• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Efek Aspirin, Cilostazol dan Clopidogrel Serta Plasebo Terhadap Outcome Fungsional Terhadap Outcome Fungsional

STROKE ISKEMIK AKUT

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

2.2. Gambaran Efek Aspirin, Cilostazol dan Clopidogrel Serta Plasebo Terhadap Outcome Fungsional Terhadap Outcome Fungsional

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perubahan signifikan daripada outcome fungsional pada ketiga kelompok yang mendapatkan aspirin, cilostazol dan clopidogrel. Dimana pada kelompok yang menggunakan aspirin didapatkan perubahan yang signifikan outcome fungsional berdasarkan nilai skor NIHSS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,0001 dan skor mRS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,005.

Sedangkan pada kelompok yang mendapatkan cilostazol didapatkan perubahan yang signifikan outcome fungsional berdasarkan nilai skor NIHSS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,002 dan skor mRS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,008. Kemudian pada kelompok yang mendapatkan clopidogrel didapatkan perubahan yang signifikan dari outcome fungsional fungsional berdasarkan nilai skor NIHSS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,001 dan skor mRS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,001.

Sedangkan pada kelompok yang menggunakan placebo tidak didapatkan perubahan yang signifikan outcome fungsional berdasarkan nilai skor NIHSS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,028 dan skor mRS dengan menggunakan Uji Mc Nemar nilai p 0,036

sangat signifikan adalah aspirin kemudian diikuti dengan clopidogrel dan cilostazol. Sedangkan kelompok yang mendapatkan placebo tidak ditemukan perubahan outcome fungsional yang signifikan.

Berdasarkan hasil studi Wilterdink dkk, 2001 ditemukan adanya perubahan nilai rerata skor NIHSS dan SME setelah mendapatkan aspirin. Dengan nilai rerata skor NIHSS pada awal masuk 8,2±5,6 dan pada saat 3 bulan setelah pemberian aspirin nilai rerata skor NIHSS menjadi 6,4±10,7. Kemudian nilai rerata skor SME pada awal masuk 7,5±6,9 dan nilai rerata SME pada waktu 3 bulan setelah mendapatkan aspirin 6,6±11,0. Hasil ini menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi keparahan klinis dari stroke. Studi tersebut menemukan pengurangan defisit dan perbaikan motorik pada pasien yang menggunakan aspirin dibandingkan yang tidak menggunakan aspirin. Beberapa mekanisme potensial dapat menunjukkan dasar dari efek pemberian antiplatelet ini.

Seperti telah diketahui platelet memegang peranan penting dalam terjadinya proses trombosis. Adanya gangguan dari proses ini yang diakibatkan oleh obat antiplatelet diperkirakan dapat mengurangi ukuran dan perluasan dari trombosis. Pada stroke iskemik akut, aspirin memiliki efek yang bermanfaat dengan cara mengurangi mikroagregasi platelet dan thromboxane A2. Hal ini dapat memperbaiki aliran darah pada mikrosirkulasi serebral di iskemik penumbra yang selanjutnya dapat mengurangi proses iskemik. Kemudian aspirin menghambat siklooksigenase yang mana berperan dalam pemebentukan radikal bebas selama terjadinya metabolisme asam arakhidonat.

Studi Lee dkk, 2011 menemukan pada subyek akan yang mendapatkan cilostazol nilai rerata skor NIHSS awal masuk 1 sebanyak 18% dan skor NIHSS 1-7 sebanyak 93%. Sedangkan subjek yang akan mendapat aspirin nilai rerata skor NIHSS awal masuk 1 sebanyak 21% dan skor 1-7 sebanyak 91%. Dan nilai skor mRS pada awal masuk 0-2 pada subyek yang akan mendapatkan cilostazol sebanyak 76% dan subyek yang akan mendapatkan aspirin sebanyak 75%. Kemudian setelah hari ke 90 dijumpai nilai NIHSS 0-1 pada subyek yang mendapat cilostazol sebanyak 63% dan yang mendapatkan aspirin sebanyak 64%. Sedangkan untuk nilai mRS 0-1 pada subyek yang mendapatkan cilostazol sebanyak 57% dan yang mendapatkan aspirin sebanyak 59%.

Studi Lee dkk, 2011 membuktikan bahwa cilostazol tidak lebih inferior dibandingkan aspirin pada stroke akut berdasarkan outcome fungsional. Dan berdasarkan studi tersebut dinyatakan bahwa cilostazol tidak hanya mencegah pembentukan tromboemboli. Dimana cilostazol sebagai obat antiplatelet menghambat phospodiesterase 3, meningkatkan konsentrasi cAMP yang mengakibatkan terhambatnya agregasi platelet. Juga memiliki efek vasodilator menghambat proliferasi otot polos vaskular dan melindungi dinding vaskular serta endothelium. Disebutkan juga bahwa cilostazol memiliki efek neuroprotektif dengan cara menghambat proses apoptosis dan oxidative cell death serta terjadi peningkatan aliran darah dan terjadi pengurangan dari ukuran infark.

Studi yang dilakukan Hankey dkk, 2010 mendapatkan nilai rerata skor mRS pada awal masuk adalah 3,6±1,8 pada subyek yang akan mendapatkan aspirin ditambah clopidogrel dan 3,4±1,8 pada subyek yang akan mendapatkan aspirin

ditambah plasebo. Dan setelah dilakukan pemberian obat pada kedua subyek penelitian di hari ke-30 dengan nilai rerata skor mRS tidak menunjukkan perbedaaan yang signifikan. Dimana menunjukkan nilai rerata skor mRS pada hari ke-30 adalah 3,6±2,3 pada kelompok yang mendapatkan aspirin ditambah clopidogrel dan 3,3±2,1 pada kelompok yang mendapatkan aspirin ditambah plasebo.

Pada studi Hankey dkk ini bertujuan untuk mengeksplorasi adanya hipotesis penggunaan jangka panjang dari kombinasi clopidogrel dan aspirin dapat lebih efektif dibandingkan penggunaan aspirin saja dalam mencegah kejadian stroke. Dan hipotesis yang kedua menyatakan penambahan clopidogrel pada pasien menggunakan aspirin dapat mengurangi keparahan outcome stroke dimana diharapkan terjadi pengurangan dari ukuran thrombus pada plak atherosklerosis. Kemungkinan terjadinya peningkatan keparahan dari stroke hemoragik dapat terjadi akibat penambahan clopidogrel pada subyek yang mendapatkan aspirin. Clopidogrel berkerja dengan cara menghambat aktivasi platelet oleh adenosine diphospate (ADP) dengan selektif menghambat ikatan agonis terhadap reseptor pada platelet

Efek yang merugikan ditemukan pada penelitian ini pada subyek penelitian yang menggunakan aspirin adalah nyeri pada ulu hati dan mual sebanyak 6 orang (40 %). Sedangkan efek merugikan yang terjadi akibat penggunaan cilostazol adalah nyeri kepala sebanyak 8 orang (53,3%). Dan efek merugikan clopidogrel yang ditemukan adalah diare pada dua 2 orang (13,3%).

Berdasarkan hasil meta analisis oleh O’Donnel dkk, 2008, pada pemberian aspirin ditemukan efek samping antara lain perdarahan intrakranial simptomatik sebanyak 22% dan perdarahan ekstrakranial sebanyak 69%. Sedangkan efek samping yang ditemukan pada studi Lee dkk, 2011 adalah nyeri kepala sebanyak 114 orang diikuti dengan efek samping lainnya seperti dizziness, konstipasi, diare, mual dan muntah, pireksia, insomnia, parestesia dan palpitasi. Dan dari hasil studi meta analisis O’Donnel dkk, 2008 pada hasil penelitian membandingkan efek clopidogrel dan aspirin ditemukan bahwa efek samping clopidogrel yang muncul adalah ruam kulit dan diare. Sedangkan penggunaan aspirin menimbulkan meningkatnya resiko perdarahan gastrointestinal.

BAB V

Dokumen terkait