• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Astronomis, Geografis dan Iklim

Provinsi Banten adalah salah satu wilayah pemekaran yang dulu termasuk dalam Provinsi Jawa Barat dan terbentuk melalui Undang-undang No.23 Tahun 2000 (BPS 2013). Kota Serang merupakan ibukota dari Provinsi Banten. Provinsi Banten secara geografis terletak di ujung barat Pulau Jawa, berjarak sekitar 90 km dari DKI Jakarta serta memiliki luas sebesar 9 662.92 km2. Provinsi Banten memiliki 55 pulau yang tersebar diwilayah provinsi maupun diperbatasannya. Letak geografis Provinsi Banten mempunyai posisi yang strategis, yaitu sebagai jalur penghubung antara pulau Jawa dan pulau Sumatra.Wilayahnya, berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat di sebelah timur, Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Selat Sunda di sebelah barat.

Letak astronomis wilayah Provinsi Banten adalah 5o7’50” - 7o1’1” Lintang Selatan dan 105o1’11” - 106o7’12” Bujur Timur. Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Moonson dan gelombang La Nina. Cuaca didominasi oleh Angin Barat dari Samudra Hindia dan Angin Asia di musim penghujan serta Angin Timur pada musim kemarau. Suhu udara di Banten pada tahun 2009 umumnya antara 22.1oC – 33.7oC, dengan kelembaban udara bervariasi antara 74

19 persen – 86 persen. Hujan turun setiap bulannya, dengan jumlah hari dan curah hujan dalam setahun masing-masing sebanyak 170 hari dan 1 386 mm.

Sumber : Peta Tematik Indonesia

Gambar 3Peta administratif Provinsi Banten

Provinsi Banten pada awalnya terdiri dari empat kabupaten yaitu Kabupaten Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang dan dua kota yaitu Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Seiring perkembangan pembangunan, telah terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Serang menjadi Kabupaten Serang dan Kota Serang. Kabupaten Tangerang dimekarkan menjadi Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Provinsi Banten saat ini terdiri dari empat kabupaten dan empat kota (Tabel 4).

Tabel 4Klasifikasi kabupaten/kota dan luas wilayah Provinsi Banten Kabupaten/Kota Ibukota Luas (km2) Persentase (%) Kabupaten Pandeglang Pandeglang 2 746.89 28.43 Kabupaten Lebak Rangkasbitung 3 426.56 35.46 Kabupaten Tangerang Tigaraksa 1 011.86 10.47

Kabupaten Serang Ciruas 1 734.28 17.95

Kota Tangerang Tangerang 153.93 1.59

Kota Cilegon Purwakarta 175.50 1.82

Kota Serang Serang 266.71 2.76

Kota Tangerang Selatan Pamulang 147.19 1.52

Provinsi Banten Kota Serang 9 662.92 100.00

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013

Ekosistem wilayah provinsi Banten pada dasarnya terdiri dari :

a. Lingkungan Pantai Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis, kawasan pemukiman dan industri.

20

b. Kawasan Banten Bagian Tengah yang merupakan kawasan pertanian dan perkebunan, sebagian berupa pemukiman perdesaan.

c. Kawasan Banten Selatan merupakan kawasan lindung Gunung Halimun Salak, Kendeng hingga Malingping, Bayah berupa pegunungan yang menyimpan potensi sumber daya alam. DAS Cibaliung-Malingping merupakan cekungan sumber air.

d. Banten Bagian Barat (DAS Cidano dan lereng Gunung Karang-Aseupan dan Pulosari sampai DAS Ciliman wilayah Pandeglang dan Serang Bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian.

e. Ujung Kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus).

Kependudukan

Data BPS Provinsi Banten pada publikasi Banten Dalam Angka 2013 menunjukkan pada tahun 2012,jumlah penduduk di provinsi Banten adalah sebesar 11.24 juta jiwa meningkat dengan laju pertumbuhan 2.16 persen dari tahun 2011. Kepadatan penduduk di provinsi Banten sebesar 1164 jiwa/km2 tidaklah merata karena sebagian besar penduduknya tinggal di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang yang merupakan kawasan pusat bisnis dan konsentrasi industri. Kota Tangerang adalah kota dengan kepadatan penduduk terbesar di Provinsi Banten yaitu 12464 jiwa/km2, sedangkan Kabupaten Lebak merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu 362 jiwa/km2.

Tabel 5Kepadatan penduduk menurut kabupaten/kota Kabupaten/Kota Penduduk Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Laju Pertumbuhan Penduduk (2011-2012) Jumlah Persentase Kabupaten Pandeglang 1 181 430 10.50 430 0.74 Kabupaten Lebak 1 239 660 11.02 362 0.83 Kabupaten Tangerang 3 050 929 27.12 3 015 3.01 Kabupaten Serang 1 448 964 12.88 835 0.99 Kota Tangerang 1 918 556 17.06 12 464 2.56 Kota Cilegon 392 341 3.49 2 236 1.67 Kota Serang 611 897 5.44 2 294 2.21

Kota Tangerang Selatan 1 405 170 12.49 9 547 3.58

Provinsi Banten 11 248 947 100.00 1 164 2.16

Sumber: BPS Provinsi Banten,2013

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalamproses pembangunan di suatu daerah. Jumlah tenaga kerja yang besar dengan disertai keahlian yang cukup memadai akan mempercepat perkembanganpembangunan di

21 daerah tersebut. Jumlah angkatan kerja Provinsi Banten pada bulan Februari 2013 sebanyak 5.47 juta orang dengan proporsi 4.92 juta orang atau sekitar 89.90 persen bekerja dan 579 ribu orang atau sekitar 10.09 persen pengangguran (Tabel 6). Tingginya angka tingkat pengangguran mengindikasikan bahwa pembangunan daerah di provinsi Banten belum berjalan secara baik.

Tabel 6Struktur angkatan kerja Provinsi Banten (Februari 2013)

No Uraian Jumlah Orang Persen (%)

1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas 7 979 536

2 Angkatan Kerja 5 475 876

Bekerja 4 922 981 89.90

Pengangguran 552 895 10.10

3 Bukan Angkatan Kerja 2 503 660

Sumber: BPS Provinsi Banten, 2013

Sebagian besar penduduk Banten bekerja di sektor perdagangan dan industri seperti yang ditunjukkan pada tabel 7. Selama kurun waktu Februari 2013sampai dengan Agustus 2013 terjadi shifting lapangan pekerjaan sektor pertanian ke sektor industri. Hal ini terindikasi dari terjadinya drop out tenaga kerja pada sektor pertanian sebesarkurang lebih 11 ribu orang dan bertambahnya penyerapan tenaga kerja pada sektor industrisebanyak kurang lebih 171 ribu orang.

Tabel 7 Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama, tahun 2012-2013 (ribu orang)

Lapangan Pekerjaan Utama 2012 2013

Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 732.33 602.90 706.39 695.20 Industri 1019.43 1190.20 1029.99 1201.70 Perdagangan 1195.67 1122.20 1243.49 1094.30 Jasa Kemasyarakatan 993.35 869.50 932.14 785.30 Lainnya 79.60 821.00 84.35 860.50 Total 4 020.38 4 605.80 3 996.36 4 637.00 Sumber: BI,2014

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Jika garis kemiskinan semakin tinggi, maka semakin banyak penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin. Garis kemiskinan Provinsi Banten pada bulan September 2013 adalah Rp 288 734per kapita per bulan, meningkat sebesar Rp 25 337dari periode Maret 2013 (Tabel 8). Kenaikan nilai garis kemiskinan bersamaan juga dengan kenaikan jumlah penduduk miskin pada bulan September 2013 dengan total 682 710 penduduk dan persentase penduduk miskin sebesar 5.89 persen.

22

Tabel 8Garis kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin Periode Garis Kemiskinan

(Rp/Kapita/Bulan) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu) Penduduk Miskin (%) Maret 2013 Perdesaan 242 331 292.45 7.72 Perkotaan 273 828 363.80 4.76 Kota + Desa 263 397 656.24 5.74 September 2013 Perdesaan 264 632 268.25 7.22 Perkotaan 300 109 414.46 5.27 Kota + Desa 288 734 682.71 5.89 Sumber: BI, 2014 Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja pembangunan daerah dapat dinilai dari gambaran hasil pelaksanaan pembangunan, salah satunya adalah laju pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat wilayah menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada suatu waktu tertentu. PDRB atas dasar harga konstan berfungsi untuk melihat pertambahan pendapatan wilayah dari satu waktu ke waktu berikutnya secara rill.

Tabel 9 Laju pertumbuhan ekonomi PDRB Banten menurut lapangan usaha tahun 2013

Sektor ekonomi Laju Pertumbuhan (%)

Pertanian 7.35

Pertambangan dan Penggalian 3.18

Industri Pengolahan 3.92

Listrik, Gas, dan Air Bersih 4.01

Bangunan 9.68

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.91

Pengangkutan dan Komunikasi 7.73

Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 8.52

Jasa-Jasa 8.45

PDRB 5.86

Sumber: BPSProvinsi Banten , 2014

Besaran PDRB Banten tahun 2013 atas dasar harga konstan mencapai Rp 105.86 triliun, meningkat Rp 5.87 triliun dibandingkan PDRB tahun 2012 sebesar Rp 99.99 triliun. Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5.86 persen ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 6.15 persen. Pada sisi penawaran, seluruh sektor PDRB Banten pada tahun 2013 tumbuh secara positif.

23 Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor bangunan yang tumbuh 9.68 persen. Sektor dengan persentase pertumbuhan ekonomi paling rendah selama tahun 2013 adalah sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh 3.18 persen.

PDRB per kapita diperoleh dari PDRB atas dasar harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun (BPS, 2013). PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah selama satu tahun. Kota Cilegon adalah kota dengan PDRB per kapita tertinggi di Provinsi Banten, dengan pendapatan tahun 2013 sebesar 97.15 juta rupiah (Tabel 10). Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang sedikit disertai PDRB kota Cilegon yang besar karena adanya industri-industri besar besi dan baja penghasil nilai tambah yang tinggi. Kota dengan PDRB per kapita terendah adalah Kabupaten Lebak , daerah berbasis pertanian dengan PDRB yang cukup rendah. Tabel 10PDRB per kapita Provinsi Banten atas dasar harga berlaku menurut

kabupaten/kota tahun 2010-2012

Kabupaten / Kota PDRB per kapita (Rp juta)

2010 2011 2012 Kabupaten Pandeglang 7.55 8.12 9.01 Kabupaten Lebak 7.02 7.53 8.18 Kabupaten Tangerang 12.30 13.53 14.61 Kabupaten Serang 9.05 9.86 10.75 Kota Tangerang 31.65 34.45 36.94 Kota Cilegon 83.46 89.62 97.15 Kota Serang 9.79 10.68 11.65

Kota Tangerang Selatan 9.00 9.97 10.88

Sumber: BPS Provinsi Banten , 2013

Dokumen terkait