• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Persepsi Terhadap Keberadaan Berbagai Instrumen Integritas

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Gambaran Persepsi Terhadap Keberadaan Berbagai Instrumen Integritas

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap sistem manajemen integritas Universitas Paramadina. Pada riset ini ingin dilihat sejauh mana civitas UPM mempersepsi keberadaan dari instrumen integritas yang perlu ada untuk menjalankan sistem manajemen integritas. Pada tabel 4.3 dan grafik 4.1 dapat dilihat bagaimana gambaran persepsi responden terhadap keberadaan instrumen-instrumen manajemen integritas untuk setiap fungsi manajemen integritas.

Tabel 4.3 Gambaran Persepsi Terhadap Keberadaan Berbagai Instrumen Integritas

Fungsi Instrumen Responden Menjawab

Ya

Responden Menjawab Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Determining & Defining Integrity Dilakukannya analisis resiko 51 51,5 48 48,5

Digalinya dilema etis 35 35,4 64 64,6

Adanya aturan/kebijakan yang berhubungan dengan

integritas kerja

Fungsi Instrumen Responden Menjawab Ya

Responden Menjawab Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Adanya aturan/kebijakan

tentang pemberian atau gratifikasi

60 60,6 39 39,4

Aadanya aturan/kebijakan tentang konflik kepentingan

36 36,4 63 63,6

Guiding Atasan langsung menampilkan perilaku integritas dalam bekerja

96 97,0 3 3,0

Adanya sarana diskusi tentang dilema dalam penegakan integritas kerja

54 54,5 45 45,5

Adanya layanan nasehat dan konseling tentang

integritas kerja

30 30,3 69 69,7

Adanya deklarasi pakta integritas 54 54,5 45 45,5 Adanya sosialisasi kebijakan integritas di internal UPM 56 56,6 43 43,4 Adanya komunikasi kebijakan integritas UPM kepada masyarakat di luar

UPM

44 44,4 55 55,6

Monitoring Adanya whistle blowing

system untuk kasus

disintegritas

26 26,3 73 73,7

Adanya sistem pengaduan sivitas akademika

49 49,5 50 50,5

Adanya mekanisme pengawasan terhadap integritas kerja individu

54 54,5 45 45,5

Adanya pemetaan pelanggaran integritas dan

dilema etika di tingkat Universitas

36 36,4 63 63,6

Enforcement Adanya mekanisme penyidikan terhadap pelanggaran integritas di

UPM

66 66,7 33 33,3

Adanya aturan mengenai sanksi terhadap pelanggaran integritas di

UPM

77 77,8 22 22,2

Adanya komunikasi dilingkungan internal UPM

mengenai kasus pelanggaran integritas sivitas akademika 44 44,4 55 55,6 Pendukung Bidang SDM

Integritas merupakan salah satu kriteria dalam proses

Fungsi Instrumen Responden Menjawab Ya

Responden Menjawab Tidak

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase seleksi dan rekrutmen di

UPM Deskripsi pekerjaan dijelaskan dalam bentuk

tertulis

67 67,7 32 32,3

Integritas merupakan salah satu kriteria dalam evaluasi

dan promosi kinerja

78 78,8 21 21,2

Gambar 4.1 Persepsi Terhadap Keberadaan Berbagai Instrumen Integritas Berdasarkan Persentase Jawaban Responden

Sumber data: peneliti

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa untuk menjalankan fungsi Determining & Defining Integrity, instrumen yang paling banyak dipersepsi sudah ada oleh responden adalah aturan/kebijakan mengenai integritas kerja (86,6%), selanjutnya dikuti oleh instrumen peraturan mengenai hadiah/gratifikasi (60,6%). Dilakukannya analisis risiko dipersepsi ada oleh 51,5 persen responden. Instrumen lainnya untuk menjalankan fungsi ini keberadaanya dipersepsi kurang dari 50 persen responden, seperti dilakukannya penggalian dilema etis (35,4%) serta peraturan

51,5 35,4 86,9 60,6 36,4 97 54,5 30,3 54,5 56,6 44,4 26,3 49,5 54,5 36,4 66,7 77,8 44,4 87,9 67,7 78,8 48,5 64,6 13,1 39,4 63,6 3 45,5 69,7 45,5 43,4 55,6 73,7 50,5 45,5 63,6 33,3 22,2 55,6 12,1 32,3 21,2 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Analisis risiko Dilema etis Peraturan/kebijakan mengenai integritas kerja secara…

Peraturan/kebijakan mengenai hadiah/gratifikasi peraturan/kebijakan mengenai konflik kepentingan Integritas Atasan langsung diskusi dilema penegakan integritas layanan konseling tentang integritas kerja deklarasi pakta integritas sosialisasi komunikasi eksternal whistle-blowing pengaduan Pengawasan pemetaan Mekanisme Penyidikan sanksi komunikasi pelanggaran sanksi integritas sebagai komponen seleksi dan rekrutmen deskripsi pekerjaan yang jelas integritas sebagai kriteria evaluasi dan promosi

De te rmn in g & D efin in g in te gr ity G u id in g Mo n ito ri n g en fo rce me n t Pen d u ku n g b id an g S DM Ya Tidak

mengenai konflik kepentingan (36,4%). Hasil ini menunjukkan hanya 3 dari 5 instrumen yang dirasakan keberadaannya oleh sebagian besar responden.

Berdasarkan tabel 4.3, instrumen untuk menjalankan fungsi Guiding yang paling banyak dipersepsi keberadaannya oleh responden adalah ditampilkannya perilaku integritas oleh atasan langsung. Sebanyak 97 persen responden menyebutkan bahwa atasan langsung mereka menampilkan perilaku integritas. Hanya 56,5 persen responden yang menyatakan bahwa adanya sosialisasi mengenai kebijakan integritas di internal UPM, 54,5 persen responden yang merasakan adanya diskusi mengenai dilema etis dalam penegakan integritas kerja, 54,5 persen responden yang menyatakan adanya deklarasi pakta integritas, 44,4 persen menyatakan bahwa kebijakan integritas UPM dikomunikan kepada masyarakan di luar UPM, serta 30,3 persen responden menyatakan adanya layanan nasehat dan konseling mengenai integritas kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa hanya perilaku atasan langsung lah yang dirasakan sebagai pemandu perilaku integritas oleh mayoritas responden. Lima instrumen lainnya tidak terlalu dirasakan keberadaannya oleh responden.

Untuk menjalankan fungsi monitoring, terhadap beberapa instrumen manajemen integritas yang penting. Pada tabel 4.3 terlihat paling banyak 54,5 persen responden yang mempersepsi keberadaan instrumen tersebut, yaitu adanya mekanisme pengawasan terhadap integritas kerja individu. Hanya 49,5 persen responden yang menyatakan adanya sistem pengaduan mengenai integritas civitas academica, 36,4 persen responden menyatakan adanya pemetaan terhadap pelanggaran integritas dan dilema etika di tingkat Universitas, dan 26,3 persen responden yang menyatakan adanya whistle blowing system untuk kasus disintegritas. Hasil ini menunjukkan bahwa keberadaan instrumen untuk fungsi monitoring tidak dirasakan oleh banyak responden.

Pada fungsi enforcement, tabel 4.3 menunjukkan bahwa 77,8 persen responden menyatakan adanya aturan mengenai sanksi terhadap pelanggaran integritas di UPM, 66,7 persen menyatakan adanya mekanisme penyidikan terhadap pelanggaran integritas di UPM, dan 44,4 persen responden menyatakan bahwa kasus pelanggaran integritas dikomunikasikan di internal UPM. Hasil ini menunjukkan hanya dua instrumen yang dirasakan keberadaannya oleh sebagian besar responden.

Manajemen integritas juga bisa melekat pada direktorat yang ada di Paramadina, salah satunya adalah direktoran yang mengelola sumber daya manusia. Pada tabel 4.3 terlihat bahwa 87,9 persen responden menyatakan bahwa integritas merupakan salah satu kriteria dalam proses seleksi dan rekrutmen di UPM, 78,8 persen responden menyatakan bahwa integritas merupakan salah satu kriteria dalam evaluasi dan promosi kinerja, dan 67,7 persen responden

menyatakan bahwa deskripsi pekerjaan dijelaskan dalam bentuk tertulis. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam pengelolaan sumber daya manusia, penekanan terhadap aspek integritas dirasakan oleh sebagian besar responden.

4.1.4 Analisis Tambahan Terhadap Instrumen Yang Dipersepsi Ada Oleh

Sebagian Besar Responden

Pada bagian ini akan ditampilkan analisis tambahan terhadap instrumen-instrumen pada setiap fungsi manajemen integritas yang dipersepsi ada oleh lebih dari 50 persen responden.

a. Instrumen aturan/kebijakan yang berhubungan dengan integritas kerja

Sebanyak 86,9 persen responden menyatakan bahwa terdapat aturan/kebijakan yang berhubungan dengan integritas kerja. Dari 86,9 persen responden tersebut, terdapat 4,7 persen responden yang menyatakan bahwa peraturan tersebut tidak adil, 41,9 persen menyatakan peraturan cukup adil, 39,5 persen menyatakan adil, dan 14 persen menyatakan sangat adil. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keadilan dari peraturan dipersepsikan berbeda oleh responden.

Gambar 4.2 Persentase Persepsi Terhadap Keadilan Kebijakan yang Berhubungan dengan Penegakan Integritas dalam Bekerja

Sumber data: peneliti

Dari 86,9 persen reponden yang menyatakan terdapat aturan/kebijakan yang berhubungan dengan integritas kerja, 11,6 persen sangat setuju dan 47,7 persen setuju bahwa peraturan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya dalam penegakan integritas, 29,1 persen cukup setuju dan 11,6 persen tidak setuju bahwa peraturan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya dalam penegakan integritas. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberfungsian dari peraturan dinilai beragam.

4,7 41,9 39,5 14,0

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Menurut saya peraturan/kebijakan yang berhubungan dengan penegakan integritas dalam bekerja...

Gambar 4.3 Persepsi keberfungsian peraturan untuk penegakan integritas berdasarkan persentase Jawaban Responden

Sumber data: peneliti

b. Instrumen aturan/kebijakan tentang pemberian atau gratifikasi

Sebanyak 60,6 persen responden menyatakan adanya aturan/kebijakan tentang pemberian atau gratifikasi. Dari 60,6 persen responden, 5 persen menyakan bahwa peraturan tersebut tidak adil, 38,3 persen menyatakan cukup adil, 50 persen menyatakan adil, dan 6,7 persen menyatakan peraturan tersebut sangat adil. Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi terhadap keadilan dari peraturan mengenai gratifikasi cenderung bervariasi.

Gambar 4.4 Persepsi Terhadap Keadilan Peraturan UPM tentang Pemberian atau Grafitasi Berdasarkan Persentase Jawaban Responden

Sumber data: peneliti

Dari 60,6 persen responden yang menyatakan adanya aturan/kebijakan tentang pemberian atau gratifikasi, 11,7 persen responden tidak setuju bahwa peraturan gratifikasi tersebut berfungsi sebagaimana mestinya, 36,7 persen cukup setuju, 43,3 persen setuju, dan 8,3 persen sangat setuju bahwa peraturan gratifikasi tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat persepsi yang beragam terhadap keberfungsian peraturan gratifikasi tersebut.

11,6 29,1 47,7 11,6

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Peraturan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya

Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

5,0 38,3 50,0 6,7

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Peraturan/kebijakan UPM tentang pemberian atau gratifikasi ...

Gambar 4.5 Persentase Persetujuan Responden Terhadap Keberfungsian Peraturan UPM tentang Pemberian atau Gratifikasi

Sumber data: peneliti

c. Instrumen analisis risiko

Sebanyak 51,5 persen responden menyatakan dilakukannya analisis risiko. Hasil analisis lebih lanjut terhadap 51,5 persen tersebut menunjukkan bahwa mayoritas mendukung bahwa analisis risiko tersebut perlu dilakukan dan sebagian besar sepakat bahwa analisis risiko yang dilakukan memadai.

Gambar 4.6 Persentase Persetujuan Terhadap Perlu Dilakukannya Analisis Risiko

Sumber data: peneliti

Gambar 4.7 Persentase Persetujuan Terhadap Kecukupan Analisis Risiko Yang Dilakukan

Sumber data: peneliti

11,7 36,7 43,3 8,3

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Peraturan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya

Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

2,0 56,9 41,2

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1

Analisis risiko tersebut perlu dilakukan

Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju

3,9 29,4 58,8 7,8

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1

Analisis risiko tersebut memadai

Dilihat dari sisi keterlibatan, tampak bahwa dari 51,5 persen responden yang menyatakan dilakukannya analisis risiko, 29,4 persen menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat. Dilihat dari derajat keterlibatan, 31,4 persen menyatakan dirinya cukup terlibat, 33, 3 persen menyatakan dirinya terlibat, dan 5,9 persen yang menyatakan dirinya sangat terlibat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kecil responden yang memiliki keterlibatan yang besar dalam analisis risiko.

Gambar 4.8 Persepsi Terhadap Pelibatan Responden Dalam Analisis Risiko

Sumber data: peneliti

d. Instrumen atasan langsung sebagai panutan dalam berintegritas

Sebanyak 97 persen responden menyatakan bahwa atasan langsung menampilkan perilaku integritas dalam bekerja. Dari 97 persen responden tersebut, terdapat 1 persen menyatakan tidak setuju bahwa perilaku atasan langsung dapat menjadi teladan untuk penegakan integritas di tempat kerja. Disisi lain, 20,8 persen menyatakan cukup setuju, 57,3 persen menyatakan setuju, dan 20,8 persen menyatakan sangat setuju bahwa perilaku atasan langsung dapat dijadikan teladan untuk penegakan integritas dalam bekerja. Dilihat dari aspek memadai, dari 97 persen responden, 1 persen menyatakan bahwa perilaku atasan langsung tidak memadai untuk dijadikan contoh, 25 persen menyatakan cukup memadai, 49 persen menyatakan memadai, dan 25 persen menyatakan sangat memadai untuk dijadikan teladan perilaku integritas dalam bekerja. Hasil ini menunjukkan derajat integritas atasan langsung dari responden memiliki variasi yang beragam walau cenderung dinilai positif.

29,4 31,4 33,3 5,9

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

1

Saya dilibatkan dalam analisis resiko

Gambar 4.9 Persepsi Responden Terhadap Perilaku Integritas Yang Ditampilkan Atasan Langsung

Sumber data: peneliti

Gambar 4.10 Penilaian Responden Terhadap Keteladanan Atasan Langsung Dalam Berintegritas

Sumber data: peneliti

e. Instrumen sosialisasi kebijakan integritas di internal UPM

Sebanyak 56,6 persen responden menyatakan adanya sosialisasi kebijakan integritas di internal UPM. Dari 56,6 persen responden tersebut, 7,1 persen menyatakan bahwa sosialisasi tersebut tidak memadai. Dilain pihak, terdapat 41,1 persen responden menyatakan bahwa sosialisasi tersebut cukup memadai, 42,9 persen memadai, dan 8,9 persen menyatakan sangat memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat memadai dari sosialisasi peraturan integritas dinilai beragam.

Dari 56,6 persen responden yang menyatakan adanya sosialisasi kebijakan integritas di internal UPM, semua cenderung setuju bawa sosialisasi tersebut membantu responden menegakkan integritas dalam bekerja.

1,0

25,0 49,0 25,0

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Perilaku integritas yang ditampilkan atasan langsung untuk menjadi teladan perilaku integritas dalam bekerja tergolong ....

Valid Tidak Memadai Valid Cukup Memadai Valid Memadai Valid Sangat Memadai

1,0 20,8 57,3 20,8

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Perilaku integritas yang ditampilkannya dapat menjadi teladan saya untuk penegakan integritas dalam bekerja

Gambar 4.11 Persepsi Responden Terhadap Kecukupan Sosialisasi Peraturan Integritas

Sumber data: peneliti

Gambar 4.12 Persentase Persetujuan Responden Terhadap Manfaat Peraturan Integritas

Sumber data: peneliti

f. Instrumen diskusi tentang dilema dalam penegakan integritas kerja

Sebanyak 54,5 persen responden menyatakan adanya sarana diskusi tentang dilema dalam penegakan integritas kerja. Dari 54,5 persen responden tersebut, 5,6 persen menyatakan bahwa diskusi dilema penegakan integritas tersebut tidak memadai, 42,6 persen menyatakan cukup memadai, 44,4 persen menyatakan memadai, dan 7,4 persen menyatakan sangat memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat memadai dari diskusi dilema etis yang dilakuka, dinilai beragam. Walaupun penilaian terhadap tingkat memadai dari diskusi dinilai beragam, namun sebagian besar responden cenderung setuju bahwa diskusi bahwa diskusi tersebut membantu responden menegakkan integritas dalam bekerja. Hanya 3,7 persen yang menyatakan tidak setuju bahwa diskusi mengenai dilema etis tersebut membantu dalam menegakkan integritas dalam bekerja.

7,1 41,1 42,9 8,9

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Menurut saya sosialisasi tentang ketentuan/peraturan/kebijakan tentang integritas ...

Valid Tidak Memadai Valid Cukup Memadai Valid Memadai Valid Sangat Memadai

21,4 66,1 12,5

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sosialisasi tentang ketentuan/regulasi/kebijakan tentang integritas dapat membantu saya menegakkan integritas dalam bekerja

Gambar 4.13 Persepsi Responden Terhadap Kecukupan Diskusi Dilema Penegakan Integritas

Sumber data: peneliti

Gambar 4.14 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Kebermanfaatan Diskusi Dilema Penegakan Integritas

Sumber data: peneliti

g. Instrumen deklarasi pakta integritas

Sebanyak 54,5 persen responden menyatakan adanya deklarasi pakta integritas. Dari 54,5 persen responden tersebut, 35,2 persen menilai deklarasi pakata integritas tersebut cukup memadai, 55,6 persen menyatakan memadai, dan 5,6 persen menyatakan sangat memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa penilaian terhadap tingkat memadai dari pakta integritas bervariasi, namun menunjukkan secara keseluruhan sebagian besar responden menilai deklarasi pakta integritas tersebut cenderung memadai. Disisi lain, terdapat 3,7 persen responden yang menyatakan bahwa deklarasi pakta integritas tersebut tidak memadai.

5,6 42,6 44,4 7,4

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

sarana diskusi yang disediakan tentang dilema dalam penegakan integritas kerja ...

Valid Tidak Memadai Valid Cukup Memadai Valid Memadai Valid Sangat Memadai

3,7 25,9 61,1 9,3

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Diskusi dilema penegakan integritas telah membantu saya menegakkan integritas dalam bekerja

Gambar 4.15 Persepsi Responden Terhadap Kecukupan Pakta Integritas

Sumber data: peneliti

Dilihat dari tingkat persetujuan, sebagian besar responden cenderung setuju bahwa pakta integritas membantu dalam menegakkan integritas dalam bekerja. Terdapat 3,7 persen responden yang menyatakan tidak setuju pakta integritas membantu dalam menegakkan integritas dalam bekerja.

Gambar 4.16 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Kebermanfaatan Pakta Integritas

Sumber data: peneliti

h. Instrumen pengawasan terhadap integritas kerja individu

Sebanyak 54,5 persen responden menyatakan adanya mekanisme pengawasan terhadap integritas kerja individu. Dari 54,5 persen responden tersebut, terdapat 40,7 persen responden menilain bahwa pengawasan terhadap integritas kerja dinilai cukup memadai, 46,3 persen menilai memadai, dan 9,3 persen menilai sangat memadai. Terdapt masing-masing 1,9 persen responden yang menilain pengawasan tersebut sangat tidak memadai dan tidak memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai mekanisme pengawasan tersebut cenderung memadai. Sebagian besar responden cenderung setuju bahwa mekanisme pengawasan terhadap integritas kerja tersebut berjalan sebagaimana mestinya.

3,7 35,2 55,6 5,6

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Menurut saya deklarasi pakta integritas di UPM ...

Valid Tidak Memadai Valid Cukup Memadai Valid Memadai Valid Sangat Memadai

3,7 31,5 53,7 11,1

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Deklarasi pakta integritas di UPM telah membantu saya menegakkan integritas dalam bekerja

Gambar 4.17 Persepsi Responden Terhadap Mekanisme Pengawasan Integritas Kerja di UPM

Sumber data: peneliti

Gambar 4.18 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Pelaksanaan Pengawasan Integritas Kerja

Sumber data: peneliti

i. Instrumen aturan mengenai sanksi terhadap pelanggaran integritas di UPM

Sebanyak 77,8 persen responden menyatakan adanya aturan mengenai sanksi terhadap pelanggaran integritas di UPM. Dari 77,8 persen responden tersebut, 29,9 persen responden cukup setuju sanksi terhadap pelanggaran integritas dinilai adil, 58,4 persen menilai setuju dan 7,8 persen menilai sangat setuju bahwa sanksi yang diberikan dinilai adil. Hal tersebut menunjukkab bahwa sebagian besar responden cenderung setuju bahwa sanksi terhadap pelanggaran integritas di UPM diberikan secara adil, dan sebagian besar responden juga cenderung setuju bahwa sanksi tersebut berjalan sesuai fungsinya.

1,9

1,9 40,7 46,3 9,3

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Menurut saya mekanisme pengawasan terhadap integritas kerja di UPM ...

Valid Sangat Tidak Memadai Valid Tidak Memadai Valid Cukup Memadai Valid Memadai Valid Sangat Memadai

1,9

1,9 31,5 57,4 7,4

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sistem mekanisme pengawasan terhadap integritas kerja individu berjalan sebagaimana mestinya

Valid Sangat Tidak Setuju Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

Gambar 4.19 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Keadillan Sanksi Pelanggaran Integritas di UPM

Sumber data: peneliti

Gambar 4.20 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Keberfungsian Sanksi Pelanggaran Integritas

Sumber data: peneliti

j. Instrumen mekanisme penyidikan terhadap pelanggaran integritas di UPM

Sebanyak 66,7 persen responden menyatakan adanya meaknisme penyidikan terhadap pelanggaran integritas di UPM. Dari 66,7 persen responden tersebut, terdapat 12,1 persen responden menilai bahwa mekanisme penyidikan terhadapa pelanggaran integritas tidak memadi. Sebaliknya, 43,9 persen responden menilai mekanisme penyidikan cukup memadi, 33,3 persen menilai memadai, dan 10,6 persen menilai sangat memadai. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai bahwa mekanisme penyidikan pelanggaran integritas di UPM cenderung memadai.

Dari 66,7 persen responden yang menyatakan adanya mekanisme penyidikan terhadap pelanggaran integritas di UPM, walaupun penilaian beragam, sebagian besar responden juga cenderung setuju bahwa penyidikan terhadap pelanggaran integritas di UPM berjalan sebagaimana mestinya.

1,3

2,6 29,9 58,4 7,8

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Menurut saya sanksi terhadap pelanggaran integritas di UPM diberikan secara adil

Valid Sangat Tidak Setuju Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

1,3

5,2 37,7 51,9 3,9

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sanksi terhadap pelanggaran integritas di UPM berjalan sesuai fungsinya

Valid Sangat Tidak Setuju Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

Gambar 4.21 Persepsi Responden Terhadap Kecukupan Mekanisme Penyidikan Pelanggaran Integritas

Sumber data: peneliti

Gambar 4.22 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Pelaksanaan Penyidikan Pelanggaran Integritas

Sumber data: peneliti

k. Instrumen integritas sebagai salah satu kriteria dalam proses seleksi dan rekrutmen di UPM

Sebanyak 87,9 persen responden menyatakan integritas sebagai salah satu kriteria dalam proses seleksi dan rekrutmen di UPM. Dari 87,9 persen responden tersebut, penilaian terhadap keadilan proses seleksi dan rekrutmen pegawai UPM sangat beragam, walau dinilai cenderung adil.

Gambar 4.23 Persepsi Responden Mengenai Keadilan proses Seleksi dan Rekrutmen Pegawai di UPM

Sumber data: peneliti

12,1 43,9 33,3 10,6

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Menurut saya mekanisme penyidikan pelanggaran integritas di UPM...

Valid Tidak Memadai Valid Cukup Memadai Valid Memadai Valid Sangat Memadai

10,6 40,9 39,4 9,1

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sistem mekanisme penyidikan terhadap pelanggaran integritas di UPM berjalan sebagaimana mestinya

Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

3,4 42,5 42,5 11,5

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Valid Percent

Menurut saya proses seleksi dan rekrutmen pegawai di UPM ...

Dari 87,9 persen responden yang menyatakan integritas sebagai salah satu kriteria dalam proses seleksi dan rekrutmen di UPM, memiliki tingkat persetujuan yang beragam terhadap kemampuan seleksi dan rekrutmen yang ada dalam merekrut orang yang berintegritas dalam bekerja, walau sebagian besar responde cenderung setuju bahwa seleksi dan rekrutmen yang dilakukan mampu merekrut orang yang berintegritas kerja.

Gambar 4.24 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Kemampuuan Merekrut Orang Yang Berintegritas

Sumber data: peneliti

l. Instrumen integritas sebagai salah satu kriteria dalam evaluasi dan promosi kinerja

Sebanyak 78,8 persen responden menyatakan integritas sebagai salah satu kriteria dalam evaluasi dan promosi kerja. Walaupun demikian, dari 78,8 persen responden tersebut, terdapat 1 persen dan 13,1 persen responden yang menyatakan bahwa bahwa evaluasi kinerja dan promosi di UPM sangat tidak adil dan tidak adil. Disisi lain terdapat 48,5 persen responden yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja dan promosi tersebut cukup adil, 30,3 persen menyatakan adil, dan 7,1 persen menyatakan sangat adil. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat penilaian yang beragam terhadap keadilan dari evaluasi kerja dan promosi di UPM.

Gambar 4.25 Persepsi Responden Terhadap Keadilan Evaluasi Kinerja dan Promosi di UPM

Sumber data: peneliti

6,9 36,8 44,8 11,5

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Valid Percent

Menurut saya seleksi dan rekrutmen mampu merekrut orang yang berintegritas dalam bekerja

Valid Tidak Setuju Valid Cukup Setuju Valid Setuju Valid Sangat Setuju

1 13,1 48,5 30,3 7,1

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Valid Percent

Menurut saya evaluasi kinerja dan promosi di UPM ...

Walaupun demikian, dari 78,8 persen responden yang menyatakan integritas sebagai salah satu kriteria dalam evaluasi dan promosi kerja hanya 6,1 persen menyatakan tidak setuju bahwa evaluasi kinerja dan promosi berperan dalam mendorong integritas dalam bekerja.

Gambar 4.26 Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Peran Evaluasi Kinerja dan Promosi Dalam Mendorong Integritas Kerja

Sumber data: peneliti

m. Instrumen deskripsi pekerjaan dijelaskan dalam bentuk tertulis

Sebanyak 67,7 persen responden menyatakan deskripsi pekerjaan dijelaskan secara tertulis. Dari 67,7 persen responden tersebut, terdapat 1,5 persen yang menyatakan bahwa deskripsi pekerjaan tersebut tidak adil. 41,8 persen responden menyatakan bahwa deksripsi pekerjaan tersebut cukup adil dan adil, serta 14,9 persen menyatakan sangat adil. Hal tersebut menunjukkan penilaian yang beragam terhadap keadilan dari deskripsi pekerjaan yang ada. Jika dilihat dari keberfungsiannya, terdapat 3 persen responden yang menyatakan bahwa deskripsi pekerjaan tersebut tidak berfungsi, 38,8 persen menyatakan cukup berfungsi, 41,8 persen menyatakan berfungsi, dan 16,4 persen menyatakan sangat berfungsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya penilaian yang beragam terhadap keberfungsian dari deskripsi pekerjaan yang ada.

Gambar 4.27 Persepsi Responden Terhadap Keadilan Deskripsi Pekerjaan di UPM

Sumber data: peneliti

Jika dilihat dari keberfungsiannya, dari 67,7 persen responden yang menyatakan deskripsi pekerjaan dijelaskan secara tertulis, terdapat 3 persen responden yang menyatakan bahwa deskripsi pekerjaan tersebut tidak berfungsi, 38,8 persen menyatakan cukup berfungsi, 41,8

Dokumen terkait