• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

C. Gambaran Pajak Kendaraan Bermotor

1. Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih, beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan listrik, berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak dan alat-alat besar yang dalam

operasinya menggunakan roda, motor dan tidak melekat secara permanen sera kendaraan bermotor yang dioperasikan di air.

Jadi Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.

Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ialah sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

2. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

3. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

4. Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

7. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera utara.

8. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 26 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan, Ketetapan Pajak dan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi Pajak serta Penghapusan Piutang Pajak Kadaluarsa Atas Pajak Daerah.

9. Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 11 Tahun 2012 tentang Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Tahun 2012.

2. Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk dalam objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, dan sarana olahraga dan rekreasi. Yang termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima

Dikecualikan dari pengertian Kendaraan Bermotor adalah : a. Kereta api.

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara.

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah.

d. Pabrikan atau importir Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk diperlukan dalam lalu lintas biasa.

e. Turis asing yang berada di daerah untuk jangka waktu enam piluh hari. f. Kendaraan pemadam kebakaran.

g. Kendaraan bermotor yang disegel atau disita oleh negara.

3. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Secara terminologi yang disebut dengan subjek pajak bagi pajak daerah adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, maka subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor.

a. Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau Badan yang memiliki kendaraan bermotor.

b. Dalam hal Wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa Badan tersebut.

4. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar pengenaan pajak merupakan ukuran atau pengakuan nilai tertentu yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak. Nilai yang menjadi dasar pengenaan pajak tersebut harus diukur. Ukuran nilai objektif adalah nilai penyerahan barang, senhingga berkaitan dengan Pajak Kendaraan Bermotor, maka nilai penyerahan dapat berupa nilai jual beli, nilai tukar menukar, dan lain sebagainya.

Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok :

4.1 Nilai Jual Kendaraan Bermotor.

Nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan Harga Pasaran Umum atas suatu Kendaraan Bermotor. Dalam Harga Pasaran Umum suatu Kendaraan Bermotor tidak diketahui, Nilai Jual Kendaraan Bermotor dapat ditentukan berdasarkan sebagian atau seluruh faktor-faktor sebagai berikut :

b. Penggunaan kendaraan bermotor. c. Jenis kendaraan bermotor.

d. Merek kendaraan bermotor.

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

f. Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang diizinkan.

g. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.

4.2 Bobot Yang Mencerminkan Secara Relatif Tingkat Kerusakan Jalan Dan/Atau Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan Kendaraan Bermotor.

Unsur bobot adalah unsur yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor, bobot dinyatakan sebagai koefisien tertentu, koefisien bobot sama dengan 1, berarti kendaraan bermotor tersebut membawa pengaruh terhadap kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan. Bobot dihitung berdasarkan, antara lain sebagai berikut :

a. Tekanan gandar, yang dibedakan atas dasar jumlah sumbu/as, roda, dan berat Kendaraan Bermotor.

b. Jenis bahan bakar Kendaraan Bermotor yang bedakan menurut solar, bensin, gas, listrik, tenaga surya, atau jenis bahan bakar lainnya.

c. Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, dan ciri-ciri mesin Kendaraan Bermotor yang dibedakan berdasarkan jenis mesin 2 tak atau 4 tak, dan isi silinder.

Penetapan bobot kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

a. Bobot kendaraan bukan umum seperti jenis sedan, jeep, sepeda motor dan sejenisnya ditetapkan sebesar 1,00.

b. Bobot kendaraan umum seperti jenis mobil barang/beban ditetapkan sebesar 1,30.

c. Bobot kendaraan bermotor jenis alat-alat berat dan alat-alat besar sebesar 1,00.

5. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terutang, dihitung dengan cara mengalihkan tarif dasar pengenaan pajak. Adapun tarif Pajak Kendaraan Bermotor ditetapkan sebagai berikut :

a. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah sebesar 1% (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen).

b. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar 10%(sepuluh persen).

c. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor angkutan umum, ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan kendaraan lain yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan paling rendah sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi sebesar 1% (satu persen). d. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar

ditetapkan paling rendah sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dan paling tinggi sebesar 0,2% (nol koma dua persen).

Berdasarkan unsur-unsur diatas, besarnya Pajak Kendaraan Bermotor dapat dihitung sebagai berikut :

Berdasarkan contoh perhitungan dasar pengenaan pajak yang dikemukakan dapat dihitung besarnya pajak terutang, yaitu :

1. Zacky dikota Medan provinsi Sumatera Utara memperpanjang STNK Honda Civic. Mobil kedua miliknya yang jatuh tempo 20 Maret 2012. Bila NJKB Honda Civic berdasarkan Kependagri ditetapkan Rp 200.000.000, bobot untuk sedan 1,00 dan tarif Perda Provinsi Sumatera Utara ditetapkan 2%. Berapa PKB yang harus dibayar zacky pada maret 2013 ?

Jawaban :

PKB = Tarif x (NJKB x Bobot)

= 2% x (Rp 200.000.000 x 1,00) = Rp 4.000.000

2. Nyonya Kania memiliki mobil Kijang yang akan memperpanjang STNK bermotor miliknya jenis Kijang Kapsul LGX. Tahun pembuatan 1998 yang jatuh tempo tanggal 25 Juli 2012. Nilai jual kendaraan bermotor ditetapkan RP.95.000.000. Hitunglah PKB yang harus dibayar nyonya Kania.

Jawaban :

Jumlah PKB terutang = Tarif x (Nilai jual kendaraan x bobot) = 0,5% x(Rp.95.000.000 x 1,30)

= RP.617.500

3. Tuan Mario Maurer membeli mobil Volvo dari Tuan Fahri di kota Medan. Adapun jenis Volvo V3RGC, tahun pembuatan 2006 yang jatuh tempo 18 Juni 2008. Diketahui nilai jual kendaraan bermotor tersebut sebesar Rp.400.000.000,00, koefisien bobotnya 1,0. Hitunglah berapa PKB terutang yang harus dibayar oleh Tuan Mario Maurer ?

Jawaban :

Jumlah PKB terutang = Tarif x (Nilai jual kendaraan x bobot) = 1,75% x (RP.400.000.000 x 1,0) = Rp.7.000.000

6. Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung mulai saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pemungutan PKB merupakan satu kesatuan dengan pengurusan administrasi kendaraan bermotor lainnya. PKB dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak 12 (dua belas) bulan kedepan. Kewajiban pajak yang berakhir sebelum 12 (dua belas) bulan karena sesuatu hal, besarnya pajak yang terutang dihitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Hal ini berarti PKB yang karena suatu dan lain hal masa pajaknya tidak sampai 12 (dua belas) bulan, dapat dilakukan restitusi. Pengertian suatu dan lain hal antara lain kendaraan bermotor didaftarkan di daerah lain (mutasi daerah tempat pendaftaran kendaraan bermotor) atau kendaraan bermotor yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi karena force majeure.

PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaran bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.

Prosedur pemungut Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan SAMSAT Medan Utara yang dikaitkan dengan pendaftaran, pengeluaran dan penelitian ulang STNK sekaligus dengan pembayaran SWDKLLJ.

1. Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetoran. Pajak daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah atau kata lain dibayar oleh wajib pajak, wajib pajak yang membayar pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Keputusan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

2. Proses Pemungutan PKB/BBN-KB

2.1 Pendaftaran dan Penetapan PKB/BBN-KB 1. Penelitian dan Registrasi Identifikasi

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menerima, meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan.

b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar pemblokiran.

c. Membubuhkan paraf pada resi formulir pendaftaran yang diterima, memotong dan memberikan resi tersebut kepada pemohon.

d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor untuk dicross check dengan dokumen kendaraan bermotor dan apabila adanya perbedaan dan kejanggalan, ataupun tercantum dalam daftar pencarian dan pemblokiran berkas, maka permohonan tersebut diselesaikan scara khusus sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Memberikan dan menetapkan Nomor Polisi dan Nomor BPKB serta menuliskannya pada formulir SPPKB yang juga formulir permohonan STNK, serta membubuhkan paraf pada formulir tersebut.

f. Meneruskan berkas permohonan kepada otorisasi data statis kendaraan.

g. Khusus untuk pendaftaran STCK dan TCKB, petugas Kepolisian Republik Indonesia dan Jasa Raharja melaksanakan tugas :

1. Menerima biaya administrasi STCK, TCKB, BTCK, dan SWDKLLJ.

3. Verifikasi STCK. 4. Menyiapkan TCKB. 5. Menyerahkan berkas.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah : 1. 1 (satu)orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 2. 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

2. Otorisasi Data Statis Kendaraan

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Membuat Kartu Induk Kendaraan Bermotor bagi kendaraan baru.

b. Memberikan Nomor Kartu Induk Kendaraan secara sistematis.

c. Menuliskan identifikasi kepemilikan, jenis, golongan, fungsi kendaraan pada Kartu Induk Kendaraan Bermotor untuk kepentingan penetapan besarnya PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ.

d. Membuat order TNKB untuk proses pencetakan TNKB bagi kendaraan baru, perpanjangan STNK dan Penggantian Nomor kendaraan lainnya.

e. Melaksanakan penyimpanan dan penataan Kartu Induk Kendaraan sesuai dengan bulan dan tahun penerbitan Kartu Induk Kendaraan.

f. Meneruskan berkas permohonan kepada penetapan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

2 (dua) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia.

3. Penetapan PKB dan BBN-KB

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menetapkan besarnya PKB dan BBN-KBB serata denda dalam SKPD.

b. Memberikan Nomor SKUM dan kohir pada SKPD. c. Membukukan dalam buku Produksi Pajak.

d. Menyelesaikan secara khusus apabila terjadi kesalahan penetapan sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Meneruskan berkas yang telah disahkan PKB/BBN-KB dan dendanya kepada Penetapan SWDKLLJ.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

4. Penetapan SWDKLLJ

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menetapkan SWDKLLJ dan denda serta membubuhkan paraf pada SKPD.

b. Membubuhkan penetapan.

c. Meneruskan berkas yang telah ditetapkan SWDKLLJ dan dendanya kepada Penetapan Biaya Administrasi STNK/TNKB.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah : 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

5. Penetapan Biaya Administrasi STNK/TNKB Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menetapkan biaya administrasi dan biaya TNKB serata membubuhkan paraf.

b. Membukukan biaya administrasi.

c. Menyerahkan berkas pendaftaran kepada Korektor.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

6. Pelayanan Korektor

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Memeriksa kebenaran besarnya penetapan dan denda. b. Memberikan paraf pada SKPD.

c. Memeriksa/meneliti berkas pendaftaran kendaraan bermotor. d. Menyerahkan KTP asli, BPKB asli, dan SKPD asli kepada

pemohon.

e. Meneruskan berkas ke unit pembayaran.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang petugas Dispenda.

2. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 3. 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

7. Pembayaran

Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil pembayaran pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak (WP) adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menerima pembayaran dari wajib pajak. b. Membukukan hasil penerimaan.

c. Mencetak SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah). d. Menyampaikan SKPD pada loket pencetak STNK e. Menyampaikan berkas pada petugas arsip.

f. Menyetor hasil penerimaan ke kasir pada bendahara.

g. Menghimpun berkas yang belum dibayar ke petugas penagihan.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1 (satu) orang Dispenda.

8. Penerima Pembayaran

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menerima pembayaran sesuai dengan SKPD dan membubuhkan validasi pada SKPD.

b. Meneruskan berkas dan tindakan SKPD kepada tugas pencetak STNK/pengesahan STNK.

c. Menyerahkan lembar asli SKPD yang telah divalidasi kepada pemohon.

d. Mendistribusikan tindakan SKPD kepada Dispenda dan PT. Jasa Raharja (Persero).

e. Menyetorkan uang penerimaan kepada Instansi atau pihak yang berhak menerima paling lambat 1 x 24 jam.

f. Membukukan dalam Buku Kas Umum dan peenerima perjenis :

1. PKB/BBN-KB. 2. SWDKLLJ.

3. Administrasi STNK dan TNKB.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang Bendaharawan Khusus Penerima. 2. 1 (satu) orang Kasir Dispenda.

3. 2 (dua) orang tenaga pembukuan.

9. Validasi STNK/Pencetakan STNK dan Penyediaan TNKB Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Mencetak STNK baru/perpanjangan/pengesahan. b. Mencetak TNKB.

c. Menerima berkas dan tindakan SKPD dari penerima pembayaran.

e. Meneruskan berkas kepada unit penyerahan STNK, TNKB dan Peneng.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 2. 1 (satu) orang Dispenda.

10.Penyerahan STNK, TNKB, dan Peneng Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

menyerahkan STNK, TNKB, SKPD, dan Peneng.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah :

1. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia atau Dispenda.

2. 1 (satu) orang petugas PT. Jasa Raharja (Persero).

11.Pengelolaan Arsip

Adapun yang menjadi uraian tugasnya adalah :

a. Menerima berkas dari Unit Pelayanan Penyerahan.

b. Menyiapkan dan menyerahkan berkas arsip yang diminta oleh sub unit pelayanan penelitian berkas.

c. Melaksanakan tata usaha berkas kedalam kelompok sehingga memudahkan pencarian kembali.

d. Membukukan arsip yang diterima dan dikeluarkan. e. Menyusun berkas sesuai dengan Nomor Polisi.

f. Menyusun dan menyiapkan berkas Surat Kendaraan Bermotor (SKB) untuk data perpanjangan.

g. Memisahkan berkas kendaraan bermotor yang diblokir.

Adapun yang menjadi petugas pelaksananya adalah : 1. 1 (satu) orang petugas Kepolisian Republik Indonesia. 2. 1 (satu) orang petugas Dispenda.

Gambar 1.3

Prosedur Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Di UPT SAMSAT Medan Utara

L O K E T I PENDAFTARAN 1. Pengambilan formulir SPT/Permohonan STNK formulir khusus pengesahan. 2. Pengisian formulir SPT. 3. Berkas .

4. Menyampaikan berkas pada pengurus checking. DISPENDA POLRI L O K E T II PENELITIAN BERKAS

1. Check persyaratan dan kelengkapan berkas.

2. Pendataan (entry).

3. Menyampaikan berkas ke penetapan

PENETAPAN

1. Membuat perhitungan penetapan Wajib Pajak (WP).

2. Membuat nomor kohir 3. Mengisi data notice pajak. 4. Menyampaikan berkas pada kasir

DISPENDA JASA RAHARJA

KOREKTOR

1. Meneliti kebenaran dan penetapan kepada Wajib Pajak.

2. Meneliti data pajak dalam ketentuan sementara.

PEMBAYARAN

1. Menerima pembayaran dari Wajib Pajak.

2. Membuka hasil penerimaan.

3. Mencetak SKPD.

4. Menyampaikan SKPD pada loket embrossing/pencetak STNK. 5. Menyampaikan berkas pada petugas

kartu box (arsip).

6. Menyetor hasil penerimaan kasir pada bendahara (Validasi).

7. Menyampaikan berkas yang belum bayar kepetugas penagihan. 8. Menghimpun berkas yang belum

bayar.

DISPENDA JASA RAHARJA

L O K E T III EMBOSSING/PENCETAK STNK 1. Melaksanakan embossing/pencetak

STNK.

2. Menyampaikan SKPD/STNK ke

loket pengambilan STNK/plat motor.

DISPENDA

Penyerahan SKPD/STNK dan Plat Motor

Dokumen terkait