• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Luas wilayah Desa Wargajaya sebesar 772,38 ha dan komoditas utamanya yaitu pertanian. Batas-batas wilayah desa yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Cintamanik. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Banyuwangi. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cigudeg, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bunar. Apabila dilihat dari kondisi geografis desa ini mempunyai ketinggian tanah dari permukaan laut dengan tinggi 439,9 m. Curah hujan yang dimilki sebesar enam Mm/Th serta kondisi topografinya berbukit. Apabila dilihat dari orbitasi, jarak desa dari pusat kecamatan yaitu 2,5 km. Jarak dari pusat kota atau kabupaten yaitu 45 km. Jarak dari pusat ibu kota Provinsi yaitu 155 km dan jarak dari ibu kota Negara yaitu 90 km. Jumlah penduduk desa ini mencapai 6730 jiwa. Desa ini mempunyai berbagai karakteristik jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia, kelompok pendidikan dan kelompok mata pencaharian.

Tabel 4 Jumlah penduduk menurut kelompok usia dan pendidikan di Desa Wargajaya tahun 2014

Usia Jumlah (jiwa) Persentase (%)

00-04 Tahun 851 13,56 05-09 Tahun 700 11,15 10-14 Tahun 995 15,87 15-19 Tahun 609 9,70 20-24 Tahun 536 8,55 25- ke atas 2.582 41,17 Total 6.273 100,00 Pendidikan TK/TPA/PAUD 40 1,35 SD/MI (Paket A) 2.395 80,88 SMP/SLTP (MTS dan paket B) 292 9,86

SMA/SLTA (MA dan paket C) 215 7,26

Akademi/D1-D3 2 0,06

Sarjana/S-1 9 0,32

Pendidikan Ponpes 8 0,27

Total 2961 100,00

Sumber: Data monografi Desa Wargajaya tahun 2014

Berdasarkan Tabel 4, jumlah penduduk berdasarkan usia, paling banyak terdapat pada penduduk usia 25 ke atas dan usia 10-14 tahun yaitu sejumlah 2.582. Hal ini dikarenakan masih banyak orang tua sudah lanjut usia yang tinggal di Desa Wargajaya, kemudian sebagian besar penduduk desa ini setelah lulus sekolah dasar, mereka langsung menikah dan menetap di desa sehingga masih banyak terdapat anak-anak usia remaja. Jumlah penduduk berdasarkan

pendidikan, paling banyak yaitu sekolah dasar sejumlah 2.395. Hal ini dikarenakan, sebagian besar dari mereka hanya lulusan sekolah dasar dan hanya sebagian kecil saja jumlah mereka yang melanjutkan sampai sekolah menengah dikarenakan faktor biaya. Meskipun tingkat pendidikan warga masih rendah, namun kesadaran akan pendidikan sudah mulai tinggi untuk melanjutkan ke pendidikan di atas sekolah dasar.

Tabel 5 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Wargajaya tahun 2014

Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

PNS 12 0,71 PNS POLRI 1 0,05 Pensiunan PNS/POLRI/TNI 6 0,36 Karyawan swasta 122 7,25 Wiraswasta 99 5,88 Pedagang 165 9,79

Petani dan penggarap 1.073 63,72

Buruh tani dan perkebunan 160 9,50

Buruh bangunan 46 2,74

Total 1684 100,00

Sumber: Data monografi Desa Wargajaya tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, paling banyak yaitu petani dan penggarap sejumlah 1.073, karena di desa ini mempunyai lahan dengan karakteristik masih banyak terdapat sawah. Penduduk di desa ini sebagian besar bekerja sebagai buruh petani penggarap, sawah yang mereka garap adalah milik orang lain, karena sedikit dari mereka yang mempunyai lahan sendiri.

Gambaran Umum Kelompok Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Desa Wargajaya

Desa Wargajaya merupakan salah satu wilayah yang mendapatkan Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Cigudeg. Kelompok SPP Desa Wargajaya berada dibawah pengawasan Unit Pengelola Keuangan (UPK) Kecamatan Cigudeg dan merupakan bagian dari program pemerintah yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Kelompok SPP yang ada di Desa Wargajaya mempunyai sepuluh kelompok yang masih aktif, masing-masing kelompok terdiri dari lima sampai enam anggota kelompok dengan satu ketua. Kelompok SPP di Desa Wargajaya dipimpin atau dikendalikan oleh seorang Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) perempuan. Peserta SPP mempunyai jenis usaha yang berbeda dari peserta yang lainnya, antara lain jenis usaha dagang pakaian atau kredit, usaha dagang makanan kecil atau home industry, serta bergerak dalam jenis usaha jasa seperti menyalurkan keahliannya yaitu dengan membuka salon keliling dan rias pengantin. Akan tetapi, kegiatan usaha secara berkelompok belum berjalan,

peserta hanya menjalankan usahanya berdasarkan usaha masing-masing individu. Keaktifan kelompok dinilai dari ketepatan mengembalikan pinjaman dan kecepatan melakukan perguliran antar anggota dalam setiap kelompok. Nama- nama kelompok SPP di Desa Wargajaya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Kelompok SPP di Desa Wargajaya sudah berjalan selama enam tahun yaitu berdiri pada tahun 2008, sehingga pencairan dana juga sudah dilakukan enam kali. Pelaksanaan selama dua tahun dari tahun 2008 sampai 2010, jumlah kelompok yang ada hanya tiga kelompok, karena hanya dilakukan untuk sekedar uji coba kepada masyarakat Desa Wargajaya mengenai kesanggupan membayar cicilan setiap bulan dan perkembangan usahanya. Tahun berikutnya, selalu bertambah kelompok baru yang ikut bergabung, dengan alasan mereka bergabung karena tertarik dengan jumlah dana yang ditawarkan serta dapat menjadi tambahan untuk biaya kehidupan keluarga mereka. Sosialisasi selalu diadakan pada waktu pengajuan proposal yang dibimbing oleh salah satu kader desa dan fasilitator desa dari UPK. Kegiatan sosialisasi tersebut sering disebut juga kegiatan pelatihan SPP yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Adapun pelatihan- pelatihan yang sudah dilakukan untuk peserta SPP yang difasilitasi oleh pihak UPK yaitu pelatihan manajemen keuangan, ketrampilan menjahit dan pelatihan- pelatihan untuk meningkatkan kreativitas peserta dalam melakukan kegiatan usahanya.

Kegiatan SPP yang dilaksanakan di Desa Wargajaya juga memiliki syarat dan ketentuan yang telah di tetapkan. Ketentuan yang diberlakukan ini berguna agar tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaanya, dengan dasar ketentuannya adalah kemudahan, terlembagakan, keberdayaan, pengembangan, dan akuntabilitas. Ketentuan dan syarat kegiatan kelompok SPP Desa Wargajaya adalah sebagai berikut: 1) kelompok perempuan yang mempunyai ikatan pemersatu dan saling mengenal minimal satu tahun, 2) mempunyai kegiatan simpan pinjam dengan aturan dan pengeolaan dana simpan pinjam dengan aturan pengelolaan dana simpanan dan dana pinjaman yang telah disepakati, 3) telah mempunyai modal dan simpanan dari anggota sebagai sumber dana pinjaman yang diberikan kepada anggota. 4) kegiatan pinjaman pada kelompok masih berlangsung baik dan 5) mempunyai organisasi kelompok dan administrasi secara sederhana.

Setiap kelompok harus memiliki anggota yang berpengalaman yang dapat diartikan sudah pernah mengikuti kegiatan SPP di tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk proses penyuluhan atau transfer informasi kepada anggota baru, sehingga pada saatnya nanti anggota baru siap untuk membentuk kelompok simpan pinjam yang baru. Kelompok yang baru terbentuk tersebut biasanya diketuai oleh peserta yang sudah berpengalaman pada tahun sebelumnya. Pembentukan kelompok diawali dengan cara mengajukan proposal kemudian dilaksanakan perguliran kepada masing-masing anggota. pembuatan proposal di Desa Wargajaya dilakukan secara bersama-sama pada saat pelatihan dengan dipandu oleh salah satu KPMD perempuan yang ada di Desa Wargajaya. Berikut mekanisme pencairan dana SPP di Desa Wargajaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Sumber: PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Cigudeg, Bogor Gambar 2 Bagan sistem perguliran PNPM Mpd

Tahap awal dalam pemberian dana, melakukan pengorganisasian terlebih dahulu yaitu membuat kelompok dengan jumlah anggota enam sampai delapan. Setiap anggota berhak mengajukan pendanaan modal kepada kelompoknya, pengajuan oleh anggota ini disesuaikan dengan seberapa besar modal yang akan diajukan dan digunakan untuk apa modal tersebut. Setiap anggota akan membuat proposal pengajuan dana yang selanjutnya akan dikumpulkan oleh ketua kelompok untuk dirangkum sebagai pengajuan dari kelompok. Pengajauan yang dilakukan oleh ketua diserahkan kepada tim verifikasi yaitu Unit Pengelola Keuangan (UPK), kemudian UPK melakukan diskusi. Kegiatan diskusi ini dinamakan dengan Musyawarah Persiapan Pendanaan (MPP). Kegiatan MPP inilah yang sangat menentukan apakah usulan dari kelompok dapat diterma dan dikabulkan, dengan memperhatikan berbagai pertimbangan yang telah ditentukan oleh petugas. Kegiatan MPP dilakukan dengan berbagai tahap yaitu tahap persiapan. Tahap persiapan meliputi pengajuan usulan dari setiap kelompok, kemudian pihak UPK memberikan evaluasi usulan, pihak TV memberikan verifikasi usulan, kemudian berdasarkan hasil MPP, sudah dapat diputuskan pada tahap pencairan dana atau keputusan pendanaan. Penerima dana sudah ditetapkan dan selanjutnya dapat dilakukan proses pencairan. Setiap bulannya peserta wajib melakukan pembayaran cicilan sebesar Rp. 104.000,00 yang sudah termasuk

PERTANGGUNG JAWABAN

PENGORGANISASIAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PROSEDUR PERGULIRAN

BKAD (Keputusan forum MAD) :

1. Ketentuan dan proseur

perguliran 2. Menetapkan

besaran pagu dan rencana perguliran 3. Menetapkan lembaga pengelola 4. Menetapkan Musyawarah Pendanaan Perguliran P E R S I A P A N KELOMPOK Pengajuan Usulan UPK TV Evaluasi usulan Verifikasi usulan MPP Keputusan Pendanaan UPK Pencaira n KELOM POK Pengembalian Pengur us BKAD dan BP- UPK

bunga dari pinjaman. Pada tahap pengembalian, setelah ketua kelompok berhasil mengumpulkan cicilan dari semua anggotanya, kemudian jumlah uang tersebut dapat disetorkan kepada pihak UPK untuk dilakukan perguliran kepada kelompok lain, serta membuat laporan pertanggungjawaban.

Gambaran Umum Responden

Gambaran umum yang diuraikan pada bagian ini adalah karakteristik responden terdiri atas usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lamanya mengikuti program SPP. Mengutip pendapat Havighurst (1950) seperti yang dikutip Mugniesyah (2006), usia dewasa dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu dewasa awal (18-29 tahun), dewasa pertengahan (30-50 tahun), dan dewasa tua (50 tahun keatas). Penelitian ini pada awalnya mengacu konsep tersebut, data di lapangan kurang sesuai untuk dicockkan dengan konsep di atas, tetapi karena tidak meratanya sebaran usia responden pada kategori tersebut maka penentuan kategori umur dilakukan secara emic.

Umur dibagi menjadi dewasa muda untuk responden berusia kurang dari 25, dewasa menengah usia antara 26 sampai 40, lebih dari 40 adalah dewasa tua. Pendidikan formal responden yaitu tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP dan tamat SMA. Responden dengan kategori rendah tidak tamat SD dan tamat SD, kategori menengah tamat SMP, dan kategori tinggi adalah tamat SMA. Tingkat pekerjaan responden dibagi menjadi petani, buruh, swasta, dan ibu rumahtangga. Lamanya mengikuti program SPP adalah jangka waktu dalam tahunan responden sebagai peserta SPP. Berikut adalah tabel mengenai karakteristik responden Tabel 6 Jumlah dan persentase responden menurut karakteristik responden

peserta SPP Desa Wargajaya tahun 2014 Karakteristik

responden Kategori

Peserta SPP

Jumlah (Orang) Pesentase (%)

Usia Dewasa muda (< 25 tahun) 2 6,66 Dewasa pertengahan (25- 40 tahun) 18 60,00 Dewasa tua (>40 tahun) 10 33,33 Total 100,00 Tingkat pendidikan

Rendah (Tidak tamat SD- Tamat SD) 15 50,00 Menengah (SMP) 12 40,00 Tinggi (SMA) 3 10,00 Total 100,00 Tingkat pekerjaan Petani 5 16,66 Buruh 1 3,33 Swasta 3 10,00 Ibu Rumahtangga 20 66.66 Total 100,00 Lama mengikuti program SPP Rendah (1-2 tahun) 8 26,66 Sedang (3-4 tahun) 12 40,00 Tinggi (5-6 tahun) 10 33,33 Total 100,00

Gambaran Umum Sumberdaya Keluarga

Sumberdaya keluarga merupakan faktor internal yang dapat mempengaruhi dalam kinerja program SPP, karena faktor ini berasal dari dalam rumahtangga itu sendiri yang melihat bagaimana mengerjakan tugas yang seharusnya dalam program SPP. Faktor-faktor ini meliputi jumlah anggota dalam rumahtangga, jumlah anggota rumahtangga yang berusia produktif, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatannya dari setiap rumahtangga. Sumberdaya keluarga diukur meliputi semua jumlah anggota keluarga yang masih tinggal di rumah dan menjadi tanggungan keluarga tersebut, karena akan berpengaruh pada penggunaan dana pinjaman SPP.

Jumlah anggota dalam setiap keluarga merupakan banyaknya anggota keluarga yang memanfaatkan dana SPP. Anggota tersebut terdiri dari suami, istri, anak maupun orang tua dalam keluarga tersebut. Berikut adalah gambar diagram lingkaran yang menjelaskan mengenai persentase rumahtangga responden menurut jumlah anggota dalam setiap rumahtangga pada program SPP.

Gambar 3 Persentase rumahtangga responden menurut jumlah anggota rumahtangga peserta program SPP Desa Wargajaya tahun 2014 Berdasarkan Gambar 3, jumlah anggota rumahtangga pada responden sebanyak dua sampai tujuh anggota. Grafik di atas menyatakan bahwa yang memiliki anggota dua orang sebanyak 17%, anggota dengan jumlah tiga orang sebanyak 13%, anggota dengan jumlah empat orang sebanyak 44%, anggota dengan jumlah lima orang sebanyak 20%, anggota dengan jumlah enam orang sebanyak 3% dan anggota dengan jumlah tujuh orang sebanyak 3%. Jumlah anggota rumah tangga terbanyak yaitu terdapat pada jumlah empat anggota sebanyak 44% dari 30 responden. Jumlah empat orang tersebut terdiri dari suami, istri dan dua orang anak.

Usia produktif merupakan usia yang seharusnya orang tersebut sudah berpenghasilan atau memiliki pekerjaan. Menurut departemen ketenagakerjaan RI, usia produktif berkisar 15 tahun ke atas. Setiap rumahtangga biasanya terdapat usia produktif hanya terdiri dari suami dan istri, atau hanya suaminya saja yang

bekerja. Berikut adalah gambar diagram lingkaran yang menjelaskan mengenai persentase rumahtangga responden menurut jumlah usia produktif rumahtangga pada program SPP.

Gambar 4 Persentase rumahtangga responden menurut jumlah anggota rumahtangga yang mencapai usia produktif pada program SPP Desa Wargajaya tahun 2014

Berdasarkan Gambar 4, setiap rumahtangga terdapat dua sampai lima anggota dengan usia produktif. Usia produktif dengan jumlah dua orang dalam rumahtangga sebanyak 67%, usia produktif dengan jumlah tiga orang sebanyak 20%, usia produktif dengan jumlah empat orang sebanyak 10%, usia produktif dengan jumlah lima orang sebanyak 3%. Jumlah paling banyak setiap rumah tangga dengan usia produktif yaitu sebanyak dua orang yang hanya terdiri dari suami dan istri dengan membangun sebuah usaha yang ditekuni sendiri. Kondisi di lapang ditemukan bahwa terdapat rumahtangga yang sudah berada pada usia produktif, namun belum bekerja sehingga masih ikut memanfaatkan dana SPP bersama orang tuanya. Saat di lapang juga ditemukan bahwa apabila suami dan istri tidak bisa membayar cicilan dana, maka anak yang bekerja sering membantu membayar cicilan.

Tingkat pendidikan digolongkan dari tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, dan tamat SMA. Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh dalam pengelolaan penggunaan dana SPP dikarenakan ketrampilan yang dimiliki pada setiap individu berbeda, berdasarkan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh selama pendidikannya. Berikut adalah diagram lingkaran yang menjelaskan mengenai persentase rumahtangga responden menurut tingkat pendidikan rumahtangga peserta program SPP.

Gambar 5 Persentase rumahtangga responden menurut tingkat pendidikan rumahtangga program SPP Desa Wargajaya tahun 2014

Berdasarkan Gambar 5, rata-rata rumahtangga dengan tingkat pendiidkan tidak tamat SD sebanyak 3%, tamat SD sebanyak 60%, tamat SMP sebanyak 17% dan tamat SMA sebanyak 20%. Tingkat pendidikan rata-rata anggota rumahtangga dengan jumlah persen terbanyak yaitu tamat SD sebanyak 60% dari 30 responden. Kondisi di lapang ditemukan bahwa ibu rumahtangga dengan tamat pendidikan SMA lebih bisa memanajemen penggunaan dana untuk mengembangakan keperluan usahanya. Responden mempunyai rata-rata anggota suami dan istri dengan tamat SD sedangkan anak dengan tamat SMP kemudian mereka bekerja.

Tingkat pendapatan dihitung dengan memakai kurva sebaran normal yang dihitung menggunakan analisis untuk menentukan batas atas dan batas bawah sehingga dapat dihasilkan data dengan pendapatan rendah, sedang dan tinggi.

Berikut adalah grafik mengenai persentase rumahtangga responden menurut tingkat pendapatan rata-rata pada program SPP.

Gambar 6 Persentase rumahtangga responden menurut tingkat pendapatan rumahtangga program SPP Desa Wargajaya tahun 2014

Berdasarkan Gambar 6, dihasilkan rata-rata jumlah pendapatan setiap rumahtangga pada golongan bawah mempunyai kisaran satu juta sejumlah 33,55%, kemudian pada golongan menengah sebesar 43,45% mempunyai kisaran tiga juta, sedangkan pada golongan tinggi sebesar 23,00% mempunyai kisaran enam juta. Pendapatan tersebut sudah ditotal dari seluruh anggota keluarga yang mempunyai usia produktif dan menghasilkan pendapatan tiap bulannya. Pendapatan rendah adalah rumah tangga yang tergolong mempunyai pekerjaan tidak tetap seperti serabutan, buruh bangunan karena kadang bekerja kadang tidak bekerja. Pendapatan sedang adalah anggota rumahtangga dengan pekerjaan sebagai sopir, dan buruh tani, sedangkan anggota rumahtangga dengan pendapatan tinggi adalah anggota rumahtangga dengan status pekerjaan mempunyai usaha tergolong skala besar seperti toko dan perantauan ke luar kota. Tingkat pendapatan responden SPP Desa Wargajaya sebagian besar tergolong tingkat atas, dan paling banyak kedua adalah golongan menengah serta dengan jumlah yang lebih sedikit yaitu pada golongan menengah kebawah.

Pendampingan Program Simpan Pinjam Khusus Perempuan di Desa Wargajaya

Pendamping dalam program SPP adalah fasilitator kecamatan, fasilitator desa dan pihak kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD) perempuan yang bertugas memantau kegiatan SPP. Petugas tersebut mempunyai peranannya masing-masing dalam pelaksanaan pendampingan peserta kelompok SPP. Fasilitator kecamatan bertugas memantau kegiatan SPP, namun tidak secara langsung berada di lapangan, tetapi berada di kecamatan dan memantau pihak UPK dengan melakukan berbagai evaluasi mengenai program tersebut. Fasilitator desa bertugas mengecek situasi di lapangan, melakukan kegiatan survei mengenai usaha apa yang dikembangkan peserta SPP. Fasilitator desa biasanya melakukan kunjungan ke desa pada saat proses verifikasi dan pencairan dana. KPMD perempuan atau kader merupakan seseorang yang secara sukarela bisa meluangkan waktunya dan sudah dipercaya oleh pihak fasilitator desa bahwa dia mempunyai kemampuan untuk memantau secara langsung mengenai perkembangan kegiatan SPP. KPMD ini adalah masyarakat lokal di desa penerima program SPP, sehingga dapat secara langsung setiap minggu berinteraksi dengan masing-masing peserta. Pemantauan tersebut meliputi perkembangan usaha, ketepatan waktu pada saat pembayaran cicilan dan mengawasi terjadinya kredit macet.

Suatu program pemberdayaan masyarakat khususnya program SPP, pendamping menjalankan perannya masing-masing. Dalam hal ini, peserta dapat memberikan penilaian mengenai peran pendamping yang dibagi menjadi tiga kemampuan, meliputi kemampuan pendamping dalam memfasilitasi, kemampuan pendamping dalam memberikan motivasi dan kemampuan pendamping dalam memberikan informasi atau menajdi informan bagi peserta SPP. Berikut adalah tabel penilaian peserta terhadap kemampuan pendamping yang dilihat dari kemampuan memfasilitasi, memotivasi dan sumber informasi:

Tabel 7 Jumlah dan persentase responden menurut penilaian terhadap pendamping dalam memfasilitasi, memotivasi dan sumber informasi pada program SPP Desa Wargajaya tahun 2014

Penilaian terhadap pendamping

Memfasilitasi Memotivasi Sumber informasi n % n % n % Rendah 6 20,00 5 16,67 6 20,00 Sedang 20 66,67 16 53,33 10 33,34 Tinggi 4 13,33 9 30,00 14 46,66 Total 30 100,00 30 100,00 2 100,00

Berdasarkan Tabel 7, diperoleh hasil penilaian terhadap pendamping dalam kemampuan memfasilitasi termasuk dalam kategori sedang, kemampuan memotivasi termasuk dalam kategori sedang dan kemampuan menjadi sumber informasi termasuk dalam kategori tinggi. Berikut adalah penjabaran dari masing- masing penilaian terhadap pendampingan tersebut.

Penilaian terhadap Kemampuan Memfasilitasi

Kemampuan memfasilitasi merupakan peran pendamping dalam memberikan pelayanan fasilitas selama berjalannya kegiatan SPP mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai mengevaluasi. Penilaian peserta terhadap pendamping dalam memberikan fasilitas masih dinilai sedang. Peserta menganggap bahwa pendamping jarang berkunjung ke masing-masing peserta dan memantau perkembangan usaha peserta. Salah satu responden menyatakan bahwa dia tidak mengenal petugas dari UPK. Pihak UPK hanya datang selama satu tahun sekali pada saat pencairan dana, dan verifikasi namun tidak semua satu per satu rumah dikunjungi untuk melakukan kegiatan survei. Petugas UPK hanya sekedar berinteraksi dengan KPMD dan ketua untuk melakukan koordinasi. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan seharusnya kurang lebih tiga bulan sekali, tetapi dalam pelaksanaannya responden mengaku bahwa dia hanya mengikuti pelatihan sekali mengenai pengelolaan keungannya. Responden menyatakan bahwa kegiatan pelatihan sangat penting untuk dilaksanakan, karena dari forum kegiatan tersebut, mereka dapat berinteraksi dengan sesama anggota dan pendamping sehingga dapat menyatakan kendala-kendala dalam menghadapi pembayaran cicilan. Pelatihan yang sudah dilakukan juga dapat berisi mengenai ketrampilan menjahit, dan cara memasarkan atau mengembangkan usaha peserta sesuai dengan usahanya masing-masing.

Penilaian terhadap Kemampuan Memotivasi

Kemampuan memotivasi merupakan peran pendamping dalam memberikan motivasi pada saat mengikuti program SPP. Pendamping menjalankan perannya agar muncul motivasi pada orang lain untuk melaksanakan tugasnya dengan cara memberikan penerangan secara persuasi. Pendamping yang bertugas memotivasi sering pada petugas KPMD karena selalu berada di lapang untuk membantu tugas fasilitator desa. Penilaian peserta terhadap kemampuan

memotivasi sudah cukup tinggi, mereka menyatakan bahwa pihak KPMD sering berkunjung melihat perkembangan usahanya dan memberikan dorongan semangat kepada peserta yang mengalami penurunan semangat dalam menjalankan usahanya. Pada saat pertemuan pencairan dana, sering pihak fasilitator desa memberikan bimbingan agar usahanya terus dilanjutkan dan menjanjikan akan mendapatkan reward apabila pengembalian cicilan tepat waktu dan memiliki keuntungan yang cukup besar. Hal ini membuat peserta SPP memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan kegiatan simpan pinjamnya. Selain itu, agar peserta memiliki semangat, pihak pendamping memberikan kegiatan lomba yang dijalankan antar kelompok yaitu mendirikan usaha kelompok, sehingga keuntungan tersebut bisa dimasukkan ke dalam jumlah simpanan kelompok dan anggota lebih merasakan manfaat dana tersebut. Responden juga menyatakan apabila terdapat anggota yang tidak bisa membayar tepat waktu sering dibantu oleh ketua untuk menutupi kekurangan dana cicilan, sehingga tidak terjadi kredit macet. Dalam hal ini, solidaritas kelompok juga terjadi dalam setiap kelompok dengan cara saling membantu kendala yang dihadapi peserta.

Penilaian terhadap Kemampuan menjadi Sumber Informasi

Kemampuan dalam menjadi sumber informasi, merupakan peran pendamping dalam memberikan informasi kepada peserta SPP. Informasi yang dimaksud yaitu mengenai kegiatan dan tata cara pelaksanaan SPP. Penilaian peserta terhadap pendampimg dalam kemampuan menjadi informan sudah cukup baik. Responden mendapatkan informasi secara mendetail, kemudian penyebaran informasinya merata dari setiap peserta ke peserta yang lain. Responden juga mengaku bahwa penyampaian informasi yang diberikan oleh pendamping sudah cukup jelas, bisa diterima dari pihak peserta. Pendamping selalu menerima dan menampung aspirasi dari peserta dengan mencoba menjawab pertanyaan- pertanyaan peserta dengan seksama dan menguasai informasi kegiatan SPP. Salah satu responden menyatakan bahwa pada saat peserta mengalami kendala dalam hal usahanya, maka pendamping selalu memberikan solusi agar kegiatan usahanya

Dokumen terkait