada 11,97 12,51 13,17 13,04 14,49 17. Kemiri 7,51 7,54 5,31 5,46 6,18 18. Nilam 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00 19. Kelapa sawit 0,00 0,00 7.333,59 7.283,18 11.519,23 Jumlah 35.355,44 40.277,62 44.433,12 44.499,11 45.758,23 Sumber : Statistika Perkebunan Tahun 2012-2016

Gambar 3.9 Alat-alat Pertanian

Bab III

| 83

Dilihat dari tabel di atas bahwa secara keseluruhan nilai produktivitas perkebunan meningkat dari 44.499,11 ton menjadi 45.758,23 ton, namun jika dilihat berdasarkan komoditas terdapat peningkatan dan penurunan diantaranya pada komoditas karet, teh, kelapa, kelapa hibtida, panili, kina (mengalami penurunan), sedangkan cengkeh, kopi robusta, kopi arabika, aren, pala, kapok, kakao, tembakau, ladam kemiri, dan kelapa sawit mengalami peningkatan. Keberhasilan dari peningkatan nilai produk perkebunan didukung oleh adanya program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan dan program pengembangan agribisnis. Peningkatan nilai produk perkebunan pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD Kabupaten Cianjur belum memenuhi target dari 49.000 ton baru terealisasi sebesar 45.758,23 ton atau 93,38%.

Selanjutnya produk hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Cianjur cukup berkontribusi terhadap peningkatan pada sektor agribisnis. Adapun hasil hutan bukan kayu di Kabupaten Cianjur meliputi :

Tabel 3.32

Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Kabupaten Cianjur Tahun 2016 No Produk HHBK Wujud

Produksi 2012 2013 Jumlah Produksi (ton) 2014 2015 2016 1. Arang kayu Arang 2,10 2,40 2,50 0,72 1,92 2. Perlebahan Madu 17,02 17,50 3,175 2,18 1,96 3. Persuteraan Kokon

Murbei 4,658 18,06 2,173 24,1 0,325 - 0,33 - 0,13 -

4. Jamur Kayu Jamur 969,168 399,29 341,5 341,5 351,75

5. Jamur Tiram Jamur - - 97,2 97,2 99,39

6. Cuka Kayu Cuka 9 2,4 2,5 0,48 3,60

7. Rotan Rotan 4,1 0,58 - - -

Jumlah 1.024,11 448,44 447,20 442,41 458,74

Sumber : Statistika Kehutanan dan Perkebunan, Penyuluh Kehutanan Lapangan, 2012-2016

Produksi hasil hutan bukan kayu Kabupaten Cianjur meliputi arang kayu, perlebahan, persuteraan, jamur kayu, jamur tiram, cuka kayu, dan rotan yang pada tahun 2016 meningkat dibandingkan dengan tahun 2015. Jumlah 458,74 ton merupakan akumulasi dari beberapa produk hasil hutan bukan kayu. Jika diukur dengan target tahunan dan terget RPJMD produksi hasil hutan bukan kayu tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 611 ton atau 75,08%.

Selain dari sektor pertanian dan perkebunan, peningkatan agribisnis juga didukung oleh peningkatan produksi hasil peternakan. Produksi hasil perternakan Kabupaten Cianjur pada tahun 2016 sebesar 77.472,55 ton atau 96,08% belum memenuhi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 80.634 ton. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 produksi hasil peternakan mengalami peningkatan dari 71.002 ton menjadi 77.472,55 ton. Keberhasilan sampai pada tahun 2016 cukup signifikan jika dibandingkan dengan awal tahun 2011 yaitu

Bab III

| 84

63.179 ton. Upaya dalam merealisasikan pencapaian tersebut pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan menjadikan program peningkatan produksi hasil peternakan dengan kegiatan penyusunan data potensi dan evaluasi pembangunan peternakan, perikanan dan kelautan, peningkatan produksi dan produktivitas ternak, serta pengembangan peternakan di masyarakat.

Berbagai upaya telah dilakukan agar agribisnis di Kabupaten Cianjur meningkat dan berdaya saing. Sebagaiaman telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengembangan agribisnis tersebut didukung oleh berbagai sektor. Selain dari pada hasil yang diperoleh baik berupa hasil dari pertanian, perkebunan, perhutanan pemerintah juga melakukan peningkatan kepada kualitas sumber daya manusia dalam hal ini para petani. Terdapat jumlah kelompok petani yang mampu memanfaatkan teknologi tepat guna dalam budidaya pertanian, berikut disampaikan jumlah kelompok tani yang mampu memanfaatkan TTG yaitu :

Tabel 3.33

Jumlah Kelompok Petani Kelas Utama Tahun 2012-2016

No Kecamatan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5 6 7 1 Cianjur 3 3 1 3 3 2 Cilaku 0 1 3 3 3 3 Warungkondang 1 1 2 1 4 4 Gekbrong 0 1 1 4 2 5 Cibeber 0 1 4 4 4 6 Ciranjang 3 3 4 2 4 7 Sukaluyu 0 1 1 2 2 8 Bojongpicung 3 1 2 1 2 9 Karangtengah 0 1 1 1 1 10 Mande 0 1 1 3 3 11 Pacet 1 2 3 3 4 12 Cipanas 0 1 3 3 4 13 Sukaresmi 11 8 12 14 16 14 Cugenang 0 1 9 12 12 15 Cikalongkulon 0 17 1 2 3 16 Sukanagara 0 3 9 10 10 17 Takokak 0 9 9 10 10 18 Campaka 0 1 4 4 4 19 Campakamulya 0 2 1 4 4 20 Pagelaran 5 7 23 22 22 21 Tanggeung 0 14 14 14 14 22 Kadupandak 0 1 1 2 2 23 Cijati 0 1 1 2 2 24 Sindangbarang 10 21 7 7 7 25 Agrabinta 1 1 3 1 1 26 Leles 0 1 1 2 2 27 Cibinong 1 1 2 5 5 28 Cikadu 0 1 3 4 6 29 Cidaun 0 1 2 1 1 30 Naringgul 0 0 1 3 3 31 Haurwangi 0 1 2 3 3 32 Pasirkuda 0 0 1 3 4

Bab III

| 85

JUMLAH 39 108 130 155 167

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Peningkatan jumlah kelompok petani cukup berkontribusi baik terhadap peningkatan nilai produktivitas pertanian, selanjutnya untuk menghitung bertambahnya kelembagaan tani yang berkualitas dilakukan pengambilan data dari hasil penilaian pada setiap akhir tahun di masing-masing kecamatan. Cara penilaian dilakukan berdasarkan Buku Pedoman Penilaian Kelompok Tani yang diterbitkan Kementerian Pertanian. Indikator adopsi inovasi teknologi pertanian diperoleh dari hasil penilaian kelas kelompok tani secara berjenjang dari kelas kelompok tani pemula, kelas lanjut, kelas madya dan kelas utama. Kriteria kelas kelompok utama merupakan kriteria yang dipakai dalam melaksanakan teknologi sapta usaha yang didalamnya adopsi inovasi teknologi. Keberhasilan tersebut sampai pada tahun 2016 telah terdapat 167 kelompok tani dari target 125 kelompok tani yang terbentuk atau sebesar 133,6%, hal ini telah melebihi target tahunan 2016 serta target akhir RPJMD. Adapun program yang turut membantu terealisasinya indikator tersebut yaitu Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan dengan kegiatan Kegiatan penyuluh penerapan teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna, Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/ perkebunan tepat guna, Pengadaan alsintan pra panen, Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian /perkebunan, Peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian/ perkebunan.

Selain sumber daya manusia pemerintah Kabupaten Cianjur melakukan peningkatan kinerja dari sistem irigasi sehingga mampu mengairi lahan sawah yang ada di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan data terakhir dapat diketahui bahwa persentase sawah terairi dari luas total kewenangan Kabupaten Cianjur yaitu 92,04% melebihi target pada tahun 2016 yaitu sebesar 87,80% sekaligus target akhir RPJMD. Keberhasilan dari pada indikator tersebut tidak terlepas dari optimalisasi program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan.

Beberapa capaian indikator sebagaimana telah dijelaskan di atas turut berkontribusi terhadap pencapaian sasaran Berkembangnya agribisnis yang

Bab III

| 86

mampu menghasilkan produk dan industri pertanian yang berdaya saing. Hal ini terlihat pada upaya pemerintah dalam peningkatan di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia petani, peningkatan irigasi pertanian, serta peningkatan infrastruktur jalan yang ikut membantu tercapainya sasaran tersebut.

Permasalahan :

(1.) Penurunan hasil produksi perkebunan pada komoditas teh di Kabupaten Cianjur dikarenakan tanaman teh sudah tua dan rusak dalam jumlah yang besar dan luas.

(2.) Produksi hasil hutan bukan kayu belum menunjukan hasil yang optimal dikarenakan teknologi/ budidaya dan pengolahan komoditi hasil hutan bukan kayu belum banyak dikuasai, harga pasar atas produk hasil hutan bukan kayu tidak menentu, akses pemasaran yang belum jelas, kurangnya modal, dan belum banyak kelompok/ masyarakat yang berminat untuk mengembangkan usaha ini.

(3.) Alih fungsi lahan sawah dan lahan darat untuk kawasan industri dan permukiman dalam beberapa tahun ini menyebabkan kurangnya areal budidaya peternakan.

Solusi :

(1.) Upaya peningkatan produksi teh baik melalui pembiayaan pusat maupun daerah serta melalui upaya rehabilitasi meupun intensifikasi terhadap tanaman teh secara khusus dan umumnya komiditas perkebunan lainnya. (2.) Perlu adanya peningkatan kualitas SDM dalam cara pengolahan komoditi

hasil hutan bukan kayu, membuka akses pasar untuk hhbk, sosialisasi terhadap masyarakat mengenai produksi hasil hutan bukan kayu, serta memberikan bantuan berupa modal bagi masyarakat yang berupaya untuk meningkatkan produksi hhbk.

(3.) Perlu adanya pembukaan lahan baru khusus budidaya peternakan dan dikeluarkannya kebijakan terkait alih fungsi lahan.

Bab III

| 87 Tabel 3.34

Capaian Kinerja Misi 3 Sasaran 2

No INDIKATOR KINERJA Realisasi 2015

Tahun 2016 Kondisi Awal RPJMD Target Akhir RPJMD Target Realisasi % 1 2 3 4 5 6 7 8

Meningkatnya produksi dan ketersediaan pangan serta berkembangnya mekanisme distribusi dan aksesibilitas pangan

1. Meningkatnya Skor

Pola Pangan Harapan

65,7 64 67,2 105 62 64

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan

berdasarkan proporsi

keseimbangan energy dan 9

kelompok pangan dengan

mempertibangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. Di

SASARAN 2

Meningkatnya Produksi dan Ketersediaan Pangan serta Berkembangnya

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Kata Pengantar i (Halaman 90-95)

Dokumen terkait