• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Keadaan Fisik Daerah

Asahan merupakan salah satu kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 2003’00’’ – 3026’00’’ Lintang Utara, 9901 – 100000 Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 1.000 meter di atas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai (± 28,5 Km) Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Labuhan

Batu (± 70 Km) dan Kabupaten Toba Samosir (± 146 Km) Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun (± 124 Km) Timur : Berbatasan dengan Selat Malaka (± 102 Km)

Kabupaten Asahan menempati area seluas 462.441 Ha dengan berbagai macam penggunaan lahan. Penggunaan lahan untuk perkebunan memiliki areal terluas yaitu 211.085,01 ha terdiri dari perkebunan besar seluas 128,938,01 dan perkebunan rakyat 82.147 ha. Sedangkan untuk penggunaan tanaman pangan/hortikultura seluas 64.457 ha. Hal ini terjadi akibat adanya sebagian masyarakat mengkonversi lahan tanaman pangan/hortikultura menjadi tanaman perkebunan (sawit, karet dan coklat). Secara rinci luas areal menurut penggunaan lahan adalah sebagai berikut: Pemukiman seluas 31.360,99 ha; Industri seluas 3.217,46 ha; Sawah Irigasi Teknis 54.10 ha; Sawah non Irigasi seluas 1.343 ha; Tanah kering/Tegalan seluas 13.63,26 ha; Kebun campuran seluas 135.422,47;

Perkebunan seluas 138.070,53; Hutan seluas 45.792; Padang/semak belukar seluas 324 ha; dan untuk penggunaan lainnya seluas 1657,48 ha.

Pada tahun 1982, berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 1982, Kota Kisaran ditetapkan menjadi Kota Administratif yang terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kisaran Timur dan Kisaran Barat. Kemudian dengan adanya Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 821.26 432 tanggal 17 Januari 1986, dibentuk Wilayah Kerja Pembantu Bupati. Sehingga pembagian wilayah di Kabupaten Asahan menjadi 1 kota administratif, 3 wilayah pembantu bupati dan 17 kecamatan. Berdasarkan Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara, Nomor 814.K/Tahun 1993 tanggal 5 Maret 1993, dibentuklah 3 perwakilan kecamatan, maka pembagian wilayah Kabupaten Asahan menjadi 1 kota administratif, 3 pembantu bupati, 17 kecamatan dan 3 perwakilan kecamatan.

Sejalan dengan dicanangkannya pelaksanaan UU Nomor 22 Tahun 2000, secara otomatis perwilayahan pembangunan di Kabupaten Asahan dihapuskan, yaitu Pembantu Bupati dan Kota Administratip Kisaran. Dengan demikian wilayah Kabupaten Asahan menjadi 20 kecamatan, meliputi: Kecamatan Medang Deras, Kecamatan Sei Suka, Kecamatan Air Putih, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Talawi, Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Sei Balai, Kecamatan Meranti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kecamatan Air Joman, Kecamatan Tanjung Balai, Kecamatan Sei Kepayang, Kecamatan Aek Kuasan, Kecamatan Pulau Rakyat, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Air Batu, Kecamatan Buntu Pane, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, dan Kecamatan Bandar Pulau.

Berdasarkan ketinggiannya terhadap permukaan laut, wilayah Kabupaten Asahan memiliki ketinggian yang berbeda-beda dengan kompisisi sebagai berikut: ketinggian 0 – 7 meter di atas permukaan laut sebesar 28,56 persen dari total luas wilayah Kabupaten Asahan, ketinggian 7 – 25 meter di atas permukaan laut sebesar 22,69 persen, ketinggian 25 – 100 meter di atas permukaan laut sebesar 23,60 persen, ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut sebesar 15,89 persen , dan ketinggian 500 – 1 000 meter di atas permukaan laut sebesar 4,27 persen.

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Asahan termasuk daerah yang beriklim tropis dan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan sedikit banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim. Menurut catatan Stasiun Klimatologi PTPN III Kebun Sei Dadap, pada tahun 2004 terdapat 125 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak 1.767 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember yaitu 242 mm dengan hari hujan sebanyak sembilan hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Maret sebesar 77 mm dengan hari hujan sembilan hari. Rata-rata curah hujan tahun 2004 adalah 147,25 mm/bulan.

5.2 Potensi Demografi Daerah

Penduduk dan Tenaga Kerja Jumlah penduduk Asahan berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 adalah 935.855 jiwa termasuk penduduk yang bertempat tinggal tidak tetap dan termasuk urutan ketiga terbesar di Sumatera Utara setelah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Sedangkan laju 55

pertumbuhan penduduk dari tahun 1990-2000 berdasarkan angka terakhir SP Tahun 2000 adalah 0,58 persen per tahun.

Jumlah penduduk Asahan keadaan Bulan Juni Tahun 2004 diperkirakan sebesar 1.009.856 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 218 jiwa per km2. Sebagian besar penduduk bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 72,51 persen dan sisanya 27,49 persen tinggal di daerah perkotaan. Jumlah rumah tangga sebanyak 212.978 rumah tangga dan setiap rumah tangga rata-rata dihuni oleh 5 jiwa, sedangkan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2000-2004 sebesar 1,92 persen. Jumlah penduduk laki- laki pada tahun 2004 lebih banyak dari penduduk perempuannya dengan persentase sebesar 50,28 persen dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,14 yang artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat kira-kira 101 penduduk laki- laki.

Bila dilihat per kecamatan maka Kecamatan Lima Puluh merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dengan tingkat persebaran penduduk sebesar 8,28 persen sedangkan Kecamatan Pulau Rakyat adalah yang terkecil yaitu 3,04 persen. Untuk Kecamatan terpadat urutan pertama adalah Kecamatan Kisaran Barat disusul Kisaran Timur dengan kepadatan di atas 1.600 jiwa per km2 dan yang terjarang adalah Kecamatan BP Mandoge. Hal ini dapat dimaklumi karena Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur terletak di ibukota Kabupaten Asahan.

Dilihat dari kelompok umur, persentase penduduk usia 0-14 tahun sebesar 35,71 persen, 15-64 tahun sebesar 60,33 persen dan usia 64 tahun ke atas sebesar 3,96 persen yang berarti jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif dengan rasio beban ketergantungan sebesar 65,77 56

artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 66 orang penduduk usia non produktif. Penduduk Asahan yang menganut agama Islam pada tahun 2004 sebesar 86,97 persen, Katolik sebesar 1,48 persen, Protestan sebesar 10,37 persen, Budha sebesar 1,12 persen dan Hindu sebesar 0,06 persen. Untuk suku bangsa yang terbanyak adalah Jawa sebesar 51,91 persen kedua suku Batak sebesar 25,65 persen dan urutan ketiga adalah suku Melayu sebesar 17,13 persen sedangkan sisanya 5,31 persen adalah suku Minang, Banjar, Aceh dan lainnya.

Persentase penduduk yang bekerja pada tahun 2004 berdasarkan hasil Susenas sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 51,18 persen, sector perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,53 persen, jasa-jasa sebesar 11,19 persen dan sisanya sebesar 20,10 persen bekerja di enam sektor lainnya. Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2004 sebanyak 11.305 orang ditambah dengan sisa tahun lalu menjadi 15.898 orang dan 5,27 persen diantaranya sudah ditempatkan.

Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah dan kualitas pendidikan masyarakat. Pada tahun 2004 terdapat 50 buah taman kanak-kanak dengan jumlah murid 3.257 orang dan guru sebanyak 232 orang. Sementara itu untuk sekolah dasar terdapat 675 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing- masing 140.878 orang dan 7.091 orang. Untuk tingkat Lanjutan pertama (SLTP) terdapat 106 sekolah, 35.408 orang murid dan 2.358 orang guru. Pada tahun yang sama jumlah sekolah Lanjutan atas (SLTA) umum terdapat 50 sekolah dengan jumlah murid 18.424 orang dan guru 1.270 orang, untuk SLTA kejuruan terdapat 57

34 sekolah, 905 orang guru dan 10.837 orang murid. Rasio murid terhadap sekolah untuk tingkat SD adalah 209 murid per sekolah dengan rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Tanjung Tiram dan terendah di Kecamatan Sei Kepayang masing- masing 277 dan 141 murid per sekolah. Untuk SLTP Rasio murid terhadap sekolah adalah 340 murid per sekolah. Rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Kisaran Timur yaitu 660 murid per sekolah dan terendah di Kecamatan Sei Kepayang yaitu 149 murid per sekolah. Sementara untuk tingkat SLTA (SMU dan SMK) rasio murid terhadap sekolah adalah 327 murid per sekolah. Rasio tertinggi terdapat di Kecamatan Pulau Rakyat (597 murid per sekolah) dan terendah di Kecamatan Aek Kuasan yaitu 140 murid per sekolah. Selain itu di Asahan juga terdapat sekolah agama (madrasah) yang setara dengan sekolah umum yaitu: 101 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan 15.218 murid dan 794 guru; 119 Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan 19.572 murid dan 1 886 guru; dan 53 Madrasah Aliyah (MA) dengan 6.155 murid dan 807 guru.

5.3 Potensi Perekonomian Daerah

Perekonomian Kabupaten Asahan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan laju perumbuhan PDRB Kabupaten Asahan yang mencapai 6,14 persen Tahun 2003 menjadi 6,48 persen untuk Tahun 2004. Bila dibandingkan dengan perekonomian Sumatera Utara Pada Tahun yang sama, maka pertumbuhan Jika dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik regional Bruto Sumatera Utara, maka Kabupaten Asahan menempati peringkat kedua penyumbang PDRB terbesar setelah kota Medan yang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Utara. Jika dibandingkan dengan perekonomian Propinsi 58

Sumatera Utara pada tahun yang sama, maka pertumbuhan perekono mian Kabupaten Asahan masih berada diatas pertumbuhan perekonomian propinsi yang hanya mencapai 4,26 persen Tahun 2003 dan 1,51 persen Tahun 2004 (masih merupakan angka sementara).

Penjelasan mengenai kondisi perekonomian daerah penelitian dibagi ke dalam sembilan sektor perekonomian berikut ini.

1. Sektor Pertanian

a. Tanaman Bahan Makanan

Pada tahun 2004 produksi padi sawah di Asahan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2003 yaitu sekitar 2,54 persen. Produksi padi sawah mencapai 325.716 ton dengan rata-rata produksi 54,66 kw/ha. Kecamatan dengan produksi padi terbesar adalah Air Putih disusul Lima Puluh Meranti, Medang Deras dan Sei Balai yang merupakan lumbung padi di Asahan. Untuk padi ladang produksi pada tahun 2004 sebesar 3.447 ton yang berarti mengalami penurunan dibandingkan tahun 2003 yang produksinya sebesar 4.834 ton atau sekitar 28,69 persen. Pada tahun ini padi ladang hanya di produksi oleh tiga kecamatan yaitu BP. Mandoge, Bandar Pulau dan Buntu Pane. Produsen jagung terbesar di Asahan untuk tahun 2004 adalah Kecamatan BP Mandoge dengan produksi sebesar 11.084 ton atau 49,48 persen dari total produksi jagung di Asahan. Tanaman ubi kayu diusahakan di seluruh kecamatan kecuali Tanjung Balai dan Kisaran Barat. Produksi tahun 2004 meningkat dibandingkan tahun 2003, dari 33.736 ton pada tahun 2003 menjadi 34.073 ton pada tahun 2003. Untuk tanaman bahan makanan lainnya seperti ubi jalar, kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau pada tahun 2004 mengalami peningkatan rata-rata produksinya dibandingkan tahun 2003. Jenis 59

tanaman sayur-sayuran yang paling banyak dipanen di Asahan adalah ketimun, cabai, terung dan sawi/petsai.

b. Tanaman Perkebunan - Perkebunan Rakyat

Kabupaten Asahan merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Asahan adalah karet, kelapa sawit, coklat dan kelapa. Produksi karet mengalami penurunan dari 4.939 ton pada tahun 2003 menjadi 5.274 ton pada tahun 2004. Kecamatan Bandar Pulau masih merupakan kecamatan penghasil karet terbesar di Asahan. Tanaman kelapa sawit ditanam di seluruh kecamatan di Kabupaten Asahan. Produksi kelapa sawit (minyak sawit) tahun 2004 sebesar 60.861 ton dengan total luas tanaman 22.950 ha. Kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar adalah Kecamatan Bandar Pulau, Sei Kepayang dan BP Mandoge. Kontribusi ketiga kecamatan tersebut sebesar 37,64 persen untuk luas tanaman dan 38,49 persen untuk produksi minyak sawit.

Produksi tanaman kelapa di Asahan Pada tahun 2004 mencapai 28.284 ton dengan luas tanaman mencapai 42.399 ha. Kecamatan Sei Kepayang dan Air Joman merupakan penghasil kelapa terbesar di Asahan. Kontribusi kedua kecamatan tersebut terhadap total produksi kelapa di Asahan mencapai 56,36 persen. Produksi coklat pada tahun 2004 sebesar 9.206 ton yang berarti meningkat dibandingkan tahun 2003 sebesar 6,09 persen. Kecamatan Air Joman, Buntu Pane dan Air Batu merupakan penghasil terbesar coklat di Asahan. Selain keempat komoditi tersebut masih terdapat beberapa jenis tanaman lainnya yang diusahakan 60

oleh perkebunan rakyat di Asahan antara lain kopi, aren, pinang, kemiri dan kapuk.

- Perkebunan Besar

Selain perkebunan yang dikelola oleh rakyat, Asahan juga merupakan sentra perkebunan yang dikelola oleh swasta dan BUMN (PNP/PTP). Komoditas yang diusahakan antara lain karet, kelapa sawit dan coklat. Luas masing- masing tanaman adalah kelapa sawit 99.365,44 ha, karet 30.676,03 ha dan coklat 576 ha. Untuk tanaman karet dan kelapa sawit sebagian besar luas tanaman dikuasai oleh swasta sedangkan coklat oleh pemerintah.

c. Perikanan

Produksi ikan laut di Asahan pada tahun 2004 sebesar 11.073 ton sedangkan produksi ikan darat sebesar 82 ton. Produksi terbesar dihasilkan oleh Kecamatan Tanjung Tiram yaitu sebesar 7.331 ton disusul Lima Puluh dengan produksi sebesar 1.880 ton dan Talawi diurutan ketiga dengan produksi ikan sebesar 1.776 ton. Jumlah nelayan di Asahan tahun 2004 adalah 21.823 orang yang terdiri dari 15.809 orang nelayan penuh, 3.457 orang nelayan sambilan utama dan 2.557 orang nelayan sambilan tambahan. Jumlah rumah tangga budidaya perikanan darat ada sebanyak 1.150 rumah tangga, terdiri dari 811 rumah tangga petambak dan 338 rumah tangga budidaya kolam.

d. Peternakan

Produksi daging unggas tahun 2004 yang terbesar adalah ayam kampung yaitu sebesar 2.931 ton, untuk ternak kecil yang terbesar adalah kambing yaitu 7.609 ton dan untuk ternak besar adalah sapi dengan produksi daging sebesar 8.088 ton. Populasi unggas di Asahan dari tahun 2003-2004 jumlahnya rata-rata mengalami 61

peningkatan. Untuk ternak kecil yaitu kambing dan domba pada tahun 2004 juga meningkat jumlahnya, untuk ternak besar, populasi sapi juga mengalami peningkatan. Sedangkan populasi ternak babi dan kerbau mengalami penurunan.

e. Kehutanan

Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan suaka marga satwa, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi, hutan konversi dan hutan wisata. Total areal hutan di Asahan mencapai 42.701,5 ha yang dirinci atas 18,88 persen hutan produksi terbatas, 76,10 persen hutan lindung dan 5,02 persen hutan produksi Areal hutan terluas terdapat di Kecamatan BP mandoge seluas 22.872 ha disusul Bandar Pulau dan urutan ketiga Sei Kepayang dengan luas masing- masing 15.031 ha dan 2.896 ha.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Meskipun sektor penggalian bukan merupakan sektor utama dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, akan tetapi sektor penggalian mampu memberikan kontribusi yang meningkat setiap tahunnya terhadap PDRB Kabupaten Asahan. Pada tahun 2002 sektor penggalian mampu meberikan kontribusi sebesar Rp 9.344,69 juta rupiah dan pada tahun 2003 meningkat menjadi 9449,60 juta rupiah, dan pada tahun 2004 diperkirakan meningkat pula menjadi 9632,76 juta rupiah. Sedangkan sektor pertambangan belum memberikan kontribusi dalam PDRB Kabupaten Asahan.

3. Sektor Industri

Di Indonesia industri pengolahan dibagi menurut jumlah tenaga kerjanya yaitu berskala besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Data industri besar dan sedang dikumpulkan oleh BPS sedangkan data industri kecil dan rumah tangga 62

diperoleh dari dinas Kopperindag dan penanaman modal Kabupaten Asahan. Pada tahun 2004 perusahaan industri besar di Asahan berjumlah 23 perusahaan sedangkan industri sedang berjumlah 80 perusahaan. Sedangkan jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada tahun yang sama berjumlah 999 unit.

Salah satu industri yang cukup besar dan cukup sukses di Kabupaten Asahan adalah PT. Indonesia Asahan Aluminium. PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. Inalum) adalah perusahaan patungan (joint venture) antara Pemerintah RI dengan para penanam modal Jepang, yang tergabung dalam Nippon Asahan Aluminium (NAA), didirikan tanggal 6 Januari 1976 dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Perusahaan ini didirikan untuk membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura- gura dan Tangga di Kab. Toba Samosir serta pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Asahan.

Selain itu terdapat perusahaan lain yang mempunyai skala yang besar yang mampu memberikan kontribusi pendapatan terhadap PDRB Kabupaten Asahan yaitu PT. Multimas Nabati Asahan. PT. Multimas Nabati Asahan adalah perusahaan PMA yang bergerak di bidang pengolahan minyak sawit dan inti sawit serta industri pengolahan minyak goreng, terletak di Kuala Tanjung, Kec. Sei Suka, Kab. Asahan (± 110 km sebelah Tenggara Kota Medan). Tahap pertama dioperasikan mulai tahun 1996, dengan kapasitas pengolahan CPO sebesar 1.500 metrik ton per hari. Waktu operasional pabrik selama 24 jam/hari dan 7 hari per minggu sedangkan produk utamanya adalah minyak goreng merk "Sania", bahan baku kosmetik, dan bahan makanan lainnya.

4. Sektor Listrik, dan Air Bersih

Kebutuhan listrik penduduk Kabupaten Asahan sebagian besar dipasok oleh PLN Ranting Kisaran dan Ranting Tanjung Tiram. Pada tahun 2004 di PLN Ranting Kisaran terdapat 57.802 pelanggan dengan jumlah listrik yang terjual sebesar 47,67 miliar rupiah, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2003. Sedangkan pada PLN Ranting Tanjung Tiram terdapat 40.938 pelanggan dengan penjualan listrik sebesar 15,62 milliar rupiah. Karena sulit untuk memisahkan data, data pada cabang Tanjung Tiram mencakup sebagian data daerah Kabupaten Simalungun

Pada tahun 2004, PDAM Kisaran telah menyalurkan air minum sebanyak 3,86 juta meter kubik bagi sejumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Asahan sebanyak 14.348 sambungan, dengan nilai penjualan total sekitar 4,07 milliar rupiah. Sebagian besar pelanggan berasal dari rumah tangga dengan jumlah air yang disalurkan mencapai 88 persen. Akan tetapi masih terdapat sebagian besar masyarakat di Kabupaten Asahan yang masih menggunakan air sumur, air sungai dan air hujan untuk memenuhi berbagai keperluan rumah tangga.

5. Sektor Bangunan dan Konstruksi

Sektor ini mencakup kegiatan fisik konstruksi, pemasangan dan perbaikan semua jenis konstruksi. Sumbangan sektor bangunan dan konstruksi relatif besar, yang pada tahun 2002 menyumbang sebesar 2,71 persen dari total PDRB Kabupaten Asahan, tahun 2003 mengalai peningkatan menjadi 3,12 persen, sedangkan berdasarkan angka sementara yang diperoleh oleh pemerintah daerah Kabupaten Asahan, pada tahun 2004 sektor ini diperkirakan mampu menyumbang 2,84 persen dari total PDRB Kabupaten Asahan.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Menurut tanda daftar perusahaan yang diterbitkan oleh Dinas Koperindag dan Penanaman Modal Kabupaten Asahan, pada tahun 2004 terdapat 309 perusahaan yang sebagian besar (80 persen) berbadan hokum PO dan yang bergerak di sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, hotel dan penginapan sebesar 73 persen. Depot Pertamina Kisaran telah menyalurkan sekitar 32,27 juta liter premium dan 42,69 juta liter solar kepada seluruh para pelanggannya yang terdiri dari SPBU, TNI/Polri dan konsumen lainnya pada tahun 2003. Pasar atau pekan di Kabupaten Asahan pada tahun 2004 berjumlah 62 buah, luas totalnya mencapai 8,6 ha dengan jumlah pedagang sebanyak 4.842 pedagang.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. a. Angkutan Jalan

Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di seluruh Kabupaten Asahan pada tahun 2004 mencapai 2.037,95 km yang terbagi atas jalan negara (138,69 km), jalan propinsi (165,66 km) dan jalan kabupaten (1.733,60 km). Untuk jalan kabupaten sebagian besar permukaannya adalah tanah yaitu sebesar 55,88 persen, 19,13 persen aspal dan 24,99 persen kerikil. Kondisi jalan di Kabupaten Asahan pada tahun 2004 masih memerlukan perhatian yang serius, walaupun sudah terjadi perbaikan di beberapa ruas jalan tetapi sebagian besar jalan di Asahan (71,19 persen) kondisinya masih rusak dan rusak berat baik jalan kabupaten maupun jalan 65

negara. Pada tahun 2004 jumlah kendaran bermotor yang diuji UPT. UPPKB mencapai 4.607 kendaraan sedangkan jumlah SIM yang dikeluarkan oleh Satlantas Polres Asahan sebanyak 27.180 buah dengan berbagai kategori SIM. Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan merupakan jalur lalulintas kereta api Medan – Tanjung Balai dan Medan – Rantau Prapat. Pada tahun 2004 dari 10 stasiun kereta api yang terdapat di wilayah Asahan tercatat sebanyak 514.749 penumpang naik dan 535.336 penumpang turun serta 76.511 ton barang yang diangkat dan 76.212 ton barang yang diturunkan. Meskipun kontribusi yang disumbangkan oleh sub sektor pengangkutan angkutan jalan raya ini memiliki proporsi terbesar dari sub sektor pengangkutan lainnya di kabupaten Asahan, akan tetapi masih diperlukan pembenahan dan perhatian serius dari pemerintah daerah untuk tetap mengontrol kulaitas fisik jalan yang masih memerlukan perbaikan.

b. Pos dan Telekomunikasi

Di era globalisasi ini peranan sektor pos dan telekomunikasi sangatlah penting, kemajuan teknologi telekomunikasi akan meningkatkan arus informasi sehingga arus berita, informasi dan data berjalan lancar. Pada tahun 2004 terdapat 19 kantor pos pembantu dan sudah tidak ada lagi rumah pos jumlah. Penurunan jumlah ini dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan alasan efisiensi.

Tahun 2002, sektor pos dan telekomunikasi mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Asahan sebesar 0,27 persen, kemudian menurun menjadi 0,26 persen di tahun 2003, dan berdasarkan angka sementara tahun 2004 sektor ini diperkirakan hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 0,24 persen terhadap total PDRB Kabupaten Asahan.

8. Sektor Keuangan a. Koperasi

Sampai tahun 2004 koperasi yang terdaftar sejumlah 516 buah dengan jumlah anggota 41.277 orang dan mempunyai simpanan anggota sebesar 33,3 milliar rupiah. Khusus untuk KUD yang diharapkan menjadi penggerak perekonomian desa jumlahnya tetap jika dibandingkan tahun 2004 yaitu 33 buah. Jumlah tersebut mampu menyerap 16.186 anggota dengan simpanan anggota sebesar 3,552 milliar rupiah dan volume usaha sebesar 16,198 milliar rupiah.

b. Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Asahan pada tahun 2004 mencapai 379,3 milliar rupiah yang terdiri atas 75,29 persen digunakan untuk belanja aparatur dan 24,71 persen untuk belanja publik.

Peranan bank dalam menunjang pertumbuhan perekonomian Kabupaten Asahan cukup berarti. Untuk mendukung program pemerintah dan memperlancar modal usaha. Tahun 2004 jumlah Kredit Usaha Kecil (KUK) yang telah disalurkan oleh bank sebesar 2,340 trilliun rupiah, jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 13,94 persen. Jumlah dana yang terkumpul dari masyarakat berjumlah 13,092 trilliun rupiah yang sebagian besar bersumber dari tabungan yang mencapai 5,649 trilliun rupiah, sisanya berasal dari simpanan berjangka dan giro.

Selain bank dan koperasi, pegadaian merupakan salah satu alternatif lain bagi masyarakat untuk memperoleh kredit atau pinjaman secara cepat dan mudah. Pada tahun 2004 kredit yang di salurkan oleh Perum Pegadaian Cabang Kisaran sebesar 8,218 milliar rupiah. Bagi nasabah yang tidak mampu menebus barangnya 67

sampai batas waktu yang telah ditentukan maka akan dilakukan pelelangan. Nilai pelelangan yang terjadi pada tahun 2004 mencapai 105,6 juta rupiah, sedangkan

Dokumen terkait