• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uni Eropa

Menurut Delegasi Komisi Eropa untuk Indonesia (2010), Uni Eropa merupakan kelom 27 negara-negara independen yang unik dengan lebih dari 492 juta warga Negara tinggal dalam batas wilayahnya. Negara-negara anggota yang telah ditandatangani seiring perkembangannya. Semua traktat itu harus disepakati oleh masing-masing Negara anggota dan kemudian diratifikasi baik oleh parlemen nasional ataupun melalui referendum (European Union, 2010). Nama Uni Eropa muncul pada tahun 1992 menggantikan nama komunitas masyarakat Eropa bersamaan dengan ditandatanganinya Traktat Maastricht (Traktat Uni Eropa) pada tanggal 07 Februari 1992. Urutan masuknya Negara-negara dalam keanggotaan Uni Eropa dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Negara-negara anggota Uni Eropa

No Negara Tahun Bergabungnya dengan Uni Eropa

1 Jerman 1950 2 Belanda 1950 3 Belgia 1950 4 Luksemburg 1950 5 Perancis 1950 6 Italia 1950 7 Inggris Raya 1973 8 Denmark 1973 9 Irlandia 1973 10 Yunani 1981 11 Portugal 1986 12 Spanyol 1986 13 Austria 1995 14 Swedia 1995 15 Finlandia 2004 16 Estonia` 2004 17 Hongaria 2004 18 Latvia 2004 19 Lituania 2004 20 Malta 2004 21 Polandia 2004 22 Republik Ceko 2004 23 Siprus Selatan 2004 24 Slovenia 2004 25 Slovakia 2004 26 Bulgaria 2007 27 Rumania 2007

Sumber: European Union (2010)

Uni Eropa bukanlah sebuah Negara federal atau organisasi internasional dalam pengertian tradisional, akan tetapi merupakan sebuah badan otonom diantara keduanya. Uni Eropa bersifat unik karena Negara-negara anggotanya tetap menjadi Negara berdaulat yang independen, akan tetapi Negara-negara tersebut menggabungkan kedaulatannya dan dengan demikian memperoleh kekuatan dan pengaruh kolektif yang lebih besar.

Dalam praktiknya, penggabungan kedaulatan berarti bahwa Negara-negara anggota mendelegasikan kuasa dalam hal pengambilan keputusan kepada lembaga yang telah didirikan bersama sehingga keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah tertentu yang melibatkan kepentingan bersama dapat diambil secara demokratis pada tingkat Eropa. Uni Eropa memiliki tiga lembaga utama, yaitu: 1. Parlemen Eropa, memiliki warga Negara anggota Uni Eropa.

2. Dewan Uni Eropa, memiliki masing-masing tingkat Negara anggota. 3. Komisi Eropa, berupaya untuk menegakkan kepentingan Uni Eropa.

Segitiga kelembagaan tersebut menghasilkan kebijakan dan undang-undang yang berlaku di seluruh Uni Eropa. Ketiga lembaga utama tersebut didukung oleh Badan Pemeriksa Keuangan Eropa yang mengawasi penggunaan

20

anggaran Uni Eropa dan Mahkamah Eropa yang membantu memastikan bahwa Negara-negara anggota mematuhi undang-undang Uni Eropa yang telah dibuat.

Kondisi Kakao di Dunia

Selama lebih dari 10 tahun terakhir produksi kakao dunia cenderung meningkat. Berdasarkan data International Cocoa Organizations (ICCO), jumlah produksi biji kakao dunia berada diantara 3 sampai 4 juta ton setiap tahun. Produksi kakao dunia dalam 10 tahun terkahir berhasil mencapai angka lebih dari 3 juta ton terjadi pada tahun 2003. Pada tahun berikutnya produksi kakao terus meningkat bahkan pada tahun 2006 produksi biji kakao lebih dari 3,5 juta ton. meskipun tahun 2007 produksi kakao mengalami penurunan namun setelah tahun tersebut produksi kakao terus meningkat bahkan mencapai lebih dari 4 juta ton pada tahun 2011 dan 2012. Secara lebih jelas grafik produksi kakao dalam selama satu dasawarsa terkahir yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Produksi kakao dunia pada periode 2002–2012

Sumber: International Cocoa Organizations; (2013 *angka sementara

Pada gambar 2 bisa kita simpulkan bahwa produksi kakao cenderung meningkat namun rata-rata produksi biji kakao tersebut berkisar pada 3 sampai dengan 4 juta ton per tahun. Pada tahun 2002 produksi kakao masih di bawah 3 juta ton namun mulai mencapai angka diatas 3 juta ton. Penurunan produksi terjadi pada tahun 2007 dan tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 produksi kakao terlihat tetap pada gambar tersebut. Produksi kakao tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 2011 yang mencapai angka lebih dari 4 juta ton tepatnya 4,313 juta ton. Produksi kakao menurun kembali pada tahun 2012 namun masih mencapai angka 4 juta ton. Dari

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 (Ribu Ton)

data tersebut secara kualitatif pada tahun yang akan datang jumlah produksi kakao akan terus meningkat.

Sejalan dengan produksi, konsumsi kakao juga mengalami peningkatan. Dari data international Cocoa Organizations, rata-rata pertumbuhan konsumsi dunia sebesar 2.74%. Pertumbuhan konsumsi kakao (grindings) kakao mengalami penurunan sebesar -6.3% dari periode sebelumnya terjadi pada periode 2008/2009, hal ini dikarenakan terjadinya krisis ekonomi Uni Eropa yang merupakan konsumen terbesar kakao di dunia. Namun setelah periode tersebut konsumsi serta pertumbuhan konsumsi kakao dunia terus mengalami peningkatan bahkan pada periode 2012/2013 konsumsi kakao dunia mencapai 4000 ton. dengan jumlah konsumsi tersebut, Negara-negara Uni Eropa mempunyai andil yang paling besar dalam jumlah konsumsi kakao di dunia yaitu sebesar 28.8% dari konsumsi kakao dunia diikuti belanda (10.5%), jerman (8.7%) , dan perancis (3%). Berikut ini disajikan tabel konsumsi kakao dunia serta Negara-negara konsumen terbesar kakao dunia pada Tabel 9 dan Gambar 3.

Tabel 9 Konsumsi kakao dunia

Periode Jumlah Konsumsib Pertumbuhan tiap tahun

2003/2004 3 237 5.2 2004/2005 3 382 4.5 2005/2006 3 522 4.1 2006/2007 3 675 2.7 2008/2009 3 775 -6.3 2009/2010 3 537 5.7 2010/2011 3 737 5.4 2011/2012 3 938 0.3 2012/2013a 4 008 1.5 Jumlah rata-rata 3 281 2.7

Sumber: International Cocoa Organization (ICCO); aangka sementara; bribu ton

Gambar 3 Negara-negara konsumen terbesar kakao periode 2010/2011

Sumber: International Cocoa Organizations

Uni Eropa belum termasuk belanda dan

jerman, United Kingdom, dan Perancis 28.80% Belanda, 10.50% Jerman, 8.70% Perancis, 3.10% United Kingdom, 1.40% Pantai Gading, 7.10% Amerika Serikat, 7.00% Malaysia, 6.00% Brazil, 4.70% Ghana, 4.30% Indonesia, 3.40% Lain-lain, 14%

22

Dari Gambar di atas bisa kita lihat konsumsi kakao (grindings) dari periode ke periode cenderung meningkat. Namun jumlah konsumsi menurun pada periode 2009/2010 dikarenakan krisis ekonomi yang melanda di Uni Eropa yang merupakan konsumen terbesar kakao dunia. Krisis ekonomi yang melanda Uni Eropa menyebabkan daya beli kakao menurun. Namun setelah periode tersebut konsumsi kakao kembali meningkat dikarenakan konsumsi di wilayah Asia semakin meningkat. Minimnya pengaruh krisis ekonomi Eropa secara kesuluruhan serta semakin banyaknya promosi produk berbahan dasar kakao, wilayah Asia berpotensial mengalami peningkatan jumlah konsumen kakao.

Meskipun begitu pada periode 2010/2011 wilayah Uni Eropa masih merupakan konsumen terbesar kakao dunia. Hal ini dikarenakan pabrik pengolahan yang banyak di wilayah tersebut. Uni Eropa mempunyai nilai konsumsi sebesar 28,8% dari jumlah konsumsi kakao dunia. Share konsumsi Uni Eropa itu pun belum termasuk Negara Belanda dan Jerman yang merupakan dua Negara konsumen terbesar dunia. Belanda serta Jerman pada periode ini merupakan konsumen kakao terbesar dengan Belanda 10.5% dan Jerman 8.70% dari presntase kakao dunia. Negara-negara yang mempunyai nilai konsumsi terbesar selain wilayah Eropa adalah Pantai Gading dan Amerika Serikat yang masing-masing sebesar 7.10% dan 7%. Untuk Indonesia, sebagai produsen kakao nomor 3 di dunia hanya mempunyai nilai konsumsi 4.3% dari jumlah konsumsi kakao dunia. Hal ini dikarenakan masih minimnya pabrik pengolahan kakao di Indonesia.

Dari data ICCO harga kakao dunia saat ini mengalami penurunan dikarenakan produksi kakao dari Negara produsen yang melimpah menyebabkan harga International menurun. Sempat tertahan pada kisaran U$D 1400/ton - U$D 1600/ton pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 harga kakao mengalami peningkatan pada yang signifikan pada tahun 2008 yaitu berkisar U$D2500/ ton pada tahun 2008. Pergerakan harga kakao dunia sangat dipengaruhi oleh rasio stock serta pengolahan kakao. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat pergerakan harga kakao dunia pada tahun 2005-2012 pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik harga kakao dunia tahun 2005-2012

Sumber: International Cocoa Organization (ICCO)

Dari grafik tersebut kita ketahui harga kakao pada tahun 2005 sampai dengan 2007 berkisar pada US$1500/ton namun pada tahun 2008 harga kakao

1538.08 1590.71 1498.85 2580.77 2888.74 3132.98 2980.04 2390.86 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

dunia terus menaik bahkan pada tahun 2010 pada grafik harga kakao berada pada titik tertinggi dengan nilai US$ 3132.98/ton. Kenaikan harga terpicu adanya defisit pasokan biji kakao di pasar dunia sekitar 100.000 ton. Produksi biji kakao dunia yang hanya sekitar 3.5 juta ton, tak mampu memenuhi permintaan dunia yang pada saat itu jumlah konsumsi dunia mencapai 3.6 juta ton. bahkan pada tahun 2010 defisit kakao bisa melonjak pada jumlah 200.000 ton karena Uni Eropa dan Amerika Serikat yang menguasai 85% pasar kakao dunia perekonomiannya mulai pulih. Namun setelah tahun 2010 harga kakao terus anjlok, pada tahun 2011 dari grafik harga kakao dunia terus dibawah US$ 3000/ton. Menurut Askindo, perkembangan ekonomi dunia serta melimpahnya produksi kakao di pantai Gading menyebabkan harga terus menurun. Bahkan dari informasi terakhir, dii bursa berjangka NYSE LIFFE, London, Inggris pada bulan Juli 2013 harga kakao di bursa berjangka komoditi tersebut sebesarUS$ 2.430 per metrik ton.

Harga-harga kakao tersebut sudah termasuk harga kakao baik produk awal berupa biji-bijian maupun produk jadi kakao itu. Berdasarkan International Trade Center (intracen) terdapat enam produk kakao dengan HS 4 digit. Jenis-jenis produk tersebut antara lain produk awal kakao berupa biji serta kulit-kulitnya, produk setengah jadi seperti lemak kakao, kakao pasta ataupun produk jadi kakao seperti coklat ataupun produk berbahan dasar kakao yang sudah siap dikonsumsi. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Jenis-jenis produk kakao berdasarkan HS 4 Digita

HS Deskripsi Produk

1800 Cocoa and cocoa preparations

1801 Cocoa beans, whole or broken, raw or roasted 1802 Cocoa shells, husks, skins, and other cocoa waste 1803 Cocoa paste, whether or not defatted

1804 Cocoa Butter, Fat, and oil

1805 Cocoa powder not containing added sugar

1806 Chocolate and other food preparations containing cocoa

Sumber: : Intracen

Dari tabel tersebut bisa kita lihat berbagai jenis produk kakao baik mentah, setengah jadi ataupu produk jadi. Selain itu limbah kakao hasil dari pengolahan kakao pun menjadi barang yang diperdagangkan, limbah kakao seperti kulit, shells bisa menjadi pupuk, biogas, pakan ternak hingga produk lainnya. Produk kakao mentah seperti biji, lemak, minyak, bubuk ataupun produk lainnya biasanya diproduksi oleh Negara-negara asia dan afrika serta wilayah amerika bagian selatan seperti Pantai Gading, Ghana, Malaysia, Indonesia, dan Brazil. Hal ini karena Negara tersebut mempunyai lahan yang luas serta iklim yang cocok dengan tanaman kakao. Produk mentah atau setengah jadi itu kemudian di ekspor ke berbagai Negara-negara seperti Jerman, Perancis, Belgia, Amerika Serikat. Kebanyakan Negara-negara yang mengimpor kakao mentah atau setengah jadi tersebut berasal dari Eropa. Produk tersebut nantinya tidak dikonsumsi langsung melainkan diolah di industri pengolahan menjadi produk-produk kakao seperti coklat, perasa kakao, cake, pasta atau pun produk jadi lainnya yang siap dikonsumsi. Produk kakao jadi ini tentunya mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari produk kakao mentah ataupun setengah jadi. Dengan pengolahan

24

tersebut produk kakao jadi inipun diperdagangkan kembali ke berbagai Negara yang memang mempunyai pasar untuk produk jadi kakao termasuk Negara-negara produsen kakao.

Perdagangan Internasional Kakao

Berdasarkan data yang didapat pada periode 2002-2012 data ekspor-impor kakao yang didapat mengalami peningkatan nilai. Semakin tinggi nilai ekspor kakao dunia maka akan meningkatkan pula impor kakao dunia. Pada periode tersebut nilai tertinggi ekspor-impor Dunia mencapai lebih dari US$ 40 milyar. Namun pada tahun 2012 nilai ekspor-impor mengalami penurunan dengan kisaran nilai US$ 30 milyar dolar. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat grafik nilai ekspor-impor kakao dunia pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik nilai ekspor-impor kakao dunia periode 2002-2012

Sumber: Comtrade

Dari gambar tersebut kita bisa lihat bahwa grafik ekspor-impor kakao mengalami peningkatan kecuali dari tahun 2011 ke 2012 yang mengalami penurunan US$ 10 milyar dari US$ 40 milyar menjadi US$ 30 milyar. Meskipun mengalami penurunan nilai ekspor sebelumnya dari nilai total ekspor mencapai US$ 40 milyar pada tahun 2011, nilai total ekspor tersebut masih terbilang tinggi. Secara terperinci data nilai ekspor kakao dapat kita lihat pada Tabel 11.

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 45000000 0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 40000000 45000000 50000000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Impor ribu US$ Ekspor ribu US$

Tabel 11 Nilai ekspor kakao dunia tahun 2010-2012(US$ ribu dolar)

Negara Eksportir Kakao 2010 2011 2012 Share ekspor 2012 (%)

Jerman 4 240 546 5 079 715 4 754 518 11.53 Belanda 4 567 730 5 017 859 4 552 166 11.04 Pantai Gading 3 826 923 4 158 530 4 269 836 10.357 Belgia 2 674 439 2 994 116 2 926 584 7.09 Perancis 2 029 604 2 353 762 2 244 028 5.44 Ghana 975 927 2 294 370 2 040 928 4.95 Amerika Serikat 1 386 631 1 591 796 1 714 422 4.15 Italia 1 346 409 1 559 735 1 673 110 4.05 Malaysia 1 302 521 1 377 751 1 194 560 2.89 Polandia 936 627 1 169 958 1 175 541 2.85 Canada 941 508 1 009 901 1 058 890 2.56 Indonesia 1 643 649 1 345 278 1 053 447 2.55 Lain-lain 12 301 794 13 555 975 12 568 537 30.48 Totalb 38 174 308 43 508 746 41 226,567 1

Sumber: intracen.org; bUS$ ribu dolar

Berdasarkan Tabel 10 Jerman sebesar US$ 4.7 milyar dengan kontribusi sebesar 11.5% pada tahun 2010. Rata-rata ekspor terbesar dikuasai oleh Negara-negara eropa dengan total kontribusi 41.97% dari nilai ekspor total dunia pada tahun 2012. Negara-negara produsen kakao terbesar di dunia seperti Pantai Gading dan Ghana mempunyai kontribusi ekspor sebesar 15.2% dari total share ekspor dengan total nilai ekspor mencapai lebih dari US$ 6 milyar. Nilai kontribusi ekspor Amerika Serikat dan Kanada pada tahun terakhir mencapai US$ 1.7 milyar dan US$ 1 milyar dengan share ekspor masing-masing sebesar 4.1% dan 2.5%. Indonesia sendiri pada tahun 2012 berada pada peringkat 12 eksportir kakao dunia dengan nilai ekspor sebesar US$ 1 milyar dollar dan share ekspor sebesar 2.5%. Nilai impor kakao dunia ada pada Tabel 12.

Tabel 12 Nilai impor kakao dunia tahun 2010-2012

Negara 2010 2011 2012 Share impor 2012( %)

Amerika Serikat 4 415 104 4 807 051 4 216 557 10.36 Jerman 4 136 407 4 696 946 4 088 202 10.04 Belanda 2 911 125 3 319 193 2 902,675 7.13 Perancis 2 178 110 2 346 584 2 254 913 5.54 United Kingdom 1 735 502 2 040 341 1 729 420 4.25 Belgia 1 280 796 1 445 386 1 394 275 3.42 Rusia 1 200 166 1 390 023 1 280, 914 3.14 Kanada 1 145 680 1 298 435 1 164 812 2.86 Malaysia 1 095 283 1,254 448 1 142 283 2.80 Italia 909 275 1 009 144 1 008 671 2.47 Lain-lain 17 913 942 22 806 137 19 505 189 47.93 Total 38 921 390 46 413 688 40 687 911 100 Sumber: intracen.org

Sejalan dengan ekspor, nilai impor pun juga mengalami fluktuasi yang nilai yang sama. Nilai impor naik dari tahun ke tahun namun pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar US$ 6 milyar. Untuk lebih jelas, nilai impor dunia disajikan pada Tabel 11. Dari tabel tersebut bisa kita lihat bahwa Amerika Serikat

26

merupakan importer terbesar kakao dunia dengan nilai impor dan share impor pada tahun terakhir sebesar US$ 4.2 milyar dan 10.3% . Setelah itu Negara-negara di Eropa juga banyak mengimpor kakao dengan total share pada tahun 2012 impor mencapai 32.8%. Kanada merupakan importir kakao terbesar di benua Amerika setelah Amerika Serikat, nilai ekspor pada tahun 2012 mencapai US$ 1.164 milyar dan memberikan kontribusi impor sebesar 2.82%. Sementara Malaysia merupakan importer terbesar kakao di wilayah Asia dengan nilai impor US$ 1.142 milyar dan memberikan share impor sebesar 2.47% dunia.

Perkembangan Ekspor Kakao Indonesia Perkembangan Ekspor Kakao Indonesia di Pasar Internasional

Berdasarkan data International Trade Centre (intracen) selama 10 tahun (2002-2012) nilai ekspor Indonesia terus meningkat dengan nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2010. Namun setelah tahun 2010 nilai ekspor menurun. Hal ini disebabkan harga kakao dunia yang turun serta peningkatan konsumsi kakao di dalam negeri karena sudah mulai banyak pabrik pengolahan. Untuk lebih jelas data nilai ekspor kakao Indonesia ada pada Gambar 6.

Gambar 6 Nilai ekspor kakao Indonesia, tahun 2002-2012

Sumber: intracen.org

Berdasarkan Gambar 6, total nilai kakao menunjukkan pertumbuhan yang baik. Mengalami fluktuasi dari tahun 2002-2004, pertumbuhan nilai kakao terus meningkat. Nilai ekspor tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan nilai mencapai US$ 1.6 milyar. Namun pada dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 2011 dan 2012 nilai ekspor kakao mengalami dengan nilai US$ `1,3 milyar tahun 2011 dan US$ 1.05 milyar. Walaupun mengalami nilai ekspor kakao Indonesia masih

Gambar 6 Nilai ekspor kakao Indonesia

701,034 623,934 549,348 667,993 855,047924,159 1,268,947 1,413,441 1,643,649 1,345,278 1,053,447 0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 US$ ribu

berada pada kisaran US$ 1 milyar selain itu nilai ekspor yang turun karena permintaan kakao dalam negeri sedang meningkat.

Walaupun Indonesia merupakan produsen tanaman kakao ketiga dunia serta nilai ekspor kakao mencapai lebih dari US$ 1 milyar, namun Indonesia masih berada di peringkat 12 dunia. Hal ini disebabkan karena Indonesia lebih banyak mengekspor produk kakao mentah atau setengah jadi. Produk-produk kakao yang sering diekspor Indonesia adalah produk biji kakao sehingga nilai ekspor yang didapat masih sedikit. Jika Indonesia bisa mengekspor produk kakao seperti coklat, kakao lemak pasta, kakao bubuk maka otomatis nilai ekspor yang didapat semakin meningkat. Namun untuk masuk ke pasar Internasional tentunya memiliki kebijakan-kebijakan baik berupa tariff ataupun non-tariff terutama pasar Uni Eropa kebijakan proteksi komoditi kakao sangat tinggi. Dalam perdagangan Internasional tiap-tiap produk mempunyai kode masing-masing dengan nama Harmonyzed System (HS) termasuk kakao. Berikut adalah kode perdagangan Internasional kakao berdasarkan HS 4 digit pada Tabel 13.

Tabel 13 Nilai ekspor produk kakao Indonesia (HS 4 digit)

HS Produk 2009 2010 2011 2012

1800 Kakao serta produk olahan lainnya 1 413 441 1 643 649 1 345 278 1 053 447 1801 Cocoa beans, whole or broken,

raw or roasted

1 087

485 1 190 740 614 496 384 830 1802 Cocoa shells, husks, skins and

other cocoa waste 652 727 2,594 3,506

1803 Cocoa paste, whether or not

defatted 20 311 66 093 214 321 208 668

1804 Cocoa butter, fat and oil 230 056 236 808 304 581 236 138 1805 Cocoa powder, without added

sugar 45 208 103 183 157 998 165 177

1806 Chocolate and other food

preparations containing cocoa 29 731 46 098 51 287 55 129 Sumber: intracen.org

Dari tabel 13 di atas bisa kita lihat bahwa nilai ekspor produk kakao Indonesia didominasi oleh biji kakao. Nilai ekspor biji kakao sendiri pernah mencapai US$ 1.1 milyar tahun 2010. Namun pada tahun 2012 nilai ekspor kakao menurun mencapai US$ 384 juta. Nilai ekspor kakao terendah terdapat pada kakao limbah seperti sekam, kulit dan lain-lain dengan nilai US$ 3.5 juta. Meskipun setengah nilai ekspor kakao serta produk ekspor kakao utama menurun, namun produk kakao jadi hingga produk jadi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produk-produk kakao itu seperti kakao pasta, lemak dan minyak kakao, pasta kakao bahkan coklat dan produk siap konsumsi berbahan dasar kakao.

Indonesia yang merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia dan mempunyai nilai ekspor tahun 2012 mencapai US$ 1.3 milyar mempunyai beberapa pasar ekspor utama. Rata-rata importer kakao merupakan Negara-negara pengolah kakao seperti Amerika Serikat serta Negara-negara Uni Eropa. Selain itu Negara-negara asean juga mengimpor kakao Indonesia seperti Singapura dan Malaysia. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel 14.

28

Tabel 14 Nilai ekspor importer kakao Indonesia (HS 2 digit) Tahun

Nilai Ekspor Kakao Indonesia (US$)

Uni Eropa Amerika Serikat Malaysia Singapura 2010 167 064 018 359 903 054 568 331 714 158 997 231 2011 180 927 270 197 764 667 473 888 830 108 660 037 2012 163 933 344 145 578 442 273 841 958 103 545 706

Sumber: Comtrade (2013)

Pada Tabel tersebut bisa kita lihat nilai ekspor Indonesia terhadap empat pasar utama Indonesia yaitu Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Uni Eropa tahun 2010-2012. Diantara empat pasar tersebut Malaysia merupakan importir utama kakao dari Indonesia dengan nilai impor sebesar US$ 273 juta pada tahun 2012 disusul Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Singapura sebesar US$ 163 juta, US$ 145 juta, dan US$ 103 juta pada tahun yang sama.

Dari empat pasar ekspor utama tersebut mempunyai kesamaan yaitu Negara-negara tersebut merupakan Negara Industri kakao dunia. Perkembangan menarik bisa kita lihat di pasar Uni Eropa dimana Indonesia masih belum mampu menguasai pasar di Uni Eropa yang merupakan Negara-negara importer terbesar kakao dunia. Indonesia sendiri hanya mampu mengekspor kakao sebesar US$ 163 juta. Uni Eropa sendiri mengimpor kakao mentah seperti biji kakao kebanyakan dari Pantai Gading dan Ghana. Hal ini dikarenakan biji kakao tersebut sudah difermentasi sehingga mempunyai nilai tinggi dan sesuai dengan standar biji kakao di Uni Eropa 4.

Perkembangan Ekspor Kakao Indonesia ke Uni Eropa

Uni Eropa (EU27) merupakan Negara-negara industri kakao terbesar di dunia dengan nilai ekspor kakao mencapai US$ 41 milyar. Karena itu Negara-negara Uni Eropa merupakan pasar potensial untuk Negara-Negara-negara produsen kakao salah satunya Indonesia. Uni Eropa sendiri merupakan pasar utama kedua kakao Indonesia setelah Malaysia. Berikut ini disajikan data grafik nilai ekspor kakao Indonesia ke Uni Eropa dalam kurun waktu 10 tahun.

Dari gambar diatas bisa kita lihat nilai ekspor kakao selalu naik dalam kurun waktu 2004-2011. Walaupun sempat mengalami penurunan sebesar US$ 7.1 juta dollar pada tahun 2010 dari tahun sebelumnya namun nilai ekspor tersebut meningkat kembali bahkan mencapai nilai tertinggi sebesar US$ 180 juta dollar. Namun pada tahun 2012 nilai ekspor kakao Indonesia yang dipasarkan di Uni Eropa mengalami penurunan sebesar US$ 1.39 juta dengan nilai ekspor pada tahun 2012 sebesar US$ 163 juta.

4

Sumber: intracen.org

Menurut Direktur Eksekutif Askindo, Firman Bakri, menyatakan, target ekspor kakao memang cenderung menurun tiap tahun. Penurunan ekspor itu karena industri hilir kakao di Tanah Air memperlihatkan pertumbuhan dari tahun ke tahun dengan produksi biji kakao yang tidak bertambah5. Selain itu Produk biji kakao Indonesia dikenal memiliki kualitas rendah karena bentuknya kecil dan meninggalkan banyak sampah sehingga harganya rendah. Selain itu biji kakao Indonesia tidak difermentasi terlebih dahulu sedangkan Negara-negara Uni Eropa membutuhkan biji kakao fermentasi6. Berikut nilai ekspor kakao Indonesia ke Uni Eropa disajikan pada Pada tahun 2012 nilai ekspor mencapai 163 ribu US$ menurun dari tahun 2011 yang mencapai 180 ribu US$ namun nilai tersebut masih sangat tinggi karena trend nilai ekspor dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 cenderung meningkat. Dengan trend bisa dijadikan indikasi bahwa Uni Eropa bisa menjadi pasar potensial ekspor Uni Eropa. Gambar 7. Meskipun begitu nilai ekspor kakao Indonesia menuju Uni Eropa cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Dokumen terkait