• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, pada hakekatnya merupakan suatu usaha yang berkembang pesat dan usaha BUMN di lingkungan depertemen perhubungan, PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebelumnya berstatus sebagai perusahaan umum (PERUM). BUMN ini didirikan berdasarkan peraturan pemerintah No. 56 Tahun 1991 dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.1 tanggal 1 Desember 1992 yang telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No.87 Tahun 1994 tanggal 1 Novenber 1994.

Nama lengkap perusahaan ini adalah PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan berkantor pusat di Jl. Krakatau ujung No 100 Medan 20241 Sumatera Utara, Indonesia. Untuk mendapatkan kedudukan hukum perusahaan yang berstatus PT (Persero), perusahaan ini telah melewati perjalanan yang panjang sesuai perkembangan lingkungan yang dihadapinya, dahulu perusahaan ini berstatus Haven Bedrijf.

Setelah kemerdekaan Repubik Indonesia tahun 1951 sampai tahun 1960 perusahaan ini berstatus sebagai Jawatan Pelabuhan. Untuk menyesuaikan dengan undang-undang tentang bentuk-bentuk badan usaha milik negara (BUMN), sejak tahun 1960 sampai 1964 perusahaan ini berubah status menjadi perusahaan Negara Pelabuhan disingkat dengan PN Pelabuhan Port Authority atau penguasaan pelabuhan (1964 sampai dengan 1969).

Dalam periode 1969 sampai dengan 1983 terjadi reorganisasi kelembagaan di pelabuhan yakni PN Pelabuhan digabungkan dengan lembaga penguasaan pelabuhan menjadi Badan Penguasa Pelabuhan yang di singkat BPP yang merupakan wadah perusahaan Negara pelabuhan likuiditas. Penata lembaga kepelabuhan di Indonesia berjalan terus sesuai dengan tuntutan zaman. Pada tahun 1983 berdasarkan peraturan pemerintah No.11 tahun 1983 di tetapkan perubahan bentuk hukum Badan penguasaan pelabuhan menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan Indonesia I yang disingkat Perumpe I.

Untuk lebih memberikan keleluasaan dan kemandirian usaha berdasarkan peraturan pemerintah No. 56 tahun 1991 Perumpel I memperoleh status sebagai Persero. Pendirian PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dilaksanakan dengan Akte pendirian anggaran dasar yang dibuat dihadapan Notaris Imas Fatimah, SH di Jakarta pada tanggal 1 Desember 1992 No.1. Akte Notaris tersebut disahkanoleh menteri kehakiman RI tanggal 1 Juni 1994 No.C2.8519 Ht 01.01 tahun 1994 yang kemudian didaftarkan di kantor Panitera pengadilan Negeri Medan tanggal 16 Juli 1994, di bawah nomor 552\PT\PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA MERDEKA 1994 dan berakhir dalam berita Negara RI No.8612 tahun 1994.

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah Badan Usaha Milik Negara dilingkungan Departeman perhubungan. Sebagai salah satu dari 17 BUMN di lingkungan Departeman perhubungan oleh pemerintah diberi wewenang sebagai pelaksana penyelenggara pelayanan dan pengusahaan jasa pelabuhan umum yang diusahakan berlokasi didaerah Istimewa Aceh, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Riau.

Sebagai Persero, pemilikan saham sepenuhnya berada di tangan pemerintah, dalam hal ini menteri keuangan Republik Indonesia dan pembinaan teknis operasi berada di tangan departeman perhubungan laut. Pelabuhan belawan merupakan cabang utama yang termaksud dalam PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan bersama pelabuhan lainya yang berada di sumatera Utara, Aceh, dan Riau. PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, sebagai badan usaha milik negara (BUMN) yang berbentuk Perseroan bergerak dalam bidang pelayanan jasa kepelabuhan dan usaha lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

4.1.2 Job Description

1. Direksi

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

a. Memimpin, mengurus dan mengelola perseroan sesuai dengan tugas pokok perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan

b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusaan

c. Mewakili perusahaan didalam dan di luar pengadilan, baik yang berhubungan dengan maupun yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b.

d. Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh RUPS.

e. Merumuskan dan melaksanakan kebijaksanaan perusahaan sesuaidengan kebijaksanaan umum yang telah ditetapkan oleh RUPS.

f. Menyiapkan pada waktunya rencana kerja tahunan Perusahaan lengkap dengan anggaran keuangan.

g. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban kegiatan perusahaan dan perhitungan hasil usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh RUPS.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, direksi mempunyai fungsi: a. Perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana pelabuhan.

b. Pengembangan orgasnisasi, sumber daya manusia dan mamajemen perusahaan.

c. Pengelolaan kegiatan – kegiatan perusahaan secara terpadu. d. Pengendalian perusahaan.

Pelaksanaan tugas Direksi diatur sebagai berikut: A. Direktur utama

1. Untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan menerima petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang kebijaksanaan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan dan tugas-tugas lain yang telah ditetapkan.

2. Melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan dan usaha lain.

3. Mengendalikan pelaksanaan kebijakan direksi yang dilakukan oleh para direktur.

B. Para Direktur

1. Memberikan bahan-bahan masukan, pertimbangan, dan saran-saran untuk menetapkan kebijakan Direksi.

2. Bertindak atas dana Direksi untuk masing-masing Direktorat.

3. Disamping tugasnya sebagai anggota direksi, masing-masing direktur bertugas memimpin seluruh kegiatan tata laksana direktorat yang dipimpinnya.

4. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing direktur wajib berindak sesuai dengan kebijaksanaan direksi.

5. Masing-masing direktur dapat bertindak untuk dan atas nama serta mewakili direksi setelah diberi pelimpahan wewenang berdasarkan surat kuasa dari direktur utama.

C. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, direktur utama dibantu oleh satuan pengawas intern, corpotate secteary, biro hukum,dan biro logistic.Karena saya sebagai penulis mengadakan riset di bagian akuntansi yang berada di bawah wewenang Direktur Keuangan maka selanjutnya struktur organisasi yang diterapkan pada Direktur Keuangan.

2. Direktorat Keuangan

Direktur keuangan mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan kegiatan administrasi Akutansi Manajemen, Perbendeharaan, Akuntansi Keuangan, serta kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk menyelenggarakan tugasnya Direktorat Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pembinaan dan penyelenggaraan akutansi manajemen. 2. Pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan. 3. Pembinaan dan penyelenggaraan akuntasi keuangan.

4. Pembinaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina lingkungan. Direktorat keuangan membawahi bidang:

1. Akuntansi Manajemen

Bidang Akutansi Manajemen mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,menyususn program kerja, menyelenggarakan dan mengendalikan

penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan, pengendalian serta pelaporan anggaran, analisis biaya, kelayakan pendanaan investasi dan kinerja keuangan dalam rangka menunjang pencapaian perusahaan.

2. Bidang Perbendaharaan

Bidang perbendaharaan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, penyusunan program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan persediaan dan kassa, kegiatan tata usaha keuangan, analisis pengelolaan dana, lalu lintas keuangan, dan hutang piutang dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

3. Bidang akuntansi keuangan

Bidang Akuntasi Keuangan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan penyusun program kerja, menyelenggarakan serta mengendaliakan akuntansi umum, verifikasi dan perpajakan dalam rangka menunjang tercapainya tujuan perusahaan

4. Bidang kemitraan dan bina lingkungan

Bidang kemitraan dan lingkungan mempunyai tugas menyiapkan pembinaan dan menyususn program kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan kemitraan dan bina lingkungan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.

4.1.3Fungsi PT. Pelabuhan Indonesia I Medan

Pembinaan dan penyelenggaraan pemasaran jasa kepelabuhan, pelayanan jasa kepelabuhan dan aneka usaha,seperti :

1. Penyediaan dan penyelenggaraan bangunan, fasilitas atau peralatan kepelabuhan.

2. Pembinaan dan penyelenggraan akuntansi manajemen, akuntansi, keuangan dan perbendaharaan.

3. Pembinaan dan penyelenggaraan sumber daya manusia, kegiatan hulu, dan hubungan internasional serta administrasi.

4. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perusahaan.

5. Penyiapan pembinaan dan penulisan program hubungan antar mitra dan keprotokolan.

6. Penyiapan pembinaan dan penulisan jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang terkait dengan kepelabuhan.

7. Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

4.1.4Visi dan Misi PT Pelabuhan Indonesia I

Penetapan misi perusahaan difokuskan kepada peningkatan kualitas pelayanan dan keandalan alat produksi untuk mendukung peran pelabuhan sebagai pusat logistik melalui aktivitas yang memberikan nilai tambah sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Berdasarkan keyakinan yang dimaksud, misi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I ditetapkan sebagai berikut: “ Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik, memberikan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah”.

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan telah merumuskan visi yang merupakan gambaran organisasi yang ingin diwujudkan di masa depan yaitu: “ Mewujudkan pelayanan kepelabuhan berkualitas dan berada di dalam jaringan transportasi laut global serta mampu memenuhi harapan stakeholders.”

1. Mewujudkan keuntungan yang memadai dalam menjalankan bisnis Persero (profit).

2. Memproduksikan jasa yang menghasilkan nilai bagi pelanggan (product). 3. Menyempurnakan proses yang menghasilkan nilai bagi pelanggan secara

berkelanjutan (process).

4. Menciptakan SDM yang produktif dan berkomitmen (people).

4.1.5 Tujuan PT Pelabuhan Indonesia I

Tujuan PT Pelabuhan Indonesia I adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan efisiensi usaha.

2. Memperluas pangsa pasar.

3. Meningkatkan kepuasan pengguna pasar.

4. Mewujudkan organisasi yang dapat menunjang pengembangan usaha dan terwujudnya masyarakat kepelabuhan.

5. Meningkatkan profesionalisme usaha.

6. Membina sumber daya manusia profesional yang penuh dedikasi.

4.1.6 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan

Kegiatan usaha yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhan dan usaha lainnya yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan meliputi:

1. Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas atau tempat-tempat berlabuhnya kapal

2. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal

3. Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang

4. Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5. Tanah unutk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung- gedung/bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut

6. Penyediaan listrik, bahan bakar, minyak, air minum, instalasi limbah pembuangan

7. Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan 8. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhan 9. Jasa pelayanan kesehatan

10.Jasa transportasi di laut

11.Jasa persewaan fasilitas dan peralatan

12.Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan di bidang pelabuhan 13.Properti di daerah lingkungan pelabuhan

14.Kawasan industri di daerah lingkungan pelabuhan 15.Kawasan wisata di daerah lingkungan pelabuhan 16.Depo peti kemas

17.Jasa konsultan di bidang pelabuhan

18.Jasa komunikasi dan informasi di bidang kepelabuhan 19.Jasa konstruksi di bidang kepelabuhan

4.1.7 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Untuk itulah maka struktur organisasi didisain dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan. Struktur organisasi yang diciptakan haruslah mampu menggunakan seluruh daya yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal. Dengan demikian maka struktur organisasi yang baik akan membagi seluruh tugas, wewenang, tanggung jawab dan mampu mengatur tata hubungan yang harmonis antar unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan.

Sesuai dengan keputusan direksi PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan No.PR.01/1/14/P.1-01 tentang organisasi dan tata kerja kantor pusat PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan bahwa struktur organisasi perusahaan adalah berbentuk garis dan staf.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 15 butir pernyataan, yang terdiri dari enam butir pernyataan untuk variabel Locus of Control internal, tiga butir pernyataan untuk variabel Locus of Control eksternal, dan enam butir pernyataan untuk variabel kepuasan kerja.

Kuesioner disebarkan kepada seluruh bagian pada PT Pelindo I Kantor Pusat Medan sebagai responden berisikan pernyataan-pernyataan mengenai variabel-variabel yang dapat mempengaruhilocus of control internal dan ekternal serta kepuasan kerja.

4.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Identitas RespondenBerdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Pria 41 56,16%

Wanita 32 43,84%

Jumlah 73 100%

Sumber: PT Pelindo I Medan (diolah)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 41 orang (55,16%) dan minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 32 orang (43,84%). Hal ini disebabkan karena karyawan dengan jenis kelamin laki-laki cenderung lebih sesuai dengan job-qualification yang dibutuhkan Kantor Pusat PT Pelindo I Medan. Selain itu, karyawan dengan jenis kelamin wanita memiliki hak cuti kehamilan hingga 3 bulan, sehingga jika perusahaan banyak menggunakan tenaga kerja wanita akan mempengaruhi produktivitas perusahaan.

4.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kantor Pusat PT Pelindo I

Umur Jumlah (Orang) Persentase

21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun > 50 tahun 17 30 19 7 23,28% 41,09% 26,02% 9,58% Jumlah 73 100%

Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat dapat dilihat karakteristik responden berdasarkanusia dimana mayoritas responden berusia 31- 40 tahun sebesar 41,09%. Sedangkan minoritas responden berusia > 50 tahun sebesar 9,58% dari jumlah responden. Kantor Pusat PT Pelindo I lebih banyak memiliki karyawan berusia 31 - 40 tahun karena pada umur tersebut karyawan mencapai produktivitas maksimal, dapat mengontrol emosi dan lebih berpengalaman.

Hasil pengolahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuesioner dapat dijelaskan berikut ini:

a. Variabel Locus of Control Internal sebagai X1 Tabel 4.3

Pendapat Responden terhadap Variabel Locus of Control Internal (X1)

Pernyataan (P) SS (5) S (4) KS (3) TS STS

F % F % F % F % F %

P1 (Prestasi yang diperoleh

berdasarkan kemampuan) 27 36.9 41 56.1 5 6.9 0 0 0 0 P2 (Dapat meneyelesaikan pekerjaan

dengan baik) 30 31.1 41 56.1 2 2.7 0 0 0 0 P3 Semangat dalam bekerja) 24 32.8 35 47.9 13 17.8 1 1.3 0 0 P4 (Berminat bekerja di perusahaan) 25 34.2 43 58.9 4 5.4 1 1.3 0 0 P5 (Prestasi kerja tergantung seberapa

banyak usaha dilakukan) 26 35.6 43 58.9 4 5.4 0 0 0 0 P6 (Jabatan yang diemban sesuai

dengan usaha yang dilakukan) 26 35.6 39 53.4 4 5.4 4 5.4 0 0

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 78 orang responden untuk variabel locus of control internal pada Tabel 4.4 yaitu:

a. Pada pernyataan butir 1 (Prestasi yang diperoleh berdasarkan atas kemampuan yang dimiliki). 36.9% karyawan menjawab sangat setuju, 56,1% karyawan menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki kemampuan dalam memeperoleh prestasi dalam bekerja.

b. Pada pernyataan butir 2 (Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik). 31.1% karyawan menjawab sangat setuju, 56.1% karyawan menjawab setuju, 2.7% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan.

c. Pada pernyataan butir 3 (Selalu semangat dalam bekerja). 47,9% karyawan menjawab setuju dan 1,3% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan memiliki semangat yang cukup tinggi.

d. Pada pernyataan butir 4 (Sangat berminat bekerja di perusahaan ini). 34.2% karywan menjawab sangat setuju, 58.9% karyawan menjawab setuju, 5.4% karyawan menjawab kurang setuju dan 1.3% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan memiliki minat yang besar bekerja di perusahaan tersebut.

e. Pada pernyataan butir 5 (Prestasi kerja diperoleh tergantung pada seberapa banyak usaha yang dilakukan). 35.6% karyawan menjawab sangat setuju, 58.9% karyawan menjawab setuju dan 5.4% karyawan menjawab kurang setuju. Hal ini menujukan bahwa mayoritas karyawan beranggap prestasi yang diperoleh berdasarkan usaha yang dilakukan.

f. Pada pernyataan butir 6 (Jabatan yang di emban saat ini sesuai dengan usaha yang dilakukan). 35.6% karyawan menjawab sangat setuju, 53.4% karyawan menjawab setuju dan 5.4% karyawan menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki jabatan sesuai dengan usaha yang dilakukan.

Dari keseluruhan pernyataan, dapat disimpulkan bahwa pernyataan keempat “Prestasi kerja diperoleh tergantung pada seberapa banyak usaha yang dilakukan” dan pernyataan kelima “Prestasi kerja tergantung seberapa banyak usaha dilakukan” sangat mendukung untuk menjawab variabel locus of control

internal dapat dilihat dari 58.9% karyawan yang menjawab setuju dan 5.4% karyawan menjawab kurang setuju maka faktor yang paling dominan mempengaruhi locus of control internal yaitu prestasi kerja yang diperoleh dari banyaknya usaha yang dilakukan karyawan tersebut.

b. VariabelLocus of Control Eksternal sebagai X2

Tabel 4.4

Pendapat Responden terhadap Variabel Locus of Control Eksternal (X2)

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 19.0

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 78 orang responden untuk variabel locus of control eksternal pada Tabel 4.5, yaitu:

a. Pada pernyataan butir 7 (Keberhasilan dan kegagalan saya sebagian

Pernyataan (P) SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1)

F % F % F % F % F %

P7 (Keberhasilan dan kegagalan saya sebagian merupakan masalah keberuntungan)

29 39.7 41 56.1 3 3.4 0 0 0 0 P8 (Memperoleh kesempatan

pengembangan diri) 28 38.3 42 57.5 3 3.4 0 0 0 0 P9 (Menyelesaikan pekerjaan

selalu mengharapkan bantuan orang lain)

setuju, 56.1% karyawan menjawab setuju dan 3.4% karyawan menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas karyawan merasa keberhasilan dan kegagalan sebagian adalah masalah keberuntungan.

b. Pada pernyataan butir 8 (Memperoleh kesempatan pengembangan diri) 38.3% karyawan menjawab sangat setuju, 57.5% karyawan menjawab setuju dan 3.4% karyawan menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki kesempatan untuk pengembangan diri.

c. Pada pernyataan butir 9(Untuk menyelesaikan pekerjaan, selalu mengharapkan bantuan orang lain). 39.7% karyawan menjawab sangat setuju, 52.1% karyawan menjawab setuju dan 1.7% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan selalu mengharapkan bantuan orang lain.

Dari keseluruhan pernyataan, dapat disimpulkan bahwa pernyataankedelapan “Memperoleh kesempatan pengembangan diri” sangat mendukung untuk menjawab variabel locus of control eksternal dapat dilihat dari 57.5% karyawan yang menjawab setuju maka faktor yang paling dominan mempengaruhi locus of control eksternal yaitu kesempatan dalam pengembangan diri.

c. Variabel Kepuasan Kerja sebagai Y

Tabel 4.5

Pendapatan Responden terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Pernyataan (P)

SS (5) S (4) KS (3) TS (2) STS (1)

F % F % F % F % F %

P1 (Puas dengan hasil pekerjaan yang dikerjakan)

26 35.6 38 52.1 5 6.9 4 5.4 0 0 P2 (Menerima pujian atas

pekerjaan)

28 38.3 38 52.1 6 8.2 1 1.3 0 0 P3 (Lingkungan kerja sudah 28 38.3 39 53.4 3 3.4 3 3.4 0 0

P4 (Imbalan sesuai dengan kerja)

27 36.9 37 50.6 3 3.4 6 8.2 0 0 P5 (Kesempatan yang sama

untuk naik jabatan)

28 38.3 43 58.9 2 1.7 0 0 0 0 P6 (Pengetahuan sebagai

factor utama untuk dipromosikan)

27 36.9 41 56.1 5 6.9 0 0 0 0

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 19.0

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 73 orang responden untuk variabel kepuasan kerja pada tabel 4.6 yaitu:

a. Pada pernyataan butir 1 (Puas dengan hasil pekerjaan yang dikerjakan). 35.6% karyawan menjawab sangat setuju 52.1% karyawan menjawab setuju, 6.9% karyawan menjawab kurang setuju dan 5.4% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan merasa puas dengan hasil pekerjaan.

b. Pada pernyataan butir 2 (Menerima pujian atas pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik). 38.3% karyawan menjawab sangat setuju, 52.1% karyawan menjawab setuju, 8.2% karyawan menjawab kurang setuju dan 1.3% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan dapat pujian dari atasan untuk pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik.

c. Pada pernyataan butir 3 (Lingkungan kerja tempat bekerja sudah baik). 38.3% karyawan menjawab sangat setuju, 53.4% karyawan menjawab setuju, 3.4% karyawan menjawab kurang setuju dan 3.4% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan merasa lingkungan kerja tempat bekerja sudah baik.

d. Pada pernyataan butir 4 (Imbalan yang diterima sesuai dengan kinerja dalam perusahaan). 36.9% karyawan menjawab sangat setuju, 50.6% karyawan

menjawab setuju, 3.4% karyawan menjawab kurang setuju dan 8.2% karyawan menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memperoleh imbalan sesuai dengan kinerja.

e. Pada pernyataan butir 5 (Memiliki kesempatan yang sama dengan karyawan lain untuk naik jabatan). 38.3% karyawan menjawab sangat setuju, 58.9% karyawan menjawab setuju, 1.7% karyawan menjawab kurang setuju dan karyawan memiliki kesempatan untuk naik jabatan.

f. Pada pernyataan butir 6 (Pengetahuan sebagai faktor utama seseorang untuk dapat dipromosikan). 36.9% karyawan menjawab sangat setuju, 56.1% karyawan menjawab setuju dan 6.9% karyawan menjawab kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan dapat dipromosikan dengan adanya pengetahuan dalam bekerja.

Dari keseluruhan pernyataan, dapat disimpulkan bahwa pernyataan kelima “Kesempatan yang sama untuk naik jabatan” sangat mendukung untuk menjawab variabel kepuasan kerja dapat dilihat dari 58.9% karyawan yang menjawab setuju maka faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan kerja yaitu kesempatan yang sama untuk naik jabatan.

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu kepuasan kerja dengan memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu locus f control internal dan locus of control eksternal, sehingga dapat diketahui pengaruh diantara variabel-variabel tersebut. Metode regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 4.6

Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.056 1.756 2.880 .005

Loc.Inter .370 .100 .384 3.709 .000

Loc.Ekst .851 .180 .490 4.727 .000

a. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja Sumber: Hasil Penelitian SPSS 19.0

Tabel 4.6 menunjukkan data hasil regeresi berganda yaitu persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 5,056 + 0,370 + 0,851 X2

Dimana:

Y = kepuasan kerja

X1 = locus of control internal X2 = locus of control eksternal

Interprestasi dari persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 5,056 ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel locus of control internal (X1) dan locus of control eksternal (X2) = 0 maka kepuasan kerja (Y) = 5,056

2. Locus of control internal karyawan berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,370. Artinya bahwa setiap penambahan sebesar satu satuan pada variabel locus of control internal, maka kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0,370 satuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel locus of control internal berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja. Tanda positif menerangkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara variabel locus of control internal dengan vaiabel kepuasan kerja.

3. Locus of control eksternal karyawan berpengaruh positif terhdap kepuasan

kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,851 satuan. Artinya bahwa setiap penambahan sebesar satu satuan pada variabel locus of control eksternal, maka kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0,851 satuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel locus of control eksternal berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Tanda positif menerangkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara variabel locus of control eksternal dengan variabel kepuasan kerja.

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasaranya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

1. H0:b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa locus of control internal dan locus of control eksternal terhadap kepuasan kerja yang ditulis sebagai variabel terikat (Y).

2. Ha:b1≠b2≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yan positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) yaitu berupa locus of control

internal dan locus of control eksternal terhadap kepuasan kerja yang ditulis sebagai variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.7 Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 404.143 2 202.072 70.747 .000a

Residual 199.939 70 2.856

Total 604.082 72

a. Predictors: (Constant), Loc.Ekst, Loc.Inter b. Dependent Variable: Kepuasan_Kerja Sumber: Hasil Pengujian SPSS 19.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan Uji F pada Tabel diatas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 70.747 dengan Sig adalah 0.000. Dengan mencari pada Tabel F, dengan df1=2 dan df2=70, diperoleh nilai F-tabel 3.16. Dengan kondisi dimana F-hitung lebih besar dari pada F-F-tabel (70.747>3.16) dengan nilai Sig yang lebih kecil dari alpha (0.000< 0.05), maka kesimpulan dapat diambil adalah menolak H0 yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik, locus of control internal dan locus of

Dokumen terkait