• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

A. Pengertian Pajak

2.1Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak yang berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah, contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.

2.2Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi, contoh: dikenakannya pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggara pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

3. Pajak Kendaraan Bermotor

3.1 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih, beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik, berupa motor atau peralatan lain yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.

Jadi Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kenderaan di Atas Air.

3.2Objek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Termasuk dalam objek PKB adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor yang digunakan di semua jenis jalan darat, antara lain: di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan, kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, dan sarana olahraga dan rekreasi. Yang termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Pelaksanaan Objek Pajak Kendaraan Bermotor dikecualikan terhadap kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, yaitu:

a. Kereta api, kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara.

b. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasional.

c. Pabrikan atau importir Kendaraan Bermotor Baru yang tersedia untuk diperlukan, untuk dijual dan tidak dipergunakan dalam lalu lintas biasa.

d. Wisatawan Asing yang berada di Daerah dalam wilayah Indonesia untuk waktu yang tidak lebih lama dari 90 (sembilan puluh) hari berturut-turut.

e. Yang tidak digunakan, karena disegel dan disita oleh negara f. Orang pribadi/badan atas Kendaraan Air di Atas Air perintis.

g. Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang memiliki Kapal Pandu Kapal Tunda untuk keperluan keselamatan.

3.3Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai Kendaraan Bermotor. Yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak adalah:

a. Untuk orang pribadi adalah orang yang bersangkutan, kuasa atau ahli warisnya.

b. Untuk badan adalah perpajakan diwakili oleh pengurus atau badan kuasa tersebut.

3.4Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Tarif Pajak, dan Nilai Jual Pajak Kendaraan Bermotor

a. Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (DP PKB) dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok, yaitu Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) dan Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor. Jika harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui, maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti:

• Isi silinder dan/atau satuan daya. • Penggunaan kendaraan bermotor. • Jenis kendaraan bermotor.

• Merek kendaraan bermotor.

• Tahun pembuatan kendaraan bermotor.

• Berat total kendaraan bermotor dan banyaknya penumpang yang dizinkan.

• Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor.

Bobot sebagaimana dimaksud di atas dihitung berdasarkan faktor-faktor, sebagai berikut:

• Tekanan gandar.

• Jenis bahan bakar kendaraan bermotor.

• Jenis, penggunaan, tahun pembuatan, ciri-ciri mesin dari kendaraan bermotor.

b. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)

Adapun Tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berlaku sama pada setiap provinsi yang memungut PKB. Tarif PKB ditetapkan dengan peraturan daerah provinsi. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 Pasal 5 tarif PKB dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenis penguasaan kenderaan bermotor, yaitu sebesar:

a. 1,5% (satu koma lima persen) untuk kendaraan bermotor bukan umum.

b. 1% (satu persen) untuk kendaraan bermotor umum, yaitu kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.

c. 0,5% (nol koma lima persen) untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar.

3.5 Penghitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Besarnya pokok Pajak Kendaraan Bermotor yant terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan PKB adalah sesuai dengan rumus berikut:

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)

3.6 Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak yang terutang merupakan PKB yang harus dibayar oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang Pajak Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi setempat. Saat pajak terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftran kendaraan bermotor.

Pada PKB pajak terutang dikenakan untuk masa pajak dua belas bulan berturut-turut terhtitung mulai saat pendaftran kendaraan bermotor. PKB dibayar sekaligus di muka untuk masa pajak dua belas bulan kedepan.

PKB yang terutang dipungut di wilayah provinsi tempat kendaraan bermotor terdaftar. Hal ini terkait dengan kewenangan pemerintah provinsi yang hanya terbatas atas kendaraan bermotor yang terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu: 1. Mengetahui tentang tata cara pelaksanaan pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor.

2. Bentuk-bentuk sanksi ataupun denda yang akan dikenakan kepada pemilik kendaraan bermotor.

3. Persyaratan administrasi yang wajib dipenuhi oleh wajib Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) bagi warga yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor dilaksanakan dibagian pendaftaran

4. Masalah atau kekeliruan didalam pelaksanaan pembayaran Pajak Kenderaan Bermotor.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi metode dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis akan melakukan metode-metode terapan yang telah dibuat sesuai

dengan ketentuan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis akan melakukan beberapa persiapan, mulai dari penetuan topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan tempat pelaksanaan praktik, pemgurusan administrasi dan izin serta konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi Literarur

Pada tahap ini penulis juga mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan Laporan Tugas Akhir.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini juga penulis melakukan observasi secara langsung sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi penulis mencari data dan informasi pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Medan Utara. Serta mempelajari data–data yang berhubungan dengan masalah–masalah yang akan dibahas yang akan dinantinya dijadikan bukti dalam daftar dokumen penulis.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini juga penulis melakukan pengumpulan data mengenai topik yang akan dibahas. Data tersebut dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan nara sumber yang berkompeten, sedangkan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan dokumentasi.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis dan evaluasi sehingga data yang diperoleh saling mendukung dan akurat dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengadakan pembicaraan langsung terhadap pegawai dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

2. Pengamatan (Observation)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

3. Studi dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, data-data mengenai Pajak Kenderaan Bermotor yang ada di Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi Pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini diberikan gambaran umum mengenai lokasi penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam bab ini juga akan diuraikan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi dari Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

BAB III : GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANDIRI

Dalam bab ini penulis juga menguraikan pengertian secara teoritis dan teori-teori yang berkaitan dengan tata cara pelaksanaan pembayaran pajak kenderaan bermotor serta peran dan upaya yang dilakukan Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara untuk mengoptimalkan Pajak Kenderaan Bermotor di Kota Medan.

BAB IV : ANALISA Dan EVALUASI DATA

Dalam bab ini penulis menganalisis dan mengevaluasi masalah yang dihadapi , mengenai masalah yang timbul dalam Pajak Kenderaan Bermotor dan cara pemecahannya.

BAB V : KESIMPULAN Dan SARAN

Bab ini meliputi kesimpulan dari uraian sebelumnya, di samping itu untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA

A. Sejarah Umum UPT. SAMSAT Medan Utara/Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara

Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara pada awalnya mengurusi pengelolaan pajak dan pendapatan daerah dibawah naungan Biro Keuangan pada Sekretariat Wilayah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Utara tentang Susunan dan Tata Cara Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, maka Biro Keuangan ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.

Dengan demikian, tentu bagian Pajak Pendapatan Daerah berubah menjadi Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan. Dengan terbentuknya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara pada tanggal 21 Maret 1975 No. 137/II/GSU, maka Sub Direktorat Keuangan Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah. Pada tanggal 1 September 1975, keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II, yang sebelumnya dibawah naungan Direktorat Pendapatan Daerah, yang namanya diubah menjadi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara tanggal 31 Maret 1976 No. 143/II/GSU dengan persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Sumatera Utara (DPDSU). Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 4 Tahun 1976.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dengan membentuk cabang-cabang dinas. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Tingkat I Sumatera Utara terdapat di Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri KUPD 7/7/39-26 pada tanggal 31 Maret 1978, dibentuklah cabang Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara di seluruh Kabupaten/Kotamadya Tingkat II di Sumatera Utara.

Kemudian berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri No. 061/2743/S tanggal 22 November 1999 tentang Pemerintahan Daerah, maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat tersebut, nama Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah menjadi Dinas Pendapatan Provinsi. Cabang Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara diubah juga menjadi Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor, maka pemerintah membentuk Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaraan Kenderaan Bermotor yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu

Atap atau selanjutnya disingkat menjadi SAMSAT.

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap terdiri atas gabungan 4 instansi yang mempunyai objek dana kendaraan bermotor yang berdomisili di Sumatera Utara. Keempat instansi tersebut adalah:

1. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara (DISPENDASU).

2. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU. 3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Utama Medan. 4. Bank Sumut.

Tujuan pembentukan SAMSAT ialah:

1. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), khususnya di daerah Sumatera Utara.

2. Untuk meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor dan penerimaan sektor Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Medan yang merupakan Aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara.

4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban, kelancaran, dan pengadaan Administrasi Kendaraan Bermotor.

Dalam pengembangan dan optimalisasi pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak, Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara sampai saat ini telah membentuk 14 cabang daerah (Kabupaten/Kota) di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang tertera di dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 UPT PROVINSI SUMATERA UTARA

NO UNIT WILAYAH KERJA

1. UPTD Medan Utara Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Labuhan, Medan Belawan.

2. UPTD Medan Selatan Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Amplas, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Deli Tua, Pancur Batu.

3. UPTD Binjai Kota Binjai dan Kabupaten Langkat.

4. UPTD Pematang Siantar Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun.

5. UPTD Kisaran Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai.

6. UPTD Rantau Parapat Kabupaten Labuhan Batu.

7. UPTD Padangsidimpuan Kabupaten Tapanuli Selatan.

8. UPTD Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi.

9. UPTD Kabanjahe Kabupaten Karo.

10. UPTD Sibolga Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah.

11. UPTD Sidikalang Kabupaten Dairi.

12. UPTD Gunung Sitoli Kabupaten Nias.

13. UPTD Balige Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir.

14. UPTD Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

15. UPTD Lubuk Pakam Lubuk Pakam.

16. UPTD Tarutung Tarutung.

17. UPTD Stabat Stabat.

18. UPTD Tanjung Balai Tanjung Balai. Sumber: UPT. Medan Utara

B. Struktur Organisasi UPT. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Struktur ini kemudian digambarkan dalam bagan organisasi atau diagram. Diagram ini akan memperlihatkan garis-garis besar hubungan antara fungsi-fungsi dalam organisasi, arus tanggung jawab dan wewenang. Dalam pengertian luas dapat diartikan bahwa struktur organisasi itu tergantung pada tugas-tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dari kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kantor UPT Medan Utara menerapkan struktur lini dan staf. UPT Medan Utara dipimpin oleh seorang Kepala UPT, dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha. Kepala UPT secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. UPT Medan Utara terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi Bagian Tata Usaha, Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Seksi pendapatan Lain-lain (PLL), Seksi Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah/ Air Bea Balik Nma Angkutan di Atas Air (PA3/BBNA3).

STRUKTUR ORGANISASI UPT. SAMSAT MEDAN UTARA

Sumber : UPT. SAMSAT Medan Utara.

K.a UPT Kasi PKB Kasi PPL Kasi ABT/APU Kasi Retribusi Kasi PA3/BBNA3 Kasubag Tata Usaha

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

1. Kepala Unit Pelaksana Teknis Tugas dan Fungsi :

1.1 Melaksanakan koordinasi, kerja sama dengan pihak terkait, pembinaan pengendalian teknis dan evaluasi penggalian potensi, pemberdayaan potensi dan pemungutan Sumber Pendapatan Daerah sesuai ketentuan yang berlaku.

1.2 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya masing-masing.

1.3 Menyempurnakan konsep standar-standar pendapatan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan pelaporan hasil PKB, PKDA, Pajak ABT/APU, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.

2. Seksi Sub Bagian Tata Usaha Tugas dan Fungsi :

2.1 Menyimpan surat-surat yang berhubungan dengan bidang tugas Sub Bagian Tata Usaha dan surat-surat dari seksi lainnya yang telah selesai diproses.

2.2 Mencatat dalam pembukuan pemasukanyang telah ditentukan inventaris dan Alat Tulis Kantor (ATK).

3. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor Tugas dan Fungsi :

3.1 Menghubungi penunggak Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

3.2 Membuat laporan pembayaran penunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan surat.

3.3 Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan bidangnya.

4. Seksi Pendapatan Lain-lain Tugas dan Fungsi :

4.1 Menerima laporan bulanan dari seksi yang mengelola Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan melaporkannya kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT).

4.2 Menerima, menyalurkan dan mempertanggungjawabkan SPT dan Materai Leges jalur SAMSAT.

4.3 Menyelenggarakan koordinasi dan optimalisasi pendapatan lain-lain dan setoran laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

5. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU)

Tugas dan Fungsi :

5.1 Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan dari Wajib Pajak mengenai Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan Umum (ABT/APU) dan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PBB-KB).

5.2 Membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan ABT/APU sesuai standar yang ditetapkan.

5.3 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang teknisnya.

6. Seksi Retribusi Tugas dan Fungsi :

6.1 Menyempurnakan dan menyusun konsep standar teknis retribusi bagi hasil pajak dan bukan pajak, pembukuan, dan pelaporannya.

6.2 Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data/bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan jenis retribusi, teknis pemungutan dan tata administrasi retribusi, sosialisasi standar yang ditetapkan serta penetapan target retribusi.

6.3 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala, sesuai dengan bidang teknisnya.

7. Seksi Pajak Angkutan Di Atas Air/Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3)

Tugas dan Fungsi :

7.1 Melakukan pendataan potensi, penetapan dan penagihan, menerima dan memproses usul/ pengajuan keberatan Wajib Pajak mengenai Pajak Angkutan Di Atas Air dan Bea Balik Nama Angkutan Di Atas Air (PA3/BBNA3), sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku. 7.2 Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Unit sesuai dengan

bidang tugasnya.

7.3 Memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

D. Visi, Misi, Motto, Strategi, dan Komitmen UPT. SAMSAT Medan Utara

1. Visi UPT. SAMSAT Medan Utara ialah: “Terwujudnya Pelayanan yang Berorientasi Good Governance dan Berbasis Teknologi”.

2. Misi UPT. SAMSAT Medan Utara ialah:

2.1 Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

2.2 Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor.

2.3 Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2.4 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2.5 Menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan berkualitas.

3. Motto UPT. SAMSAT Medan Utara ialah: “Profesional kerjaku dan kepuasaan masyarakat tujuanku”.

4. Strategi UPT. SAMSAT Medan Utara ialah: 4.1Peningkatan pelayanan kepada masyarakat:

a. Menyederhanakan sistem dan prosedur.

b. Menerapkan pelayanan prima secara konsisten. c. Sosialisasi yang berkesinambungan.

4.2Meningkatkan keamanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor:

a. Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan bermotor.

b. Meningkatkan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor.

c. Tertib pemungutan, tertib pembukuan dan tertib laporan.

4.3Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan penerimaan negara:

a. Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efisien. b. Tertib pemungutan, tertib pembukuan dan tertib laporan. 4.4Meningkatkan sumber daya manusia:

a. Meningkatkan disiplin dan etos kerja. b. Meningkatkan kompetensi.

c. Meningkatkan kesejahteraan.

5. Komitmen UPT. SAMSAT Medan Utara:

5.1Secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu.

E. Gambaran Umum Pegawai dan Karyawan SAMSAT Medan Utara

Secara umum gambaran daripada Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Karyawan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara UPT Medan Utara menurut golongan kepangkatan sebagai berikut :

Tabel 1.2 Gambaran Umum Pegawai dan Karyawan UPT Medan Utara

No Tamatan Jumlah Dalam Persentase Jumlah Pegawai

1. Sarjana (S1) 90 % 96 Orang

2. Diploma III (D3) 1 % 1 0rang

3 SMA Sederajat 9 % 10 orang

Jumlah 100% 107 Orang

BAB III

GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK

A. Pengertian Pajak

Sebelum membahas lebih jauh mengenai Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) lebih jauh, kita harus mengetahui defenisi pajak. Adapun pengertian pajak ialah:

Defenisi Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH Pajak adalah Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pajak menurut Prof. Dr. M. J. H. Smeets adalah Prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma hukum dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat di tujukan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Sedangkan defenisi Pajak berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi

Dokumen terkait