• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Ekonomi Kota Medan

NO KECAMATAN LUAS

3. Gambaran Ekonomi Kota Medan

Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di suatu daerah, disamping juga dapat digunakan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Berdasarkan indikator PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode 2007 – 2009 menunjukkan perlambatan yang berarti. Pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,78% namun seiring dengan kecenderungan global/ regional yang mempengaruhinya pada tahun 2008 terjadi penurunan menjadi 6,75% dan 6,15% pada tahun 2009. Namun demikian, selama periode tersebut, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar 6,89% per tahun dan relatif masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,72% .

Gambar 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan Tahun 2007-2009 ( % )

Selanjutnya apabila dianalisis secara sektoral, perlambatan ekonomi Kota Medan umumnya terjadi pada kelompok sektor tersier yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang turun dari 5,94% pada tahun 2007

menjadi 5,04% pada tahun 2009, diikuti sektor transportasi dan telekomunikasi yang turun dari 10,61% menjadi 7,83% pada tahun 2009 serta penurunan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dari 12,82% tahun 2007 menjadi 8,15% pada tahun 2009.

Walaupun terjadi perlambatan ekonomi pada sektor tersier tersebut, akan tetapi untuk penyerapan tenaga kerja pada tahun 2009 terjadi peningkatan dari 70,61% pada tahun 2008 menjadi 73,72% di tahun 2009 atau mengalami peningkatan sebesar 3,11% . Sedangkan untuk kelompok sektor sekunder, yang mengalami perlambatan adalah sektor industri pengolahan yang turun dari 6,08% pada tahun 2007 menjadi 1,71% pada tahun 2009. Penurunan ini umumnya terjadi dihampir semua daerah yang mengandalkan sektor industri pengolahan dengan produk-produk yang berorientasi ekspor ke negara-negara maju. Seiring dengan menurunnya sektor tersebut, kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja juga menurun dari 24,35% pada tahun 2008 menjadi 22,25% dari total kesempatan kerja yang tercipta pada tahun 2009.

Tabel 4.3. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Medan Tahun 2007-2009

No. Lapangan Usaha Pertumbuhan ( % ) 2007 2008 2009* )

1 Pertanian 5,14 3,61 4,73 2 Pertambangan & Penggalian -10,30 -13,49 0,46 3 I ndustri Pengolahan 6,08 3,91 1,71 4 Listrik, gas dan Air Minum -2,81 3,58 4,01 5 Bangunan 6,43 8,07 8,22 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,94 5,60 5,04 7 Pengangkutan & Komunikasi 10,61 8,15 7,83 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 12,82 9,50 8,15 9 Jasa-jasa 6,83 7,08 7,42

PDRB 7,78 6,75 6,15

Sumber: BPS Kota Medan Keterangan: * ) Angka Sementara

Sementara itu, sektor ekonomi yang tumbuh secara signifikan dari kelompok sektor primer adalah sektor pertambangan dan penggalian yang meningkat dari -10,30% pada tahun 2007 menjadi 0,46% tahun 2009. Sedangkan dari kelompok sektor sekunder adalah sektor listrik, gas dan air minum yang tumbuh dari -2,81% menjadi 4,01% pada tahun 2009 dan sektor konstruksi yang tumbuh dari 6,43% pada tahun 2007 menjadi 8,22% pada tahun 2009. Selanjutnya, dari kelompok sektor tersier adalah sektor jasa-jasa yang tumbuh dari 6,83% menjadi 7,42% pada tahun 2009 atau rata-rata tumbuh sebesar 4,23% per tahun. Meningkatnya sektor ekonomi tersebut terutama didorong oleh kebutuhan masyarakat akan perumahan (kontruksi) dan kebutuhan utama sehari-hari seperti listrik, gas dan air minum.

Sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, PDRB per kapita Kota Medan selama periode 2007 – 2009 juga memperlihatkan pola yang cenderung meningkat. Perkembangan PDRB Kota Medan atas dasar harga berlaku selama periode tersebut memperlihatkan peningkatan dengan rata-rata sebesar 12,90% per tahun, yaitu dari Rp 26,62 juta pada tahun 2007 menjadi Rp 33,93 juta pada tahun 2009. Sementara itu, untuk perkembangan PDRB per kapita atas dasar harga konstan juga mengalami peningkatan dengan rata-rata 5,49% per tahun dari Rp 14,09 juta pada tahun 2007 menjadi Rp 15,68 juta pada tahun 2009.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan per kapita Kota Medan yang relatif cukup baik, namun masih perlu untuk ditingkatkan kualitas distribusinya sehingga distribusi pendapatan semakin merata dan pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan yang masih ada.

Gambar 4.4. PDRB Per Kapita Kota Medan Tahun 2007- 2009

Nilai ekspor dan impor Kota Medan cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun. Akan tetapi, selama periode tersebut nilai ekspor Kota Medan masih lebih besar dibandingkan nilai impornya. Sehingga neraca perdagangan Kota Medan mengalami surplus perdagangan walaupun cenderung berfluktuasi dari US$ 4,10 miliar pada tahun 2007 meningkat menjadi US$ 4,64 miliar tahun 2008 dan mengalami penurunan menjadi US$ 2,27 miliar pada tahun 2009.

Gambar 4.5. Perkembangan Perdagangan Luar Negeri Kota Medan

Berdasarkan data yang tercatat, nilai ekspor dan impor Kota Medan yang melalui Pelabuhan Belawan dan Bandara Polonia Medan selama tiga tahun terakhir sejak 2007 – 2009 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2007, nilai ekspor Kota Medan sebesar US$ 5,50 miliar dan meningkat menjadi US$ 7,90 miliar pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009, nilai ekspor cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni menjadi US$ 4,30. Sedangkan nilai impor Kota Medan juga berfluktuasi dari US$ 1,50 miliar tahun 2007 meningkat menjadi US$ 3,26 miliar pada tahun 2008 dan kembali menurun pada tahun 2009 menjadi US$ 2,03 miliar.

Fluktuasi kinerja ekspor Kota Medan selama tahun 2007-2009 diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan daya saing komoditi ekspor Kota Medan dan sekaligus mengantisipasi perdagangan bebas ASEAN China pada tahun 2010. Sementara itu, menurunnya nilai impor Kota Medan pada tahun 2009 belum dapat mengindikasikan bahwa ketergantungan masyarakat Kota Medan akan produk-produk yang berasal dari luar negeri cenderung menurun. Dengan kata lain, penurunan nilai impor pada tahun 2009 diperkirakan lebih disebabkan oleh imbas dari belum pulihnya kondisi perekonomian global termasuk I ndonesia.

Tabel 4.4. Share Ekspor- I mpor Kota Medan terhadap

Sumatera Utara ( US$ Milyar)

Tahun Ekspor Kota Medan Eskpor Sumut I mpor Kota Medan I mpor Sumut * * ) 2007 5,50 7,08 1,50 2,11 2008 7,90 9,26 3,26 3,70 2009* ) 4,30 6,46 2,03 2,67

Sumber: BPS Kota Medan Keterangan: * ) Angka Sementara

Di samping itu, dilihat dari kontribusi ekspor Kota Medan terhadap nilai ekspor Sumatera Utara adalah rata-rata sebesar 66,56 % per tahun, sedangkan kontribusi impor Kota Medan per tahunnya rata-rata sebesar 76,03 % terhadap impor Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan bahwa

Kota Medan merupakan daerah penyumbang terbesar untuk kegiatan ekspor dan impor di Sumatera Utara selama periode tersebut. Besarnya kontribusi ini dikarenakan Kota Medan memiliki posisi strategis dalam perdagangan dalam negeri khususnya dengan daerahdaerah di I ndonesia Barat. Aktivitas perdagangan antar daerah ini terlihat dari tingginya volume muat barang yang melalui pelabuhan Belawan dan bandara Polonia Medan. Sehingga kedua pelabuhan Belawan dan bandara Polonia Medan masih menjadi pintu gerbang utama untuk kegiatan ekspor dan impor barang di Sumatera Utara, bahkan di kawasan I ndonesia Barat.

BAB V

PROGRAM DAN KEGI ATAN