Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Perah Cikole berdiri sejak tahun 1952 dengan nama Taman Ternak yang diprakarsai oleh Drh. Soedjono Kosoemowardjo (Kepala Jawatan Kehewanan Priangan Barat) dengan fungsi utamanya budidaya ternak sapi perah serta mengembangkan komoditi lainnya. Tahun 1964 seluruh tanggung jawab diserahkan kepada Dinas Peternakan Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, selanjutnya pada tahun 1983 berubah menjadi UPTD dengan nama Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak (BPT-HMT) Cikole Lembang. Pada tahun 1999 nama balai berubah kembali menjadi UPTD BPT-HMT Ternak Perah, dan akhirnya pada tahun 2002 berubah menjadi UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Perah (BPPT -SP) Cikole Lembang. Pada tahun 1997 sampai dengan 2002, Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Perah Cikole dijadikan main site pada kerjasama teknis peningkatan teknologi sapi perah, antara Pemerintah Indonesia “Direktorat Jenderal Peternakan” dengan Pemerintah Jepang “Japan International Cooperation Agency (JICA)”.
Visi, Misi dan Motto Visi BPPT-SP Cikole adalah
“menjadi balai dan fasilitator handal dalam pengelolaan bibit dan transfer teknologi sapi perah termaju di Indonesia tahun 2010”.
Misi BPPT-SP Cikole yaitu :
1). meningkatkan profesionalisme aparatur dan seluruh karyawan balai dalam rangka melaksanakan pelayanan prima;
2). meningkatkan produktivitas ternak melalui penyediaan bibit dasar (foundation stock), bibit unggul (breeding stock), dan bibit sebar (commercial stock);
3). memfasilitasi seluruh stakeholder peternakan melalui penyampaian informasi teknologi sapi perah; dan
4). mendorong peningkatan ketahanan pangan melalui sosialisasi peningkatan sadar gizi masyarakat dari produk susu yang dihasilkan.
Motto BPPT-SP Cikole adalah
“dengan semangat kerja dan kebersamaan kita tingkatkan produktivitas dan kinerja dalam mendukung pencapaian visi dan misi balai”.
Tugas Pokok dan Fungsi Balai
Tugas pokok BPPT-SP Cikole sesuai dengan peraturan daerah (perda) No. 05 Tahun 2002, yaitu melaksanakan sebagian fungsi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat di bidang pengembangan perbibitan ternak. Fungsi operasional BPPT-SP Cikole yaitu :
1). pengelolaan bibit ternak dan hijauan makanan ternak; 2). tempat percontohan dan uji coba;
3). pelatihan dan magang; dan 4). sumber pendapatan asli daerah.
Kondisi dan Lingkungan Balai
Lokasi BPPT-SP Cikole berada di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjarak 22 km di sebelah Utara kota Bandung, 4 km dari Ibukota Kecamatan Lembang. Ketinggian lokasi 1.200 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah andosol. Berdasarkan kondisi geografis dan topografis, merupakan dataran tinggi dan beriklim sedang-dingin dengan data klimatologis : • temperatur maksimum : 24,6 °C
• temperatur minimal : 13,8 °C • temperatur rataan : 19,3 °C • kelembaban : 80,5 % • evaporasi : 3,4 mm/hari • radiasi : 285,0 cal/cm2/hari
Luas Lahan dan Pemanfaatannya
Luas lahan yang dimiliki BPPT-SP Cikole di lokasi Cikole adalah 9,8 Ha dan di Instalasi Subang 53,07 Ha, dengan pemanfaatannya dapat dilihat pada Tabel 3. Pembagian kandang ternak dapat dilihat pada Tabel 4 dan denah peruntukan lahan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 3. Pemanfaatan Lahan BPPT-SP Cikole
Pemanfaatan Lahan Luas Lahan Keterangan
1. Kebun rumput : a). Lokasi Cikole
b). Lokasi Subang
5 Ha
53,07 Ha (lahan baru)
produksi rumput 200-250 ton per ha/thn
produksi rumput berkisar 90-140 ton ha/tahun, dilokasi ini lahan belum dimanfaatkan secara keseluruhan.
2.Bangunan :
a). Kantor 250,00 m2 tempat administrasi dan
pelayanan BPPT
b). Kandang ternak 2.288,29 m2 terbagi sesuai peruntukannya diperinci pada Tabel 4 c). Perumahan Karyawan :
• Rumah 1 92,00 m2
• Rumah 2 92,00 m2
rumah 1 dan 2 berfungsi sebagai tempat tinggal karyawan
d). Gudang
•Gudang pakan dan peralatan
70,00 m2 penyimpanan pakan dan peralatan
•Gudang hijauan 50,00 m2 penyimpanan hijauan e). Bangunan bantuan JICA:
•Workshop 72,00 m2 tempat penyimpanan peralatan •Laboratorium susu 129,00 m2 pengujian kualitas produksi susu •Pabrik mini pasteurisasi 17,00 m2 proses pasteurisasi susu
f). Pos Satpam 50,00 m2 tempat penjagaan keamanan g). Asrama 600,00 m2 tempat penginapan
h). Mesjid 129,00 m2 tempat ibadah
i). Kantin ciko cafe 300,35 m2 menyediakan berbagai jenis makanan
3. Lapangan 660,36 m2 tempat olah raga Total luas lahan 62,87 Ha
Tabel 4. Pembagian Kandang Ternak BPPT-SP Cikole No Jenis Kandang Ternak Luas Kandang (m2) Keterangan 1. Kandang Pedet 54,00 2. Kandang Koloni (sapi muda) 113,40
Sistem atap pada kandang pedet dan koloni adalah sistem monitor yang mempermudah sirkulasi udara. Tipe kandangnya adalah central alley dengan one raw, lantainya terbuat dari semen 3. Kandang Exercise I 100,99 4. Kandang Exercise II 161,01 5. Kandang Exercise III 497,78 6. Kandang Exercise IV 184,00
Sistem atap pada kandang exercise I, II, III dan IV adalah sistem awning yang terbuat dari fiber. Tipe kandangnya adalah kandang koloni dengan lantai terbuat dari semen.
7. Kandang Dara 364,00 Sistem atap pada kandang dara adalah sistem monitor yang mempermudah sirkulasi udara. Tipe kandangnya adalah central alley dengan one raw, lantainya terbuat dari semen.
8. Kandang
Melahirkan
84,55 Kandang ini ditempati setelah sapi bunting 8 sampai 9 bulan
9. 10. Kandang Laktasi I (Bantuan Jepang) Kandang Laktasi III 364,56 364,00
Sistem atap pada kandang laktasi I dan III adalah sistem monitor yang mempermudah sirkulasi udara.
Tipe kandangnya adalah central alley dengan two raw, lantainya terbuat dari semen dan bagian lantai beralaskan karpet sebagai bedding.
Total luas lahan 2.288,29
Gambar 3. Struktur Organisasi BPPT-SP Cikole Keterangan : hubungan langsung hubungan tidak langsung
Sumber : BPPT – SP Cikole (2007) Struktur Organisasi dan Sumberdaya Manusia
Pimpinan tertinggi di BPPT-SP Cikole dipegang oleh kepala balai yang bertanggung jawab untuk memimpin dan memonitor seluruh aktivitas balai. Kepala balai membawahi kepala sub bagian (kasubag) tata usaha, bagian pengujian, bagian pengembangan kelompok jabatan fungsional dan instalasi. Struktur organisasi BPPT- SP Cikole dapat dilihat pada Gambar 3. Sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki BPPT-SP Cikole pada tahun 2007, yaitu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tenaga kerja di BPPT-SP Cikole berjumlah 64 orang, dari keseluruhan jumlah tenaga kerja tersebut, tenaga kerja dibagian proses pengolahan susu pasteurisasi (pabrik mini pasteurisasi) berjumlah tiga orang. Pembagian kerja di BPPT-SP Cikole dapat dilihat pada Tabel 6.
Kepala Balai Kasubag Tata Usaha Sie Pengembangan Instalasi Sie Pengujian Kelompok Jabatan Fungsional
Tabel 5. Sumberdaya Manusia di BPPT-SP Cikole Pendidikan Jumlah (Orang) No Status S2 S1 D3 SLTA SLTP SD 1 P N S 1 6 - 3 - 2 12 2 TKK - - 1 6 - - 7 3 TH - - 7 3 35 45 Jumlah 1 6 1 16 3 37 64
Keterangan : PNS (Pegawai Negeri Sipil); TKK (tenaga kontrak kerja); TH (tenaga harian) Sumber : BPPT-SP Cikole (2007)
Tabel 6. Pembagian Kerja di BPPT-SP Cikole Pembagian kerja Tenaga kerja
Jam Kerja Jam Istirahat
Hari
Pegawai kantor 08.00 - 16.00 12.00-13.00 Senin - Jumat Pekerja kebun
rumput
07.00-10.00 08.30-09.00 Setiap hari
Pekerja kandang 04.30 – 16.00 12.00-13.00 Setiap hari Pekerja pabrik
mini pasteurisasi
07.00 – 16.00 12.00-13.00 Senin dan kamis (produksi rutin), ditambah hari lain jika
ada pesanan mendadak Sumber : BPPT – SP Cikole (2007)
Aktivitas Balai
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh BPPT-SP Cikole Lembang terdiri atas:rearing sapi perah, penyediaan pakan (hijauan dan konsentrat), tata laksana pemotongan tanduk (dehorning) dan kuku, penanganan limbah manure(kompos), Program donor dan transfer embrio (TE), serta pengolahan susu pasteurisasi.
Rearing Sapi Perah
Rearing sapi perah merupakan aktivitas untuk menjaga pelestarian bibit unggul. BPPT-SP Cikole melakukan tiga pola breeding dalam pelestarian bibit unggul yaitu:
1). sapi induk dan dara dengan potensi genetik rendah dikawinkan dengan pejantan unggul ( elite/ proven bull);
2). sapi induk dan dara dengan potensi genetik sedang dikawinkan dengan pejantan muda; dan
3). sapi induk dan dara dengan potensi genetik tinggi dikawinkan dengan pejantan unggul ( elite/ proven bull).
Penyediaan Pakan (Hijauan dan Konsentrat)
Pakan yang digunakan terdiri atas hijauan dan konsentrat yang diperoleh dari kebun yang dimilki balai sendiri. Aktivitas-aktivitas dalam penyediaan pakan meliputi: panen rumput gajah, pencacahan hijauan, dan pembuatan silase jerami jagung.
Tatalaksana Pemotongan Tanduk (Dehorning) dan Kuku
Pemotongan tanduk dilakukan pada saat umur sapi 1 sampai 3 minggu. Pemotongan tanduk dilakukan dengan dua cara yaitu cara dengan menggunakan zat kimia untuk anak sapi umur 2 sampai 5 hari dan cara yang menggunakan pemotong tanduk listrik (electric dehorner) untuk anak sapi umur 4 sampai 21 hari. Pemotongan tanduk bertujuan untuk menjaga keselamatan para pekerja yang memeliharanya dan menghilangkan resiko luka yang disebabkan hewan menanduk temannya. Pemotongan kuku pada sapi perah diperlukan untuk menjaga bentuk dan kualitas kukunya. Sapi yang ditempatkan pada kandang tanpa penggunaan alas seperti kandang pedet, kandang dara, kandang exercise, kandang kering dan kandang melahirkan dilakukan pemotongan kuku setiap 6 bulan sekali, sedangkan pemotongan kuku sapi pada kandang beralas seperti kandang sapi laktasi, dilakukan setiap 4 bulan sekali.
Penanganan Limbah Manure (Kompos)
Limbah dari pengolahan susu pasteurisasi khususnya dari pencucian atau sanitasi peralatan dengan bahan kimia ditampung dalam septic tank sebanyak 2 unit. Feces, urine dan air bekas memandikan ternak dibiarkan selama 2 hari di dalam bak penampungan yang berjumlah 3 bak, selanjutnya digunakan untuk pupuk kebun rumput.
Program Donor dan Transfer Embrio (TE)
BPPT-SP Cikole melakukan kerjasama dengan balai embrio transfer (BET) Cipelang Bogor dalam pelaksanaan donor dan transfer embrio. Kerjasam ini bertujuan untuk memperoleh bibit unggul.
Pengolahan Susu Pasteurisasi
BPPT-SP Cikole melakukan pengolahan susu pasteurisasi di pabrik mini pasteurisasi, yang bahan baku utamanya berasal dari peternakan yang dimiliki balai sendiri. Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan sebagian besar merupakan bantuan dari JICA-Jepang.
Komposisi Ternak di BPPT-SP Cikole
Jenis sapi perah yang dipelihara di Peternakan BPPT-SP Cikole adalah Fries Holland dan peranakannya (PFH), yang berjumlah 183 ekor. Komposisi ternak di BPPT-SP Cikole dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Komposisi Ternak di BPPT-SP Cikole
Ternak Jumlah (ekor) Persentase (%)
Sapi Pedet 14 7,65
Sapi Koloni 17 9,29
Sapi Exercise
Kandang Exercise I Kandang Exercise II Kandang Exercise III Kandang Exercise IV 4 5 3 2 2,19 2,73 1,64 1,09 Sapi Dara 74 40,43 Sapi Bunting 4 2,19 Sapi Laktasi Kandang Laktasi I Kandang Laktasi III
30 26 16,39 14,21 Sapi Kering 4 2,19 Jumlah 183 100 Sumber : BPPT-SP Cikole (2007)
Sapi pedet yang dipelihara di BPPT-SP Cikole dipisah dalam dua kandang yaitu kandang pedet (a) dan kandang pedet (b) (Gambar 4). Pemisahan kandang pedet ini dimaksudkan agar sapi pedet tidak saling berebut air susu. Kandang pedet 1 ditempati sapi yang umurnya 1 hari sampai 1 bulan sedangkan kandang pedet 2 ditempati sapi yang umurnya 2 sampai 4 bulan.
(a). Pedet umur 1 hari-1 bulan (b). Pedet umur 2-4 bulan Gambar 4. Kandang Pedet
Kandang koloni (Gambar 5) merupakan kandang yang ditempati anak sapi yang baru lepas sapih. Sapi yang berada di kandang koloni biasanya dipasangkan eartag yang bertuliskan tanggal lahir. Sapi yang telah dewasa kelamin dan dewasa tubuh (umur 5 sampai 18 bulan) serta siap untuk di Inseminasi Buatan (IB) ditempatkan pada kandang exercise (Gambar 6) yang bertujuan untuk mempermudah birahi.
Pada tahun 2007, kandang laktasi II dijadikan kandang dara (Gambar 7). Kandang dara ditempati sapi dara yang berumur 14 bulan sampai 2 tahun. Sapi yang
bunting 8 sampai 9 bulan mulai dipindahkan ke kandang melahirkan (Gambar 8), waktu yang dibutuhkan sapi bunting sampai melahirkan ± 280 hari.
Gambar 7. Kandang Dara Gambar 8. Kandang Melahirkan
Kandang Laktasi
Kandang laktasi di BPPT-SP Cikole berjumlah 3 kandang. Pada tahun 2007 yang digunakan untuk pemeliharaan sapi laktasi berjumlah 2 buah kandang yaitu kandang laktasi I dan kandang laktasi III. Kandang Laktasi II digunakan untuk pemeliharaan sapi dara, karena jumlah sapi laktasi hanya 60 ekor.
Kandang Laktasi I
Kandang laktasi I (Gambar 9 a.) berbentuk kandang modern yang merupakan kandang bantuan dari JICA-Jepang. Konstruksi bangunannya terbuat dari besi baja dan dilengkapi dengan mesin perah yang disambungkan melalui pipa atau pipe line milker (Gambar 9 b.) untuk mengalirkan susu langsung ke cooling unit. Kandang ini menghadap ke arah timur dan barat. Jumlah sapi yang terdapat di kandang ini adalah 30 ekor, dengan posisi ternak yang saling membelakangi (tail to tail) dan bagian lantai beralaskan karpet sebagai bedding. Tujuan dari penggunaan alas karpet tersebut yaitu untuk memudahkan pembersihan kandang dari kotoran-kotoran sapi. Pemberian air minum dilakukan secara otomatis yang akan keluar apabila pipa air di tekan oleh mulut sapi. Kandang ini merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan (kontinyu) dengan ruangan produksi dan pengolahan susu pasteurisasi.
(a). Kandang laktasi dengan sistem (b). Pipe Line Milker Pipe Line Milker
Gambar 9. Kandang Laktasi I
Kandang Laktasi III
Kandang laktasi III (Gambar 10 a.) berbentuk kandang semi modern. Perbedaannya dengan kandang laktasi I adalah dalam proses pemerahan dan cara pemberian air minum. Proses pemerahan pada kandang laktasi III menggunakan mesin perah portable (Gambar 10 b.) yaitu ketika susu selesai diperah kemudian dimasukkan ke dalam milk can berkapasitas 40 liter, sedangkan cara pemberian air minum masih secara manual yaitu dengan memasukkan air dari kran ke dalam bak air minum. Konstruksi bangunannya terbuat dari besi baja dan lantainya terbuat dari semen dengan dilengkapi karpet sebagai bedding.
(a). Kandang laktasi dengan sistem (b). Mesin perah portable Mesin perah portable
Gambar 10. Kandang Laktasi III
BPPT-SP Cikole tidak memiliki kandang kering khusus untuk ditempati sapi bunting 7 sampai 7,5 bulan yang masih menghasilkan produksi susu 5 liter per hari
dengan masa kering 1,5 sampai 2 bulan. BPPT-SP Cikole memiliki 4 ekor sapi kering. Sapi kering di BPPT-SP Cikole ditempatkan di kandang laktasi III.