• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Sejarah Perkembangan PT. Floribunda

Semula PT. Floribunda merupakan sebuah rumah peristirahatan bagi pemiliknya, Reane Tambayong pada tahun 1984. Lokasi PT. Floribunda terletak pada Desa Dawuan, Kecamatan Cibodas, Cianjur. Luas lahan saat itu adalah 1000 m2. Dengan alasan hobi, Reane Tambayong kemudian mengoleksi berbagai jenis tanaman hias yang dikumpulkan dari berbagai daerah, baik yang berasal dari Indonesia, maupun dari mancanegara.

Pada tahun 1988, hobi terhadap tanaman hias tersebut berubah menjadi bisnis tanaman hias. Tanaman yang mula-mula diproduksi adalah jenis tanaman pot yang dapat digunakan sebagai lanskap properti. Kegiatan penjualan tidak rutin dilakukan, karena produksi dilakukan secara kecil-kecilan. Bisnis tanaman hias tersebut belum menerapkan sistem manajerial yang profesional. Penjualan pertama dilakukan pada tahun 1990.

Kepemilikan Floribunda berubah pada tahun 1995. Bisnis tanaman hias kemudian dilanjutkan oleh anak dari Reane Tambayong, yakni Karen Tambayong yang juga merupakan ketua Asosiasi Pengusaha Bunga Indonesia (Asbindo). Di tangan Karen Tambayong, bisnis tanaman hias Floribunda semakin berkembang. Pada tahun ini pula, Floribunda disahkan menjadi Perseroan Terbatas (PT). Investasi terhadap bisnis ini juga meningkat, dengan menambah luas lahan PT. Floribunda menjadi 2 ha pada tahun 2000.

Guna mengetahui perkembangan industri tanaman hias dunia, sejak tahun 1997 Karen Tambayong selalu mengikuti pameran tanaman hias nasional dan internasional. Pameran yang diadakan setahun sekali tersebut diselenggarakan di negara Belanda. Karen pun mulai menyadari bahwa tren tanaman hias mulai berubah. Minat masyarakat kini mulai beralih menjadi tropical green atau tanaman hias daun tropis. Jenis tanaman yang diproduksi PT. Floribunda pun berubah seiring dengan perubahan tren yang ada. Produksi lebih diarahkan pada budidaya tanaman daun dalam pemanfaatannya sebagai daun potong maupun tanaman pot.

Sejak mengikuti pameran internasional tersebut, Karen mulai menyadari tentang pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal. Kekayaan plasma nutfah Indonesia sangat beragam jumlahnya. Sayangnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh bangsa Indonesia sendiri. Keprihatinan tersebut direalisasikan dengan mengembangkan bisnis tanaman hias berbasis sumber daya lokal Indonesia yang merupakan jati diri bangsa.

Kegiatan bisnis Floribunda terus berkembang, produksi tidak hanya dilakukan terhadap tanaman pot, tapi merambah pada varietas bunga potong, daun potong, dan tanaman lanskap. Salah satu tanaman yang menjadi perhatian utama Karen Tambayong adalah Pakis. Pemilihan Pakis sebagai fokus bisnis daun potong PT. Floribunda didasari beberapa alasan. Pertama, Indonesia merupakan pusat keragaman genetik Pakis dunia yang sulit ditiru oleh bangsa lain. Potensi ini belum digali sepenuhnya oleh bangsa Indonesia sendiri. Kedua, terdapat permintaan daun potong Pakis untuk kebutuhan domestik dan ekspor yang masih belum dapat dipenuhi. Ketiga, pemilik PT. Floribunda menyadari bahwa daun potong Pakis jenis baru dapat menciptakan permintaan dan tren pasar dengan tingkat persaingan industri yang relatif rendah.

Plasma nutfah Pakis dikumpulkan dari berbagai wilayah tanah air. Namun, tidak semua Pakis di Indonesia dapat dikembangkan. Hal ini terkait dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki Floribunda. Komersialisasi Pakis dalam pemanfaatannya sebagai daun potong hanya dilakukan terhadap enam jenis Pakis, yakni Microsorum Puntatum (Kadaka Keriting), Microsorum Scolopendrium (Kadaka Tegak), Phlebodium Pseudoaureum (Kadaka Silver), Microsorum Musifolium (Kadaka Ular), Drynaria Ridigula (Kadaka Udang), dan Asplenium Nidus Plicatum (Kadaka Prisklet).

Pada tahun 2008 Floribunda mengembangkan agrowisata tanaman hias, kegiatan yang dilakukan antara lain pelatihan budidaya dan pelatihan merangkai bunga. Tenaga pengajar untuk kegiatan pelatihan merupakan pihak ahli dan berasal dari luar PT. Floribunda. Ruangan dan rumah peristirahatan yang ada pada PT. Floribunda juga dapat disewakan untuk kegiatan pelatihan, termasuk akomodasi peserta (konsumsi dan transportasi). Saat ini, Floribunda memiliki

empat lokasi berdekatan seluas 2 ha, rumah kaca sejumlah 20 buah, villa dan rumah peristirahatan untuk agrowisata serta ruang seminar dan pelatihan.

5.2 Lokasi dan Letak Geografis

Lokasi PT. Floribunda terbagi menjadi dua daerah, yakni lokasi kebun dan kantor tempat pelaksanaan kegiatan administrasi. Kebun PT. Floribunda terletak di Cibodas, dan kantor terletak di daerah Pasar Minggu, Jakarta Pusat. Daerah Cibodas merupakan daerah beriklim sejuk dengan suasana yang masih asri. Daerah Cibodas berada pada ketinggian tanah kurang 1275 meter dpl dengan kelembaban rata-rata 90 persen. Curah hujan pertahun daerah Cibodas kurang lebih 3380 mm/tahun. Temperatur minimun daerah Cibodas adalah 180C dan maksimum 250C. Iklim yang ada di daerah Cibodas sangat menunjang bagi pertumbuhan tanaman hias tropis, khususnya tanaman Pakis. Pemilihan lokasi kantor di daerah Jakarta bertujuan memudahkan komunikasi dengan konsumen yang mayoritas berada di Jakarta dan Bogor.

Lahan PT. Floribunda digunakan untuk beberapa fungsi. Total lahan yang berjumlah dua hektar telah digunakan secara optimal tanpa ada lahan yang menganggur. Dari luas keseluruhan, lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya berjumlah 1,4 ha. bagian lahan lain digunakan untuk mendirikan bangunan yang menunjang bisnis ekowisata, seperti ruang koleksi, ruang pelatihan, seminar, dan penginapan khusus peserta.

Tabel 15. Persentase Luas Lahan PT. Floribunda Tahun 2010

NO Keterangan Luas Lahan

(Ha) Persentase(%)

1 Lahan budidaya tanaman hias (selain Pakis) 0,8 40

2 Lahan budidaya tanaman Pakis 0,6 30

3 Penyimpanan koleksi plasma nutfah 0,1 5

4 Lahan kegiatan agrowisata 0,4 20

5 Showroom dan administrasi 0,1 5

TOTAL 2 100

Wilayah Cianjur Utara, khususnya Cipanas dan Cibodas merupakan sentra produksi tanaman hias di Cianjur. Selain itu, di daerah Cipanas terdapat pusat

penelitian dan pengembangan tanaman hias di Indonesia. Beberapa hal inilah yang menjadi alasan maraknya bisnis tanaman hias di Cipanas dan Cibodas. Dengan alasan tersebut, PT. Floribunda mengambil lokasi kebun di Cibodas. Meski pada awalnya merupakan hobi, namun kini PT. Floribunda telah berkembang menjadi perusahaan bunga terbesar di Cianjur dengan produk yang unik dan belum ditiru oleh pesaingnya. Pengembangan bisnis dilakukan dengan berbasis sumberdaya lokal.

5.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan menggambarkan suatu hubungan tanggung jawab dan wewenang yang ada pada suatu perusahaan. Pengelolaan PT. Floribunda bersifat kekeluargaan. Hubungan pemilik dan pekerja terjalin baik sehingga lingkungan kerja PT. Floribunda bersifat kondusif. Struktur organisasi PT. Floribunda terdiri atas tiga level manajemen. Struktur organisasi PT. Floribunda terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Struktur Organisasi PT. Floribunda Sumber: PT. Floribunda (2010)

1. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan PT. Floribunda merupakan pemilik yang juga merupakan pemegang kekuasaan terbesar PT. Floribunda. Pimpinan mengatur seluruh kegiatan perusahaan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan oleh pekerja. Pengambilan keputusan PT. Floribunda sepenuhnya ada di tangan pemilik dan diambil berdasarkan kebijakan, pengamatan di lapangan dan kondisi perusahaan saat ini.

Pimpinan

Kabid. Produksi Kabid. Pemasaran Kabid. Keuangan

Staf Bidang Keuangan Staf Bidang Pemasaran Staf Bidang Produksi

2. Kepala Bidang

Kepala bidang merupakan orang yang dipercaya sebagai pemimpin dalam bidang operasional tertentu di perusahaan. Pemilihan kepala bidang dilakukan oleh pemilik berdasarkan pengalaman dan kecakapan kerja di lapangan. Tugas kepala bidang adalah mengkoordinasikan semua kegiatan dan pekerja di bidangnya untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai kebijakan pemilik. Terdapat tiga orang kepala bidang pada PT. Floribunda yang membawahi tiga bidang manajerial perusahaan, antara lain kepala bidang produksi, kepala bidang pemasaran dan kepala bidang keuangan.

3. Tenaga Kerja Pelaksana

Tenaga kerja pelaksana bertanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan operasional perusahaan sesuai bidang kerjanya. Tenaga kerja keuangan dan pemasaran memiliki kualifikasi di bidang manajerial pertanian. Insentif yang diterima berupa gaji per bulan dengan waktu kerja mulai hari Senin hingga Jumat pukul 08.00-16.00 WIB. Tenaga kerja produksi merupakan penduduk asli Cibodas yang telah akrab dengan kegiatan pertanian. Insentif diberikan tiap dua mingguan yang dihitung berdasarkan jumlah hari pekerja tersebut masuk kerja selama dua minggu terakhir. Satu hari kerja dihitung mulai pukul 08.00-15.00 WIB.

Struktur organisasi ini dipilih oleh pemilik perusahaan dengan adanya beberapa alasan. Alasan pertama adalah adanya kemampuan pemilik untuk dapat mengelola organisasi. Alasan kedua adalah pemilik menganggap bahwa kondisi perusahaan saat ini belum membutuhkan adanya manajer khusus untuk menangani bidang-bidang tertentu organisasi. Usaha yang sedang berkembang seperti PT. Floribunda juga lebih membutuhkan sistem koordinasi terpusat sehingga perusahaan dapat bergerak menuju satu titik yang diketahui oleh semua anggota dalam perusahaan.

5.4 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Menetapkan visi bertujuan memberikan arahan tentang seperti apa organisasi di masa datang. Misi akan lebih spesifik menekankan tentang produk yang dihasilkan, pasar yang dilayani dan hal spesifik lain yang berhubungan

dengan bisnis. Tujuan merupakan penetapan target secara lebih spesifik, dan menerangkan hal yang ingin dicapai perusahaan dalam suatu jangka tertentu. 5.4.1 Visi

Visi Floribunda adalah menjadi perusahaan penghasil tanaman hias tropis terdepan di Indonesia dalam menghasilkan produk inovatif yang berbasis sumberdaya genetik nasional.

5.4.2 Misi

Misi Floribunda sebagai organisasi bisnis, antara lain:

1. Menghasilkan produk tanaman hias tropis berbasis sumberdaya dan kearifan lokal

2. Mengembangkan potensi perusahaan untuk meraih publisitas terbaik di Indonesia

3. Mengelola aset dan menerapkan prinsip manajemen yang handal dengan menerapkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas

4. Membina jaringan kerjasama di bidang pengembangan tanaman hias tropis dengan berbagai pihak yang kompeten

5. Mengembangkan sistem informasi dan promosi untuk memperkuat jaringan pemasaran

5.4.3 Tujuan Floribunda

Berdasarkan visi dan misi tersebut, PT. Floribunda menetapkan tujuan yang ingin dicapai untuk pengembangan bisnisnya, antara lain:

1. Menghasilkan produk daun potong Pakis inovatif yang memiliki daya saing, unik dan menjadi trendsetter di pasar domestik dan internasional

2. Meraih market share daun potong Pakis terbesar di pasar tanaman hias daun potong Indonesia

3. Mengelola aset secara efisien, efektif dan accountable

4. Membina jaringan kerjasama untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi usaha

5. Memiliki jaringan pemasaran yang efektif bagi usaha daun potong, khususnya Pakis

5.5 Lingkup Usaha

Fokus bisnis PT. Floribunda adalah sektor tanaman hias tropis, khususnya Pakis. Berbagai plasma nutfah Pakis dikumpulkan dari berbagai wilayah Indonesia untuk dapat menunjang bisnis. PT. Floribunda kemudian mengembangkan beberapa bisnis berbasis tanaman hias lokal Indonesia. Bisnis pertama adalah budidaya tanaman hias lokal Indonesia. Jenis tanaman hias yang ditanam terus mengalami perkembangan. Pada awalnya, perusahaan hanya memproduksi tanaman hias pot. Seiring dengan adanya kecenderungan pasar, maka kemudian PT. Floribunda memproduksi tanaman hias bunga potong dan daun potong.

PT. Floribunda memilih untuk mengembangkan tanaman yang belum ada di pasaran, dengan adanya risiko tanaman tersebut tidak diterima pasar. Prinsip tren tanaman hias yang terus berubah dan kemampuan pasar dalam menerima hal baru menjadi peluang yang dimanfaatkan. Produk daun potong Pakis jenis Kadaka pun dapat diterima dengan baik olah pasar. Hal ini tercermin melalui data permintaan yang ada pada PT. Floribunda.

Kreatifitas PT. Floribunda kemudian berkembang dengan menjalankan bisnis kedua. Bisnis ini merupakan hasil kajian mengenai kompetensi inti yang dimiliki serta adanya peluang perubahan gaya hidup masyarakat yang selaras dengan alam. Pada tahun 2000 PT. Floribunda mengembangkan bisnis agrowisata tanaman hias. Guna mengembangkan bisnis ini, PT. Floribunda kemudian membangun sarana dan prasarana yang mendukung usaha ekowisata tanaman hias, yakni rumah peristirahatan, taman dan tempat pelatihan. Kondisi alam daerah Cibodas juga menjadi peluang yang sangat menunjang bagi kegiatan agrowisata tanaman hias.

Usaha tanaman Pakis tidak secara langsung memiliki hubungan dengan konsep agrowisata karena keduanya menawarkan jasa dan produk yang berbeda. Pengembangan usaha tanaman Pakis bertujuan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam meraih peluang domestik dan ekspor. Agrowisata bertujuan mengenalkan kepada masyarakat tentang plasma nutfah yang dimiliki perusahaan, serta memberikan pelatihan terkait tanaman hias. Hal yang menghubungkan kedua bisnis adalah keragaman Pakis yang dimiliki PT. Floribunda yang menjadi

peluang bagi kedua bisnis. Daun potong Pakis juga kerap digunakan untuk pelatihan merangkai bunga yang merupakan salah satu kegiatan agrowisata tanaman hias. Bisnis Agrowisata ramai pada waktu-waktu tertentu, seperti liburan sekolah, liburan kantor, ataupun akhir pekan. Pendapatan yang diperoleh per bulan rata-rata 10 persen dari penjualan Pakis.

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL