Administrasi dan Geografis Kota Bogor
Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27% dari luas propinsi Jawa Barat. Kota Bogor ini terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Tengah dan Tanah Sareal, yang meliputi 68 Kelurahan. Kota Bogor terletak diantara 106 480 BT dan 6 360 LS serta mempunyai ketinggian rata rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter, kemiringan lereng antara 0-3%, 4-15%, 16-30% dan diatas 40% dengan jarak dari Ibu Kota kurang lebih 60 Km, dikelilingi Gunung Salak, Gunung Pangrango dan Gunung Gede.
Kota Bogor dikenal dengan sebutan Kota Hujan karena memiliki curah hujan yang tinggi yaitu berkisar 3.500 – 4.000 milimeter pertahunnya. Sebagai salah satu bagian dari propinsi Jawa Barat, Kota Bogor merupakan penyangga Ibu Kota Negara yang memiliki Asset Wisata Ilmiah yang bersifat Internasional (Kebun Raya). Pusat Kota Bogor terletak 100 Km disebelah Selatan dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang pada jaman dahulu kala merupakan pelabuhan terpenting bagi Negara Pakuan Pajajaran yang pusatnya sekitar BatuTulis di Selatan Kota Bogor.
Kota Bogor yang disebut sebagai Kota Hujan dialiri beberapa sungai yang permukaan airnya jauh dibawah permukaan Kota, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok, maka boleh dikatakan secara umum Kota Bogor aman dari bahaya banjir.
Kependudukan Kondisi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2011 hasil sensus BPS tercatat sebanyak 967.398 jiwa, yang terdiri dari 493.761 jiwa penduduk laki-laki dan 473.637 jiwa penduduk perempuan. Dengan luas wilayah Kota Bogor sekitar 118,50 kilo meter persegi yang didiami oleh 967.398 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Bogor adalah sebanyak 8.164 orang per kilo meter persegi. Kota Bogor merupakan kota penyangga dari Kota Jakarta dengan tingkat kepadatan penduduk Kota Bogor cukup tinggi, ciri–ciri daerah perkotaan adalah kepadatan penduduk per kilometer persegi sangat tinggi diatas 5.000 jiwa/km2, untuk Kota Bogor rata-rata per kilometer ditempati sebanyak 8.164 jiwa penduduk. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Bogor Tengah yakni sebanyak 12.564 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Bogor Selatan yakni sebanyak 5.983 orang per kilometer persegi. Gambaran lebih jelas mengenai penduduk Kota Bogor menurut kecamatan dan jenis kelamin pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah penduduk Kota Bogor menurut kecamatan dan jenis kelamin tahun 2011
Sumber : BPS Kota Bogor Tahun 2012
Penduduk Kota Bogor terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1961, ketika sensus penduduk pertama setelah Indonesia merdeka, jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 154,1 ribu jiwa. Pada tahun 1971 penduduk Kota Bogor sebanyak 195,9 ribu jiwa, tahun 1980 sebanyak 246,9 ribu jiwa, tahun 1990 sebanyak 271,7 ribu jiwa, tahun 2000 sebanyak 750,8 ribu jiwa, dan pada tahun 2010 sebanyak 949,1 ribu jiwa. Kenaikan yang cukup tinggi dalam kurun waktu 1990–2000 disebabkan wilayah Kota Bogor bertambah 46 kelurahan dari Kabupaten Bogor berdasarkan PP No. 2/1995. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Tren jumlah penduduk Kota Bogor tahun 2010
Sumber: BPS Kota Bogor Tahun 2012
Laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 2,38 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Tanah Sareal adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain di Kota Bogor yakni sebesar 3,43 persen, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Bogor Tengah yakni sebesar 1,15 persen. Kecamatan Bogor Barat walaupun menempati urutan pertama dari jumlah penduduk namun laju pertumbuhan penduduknya menempati urutan ketiga yakni sebesar 2,39 persen seperti yang terlihat pada Gambar 5.
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
Bogor Selatan 95.003 89.333 184.336 106 Bogor Timur 49.135 47.482 96.617 103 Bogor Utara 88.754 84.978 173.732 104 Bogor Tengah 51.743 50.402 102.145 103 Bogor Barat 109.446 105.380 214.826 104 Tanah Sareal 99.680 96.062 195.742 104 Jumlah 493.761 473.637 967.398 104
Gambar 5. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor tahun 2000-2010
Sumber: BPS Kota Bogor Tahun 2012
Ketenagakerjaan
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun dan lebih dapat digolongkan sebagai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi penduduk yang tergolong "angkatan kerja" adalah mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja yakni yang bekerja atau mencari pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja.
Penduduk usia kerja pada tahun 2011 di Kota Bogor sebanyak 704.431 jiwa yang terdirir dari 436.206 jiwa merupakan angkatan kerja dan 268.225 jiwa bukan angkatan kerja. Komposisi dari 436.206 angkatan kerja adalah 391.221 jiwa penduduk yang bekerja dan 44.985 jiwa merupakan pengangguran terbuka. Sementara untuk penduduk yang tergolong bukan angkatan kerja sebagian besar adalah mengurus rumah tangga, masih bersekolah dan yang lainnya sebanyak 268.225 jiwa. Gambaran jumlah penduduk 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama di kota Bogor tahun 2009-2011 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah penduduk 15 tahun keatas menurut jenis kegiatan utama di Kota Bogor tahun 2009-2011
Jenis Kegiatan Utama Tahun
2009 2010 2011
I. Angkatan Kerja 476.126 418.742 436.206
Bekerja 385.488 346.727 391.221
Pengangguran 90.638 72.015 44.985
II. Bukan Angkatan Kerja 316.876 220.004 268.225
Sekolah, Mengurus Rumah Tangga dan Lainnya
Jumlah 793.002 638.746 704.431
Tingkat Partsipasi Angkatan Kerta
(TPAK)(%) 60,04 65,56 61,92
Tingkat Pengangguran (%) 19,04 17,20 10,31
Berdasarkan data pada Table 7 perkembangan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) tiga tahun terakhir dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 terjadi fluktuasi nilai TPAK, untuk tahun 2009 sebesar 60,04%, kemudian meningkat menjadi 65,56% pada tahun 2010 dan terjadi penurunan pada tahun 2011 menjadi 61,92%. Namun, untuk tingkat pengangguran dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan yakni pada tahun 2009 sebesar 19,04%, turun menjadi 17,20% pada tahun 2010 dan menjadi 10,31% di tahun 2011. Hal ini menujukkan tingkat pengangguran semakin berkurang merupakan kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan pasar kerja. Gambaran jumlah pekerja berdasarkan lapangan usaha dan jenis kelamin Kota Bogor tahun 2011 disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Jumlah penduduk 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha dan jenis kelamin Kota Bogor tahun 2011
Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Jumlah
Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan
Perburuan 4.703 - 4.703
Industri Pengolahan 38.706 22.151 60.857
Perdaganganan Rumah Makan dan Hotel 62.729 50.045 112.774
Jasa Kemasyarakatan 67.117 46.580 113.967
Lainnya 86.491 12.699 99.190
Jumlah 259.746 131.475 391.221
Sumber : BPS Kota Bogor Tahun 2012
Berdasarkan data pada Tabel 8 jumlah pekerja terbesar bekerja disektor jasa kemasyarakatan sebanyak 113.967 orang terdiri dari 67.117 laki-laki dan 46.117 perempuan. Sektor kedua terbesar dari sektor perdagangan rumah makan dan hotel sebanyak 112.774 terdiri dari 62.729 laki-laki dan 50.045 perempuan. Sedangkan sektor terkecil dari pertanian, kehutanan, perikanan dan perburuan sebanyak 4.703 orang yang terdiri hanya dari laki-laki
Perekonomian Daerah Pertumbuhan Ekonomi
Perkembangan perekonomian Kota Bogor dalam kurun waktu enam tahun terlihat cukup pesat perkembangannya. Pada tahun 2006 tercatat nilai PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 7,257 miliar, dalam kurun enam tahun nilai PDRB mencapai Rp. 15,487 miliar (BPS Kota Bogor, 2012). Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor dari tahun 2006 sampai 2010 menunjukan angka pertumbuhan yang fluktuatif dan tumbuh positif, pertumbuhan ekonomi tahun 2006-2010 memiliki laju pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 5 persen. Sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, sektor transportasi dan komunikasi, dan sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan. Berikut laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2006 - 2010 dapat lihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2006 - 2011
Kode
Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 2011**
Sektor
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Pertanian 7.44 7.82 7.84 7.83 7.95
a. Tanaman Bahan Makanan 9.92 10.24 10.12 9.93 9.94
b. Tanaman Perkebunan 3.24 4.12 4.13 4.14 4.16
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 2.62 2.89 2.91 2.96 3.03
d. Perikanan 4.30 4.36 4.38 4.44 4.57
2. Pertambangan Dan Penggalian 7.87 7.89 7.90 7.91 8.02
a. Penggalian 7.87 7.89 7.90 7.91 8.02
3. Industri Pengolahan* 19.83 20.66 19.89 20.18 19.72
a. Industri Non Migas 19.83 20.66 19.89 20.18 19.72
1.Makanan, Minuman dan
Tembakau 15.84 15.96 15.98 15.97 15.91
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 20.84 21.88 20.75 21.07 20.34 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan
Lainnya 6.20 3.57 6.29 6.30 6.32
4. Kertas dan Barang Cetakan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5. Pupuk, Kimia & Brg dari Karet 23.65 24.25 22.97 23.02 22.99 6. Semen & Brg. Galian Bukan
Logam 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7. Logam Dasar Besi dan Baja 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
8. Alat Angkutan, Mesin &
Peralatannya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9. Barang Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. Listrik, Gas, Dan Air Bersih 14.01 14.24 14.34 14.37 14.74
a. Listrik 15.24 15.30 15.33 15.35 15.47
b. Gas Kota 12.60 12.98 13.17 13.19 14.05
c. Air Bersih 12.90 13.32 13.34 13.37 13.43
5. Bangunan 13.28 13.59 13.61 13.65 13.87
6.
Perdagangan, Hotel, Dan
Restoran 14.81 15.24 15.11 14.50 15.46
a. Perdagangan Besar dan Eceran 13.58 13.96 13.71 12.86 13.88
b. Hotel 21.89 22.23 22.26 22.29 22.31
c. Restoran 22.58 22.74 22.75 22.78 22.82
7. Pengangkutan Dan Komunikasi 27.25 28.02 28.18 28.46 25.57
a. Pengangkutan 29.42 29.78 29.84 30.06 26.48
7.a.1 Angkutan Rel 12.40 12.52 12.35 12.37 12.38
7.a.2 Angkutan Jalan Raya 30.86 31.04 30.93 31.02 27.13
7.a.3 Jasa Penunjang Angkutan 13.47 13.73 13.76 13.80 13.82
b. Komunikasi 19.29 21.01 21.08 21.10 21.11
1. Pos dan Telekomunikasi 19.29 21.01 21.08 21.10 21.11
2. Jasa Penunjang Komunikasi - - - - -
8.
Keuangan, Persewaan, & Jasa
Persh. 17.97 18.35 18.58 18.80 20.18
a. Bank 17.19 17.28 17.48 17.57 18.78
b. Lembaga Keuangan selain Bank 27.19 27.34 27.32 27.36 28.54
c. Jasa Penunjang Keuangan -
d. Sewa Bangunan 17.37 17.79 17.80 17.83 18.96 e. Jasa Perusahaan 13.36 13.55 13.53 13.54 14.77 9. Jasa-Jasa 10.01 10.32 10.44 10.64 10.87 a. Pemerintahan Umum 15.01 15.31 15.35 15.38 15.63 b. Swasta 7.81 7.98 7.99 8.10 8.14 9.b.1 Sosial Kemasyarakatan 7.53 7.77 7.79 8.02 8.07
9.b.2 Hiburan dan Rekreasi 8.26 8.43 8.45 8.48 8.52
9.b.3
Perorangan dan Rumah
Tangga 8.05 8.14 8.13 8.15 8.18
PDRB 17.21 17.92 17.90 17.98 18.19
Struktur Perekonomian
Perekonomian Kota Bogor tahun 2011 didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu sektor perdagangan hotel dan restoran, industri pengolahan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 36,65 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Bogor, selanjutnya diikuti sektor industri pengolahan sebesar 26,85 persen, dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,29 persen.
Sektor lainnya yang menyumbang cukup besar adalah sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan sebesar 10,14 persen, sektor kontruksi sebesar 5,29 persen. Sementara kontribusi sektor paling kecil adalah sektor pertanian dan sektor Listrik, Gas dan Air memberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,18 persen dan 2,00 persen terhadap pembentukan PDRB wilayah.
PDRB Perkapita
Perkembangan nilai PDRB perkapita Kota Bogor dalam lima tahun terakhir (2006-2010) menunjukan peningkatan PDRB perkapita untuk setiap tahunnya, dengan rata-rata peningkatan sebesar 11,33 persen per tahun. PDRB perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 sebesar Rp. 8.256 ribu per jiwa dan perkembangan nilai PDRB perkapita hingga akhir tahun 2010 mencapai sebesar Rp. 14.870 ribu per jiwa.
Namun apabila dibandingkan dengan rata-rata PDRB perkapita kabupaten- kota di Provinsi Jawa Barat, PDRB Kota Bogor termasuk rendah, dimana rata-rata PDRB perkapita Kabupaten-kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2010 mencapai sebesar Rp. 15.005 ribu per jiwa.
Inflasi
Perkembangan harga konsumen tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dikelompokkan menurut kelompok pengeluaran. Pengelompokkan ini terdiri dari kelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan tranportasi. IHK ini akan menentukan laju inflasi yang akan mencerminkan kondisi perekonomian Kota Bogor.
Tingkat inflasi di Kota Bogor selama lima tahun terakhir (2006-2010) secra umum mengalami kenaikan, besarnya inflasi tahun 2006 tehadap PDRB sebesar 10,42 persen, sedangkan di tahun 2010 mencapai 11,40 persen. Berdasarkan Tabel 3.4. sektor yang memiliki nilai inflasi terbesar adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Industri pengolahan masing-masing nilai inflasi di tahun 2010 sebesar 16,88 persen dan 12,53 persen. Sedangkan sector yang memiliki nilai inflasi terrendah adalah sektorPertambangan sebesar 3,12 persen (tabel 10).
Tabel 10 Inflasi Kota Bogor menurut lapangan usaha tahun 2006 – 2010 Kode Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. PERTANIAN 6.59 7.82 4.52 4.50 4.58
a. Tanaman Bahan Makanan 13.60 6.35 6.28 6.11 6.09
b. Tanaman Perkebunan 7.02 1.26 1.23 1.22 1.20
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5.06 -0.32 -0.33 -0.30 -0.26
d. Kehutanan - - - - -
e. Perikanan 2.82 2.97 2.97 3.02 3.12
2.